Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN KEPATUHAN DIET TERHADAP PENGENDALIAN KADAR GULA

DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2


Meliana Nursihhah1, Dwi Septian Wijaya2
1
Program Studi Gizi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan Khas Kempek
2
Program Studi Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof DR. HAMKA

Corresponding Author: Meliana Nursihhah, Program Studi Gizi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan Khas Kempek.
E-Mail: meli.nursihhah@gmail.com

Received Maret 02, 2021; Accepted April 10, 2021; Online Published April 20, 2021

Abstrak

Kepatuhan adalah perubahan sikap dan perilaku individu yang dilakukan dan diberikan dalam bentuk terapi baik
diet, aktifitas fisik maupun minum obat. Pasien DM memiliki masalah kepatuhan terhadap pengobatan,
diketahui bahwa tingkat kepatuhan pasien DM untuk melaksanakan diet sebesar 65% namun hanya 19% pasien
yang mematuhi untuk melaksanakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan diet,
aktifitas fisik, dan minum obat terhadap pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di RS
Karyamedika Bantargebang Bekasi. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang didukung oleh
penelitian kualitatif dengan desain crossectional. Penelitian dilakukan pada Juni – Agustus 2019. Sampel
berjumlah 143 responden menggunakan proportionate stratified random sampling. Analisis univariat dan
bivariate menggunakan uji statistic chisquare. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet dengan
nilai (p=0,000). Oleh karena itu, dukungan keluarga dan petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan
pasien diabetes mellitus dalam mengendalikan kadar gula darah dengan memberikan informasi mengenai
tatalaksana diabetes mellitus sehingga dapat mengubah sikap dan perilaku .

