Anda di halaman 1dari 11

Fana’, Baqa’, dan Ittihad

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah akhlak tasawuf

Dosen Pengampu :

Drs. Sokon Saragih, M.ag.

Disusun oleh krlompok 2 :

Meifa Taskia Efendi : 0306232152

Syahidah Awaliah Bintang : 0306232130

Nabila Putri : 0306232124

Desmidar Harahap : 0306232172

Fatimah Zahara : 0306232140

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat, diantaranya
nikmat Iman, Islam, dan kesehatan serta kesempatan sehimgga pemakalah dapat
menyelesaikan makalah ini, tepat pada waktunya. Tidak lupa shawalat berangkaikan salam
kita hadiahkan kepada junjungan alam buah hati Siti Aminah putra Abdullah Nabi besar
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Terimakasih kami kepada Bapak Drs. Sokon Saragih M.A.g. Dosen pengampu mata
kuliah Akhlak Tasawuf yang telah memberikan kami kesempatan untuk memaparkan materi
ini serta telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, dan
juga kami ucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah ikut berperan dalam penyusunan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari banyak terdapat kesalahan. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami sangat mengharapkan kepada Bapak untuk
memberikan masukan berupa kritik sehat dan saran kontruktif yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, 07 Oktober 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................................. 2

Daftar isi ............................................................................................................................ 3

Bab I pendahuluan............................................................................................................ 4

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................... 4

Bab II pembahasan ........................................................................................................... 5

A. Pengertian Fana’,Baqa, dan Ittihad ............................................................................ 5


B. Tokoh-tokoh yang mengembangkan Fana’,Baqa dan ittihad .................................... 6
C. Fana’, Baqa’ dan Ittihad dalam pandangan Al-Qur’an .............................................. 7

Bab III Penutup................................................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Fana', baqa', dan ittihad merupakan konsep-konsep yang abstrak dan sulit untuk
dipahami secara literal. Namun, konsep-konsep ini dapat dipahami secara simbolis
sebagai perjalanan spiritual manusia untuk mencapai kesempurnaan dan kedekatan
diri dengan Allah. Ajaran fana', baqa', dan ittihad merupakan konsep yang kompleks
dan sulit untuk dipahami. Namun, konsep-konsep ini telah menjadi bagian penting
dari tasawuf dan telah memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan
pemikiran Islam. Fana' merupakan proses yang bertahap dan tidak mudah. Sufi harus
melalui berbagai macam latihan dan disiplin spiritual untuk mencapai fana', Baqa'
merupakan konsekuensi dari fana'. Ketika sufi telah mencapai fana', maka ia akan
kekal dalam sifat-sifat ketuhanan. Hal ini berarti bahwa sufi akan senantiasa memiliki
sifat-sifat yang terpuji dan senantiasa dekat dengan Allah Sedangkan Ittihad
merupakan tujuan tertinggi dari perjalanan spiritual sufi. Ketika sufi telah mencapai
ittihad, maka ia akan merasakan bahwa dirinya telah menyatu dengan Allah. Hal ini
berarti bahwa sufi akan mengalami ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Fana’, Baqa, dan Ittihad ?

2. Apa perbedaan Fana’, Baqa, dan Ittihad ?

3. Apa kaitan antara Fana’, Baqa, dan Ittihad ?

C. Tujuan Masalah

1. Agar mahasiswa tahu apa yang dimaksud dgn Fana’, Baqa, dan Ittihad.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja prinsip Fana’, Baqa, dan Ittihad.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian

Fana' secara harfiah berarti lenyapnya. