Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIOLOGI

Disusun Oleh: kelompok 3

Yuslanda Saputra (A0421315)


Abdullah Samsul (A0421313)
Usnul Fatima (A0421317)
Rasfika sari (A0421314)
M. Reski (A0421318)
Hijrah (A0421312)
Irfan (A0421316)

FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN AJARAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu FATIMAH selaku Dosen mata kuliah Biologi Dasar yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai kalimat. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................................................


B. Rumusan Masalah .................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................

A. Regulasi Suhu Tubuh Hewan Berdarah Panas dan Dingin.....................................

B. Tipe sistem sirkulasi (jantung amphibi mamalia)....................................................

C. Sistem Ekskresi........................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran ....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan
ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal
adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas
(warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah
ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh
hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan
(menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung
berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini
adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm
adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh
hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung
(Aves), dan mamalia. Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap
perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan
burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon
yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada
ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan
cara berkelompok dalam sarangnya.

B. Rumusan Masalah

1. Regulasi Suhu Tubuh Hewan Berdarah Panas dan Dingin

2. Tipe sistem sirkulasi (jantung amphibi mamalia)


3. Sistem Ekskresi

C. Tujuan

1. Untuk lebih mengetahui pengertian Regulasi Suhu Tubuh Hewan Berdarah


Panas dan Dingin

2. Bagaimana tipe sirkulasi

3. Seperti apa sitem ekspresi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Regulasi Suhu Tubuh Hewan Berdarah Panas dan Dingin

Sebelum mempelajari tentang regulasi suhu tubuh pada hewan, sebaiknya kita
mengetahui dahulu tentang homeostasis. Homeostasis adalah proses dan mekanisme
otomatis yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar
tubuhnya dapat berfungsi dengan normal. Proses ini dilakukan oleh semua hewan untuk
menjaga keseimbangan dalam tubuhnya. Salah satu bentuk homeostasis adalah
melakukan regulasi pada suhu tubuh.

Regulasi suhu tubuh pada hewan adalah cara untuk mencapai tingkat homeostasis
atau keseimbangan suhu. Suhu tubuh yang baik diperlukan untuk menjaga keseimbangan
metabolisme. Seperti yang kita ketahui, jika kita mengalami demam, maka beberapa
bagian tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, ada beberapa cara
hewan dalam meregulasi suhu tubuh. Kamu mungkin mengenal istilah hewan berdarah
panas dan berdarah dingin. Namun, pada saat ini, para peneliti di bidang biologi sudah
tidak menggunakan lagi istilah hewan berdarah panas dan berdarah dingin tetapi mereka
menggunakan kata homoiterm dan poikiloterm.

1. Homoiterm ( hewan berdarah panas )

Homoiterm adalah hewan yang mampu mempertahankan suhu tubuhnya terhadap


lingkungan. Pada lingkungan yang bersuhu tinggi, tubuh hewan homoiterm akan
menurun. Sebaliknya, pada lingkungan bersuhu rendah, tubuh akan menaikkan suhunya.
Mekanisme ini disebabkan kemampuan tubuh hewan homoiterm untuk meregulasi
metabolisme berdasarkan suhu. Kemampuan ini disebut juga dengan termoregulasi.
Selain itu, dilihat dari cara mendapatkan panas atau kalor, homoiterm termasuk hewan
endoterm. Hewan endoterm adalah hewan yang mendapatkan panas dari metabolisme
sehingga suhu tubuh hewan tetap konstan. Istilah lain dari homoiterm adalah hewan
berdarah panas. Contoh hewan yang termasuk homoiterm adalah kelas Aves dan
Mamalia.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga
tetap konstan dalam rentang tertentu. Hewan ini akan berkeringat ketika kepanasan dan
menggigil ketika kedinginan. Contohnya yaitu anjing dan ayam. Hewan berdarah
panas membutuhkan banyak makanan untuk mempertahankan suhu tubuhnya.
Hewan berdarah panas umumnya tidak dapat bertahan hidup dalam waktu lama tanpa
makanan.

Homoiterm hewan yang mampu mempertahankan suhu tubuh secara konstan tanpa
terpengaruh suhu lingkungan. Suhu tubuh Homoiterm: Stabil di 35oC sampai
40oC.  Tingkat metabolism Homoiterm tidak terpengaruh oleh suhu
lingkungan. Mekanisme regulasi panas Homoiterm memiliki berbagai mekanisme
regulasi panas dalam tubuh, seperti berkeringat, napas terengah-engah, dan migrasi. Jenis
regulasi panas Homoiterm termoregulator, yaitu berasal dari metabolisme di dalam tubuh.
Fase hidup Homoiterm tidak ada fase tertentu, karena tubuhnya mampu beradaptasi
dengan baik terhadap perubahan suhu.  cara mendapatkan kalor Homoiterm Endoterm,
dari dalam tubuh.