Kata Kunci : Kepatuhan Diet Diabetes Melitus, Pengendalian Kadar Gula Darah

PENDAHULUAN pertemuan dengan dokter (Bragista


Kepatuhan adalah sikap patuh, Guntur, 2016).
ketaatan, sedangkan patuh adalah suka Menurut Hartono dalam Esti
menurut perintah, taat kepada Windusari (2013) kepatuhan diet DM
aturan/perintah (Depdikbud, 1990). adalah ketaatan terhadap makanan dan
Sedangkan menurut Niven (2002) minuman yang dikonsumsi pasien DM
Kepatuhan klien adalah sejauh mana setiap hari untuk menjaga kesehatan dan
perilaku klien sesuai dengan ketentuan mempercepat proses penyembuhan, diet
yang diberikan oleh professional ini berupa 3J yaitu tepat jadwal, tepat jenis
kesehatan. Kepatuhan merupakan dan tepat jumlah.
manifestasi dari suatu sikap dan perilaku Diabetes merupakan penyakit
berkaitan erat dengan motivasi. Motivasi tidak menular yang menjadi masalah
ini daya yang menggerakkan manusia kesehatan di beberapa negara di dunia
untuk berperilaku (Ninda Fauzi, 2015). termasuk Indonesia.
Kepatuhan adalah tingkat perilaku Menurut American Diabetes
pasien yang tertuju terhadap instruksi atau Association (ADA) 2005, Diabetes
petunjuk yang diberikan dalam bentuk Melitus (DM) merupakan suatu kelompok
terapi apapun yang ditemukan, baik diet, metabolik dengan karakteristik
latihan, pengobatan, atau menepati janji hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
1002
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua- berhubungan dengan komplikasi diabetes
duanya (Soegondo, 2009). melitus mencapai 30 persen dari seluruh
Badan Kesehatan Dunia (WHO) klaim, atau diperkirakan dari Rp 20 Triliun
memprediksi adanya peningkatan jumlah pada 2016.
penyandang DM yang menjadi salah satu Dua kategori utama DM yaitu DM
ancaman kesehatan global. WHO tipe 1 dan DM tipe 2. Diabetes tipe 1
memprediksi kenaikan jumlah penyandang ditandai dengan kurangnya produksi
DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun insulin sedangkan diabetes tipe 2
2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun disebabkan penggunaan insulin yang
2030. Laporan ini menunjukkan adanya kurang efektif oleh tubuh. DM tipe 2
peningkatan jumlah penyandang DM merupakan tipe diabetes yang sering
sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2015 didapatkan dan biasanya timbul pada usia
Data Federasi Diabetes Internasional (IDF) di atas 40 tahun, 90-95% dari penderita
menunjukkan terdapat 415 juta orang di diabetes adalah DM tipe 2. (Hans Tandra,
dunia yang menderita diabetes melitus 2009).
pada 2015, dan diperkirakan akan Prevalensi penyakit diabetes di
mencapai 642 juta orang pada 2040. Provinsi Jawa Barat pada umur ≥ 15 tahun
Sementara data Riset Kesehatan yaitu 1,6% melebihi prevalensi rata-rata di
Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa Indonesia (1,5%). Kota Bekasi merupakan
pada 2018 menunjukkan prevalensi kotamadya yang berada pada jalur pantura
penyakit tidak menular khususnya diabetes di bagian Provinsi Jawa Barat pada tahun
mellitus mengalami kenaikan jika 2012 berada di peringkat ke 18 terbanyak
dibandingkan dengan Riskesdas 2013 penyakit DM dari 35 Kotamadya di Jawa
yaitu naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 Barat (Profil Kesehatan Provinsi Jawa
persen. Barat, 2018). Penyakit DM di RS
Akibat tingginya jumlah penderita Karyamedika Bantargebang di kota Bekasi
diabetes, Indonesia dalam kurun 2006 termasuk 10 penyakit terbanyak.
sampai 2015 harus menderita kerugian Berdasarkan data menunjukkan adanya
sekitar Rp800 triliun. Pusat Kajian peningkatan pasien diabetes mellitus yang
Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan melakukan pengobatan baik pengobatan
Universitas Indonesia (PKEK-UI) dalam rawat jalan maupun pengobatan rawat
rilisnya, menyebutkan kerugian tersebut inap. Jumlah pasien diabetes mellitus di
mencakup biaya pengobatan, kerugian RS Karyamedika Bantargebang di Tahun
ekonomi karena penderita kehilangan 2017 sebanyak 67,4% dan di Tahun 2018
penghasilan. selama sakit atau karena sebanyak 78,4%, sehingga mengalami
meninggal dunia pada usia sebelum rata- peningkatan dari tahun 2017 ke Tahun
rata usia harapan hidup "Tanpa upaya 2018 sebanyak 11%.
pencegahan dan pengendalian penyakit Diet Diabetes Melitus merupakan
diabetes melitus agar penderita tidak bagian penting dari penatalaksanaan
mengalami komplikasi berat, kerugian DMT2 secara komprehensif. Kunci
ekonomi akan semakin tinggi," demikian keberhasilannya adalah keterlibatan secara
Antara melaporkan (detik.com). menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli
Data Jaminan Kesehatan Nasional gizi, petugas kesehatan yang lain serta
(JKN) menunjukkan bahwa klaim berobat pasien dan keluarganya). Guna mencapai
untuk penyakit-penyakit yang sasaran terapi sebaiknya diberikan sesuai

1003
dengan kebutuhan setiap penyandang DM. Medika Bantaragebang Bekasi Tahun
Prinsip pengaturan makan pada 2019.
penyandang DM hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum, METODOLOGI PENELITIAN
yaitu makanan yang seimbang dan sesuai Penelitian ini bersifat analitik
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi dengan pendekatan secara kuantitatif yang
masing-masing individu. Penyandang DM didukung dengan data kualitatif. Desain
perlu diberikan penekanan mengenai penelitian yang digunakan adalah cross
pentingnya keteraturan jadwal makan, sectional (potong lintang) yaitu subjek
jenis dan jumlah kandungan kalori, hanya diobservasi sekali saja dan
terutama pada mereka yang menggunakan pengukuran dilakukan terhadap karakter
obat yang meningkatkan sekresi insulin atau variabel subjek pada saat
atau terapi insulin itu sendiri (Perkeni, pemeriksaan. Sampel dalam penelitian ini
2015). berjumlah 130 dan untuk mengantisipasi
Tujuan penelitian untuk meneliti dalam pengamatan terjadi drop out pada
Hubungan kepatuhan diet Terhadap responden, maka ditambah 10 %. Jadi
Pengendalian Kadar Gula Darah pada jumlah responden yang akan diteliti adalah
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli 143 responden.
Penyakit Dalam Rumah Sakit Karya

