Judul : -
2. Hari/tanggal : Rabu/ 4 Desember 2019
3. Praktek Ke /Golongan : 1/9
4. Tujuan Pratikum :
a) Mahasiswa dapat mengamati komponen darah (berupa plasma,serum,sel
sel darah merah,packed cell dan buffy coat
b) Mahasiswa dapat mengamati 2 komponen utama protein darah
(albumin,globulin) dan membandingkan hasil pengamatan dengan nilai
standar
c) Mengamati perubahan yang terjadi pada eritrosit bila berada dalam
lingkungan hypotonic/hypertonik
5. Tinjauan Pustaka
A. IODIUM
Garam Iodium atau garam beryodium adalah garam yang telah
diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain mengandung yodium
sebesar 30-80 ppm (Depkes RI). Penggunaan garam beryodium sangat
penting bagi kesehatan terutama kesehatan keluarga. Iodium bermanfaat untuk
memicu pertumbuhan otak, menyehatkan kelenjar tiroid, menyehatkan proses
tumbuh kembang janin, mencerdaskan otak. Kekurangan iodium
mengakibatkan penyakit gondok, keterbelakangan mental, bayi lahir cacat,
anak kurang cerdas, keguguran pada ibu hamil, dan lain-lain.
Garam iodium berasal dari persenyawaan zat air dan zat asam iodium,
(HI) atau persenyawaan iodium dengan senyawa bukan logam atau organik
yang berasl dari ion I. Berguna untuk menjaga pertumbuhan kelenjar gondok
atau tiroksin. Empat senyawa anorganik yang digunakan sebagai sumber
iodida, tergantung pada produsen: iodat kalium, kalium iodida, natrium iodat,
dan natrium iodida. Setiap senyawa ini memasok tubuh dengan yodium yang
diperlukan untuk biosintesis tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3) oleh
hormon kelenjar tiroid. Hewan juga manfaat dari suplemen yodium, dan
turunan hidrogen iodida dari etilendiamin adalah suplemen utama untuk pakan
ternak.
Berikut ini adalah rekomendasi asupan yodium harian berdasarkan usia dan jenis
kelamin:
a. Penyakit Gondok
b. Penyakit hipotiroidisme
Beberapa gejala hipotiroidisme adalah berat badan naik tanpa sebab yang
jelas, tidak tahan terhadap suhu dingin, sulit berkonsentrasi, kulit kering, susah
buang air besar, lemas, nyeri otot, serta terjadinya pembengkakan di beberapa
bagian tubuh.
e. Kanker tiroid
a. Rumput laut
Makanan yang berasal dari laut, seperti ikan mengandung sumber yodium
yang cukup tinggi. Ikan cod, salmon, tuna, dan haddock merupakan ikan sumber
yodium. Seratus gram ikan salmon mengandung kurang lebih 14 mcg yodium,
100 gram ikan tuna mengandung 12 mcg yodium, 120 gram ikan cod
mengandung 230 mcg yodium, dan 120 gram ikan haddock mengandung 390 mcg
yodium. Makanan laut lainnya yang juga mengandung yodium adalah udang dan
kerang.
c. Susu dan produk susu
Susu juga merupakan sumber yodium yang baik, terutama susu sapi.
Dalam 200 ml susu sapi terkandung yodium sebesar 50-100 mcg. Produk susu
yang juga mengandung yodium adalah yogurt, keju, dan es krim. Jumlah
kandungan yodium dalam produk ini sangat bervariasi. Yogurt mempunyai
kandungan yodium yang cukup tinggi seperti pada susu. Sedangkan, keju
mempunyai kandungan yodium yang jauh lebih sedikit.
d. Telur
Satu butir telur (sekitar 50 gram) mengandung yodium sebesar 25 mcg. Ini
bisa memenuhi sekitar 16% dari kebutuhan yodium Anda. Ya, ternyata
makanan hewani ini memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi
kesehatan Anda. Telur juga mengandung nutrisi kolin yang baik bagi
kesehatan otak Anda.
e. Daging
Selain ikan, salah satu sumber protein ini juga mengandung yodium. Ya,
daging sapi dan daging ayam mengandung yodium yang cukup. Seratus gram
daging sapi atau daging ayam mengandung kurang lebih 10 mcg yodium.
Jumlah yang cukup lumayan untuk memenuhi kebutuhan yodium Anda per
hari.