2. Poikoterm ( hewan berdarah dingin )

Poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya berfluktuasi mengikuti


lingkungannya.Ketika lingkungan bersuhu tinggi, maka suhu tubuhnya akan ikut tinggi.
Sebaliknya, jika suhu lingkungan rendah, maka suhu tubuhnya akan ikut turun.
Mekanisme untuk meregulasi metabolisme berdasarkan suhu lingkungan disebut
termokonformer. Berdasarkan cara mendapatkan panas atau kalor, poikiloterm termasuk
hewan ektoterm. Tipe ektoterm adalah hewan yang mendapatkan panas atau kalor dari
lingkungan dengan menyerap panas lingkungan sehingga suhu tubuh mengikuti suhu
lingkungan. Poikilotem disebut juga dengan hewan berdarah dingin. Contoh hewan yang
termasuk hewan poikiloterm adalah reptil, ikan, hewan amfibi, serangga, dan hewan-
hewan invertebrata. Karena suhu tubuh yang tidak menentu, hewan-
hewan poikiloterm tidak bisa bertahan pada suhu yang ekstrem. Contohnya, pada
lingkungan dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin. Untuk bertahan hidup
pada suhu yang ekstrem, beberapa hewan harus melakukan beberapa hal secara fisik.
Misalnya, buaya yang banyak diam di dalam air ketika musim panas agar tidak
kepanasan.
Hewan berdarah dingin cenderung tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya. Suhu tubuh
hewan berdarah dingin akan sama dengan suhu lingkungan. Umumnya, hewan ini tidak
berkeringat ketika kepanasan dan juga tidak menggigil ketika kedinginan. Mereka akan
berjemur ketika kedinginan dan berlindung ketika kepanasan. Contoh hewan berdarah
dingin di antaranya ular, kadal, dan ikan. Hewan berdarah dingin cenderung memiliki
gerakan yang gesit agar dapat lebih cepat menjangkau daerah yang suhunya cocok. Ikan
akan berenang ke daerah yang lebih hangat, yaitu ke arah perairan yang lebih dalam
ketika musim dingin. Begitu juga kadal, hewan ini berusaha secepatnya menjangkau
daerah yang terpapar matahari untuk berjemur. Hewan ini dapat bertahan lama dalam
kondisi kekurangan makanan.

Poikiloterm: Hewan yang tidak mampu mempertahankan suhu tubuhnya. Suhu


tubuhnya akan mengikuti suhu tubuh lingkungan.  Suhu tubuh Poikiloterm: Berubah-ubah
sesuai suhu lingkungan. Tingkat metabolism Poikiloterm: Sangat terpengaruh terhadap
suhu lingkungan. Mekanisme regulasi panas poikiloterm bergantung pada kegiatan
tertentu, seperti mengubah warna kulit dan berjemur. Jenis regulasi panas Poikiloterm:
Termokonformer, suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan. Fase hidup Poikiloterm:
Terdapat dua fase untuk menghadapi suhu ekstrem. Pertama adalah hibernasi untuk
bertahan pada musim dingin. Kedua adalah estivasi untuk bertahan pada musim panas.
Cara mendapatkan kalor Poikiloterm Ektoterm, dari luar tubuh atau lingkungan.

B. Tipe sistem sirkulasi (jantung amphibi mamalia)

1. . Jantung

Jantung memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Dengan mengenali


anatomi jantung, Anda dapat memahami fungsi setiap bagian dari jantung,
mengetahui cara kerjanya, dan mengantisipasi gangguan yang bisa terjadi. Jantung
berfungsi untuk memompa dan mengedarkan darah yang mengandung oksigen dan
nutrisi ke semua sel, jaringan, dan organ tubuh. Tak hanya itu, jantung juga bertugas
membuang produk limbah dan karbondioksida dari dalam tubuh.
a. Mengenal Anatomi Jantung

