Terpenoid merupakan derivate dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka karbonnya sama seperti senyawa isopren (C5H8). Perbandingan banyaknya atom karbon dan atom hydrogen dalam terpen adalah 5 : 8. Terpen tersusun dari senyawa – senyawa yang mengandung gabungan kepala ke ekor dari satuan kerangka isoprene (kepala adalah ujung yang terdekat ke cabang metil). Secara umum terpenoid terdiri dari unsur-unsur C dan H dengan rumus molekul umum (C5H8)n. 2. Penggolongan / Klasifikasi Senyawa Terpenoid Adapun klasifikasi senyawa terpenoid antara lain yaitu monoterpenoid yang dimana senyawa ini memiliki jumlah atom karbon 10, seskuiterpenoid yang memiliki jumlah atom karbon 15 dan sumber kedua senyawa ini adalah minyak atsiri. Selanjutnya senyawa diterpenoid yang memiliki jumlah atom karbon 20, triterpenoid yang memiliki jumlah atom karbon 30 dan sumber kedua senyawa ini yaitu resin pinus dan damar. Kemudian senyawa tetraterpenoid yang memiliki jumlah atom karbon 40, politerpenoid yang memiliki jumlah atom karbon ≥40 dan sumber kedua senyawa ini yaitu zat warna karoten dan karet alam. 3. Biosintesis Terpenoid Secara umum biosintesis dari terpenoid yaitu: Asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A (Ko-A) melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan Asetoasetil Ko-A. Senyawa ini dengan Asetil Ko-A melakukan kondensasi jenis Aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam mevalonat. Setelah asam mevalonat terbentuk, reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforilasi, eliminasi asam posfat, dan dekarboksilasi menghasilkan Isopentenil Pirofosfat (IPP). Selanjutnya berisomerisasi menjadi Dimetil Alil Pirofosfat (DMAPP) oleh enzim isomerase. IPP inilah yang bergabung dari kepala ke ekor dengan DMAPP. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari ikatan rangkap IPP terhadap atom karbondari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat mengasilkan Geranil Pirofosfat (GPP) yaitu senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoida. Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama menghasilkan Farnesil Pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpenoida. Senyawa diterpenoida diturunkan dari Geranil – Geranil Pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama. 4. Penentuan Struktur Terpenoid Penentuan struktur terpenoid dilakukan dengan uji KLT tiga sistem eluen, metode spektroskopi IR, spektroskopi UV, spektroskpi NMR dan spektroskpi massa. Spektrofotometri inframerah digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya Saat ini ada dua macam instrumen yaitu spektroskopi IR dan FTIR (Furier Transformation Infra Red). FTIR lebih sensitif dan akurat misalkan dapat membedakan bentuk cis dan trans, ikatan rangkap terkonjugasi dan terisolasi yang dalam spektrofotometer IR tidak dapat dibedakan.Spektroskopi UV memiliki kemampuan untuk mengukur jumlah ikatan rangkap atau konjugasi aromatik didalam suatu molekul. Daerah panjang gelombang dari spektrum ultra violet berkisar 200 - 400 nm. Penyerapan sinar ultra violet oleh suatu molekul akan menghasilkan transisi diantara tingkat energi elektronik molekul tersebut. Spektroskpi NMR memberikan gambaran mengenai atom- atom hidrogen dalam sebuah molekul. Spektrometer massa adalah suatu alat yang dapat menyeleksi molekul- molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. 5. Sumber Terpenoid Minyak atsiri secara umum terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), kadang-kadang juga terdiri dari nitrogen (N) dan belerang (S). Dalam minyak atsiri terdapat senyawa-senyawa golongan monoterpen, sesquiterpen, fenol, alcohol, eter/ ester, dan kumarin. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/ lopofil. Contohnya seperti kayu putih, bunga matricia, tanaman ginkgo, karet, labu dan wortel. 6. Manfaat dan Sifat Terpenoid Manfaat terpenoid antara lain, sebagai pengatur tumbuhan, sebagai antiseptic, spasmolotik (untuk meredakan nyeri seperti skit kepala, haid), dan anestetik (menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan), sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum,sebagai hormon pertumbuhan tanaman, senyawa pemanis dan anti karsinogen (menghambat perkembngan kanker), sebagai anti feedant, hormon, antimikroba,antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman. Adapun sifat umum terpenoid yaitu mempunyai bau yang khas,indeks bias tinggi, senyawa tidak jenuh bentuknya kiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer,kerapatan lebih kecil dari air dan larut dalam pelarut organic seperti alcohol dan eter.