HASIL
Hubungan kepatuhan diet terhadap kadar gula darah pasien diabetes mellitus

Kepatuhan Pengendalian Gula Darah Total P OR


diet Value (95%
Terkendali Tidak Cl)
Terkendali
n % n % n %
Patuh 34 77,3 10 22,7 44 100 0.000 44,686
Tidak Patuh 7 7,1 92 92,9 99 100 (15.748-
Total 41 28,7 102 71,3 143 100 126,794)

Berdasarkan tabel diatas dibandingkan dengan responden yang


menunjukkan bahwa responden yang patuh diet.
patuh diet dan gula darah terkendali
(77,3%), sedangkan responden yang tidak DISKUSI
patuh diet dan gula darah tidak terkendali Berdasarkan hasil penelitian
(92,9%) , hasil uji statistik dengan uji menunjukkan bahwa distribusi responden
Chisquare diperoleh nilai p sebesar berdasarkan kepatuhan diet sebagian besar
(0,000) < α (0,05), artinya ada hubungan responden tidak patuh (69,2%) dan
yang bermakna antara kepatuhan diet sebagian kecil responden patuh (30,8%).
dengan pengendalian kadar gula darah. Berdasarkan hasil uji statistik bahwa
Selain itu juga nilai OR sebesar 44,686 responden yang patuh diet dan gula darah
menunjukkan bahwa responden yang tidak terkendali (77,3%), sedangkan responden
patuh diet memiliki resiko 44,686 kali yang tidak patuh diet dan gula darah tidak
lebih besar gula darah tidak terkendali terkendali (92,9%) , hasil uji statistik

