ILMU AKHLAK
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
A. Pengertian Al-Fana,Al-Baqo & Al-Ittihad ...............................................2
1. Apa itu Al-Fana ?...................................................................................2
2. Sapa itu Al-Baqo ? .................................................................................3
3. Ittikad.....................................................................................................4
B. Tokoh pengembang Al-Fana’, Al-Baqa’& Al-Ittihad ...............................3
1. Masa Pengembangan ............................................................................3
2. Masa konsolidasi ...................................................................................4
3. Masa Falsafi ...........................................................................................4
4. Masa pemurnian....................................................................................4
C. Pandangan Al-qur’an terhadap Al-Fana’, Al-Baqa’, Al-Ittihad ...............7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Al-Fana, Al-Baqa & Al-Ittihad ?
2. Siapa tokoh pengembang Al-Fana’, Al-Baqa’& Al-Ittihad?
3. Bagaimana pandangan Al-qur’an terhadap Al-Fana’, Al-Baqa’& Al-Ittihad?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Al-ittihad
Jika tahap al baqa telah tercapai, maka dengan sendirinya tercapai pula
tahap ittihad. Dalam tingkatan ini seorang sufi telah merasa nahwa dirinya
bersatu dnegan tuhan, antara yang mencintai dean yang dicintai menyatu, baik
jauhar (substansi) maupun perbuatnnya dalam keadaan demikian, maka
penunujukan anatara ia dengan yang lain adalah sama. Lebih lanjut
disebutkan, bahwa segala sesuatu yang ada ini dilihat sebagai wujud yang satu
itun sendiri. Pada saat itu, maka yang dilihat bahwa wujud hamba adalah
wujud tuhan itu sendiri, demikian pila sebaliknya.1
B. Tokoh pengembang Al-Fana’, Al-Baqa’& Al-Ittihad
Sebelum mengetahui dan mengenal siapa tokoh pengembang dari fana’
baqa’& ittihad, tidak ada salahnya kita menengok terlebih dahulu tasawuf iti
sendiri yang disalamanya terdapat fana’ baqa’& ittihad Sejarah Perkembangan
Tasawuf Secara garis besar terbagi menjadi dua, yakni tasawuf dan zuhud.
Keduanya merupakan istilah baru dalam Islam, sebab belum ada pada masa
Nabi. Pada masa beliau, istilah yang populer adalah sahabat. Ketika Islam
berkembang dan banyak orang yang memeluk Islam, dan terjadi perkembangan
strata sosial, maka muncul istilah baru dikalangan sahabat, yakni diantaranya
Qurra’, Ahl al Shuffah, Fuqara’, Tawwabin.Sebagaimana telah diketahui,
bahwa sejarah Islam ditandai dengan peristiwa tragis, yakni terbunuhnya
kholifah Usman. Dari peristiwa ini, menyebabkan sahabat yang masih ada
kembali kejalan yang benar. Inilah benih tasawuf yang paling awal. Masa
Pembentukan tasawuf itu sendiri berawal pada abad 1 H bagian kedua, muncul
Hasan Basri dengan ajaran khauf. Kemudian pada akhir abad 1H diikuti
Rabi’ah Adawiyah dengan ajarannya hub al ilah. Selanjutnya pada abad 2 H,
Tasawuf tidak banyak berbeda dengan abad sebelumnya,yakni sama dalam
corak zuhudnya,meskipun penyebabnya berbeda (lebih bercorak Fiqh).
1. Masa Pengembangan
Tasawuf pada abad 3 H dan 4H sudah mempunyai corak yang berbeda
sekali dengan abad sebelumnya.Pada abad ini bercorak ke fana’an (ekstase)
yang menjurus ke persatuan hamba dan khalik. Pada abad 3H dan 4H terdapat
dua aliran.aliran tasawuf sunnah yaitu bentuk tasawuf yanng membantengi
3
2. Masa konsolidasi
Tasawuf pada abad 5 H mengadakan konsolidasi.Ditandai dengan
Kompetisii antara tasawuf sunni dan tasawuf semi falsafi.kemenangan
tasawuf sunnii karena menangnya teologi ahl sunnah wa al jama’ah yang
dipelopori Abu al Hasan Al Asy’ari.
3. Masa Falsafi
Abad VI H muncul tasawuf falsafi,yaitu tasawuf yang bercampur dengan
ajaran filsafat.Pada abad VI dan VII H ,muncul orde
4
Setelah kita mengetahui asal mula tasawuf itu bagaimana, kemudian kita menuju
pada fana’ baqa, dan ittihad, siapakah tokoh dibaliknya?, Al-Bustami atau dalam
beberapa tulisan disebut juga Bistomi, Bustomi dan Bastomi sering juga disebut
Bayazid. Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Taifur ibn Surusyam. Ia lahir
diwilayah Qum di Persia Barat Laut tahun 188-261 H/804-875 M. Ia adalah
putra seorang ayah yang menganut keyakinan Zoroastria. Ayahnya Isa ibn
Surusyam adalah pemuka masyarakat di Biston dan ibunya dikenal sebgai
zahidah (orang yang meninggalkan keduniaan) dan kakaknya Surusyam sebelum
memeluk Islam adalah penganut agama Majusi.
