manizanti22@yahoo.co.id
ABSTRACT
The study aims to determine the effect of substitution of corn flour in the
production of cookies and cookies hedonic test results. Research carried out two stages.
The first stage, the process of making corn flour. The second stage, of making cookies with
concentration of wheat flour (100 g, 85 g, 80 g, 75 g) and cornstarch (0 g, 15 g, 20 g, 25 g).
This study uses a completely randomized design (CRD), which consists of a single factor,
namely the concentration of cornstarch 0 g, 15 g, 20 g and 25 g. Data were analyzed using
analysis of variance (ANOVA) followed by a further test DMRT. In all aspects of testing the
color, flavor, aroma and texture have F count> F table means that there is a real difference
in each sample cookies experimental results. The results showed that the concentration of
cornstarch similar in chemical quality of the water content of cookies as cookies. Cookies
are most preferred treatment concentration C (25 g).
Keywords: Substitution, Cornstarch, Cookies.
PENDAHULUAN diperoleh dengan cara menggiling biji
jagung yang bersih dan baik melalui
Sulawesi selatan, Sulawesi Utara proses pemisahan kulit, endosperm,
dan Maluku adalah daerah penghasil lembaga, dan tip cap. Endosperm
jagung di Indonesia. Selain sebagai merupakan bagian biji jagung yang
sumber karbohidrat, jagung juga ditanam digiling menjadi tepung dan memiliki
sebagai pakan ternak (hijauan maupun kadar karbohidrat yang tinggi. Kulit
tongkolnya), diambil minyaknya (dari memiliki kandungan serat yang tinggi
bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal sehingga kulit harus dipisahkan dari
dengan istilah tepung jagung atau endosperm karena dapat membuat
maizena). Tepung jagung mengandung tepung bertekstur kasar, sedangkan
serat pangan larut dan tidak larut dalam lembaga merupakan bagian biji jagung
air. Seperti telah diketahui, serat pangan yang paling tinggi kandungan lemaknya
sangat dibutuhkan untuk kesehatan sehingga harus dipisahkan karena lemak
tubuh. Tepung jagung adalah bentuk yang terkandung di dalam lembaga
hasil pengolahan bahan dengan cara dapat membuat tepung tengik. Tip cap
penggilingan atau penepungan. Tepung merupakan tempat melekatnya biji
jagung adalah produk setengah jadi dari jagung pada tongkol jagung yang harus
biji jagung kering pipilan yang dihaluskan dipisahkan sebelum proses penepungan
dengan cara penggilingan kemudian di agar tidak terdapat butir-butir hitam pada
ayak (Anonim, 2012). tepung (Anonim, 2012).
Menurut SNI 01-3727-1995, Cookies merupakan salah satu
tepung jagung adalah tepung yang jenis makanan ringan yang memiliki
Hardiyanti , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 123-128 124
Tingkat Kesukaan
3.6
Tabel 1
Tabel Data Uji Lanjut DMRT Hedonik 3.4
Subset for alpha = 3.2
PERLAKUAN N 0.05
1 2 3
K 25 3.3732 Kontrol A B C
A 25 3.5728 3.5728 Gambar 1
B 25 3.6140 3.6140 Tingkat Kesukaan Panelis terhadap
C 25 3.7732 Warna Cookies yang Diujikan
Sig. .155 0.237
Warna Cookies Jagung Hasil uji lanjut Duncan (DMRT)
Kemudian jagung ditiriskan, selanjutnya warna cookies (Tabel 1) menunjukkan
digiling. Setelah itu, jagung dijemur di bahwa perlakuan pemberian konsentrasi
bawah sinar matahari, berikutnya diayak tepung jagung memilliki perbedaan.
dan jadilah tepung jagung yang Konsentrasi tepung jagung yang
diinginkan. dihasilkan memberikan pengaruh
terhadap warna cookies yang dihasilkan.