1004
dengan uji Chisquare diperoleh nilai p asupan karbohidrat sebagian besar yaitu
sebesar (0,000) < α (0,05), artinya ada 78,3% masih kurang dari kebutuhan dan
hubungan yang bermakna antara ersebar pada kadar gula darah tidak
kepatuhan diet dengan pengendalian kadar terkontrol sebesar 88,9% dan 11,1% pada
gula darah. Selain itu juga nilai OR kadar guladarah terkontrol.Hasil analisis
sebesar 44,686 menunjukkan bahwa uji pearson chi square menunjukkan
responden yang tidak patuh diet memiliki bahwa asupan karbohidratmemiliki
resiko 44,686 kali lebih besar gula darah hubungan yang bermakna dengan kontrol
tidak terkendali dibandingkan dengan kadar gula darah pada pasien diabetes
responden yang patuh diet. melitus (p<0,05).
Hal ini sesuai dengan penelitian Sedangkan penelitian yang
yang dilakukan oleh Sri, dkk (2012) dilakukan oleh Harianti, dkk ( 2017)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan menunjukkan bahwa Asupan Karbohidrat
antara kebiasaan makan (p=0,001) dengan Pasien Diabetes Mellitus Tipe-2 yang
kondisi gula darah. Sedangkan menurut memiliki kadar gula darah tidak terkendali
Achmad Yoga Setyo Utomo (2011) baik lebih banyak memiliki asupan
menunjukkan bahwa pengaturan pola karbohidrat yang baik ( ≤ 100% asupan
makan mempunyai hubungan yang karbohidrat yang dianjurkan)
signifikan dengan keberhasilan dibandingkan pada pasien yang memiliki
pengelolaan DM tipe 2 (p=0,008). kadar guladarah terkendali baik. Pada
Menurut Price dan Wilson (2006) pasien yang memiliki kadar gula darah
penatalaksanaan diet pada penderita tidak terkendalibaik pada asupan
diabetes melitus bertujuan untuk mengatur karbohidrattergolong baik sebesar 50.0%
jumlah kalori dan karbohidrat yang lebih besar dari pada yang memiliki kadar
dikonsumsi setiap hari dengan prinsip diet gula darah yang terkendali baik 30,0%.
tepat jumlah, jadwal dan jenis. Diet tepat Prinsip diet pada penyandang DM
jumlah, jadwal dan jenis merupakan hampir sama dengan anjuran makan untuk
prinsip pada diet DM yang harus masyarakat umum, yaitu makanan yang
memperhatikan jumlah kalori yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
diberikan harus habis, jangan dikurangi kalori dan zat gizi masing-masing
atau ditambah sesuai dengan kebutuhan, individu. Penyandang DM perlu diberikan
jadwal diet harus sesuai dengan penekanan mengenai pentingnya
intervalnya, yang dibagi menjadi 6 waktu keteraturan jadwal makan, jenis dan
makan, yaitu 3 kali makanan utama dan 3 jumlah kandungan kalori, terutama pada
kali makanan selingan (Tjokroprawiro, mereka yang menggunakan obat yang
2012). meningkatkan sekresi insulin atau terapi
Penelitian yang dilakukan oleh insulin itu sendiri(Perkeni, 2015).
Andi,dkk (2014) menunjukkan bahwa
Sebagian besar pasien berada pada asupan KESIMPULAN
energi baik (76,1%) yang tersebar Adanya hubungan yang bermakna
padakategori kadar gula darah tidak antara kepatuhan diet dengan pengendalian
terkontrol sebesar 85,7%. Hasil analisis uji kadar gula darah dengan nilai p sebesar
pearson chi squaremenunjukkan bahwa (0,000) < α (0,05), Selain itu juga nilai OR
ada hubungan asupan energi dengan sebesar 44,686 menunjukkan bahwa
kontrol kadar gula darah (p<0,05).Untuk responden yang tidak patuh diet memiliki

1005
resiko 44,686 kali lebih besar gula darah Arsana, M.P. (2009). Pengaruh
tidak terkendali dibandingkan dengan penyuluhan gizi terhadap kepatuhan
responden yang patuh diet. diet pasien diabetes mellitus di poli
gizi RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
Skripsi: Tidak dipublikasikan.
REFERENSI
ADA. (2012). American Diabetes Astuti. (2013). Faktor-faktor yang
Association: Standart of medical care in berhubungan dengan Pengendalian
diabetes 2012, Kadar Gula Darah pada pasien
diabetes care. Diabetes Melitus tipe 2 Rawat Jalan
di Poliklinik penyakit dalam RSJ.
American Diabetes Association. (2009). Dr. Soerojo Magelang. FKM.
Diagnosis and Classification of Universitas Indonesia.
Diabetes Mellitus.Diabetes Care.
Azwar, Saifuddin (2009). Sikap Manusia
Amir SMJ, Wungouw H, Pangemanan D. Teori Dan Pengukuranya.
Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Badan
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di POM RI. InfoPOM Kepatuhan
Puskesmas Bahu Kota Manado. Pasien : Faktor Penting Dalam
keberhasilan Terapi. POM RI.
Amtiria R. Hubungan Pola Makan Dengan 7(5):1–12.
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
Melitus Tipe II Di Poli Penyakit Bilous & Donelly. (2014). Buku Pegangan
Dalam Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Diabetes Edisi ke-4. Jakarta: Bumi
Provinsi Lampung Tahun 2015. Medika.
Universitas Lampung; 2016.
Bilous. (2002). Seri Kesehatan Bimbingan
Anani, dkk. (2012). Hubungan antara Dokter pada Diabetes. Jakarta: Dian
Perilaku Pengendalian Diabetes dan Rakyat.
Kadar Gula Darah Pasien Rawat
Jalan Diabetes Melitus, 1, 2, 466- Chusmeywati V. Hubungan Dukungan
478. Keluarga Terhadap Kualitas Hidup
Penderita Diabetes Melitus Di RS
Arif, D. (2016). Pengaruh Pendampingan PKU Muhammadiyah Yogyakarta
terhadap Kepatuhan Diet pada Unit II. Universitas Muhammadiyah
penderita Diabetes Melitus tipe-2 di Yogyakarta; 2016.
Wilayah Puskesmas Banyuanyar
Surakarta: Stikes Kusuma Husada. Cornelia, dkk. (2014). Konseling Gizi:
Proses komunikasi, tata laksana,
Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian: serta aplikasi konseling gizi pada
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: berbagai Diet. Jakarta: Katalog
Rineka Cipta. dalam Terbitan (KDT).