5
dengan kata lain tasawuf yang mengacu kepada syari’at dan para sufinya adalah
para ulama terkenal serta tasawufnya didominasi oleh ciri-ciri normal. Kedua,
adalah aliran sufi yang
Dalam sejarah tasawuf, Abu Yazid Al-Bustami disebut sebagai sufi yang
pertama kali memperkenalkan faham fana dan baqa. Nama kecilnya adalah
Thaifur. Nama beliau sangat istimewa dalam hati kaum sufi seluruhnya.Ketika
Abu Yazid telah fana dan mencapai baqa maka dari mulutnya keluarlah kata-
kata yang ganjil, yang jika tidak hati-hati memahami akan menimbulkan kesan
seolah-olah Abu Yazid mengaku dirinya sebagai tuhan padahal sesungguhnya ia
tetap manuisia biasa, yaitu manusia yang mengalami pengalaman bathin bersatu
dengan tuhan. Diantara ucapan ganjilnya ialah: “tidak ada tuhan melainkan
saya”. Sembahlah saya, amat sucilah saya, alngkah besarnya kuasaku”.
Selanjutnya Abu Yazid Mengatakan “Tidak ada tuhan selain aku, maka
sembahlah aku, Maha Suci Aku, Maha Besar Aku.”
6
C. Pandangan Al-qur’an terhadap Al-Fana’, Al-Baqa’, Al-Ittihad
Fana dan Baqa merupakan jalan menuju Tuhan, hal ini sejalan dengan
firman Allah surat Al-kahfi ayat 110 yang artinya:
Paham ittihad dan hulul ini juga dapat dipahami dari keadaan ketika Nabi
Musa ingin melihat Allah. Musa berkata: “Ya Tuhan, bagai mana supaya aku
sampai kepada-Mu?” Tuhan berfirman: Tinggalah dirimu (lenyapkanlah dirimu)
baru kamu kemari (bersatu). Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa Allah swt.
telah memberi peluang kepada manusia untuk bersatu dengan Tuhan secara
rohaniyah atau bathiniyah, yang caranya antara lain dengan beramal shaleh, dan
beribadat semata-mata karena Allah, menghilangkan sifat-sifat dan akhlak buruk
(Fana),meninggalkan dosa dan maksiat, dan kemudian menghiasi diri dengan
sifat-sifat Allah, yang kemudian ini tercakup dalam konsep Fana dan Baqa, hal
ini juga dapat dipahami dari isyarat ayat di bawah ini
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Q.S. Al-Rahman: 26-27).
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Filosofi pembaharuan islam dimulai ketika mereka sadar semakin tertinggalnya
islam dengan peradaban yang tak bisa ternafikan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa,Fana’ dalam pengertian harfiah adalah keadaan dari syai (sesuatu)
yang tidak berahir, artinya apabila tetapnya suatu keadaan telah berahir, dikatakan
ia telah mencapai fana’. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa yang
dimaksud denganfana adalah lenyapnya sifat-sifat basyariah, akhlak yang tercela,
kebodohan dan perbuatan maksiat dari diri manusia. Sedangkan baqa adalah
kekalnya sifat-sifat ketuhanan, akhlak yang terpuji, ilmu pengetahuan dan
kebersihan diri dari dosa dan maksiat. Dengan demikian maka doktrin sufi yang
kita kenal sebagai “ittihad” (kesatuan mistuk), di mana seorang manusia telah
berhasil melalui perjalanan yang panjang untuk bersatu dengan Tuhannya,atau
doktrin. Kemudianal- hulul dapat dikatakan sebagai suatu tahap dimana manusia
dan Tuhan menyatu secara Rohaniah.
Abu Yazid al-Bustami adalah seorang yang dipandang sebagai pembawa
faham al-Fana’, al-Baqa’, dan al-ittihad
8
DAFTAR PUSTAKA
Bakar Abu, 1993, pengantar sejarah sufi dan tasawuf, Solo, Ramdhani
http://mohammadsyahidramdhani24.blogspot.com/2012/11/al-fana-al-baqa-ittihad-al-
hulul-dan.html, di akses pada tanggal 11 mei 2016 pada pukul 08.35
1
Ris’an Rusli, Tasawuf Dan Tarekat, (Jakarta:Rajawali Press,2013;), Hlm;90-96
2
Abu Bakar, Pengantar Sejarah Sufi Dan Tasawuf, (Solo: Ramdhani, 1993, Cet 7) Hlm 138-143
4
http://mohammadsyahidramdhani24.blogspot.com/2012/11/al-fana-al-baqa-
ittihad-al- hulul-dan.html, di akses pada tanggal 9 mei 2016 pada pukul 08.35
9
12