Jantung terletak di bagian tengah dada, tepatnya pada sisi kiri tubuh.
Umumnya, jantung memiliki berat sekitar 350 gram atau sebesar kepalan tangan
orang dewasa. Meski berukuran kecil, jantung terdiri dari banyak bagian yang
berperan besar dalam kelangsungan hidup kita. Berikut adalah anatomi jantung
beserta fungsinya:

b. Ruang jantung

Dalam anatomi jantung, terdapat empat ruang utama yang masing-masing


dipenuhi darah dengan kandungan oksigen yang berbeda. Di antara ruang jantung,
terdapat pemisah berupa otot dengan dinding tebal yang disebut septum. Dua ruang
atas jantung disebut dengan atrium (serambi jantung). Serambi kiri menerima darah
yang kaya oksigen dari paru-paru, sedangkan serambi kanan menerima darah dengan
kandungan oksigen rendah dari seluruh tubuh. Sementara itu, dua ruang di bagian
bawah jantung disebut dengan ventrikel (bilik jantung). Bilik kiri menerima darah dari
serambi kiri dan akan memompa darah ke pembuluh darah utama tubuh (aorta),
sedangkan bilik kanan menerima darah dari serambi kanan dan memompa darah ke
paru-paru.

c. Pembuluh darah jantung

Jantung juga memiliki pembuluh darah besar yang memiliki peranan masing-
masing, di antaranya:

 Vena cava, untuk mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung


 Arteri pulmonalis, untuk membawa darah dengan kandungan oksigen yang
rendah ke dalam paru-paru
 Vena pulmonalis, untuk mengalirkan darah yang kaya akan oksigen dari paru-
paru ke jantung
 Aorta, untuk mengedarkan darah yang kaya akan oksigen keseluruh tubuh

Selain itu, pada permukaan jantung, terdapat pembuluh darah koroner yang
menyediakan darah kaya oksigen ke seluruh bagian jantung. Pembuluh darah ini
terdiri dari dua cabang, yaitu pembuluh darah koroner kanan dan kiri.
d. Katup Jantung

Dalam anatomi jantung juga terdapat empat katup yang berfungsi


menjaga darah terus bergerak maju ke satu arah. Katup kemudian akan menutup
dengan cepat agar darah tidak berbalik ke arah yang berlawanan. Berikut adalah
keempat katup jantung:

 Katup pulmonal, terletak di antara bilik kanan dan arteri pulmonalis


 Katup trikuspid, terletak di antara serambi kanan dan bilik kanan
 Katup bikuspid, di terletak antara serambi kiri dan bilik kiri
 Katup aorta, di terletak antara bilik kiri dan aorta

e. Cara Kerja Jantung

Tugas jantung dalam memompa dan memasok darah ke seluruh tubuh tidaklah
sederhana. Berikur adalah prosesnya:

1. Serambi kanan menerima darah dengan kadar oksigen rendah dari seluruh tubuh
melalui vena cava, kemudian memompanya ke bilik kanan.
2. Darah dari bilik kanan dipompa keluar jantung menuju ke paru-paru untuk
pertukaran karbondioksida dengan oksigen.
3. Darah yang sudah kaya akan oksigen dipompa masuk ke serambi kiri melalui vena
pulmonalis, dan selanjutnya dipompa ke bilik kiri.
4. Bilik kiri kemudian memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh melalui
aorta.

2. Peredaran Darah Amfibi

Penjelasan peredaran darah amfibi. Pada amfibi, darah mengalir dari jantung ke
paru-paru dan ke seluruh tubuh. Peredaran darah amfibi merupakan peredaran
darah ganda, karena darah melewati jantung dua kali. Amfibi memiliki organ
peredaran darah berupa jantung, pembuluh vena, dan pembuluh arteri. Uniknya,
amfibi memiliki jantung yang terdiri dari dua serambi dan satu bilik. Dua
serambi jantung amfibi menerima darah dari paru-paru dan dari seluruh tubuh.
Darah dari seluruh tubuh masuk ke serambi kanan dan bilik. Kemudian, darah
keluar melalui vena masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida. Dari paru-pari, darah masuk ke bilik dan keluar melalui arteri
ke seluruh tubuh.