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Delima, dkk. (2011). Pengaruh Model


Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Pendampingan terhadap
Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Terkontrolnya Diabetes Melitus pada
Cipta. penderita DM tipe II di wilayah
Puskesmas Gamping II Sleman.
Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Jurnal TRIK : Tunas-Tunas Riset
Diabetes Melitus, dan Dislipidemia. Keperawatan, I, 1, ISSN : 20894686.
Jakarta: EGC; 2010

1006
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Diet Kemenkes. Riset Kesehatan Dasar
Diabetes Melitus. Jakarta: Balai (RISKESDAS) 2013. Kemenkes RI.
Penerbit FK UI; 2009. Jakarta; 2013.

Eka dan Ratna. (2012). Prevalensi Kurniawan, I. (2010). Diabetes Melitus


Komplikasi Akut dan Kronis Pasien tipe 2 pada Lanjut Usia. Jurnal Maj
Diabetes Melitus Tipe-2 di Kedokt Ind,
Poliklinik Penyakit Dalam RSUP
Sanglah Denpasar: FK Udayana. FK Lina, (2013). Pengaruh Senam Diabetes
UI. Penatalaksanaan Diabetes Terhadap Kadar Glukosa Darah
Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Pasien DM Tipe 2 di RSU Unit
Penerbit FK UI; 2009. Swadana Daerah Kabupaten
Sumedang. Bandung : Politeknik
Gustaviani R.2007.Diagnosis dan Kesehatan Bandung
Klasifikasi Diabetes Melitus dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Maulana, ( 2015). Mengenal diabetes
Edisi ke-4.Jakarta: Pusat penerbitan mellitus: Panduan praktis menangani
FKUI. Hlm. 1857-1858 Irawan, penyakit kencing manis. Jogjakarta:
Katahati.
Dedi.2010. Prevalensi dan Faktor Risiko
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Maulana, M. (2009). Mengenal Diabetes
Daerah Urban Indonesia (Analisa Mellitus : Panduan Praktis
Data Sekunder Riskesdas 2007). Menangani Penyakit Kencing Manis.
Thesis Universitas Indonesia. Jogjakarta: Penerbit Kata Hati.

Kementerian Kesehatan. 2010. Petunjuk Mona, dkk. (2012). Hubungan Frekuensi


teknis pengukuran faktor risiko Pemberian Konsultasi Gizi dengan
diabetes mellitus. Jakarta: Kepatuhan Diit Serta Kadar Gula
Departemen Kesehatan RI. Darah Penderita Diabetes Mellitus
Tipe II Rawat Jalan di RS Tugurejo
Irnal Marninda. Hubungan Jumlah Asupan Semarang. Jurnal Gizi Universitas
Karbohidrat Dan Status Gizi Dengan Muhammadiyah Semarang.
Kadar Glukosa Darah Pada Pasien November 2012
Diabetes Mellitus Di Poliklinik
Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Mulyani, N. (2015). Pengaruh Konsultasi
Djamil Padang Tahun 2016. Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat
Universitas Andalas; 2016. dan Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di
Ivan Hoesada. (2005). Penyembuhan Poliklinik Endokrin Rumah Sakit
Diabetes Mellitus. University Press. Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Surabaya. Banda Aceh. Jurnal Kesehatan
Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2,
Kemenkes RI. (2011). Diet Diabetes Nopember 2015
Melitus. Direktorat Bina Gizi Subdit
Bina Gizi Klinik: Jakarta. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
Kemenkes RI. Situasi dan Analisis 2012.
Diabetes. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Notoatmodjo, Soekidjo. (2002).
Metodologi Penelitian Kesehatan,
Cetakan II, Edisi Revisi,