Tak hanya pada sumber hewani, yodium juga bisa ditemukan dalam
makanan sumber nabati. Beberapa sayuran dan buah-buahan yang
mengandung yodium, yaitu jagung, kentang, kacang lima, kacang polong,
apel, dan pisang. Tidak seperti sumber yodium lainnya, kandungan yodium
dalam sayuran dan buah-buahan ini tergolong lebih sedikit.
B. FORMALIN
Saluran pernapasan
Formalin yang terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan. Penderita masalah pernapasan, seperti bronkitis dan asma,
dapat mengalami perburukan gejala jika menghirup formalin. Penderita
penyakit pernapasan kronis lainnya juga lebih rentan terhadap paparan
formalin. Radang tenggorokan, batuk, dan mimisan adalah gejala-gejala
yang mungkin timbul jika Anda terpapar senyawa kimia ini.
Kanker
6. Skema Kerja
A. Formalin
Masukkan ekstra sampel kedalam botol reagen formalin 1 sampai
terisi 1/3 botol, lalu tutup dan kocok hingga reagen padat terlarut
sempurna.
Pindahkan isi botol reagen formalin 1 ke dalam botol reagen formalin
2, lalu tutup dan koxok.
Pindahkan isi botol reagen formalin 2 dalam botol reagen formalin 3.
Apabila terjadi perubahan warna larutan menjadi merah atau merah
muda, diindikasikan bahwa sampel mengandung formalin.
7. Hasil dan pembahasan
Hasil:
1) Pemisahan plasma dan endapan
Endapan darah pada bagan bawah dan plasma pada bagian atas.
Diantara endapan dan darah dan plasma terdapat buffy coat
(komponen leukosit dan trombosit)
2) Pemisahan fibrin dan serum
Adanya endapan sel (fibrin) dan fitratnya adalah serum bewarna putih
kekuningan .
3) Pemisahan albumin dan globulin
Terbentuknya endapan globulin dan endapan albumin
4) Hemolisa sel darah
No tabung Warna
1 Pudar
2 Pudar
3 Normal
4 Nomal
5 Pekat
6 Pekat
7 Pekat
Pembahasan:
1) Pemisahan plasma dan endapan (packed cells)
Setelah darah disentrifuge selama 10 – 15 menit , darah akan
terpisah atau terbagi jadi dua bagian yaitu bagian atas bening agak
kekuninngan yang merupakan plasma dan dan endapan warna
merah merupakan packed cells dan diantara keduanya terdapat
buffy coat.
2) Pemisahan fibrin dan serum
Plasma yang diencerkan dengan NaCl dan CaCl2 akan terbentuk
seperti gel. Endapat seperti gel adalah fibrin, sedangkan fitrat
adalah serum yang bewarna putih kekuningan.
3) Emisahan globulin dan albumin
Pemisahan globuln dan albumin dilakukan dengan penambahan
Amonium sulfat pada serum yang kemudian akan disaring, dan
menghasikan filtrate dan endapan. Kemudian endapan
ditambahkan dengan NaCl . filltrat akan ditambahkan ammonium
sulfat sampai jenuh dan akan membentuk endapan albumin .
Endapan albumin akan disaring ,lalu dilarutkan dalam air ,
sedankan globulin merupakan endapan dari serum dan ammonium
sulfat.
4) Hemolisa sl dael darah
Tabung reaksi no 1,2, merupakan larutan hipotonik , sel darah
akan mengalami krenasi sehingga warna larutan mmenjad merah
pucat . sedangkan tabung reaksi 3 dan 4 merupakan hemolisa
normal karena warna tdak pudar dan tidak juga pekat. Untuk
tabung reaksi 5,6 dan 7 merupakanlarutan hipertonik sehingga
mengakibatkan sel darah pecah dan larutan berubah warna menjadi
merah pekat.
Saran :
Lakukanlah praktikum pemisahan bagian darah ini dengan baik dan
teliti agar terhindar dari kesalahan praktikum seperti ketidakakuratan
hasil pada saat setelah praktikum atau tergantinya atau kesalahan
reagen yang digunakan pada saat praktikum.
9. Daftar Pustaka
1. Pearce, Evelyn C. 1979. Atonomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis.
Jakarta : Gramedia.
2. Sacher, Roland A. , McPhersson, Richard A. 2004. Tinjaun Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Jakarta : EGC.
3. Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
4. Depkes RI, 2005; Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 23
tahun 2005 Tentang Kesehatan; Jakarta ; hal 1. Fisioterapi Indonesia ;
Jakarta
5. Yuniritha, Eva, dkk. 2019. Penuntun Praktikum Biokimia Gizi. Padang :
Poltekkes Kemekes RI Padang jurusan Gizi D – IV.