3. Peredaran Darah Mamalia

Ilustrasi beruang kutub yang termasuk mamalia. Bagaimana peredaran


darah mamalia? Organ peredaran darah mamalia terdiri dari jantung, pembuluh
vena, dan pembuluh arteri. Jantung mamalia terbagi menjadi empat bagian, yaitu
dua bilik dan dua serambi. Mamalia memiliki sistem peredaran darah ganda,
yaitu darah melalui jantung dua kali. Proses peredaran darah mamalia yaitu bilik
kanan memompa darah ke paru-paru melalui pembuluh darah arteri. Kemudian
darah keluar melalui pembuluh darah vena ke serambi kiri dan masuk ke bilik
kiri. Dari bilik kiri, darah mengalir ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung
melalui pembuluh darah vena. Proses peredaran darah mamalia sama seperti
burung. Darah burung dan mamalia yang mengandung oksigen dan
karbondioksida terpisah dengan baik karena bilik kanan dan bilik kirinya
terpisah

C. Sistem Ekskresi

1. Pengertian sistem ekskresi

Sistem ekskresi adalah suatu sistem yang menyelenggarakan proses pengeluaran


zat-zat sisa. Zat-zat sisa ini merupakan hasil proses metabolisme dalam tubuh yang
sudah tidak berguna lagi. Seperti pada manusia, di dalam tubuh hewan juga terdapat
alat-alat pengeluaran. Alat pengeluaran pada setiap jenis hewan berbeda – beda.
Semakin tinggi tingkatan hewan tersebut, maka akan semakin kompleks juga alat
pengeluarannya. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang
sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Zat sisa metabolisme harus dikeluarkan agar
tidak menjadi racun bagi tubuh. Zat-zat ini, antara lain CO2, garam-garam dan
senyawa nitrogen yang disebut urea. Sistem yang bertugas mengeluarkan zat-zat ini
disebut sistem ekskresi. Sistem ekskresi pada manusia dibentuk oleh beberapa
organ, yaitu ginjal, hati, paru-paru dan kulit
a) Sistem Ekskresi pada Mamalia

Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit
berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat
tinggalnya. Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy texture)
dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan per isipadu
yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru manusia adalah
contoh biasa bagi paru-paru jenis ini.

Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh


struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali
sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan
lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan
oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair pleural ini
membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia
daripada terpisah dengan mudah. Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh
diafragma di bawah, otot yang mengucup menyebabkan rongga di mana paru-paru
berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh mengembang dan mengucup
sedikit. Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui
trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang bercabang dan mempunyai alveolus
di ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini
oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut melalui
hemoglobin. Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru melalui
pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke jantung melalui salur
pulmonari.

b) Sistem Ekskresi pada Ikan

Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran
yang disebut urogenital.Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran
ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan yang
hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak.
Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga
penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.
c) Sistem ekskresi pada Amfibi

Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi
pada katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin
& saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu
terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang
pengeluaran yang disebut kloaka.

d) Sistem ekskresi pada manusia

Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengolah dan
membuang zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh. Jika tidak dikeluarkan
dari tubuh, zat-zat tersebut dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Sistem
ekskresi pada manusia terdiri atas sejumlah organ, yaitu paru-paru, kulit, hati, dan
ginjal. Masing-masing organ ekskresi tersebut memiliki fungsi dan cara kerja yang
berbeda untuk membuang zat sisa dan racun dari dalam tubuh.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti


CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat, selain itu ekskresi juga dapat
diartikan sebagai proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna
lainnya. Ekskresi merupakan proses yang ada pada semua bentuk kehidupan. Secara
umum, sistem ekskresi menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu filtrasi
cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu. Sistem
ekskresi secara fungsional berfungsi mengeluarkan urin dari filtrat zat-zat terlarut
didalam tubuh yang tidak terpakai lagi, melalui anus ataupun kloaka dan rectum.
Sistem Ekskresi Pada Manusia

Tubuh manusia mempunyai beberapa sistem ekskresi, diantaranya Ginjal


merupakan alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen.Banyak sedikitnya urin seseorang yang
dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh zat-zat diuretik, suhu, volume larutan dan
emosi. Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena
serangan bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu ginjal.
Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain nefritis, batu ginjal, albuminuria,
glikosuria, hematuria, ketoses, diabetes melitus, diabetes insipidus.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-101591654/perbedaan-homoiterm-dan-
poikiloterm-dalam-regulasi-suhu-tubuh-hewan?page=all

https://bobo.grid.id/read/082463776/penjelasan-sistem-peredaran-darah-burung-reptil-dan-
mamalia-perbedaan-peredaran-hewan?page=all

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/bagaimana-sistem-ekskresi-pada-hewan-2756/

https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-ekskresi-pada-hewan/

https://www.alodokter.com/ginjal-organ-sistem-ekskresi-pada-manusia-yang-membuang-
limbah-metabolisme

http://umairohannisa.blogspot.com/2017/01/makalah-sistem-eksresi-pada-manusia-dan.html

Anda mungkin juga menyukai