1007
Rineka Cipta, Jakarta. Nurhasan. (2000).
Kiat Melawan Penyakit. Pustaka Rachmawati. (2015). Gambaran kontrol
Pelajar. Jogjakarta. dan kadar gula darah pada pasien
Diabetes Melitus di Poliklinik
Nurlaili dan Isfandiari. (2013). Hubungan Penyakit dalam RSJ Prof. Dr.
Empat Pilar Pengendalian DM tipe 2 Soerojo Magelang. Universitas
dengan rerata Kadar Gula Darah. Diponogoro. Semarang.
Jurnal Berkala Epidemiologi
Risnasari N. Hubungan tingkat kepatuhan
PERKENI 2011. Konsensus Pengendalian diet pasien diabetes mellitus dengan
dan Pencegahan DM Tipe 2 di munculnya komplikasi di puskesmas
Indonesia. Jakarta pesantren iikota kediri. Efektor. 2014

Perkeni, (2006). Konsensus Pengelolaan Rusmina, D. (2010). Hubungan kepatuhan


dan Pencegahan Diabetes Melitus dalam memjalani diet dengan Gula
Tipe 2 di Indonesia Tahun 2006. Darah terkontrol pada pasien
Jakarta: Perkeni Diabetes Melitus di Poliklinik
Penyakit Dalam RSAL
PERKENI. (2002). Konsensus dr.Mintohardjo. Jakarta.
Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Sabri, Luknis & Hastono. (2010). Statistik
Indonesia, Jakarta: Kongres kesehatan, Edisi 1., Jakarta : Raja
Persadia. Grafindo Persada.

Purwanto N. Hubungan Pengetahuan Saftri IN. Kepatuhan Penderita Diabetes


Tentang Diet Diabetes Melittus Mellitus Tipe II Ditinjau Dari Locus
dengan Kepatuhan Of Control. Dalam Junral Ilmiah
Pelaksanaan Diet Pada Penderita Psikologi Terapan, Agustus 2013.
Diabetes Melittus. J Keperawatan.
2011 Sambeka J, Wantouw B PM. Hubungan
Riwayat Diabetes Melitus Pada
Puspita. (2015). Hubungan antara Keluarga Dengan
dukungan pasangan terhadap Kejadian DiabetesMellitus
kepatuhan diet pada penderita Gestasional Pada Ibu hamil di PKM
Diabetes Melitus tipe-2 di wilayah Bahu Kec. Malalayang Kota
kerja puskesmas Munjul. UIN Syarif Manado. ejournal keperawatan .
Hidayatullah: Jakarta. 2013

Putri A, Larasati TA. Hubungan Obesitas Senuk A, Supit W, Onibala F. Hubungan


dengan Kadar HbA1c Pasien Pengetahuan dan Dukungan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Keluarga dengan Kepatuhan
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Menjalani Diet Diabetes Melitus di
Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Poliklinik RSUD Kota Tidore
Provinsi Lampung. Med J Lampung Kepulauan Provinsi Maluku Utara.
Univ. 2013 Ejournal Keperawatan. 2013

Putri H, Yeni F, Handayani T. Hubungan Setyani. (2007). Hubungan Antara


Peran Keluarga Dengan Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Pengendalian Kadar Gula Darah Diabetes Mellitus Dengan
Pada Pasien Diabetes Melitus di Kepatuhan Dalam Melaksanakan
Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus
Padang. 2013