Penelitian Tahap Kedua Warna cookies yang paling disukai oleh
panelis adalah perlakuan penambahan
Penelitian tahap kedua yaitu tepung jagung 25 g.
proses pembuatan cookies dengan
penambahan konsentrasi tepung jagung. Rasa
Parameter yang diamati dalam penelitian
ini adalah tingkat kesukaan panelis Hasil uji hedonik terhadap rasa
terhadap cookies yang dihasilkan dan cookies, disajikan pada Gambar 2. Hasil
perubahan kadar air. yang diperoleh menunjukkan terdapat
perbedaan rata-rata tingkat kesukaan
Uji Hedonik panelis terhadap rasa cookies yang
diujikan. Rasa cookies yang paling
Warna disukai oleh panelis adalah perlakuan
penambahan tepung jagung dengan
Hasil uji hedonik terhadap warna rata-rata tingkat kesukaan antara 3.59-
cookies ditampilkan dalam Gambar 1. 3,76 dan terendah terletak pada kontrol
Hasil menunjukkan bahwa terdapat dengan rata-rata tingkat kesukaan 3,55.
perbedaan rata-rata kesukaan panelis
terhadap warna cookies yang diujikan.
Pada gambar 4.1, dapat diketahui bahwa
untuk parameter warna cookies disukai
oleh panelis. Hasil kesukaan panelis
tertinggi terletak pada perlakuan C
dengan rata-rata tingkat kesukaan 3,77
dan terendah terletak pada kontrol
dengan rata-rata tingkat kesukaan 3,37.
Hardiyanti , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 123-128 126
Rasa
3.8 Aroma
Tingkat Kesukaan
3.8
Tingkat Kesukaan
3.7 3.7
3.6
3.6 3.5
3.4
3.5 3.3
3.4 3.2
3.1
Kontrol A B C
Gambar 2
Tingkat Kesukaan Panelis terhadap Gambar 3
Rasa Cookies yang Diujikan Tingkat Kesukaan Panelis terhadap
Aroma Cookies yang Diujikan
Hasil uji lanjut Duncan (DMRT)
terhadap rasa cookies (Tabel 2) Tabel 3
menunjukkan bahwa perlakuan Tabel Data Uji Lanjut DMRT Hedonik
konsentrasi tepung jagung sangat Aroma Cookies Jagung
berpengaruh terhadap cookies yang
dihasilkan. Semua cookies yang diberi Subset for alpha =
perlakuan tepung jagung memiliki rasa PERLAKUAN N 0.05
yang lebih disukai oleh panelis 1 2
dibandingkan dengan perlakuan kontrol K 25 3.3736
Tabel 2 A 25 3.4272
Tabel Data Uji Lanjut DMRT Hedonik B 25 3.4400
Rasa Cookies Jagung C 25 3.7332
Sig. 1 0.052
Subset for alpha =
PERLAKUAN N 0.05 Hasil uji lanjut Duncan (DMRT)
1 2 terhadap aromacookies (Tabel 3)
K 25 3.5600 memperlihatkan bahwa semua cookies
A 25 3.5996 yang diberi perlakuan konsentrasi tepung
B 25 3.6272 jagung memiliki aroma yang lebih disukai
C 25 3.7600 oleh panelis dibandingkan perlakuan
Sig. 1 0.287 kontrol
Aroma Tekstur
Hasil uji hedonik terhadap aroma Hasil uji hedonik terhadap tekstur
cookies yang ditunjukkan pada Gambar cookiesdapat dilihat pada Gambar
3.Tingkat kesukaan panelis terhadap 4.Tekstur cookies yang memperoleh
aroma cookies yang dihasilkan memiliki perlakuan penambahan tepung jagung
perbedaan. Cookies yang telah diberi lebih disukai oleh panelis dibandingkan
perlakuan penambahan tepung jagung dengan perlakuan kontrol, yaitu dengan
memiliki aroma yang lebih disukai oleh nilai rata-rata penerimaan panelis
panelis dibandingkan perlakuan kontrol. berkisar antara 3.64-3.69.
Hardiyanti , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 123-128 127