1008
Di BRSD RSU RAA Soewondo Supariasa, (2015). Pendidikan dan
Kabupaten Pati. Konsultasi Gizi. Jakarta: EGC.

Sholichah DR. Hubungan Antara Sustrani . (2006). Diabetes. Jakarta:


Dukungan Sosial Dengan Derajat Gramedia.
Depresi Pada Penderita Diabetes
Melitus Dengan Komplikasi. 2009 Suwondo P. Hidup Sehat dengan Diabetes.
Jakarta: FKUI; 2007
Soegondo S. (2007). Penatalaksanaan
Diabetes Terpadu. Jakarta: FKUI. Suyono, dkk. (2013). Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu: Pedoman
Soegondo. (2002). Penatalaksanaan penatalaksanaan Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus Terpadu, Jakarta: bagi Dokter dan Edukator. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Balai Penerbit FKUI.
Indonesia .
Suyono. (2004). Penatalaksanaan Diabetes
Soelistijo, dkk. ( 2015). Konsensus: Mellitus Terpadu, Jakarta: Fakultas
Pengelolaan dan Pencegahan Kedokteran Universitas Indonesia.
Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia.
PB PERKENI. Syauqy A. Perbedaan kadar glukosa darah
puasa pasien diabetes melitus
Sopiyudin. (2009). Besar Sampel dan cara berdasarkan pengetahuan, sikap dan
Pengambilan Sampel dalam tindakan di poli penyakit dalam
Penelitian Kedokteran dan rumah sakit islam jakarta. J Gizi
Kesehatan. Jakarta: Salemba Indonesia 2015
Medika.
Tandra, H. (2008). Segala sesuatu yang
Supariasa, I. (2013). Pendidikan dan harus anda ketahui tentang Diabetes
Konsultasi Gizi. Jakarta : KTD : Panduang Lengkap Mengenal dan
(Katalog Dalam Terbitan). Mengatai Diabetes dengan Cepat dan
Mudah. Jakarta : Penerbit PT
Subekti (2007). Penatalaksanaan Diabetes Gramedia Pustaka Utama.
Terpadu. Jakarta: FKUI.
Vinti D. Hubungan Pengetahuan, Sikap
Sugandha & Lestari. (2014). Gambaran dan Kepatuhan Diet dengan Kadar
Pengendalian Kadar Gula Darah dan Gula Darah pada Pasien Diabates
HbA1c pada pasien Diabetes Melitus Melitus di Poliklinik Khusus
tipe-2 yang dirawat di RSUP Penyakit dalam RSUP DR Djamil
Sanglah Denpasar: FK Udayana. Padang Tahun 2015.
Waspadji, (2007). Komplikasi Kronik
Sukraniti D. Pengaruh Konseling Gizi Diabetes: Mekanisme Terjadinya,
Terhadap Perubahan Kadar Gula Diagnosis, dan Strategi
Darah Berdasarkan Pengetahuan dan Pengelolaan. Jakarta: Fakultas
Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Kedokteran Universitas Indonesia
Melitus di Poliklinik Gizi RSUD
Kabupaten Karangasem. J Ilmu Gizi. WHO. Pencegahan Diabetes Melitus.
2011 Jakarta: WHO; 2000

Sumapradja MG D. Proses Asuhan Gizi Widya, dkk. (2015). Konseling gizi


Terstandar (PAGT). Jakarta: mempengaruhi kualitas diet pasien
PERSAGI dan ASDI; 2013. diabetes mellitus tipe 2 di RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta. Jurnal Gizi

1009
Dan Dietetik Indonesia Vol. 3, No.
1, Januari 2015
World Health Organization (WHO).
Department of Noncommunicable
Disease Surveillance Geneva.
Definition, Diagnosis, and
Classification of Diabetes Mellitus
and its Complications. Report of a
WHO Consultation Part 1 :
Diagnosis and Classification of
Diabetes MellitusDefinition,
Diagnosis, and Classification of
Diabetes Mellitus and its
Complication. In Geneva: WHO;
1999.

1010

Anda mungkin juga menyukai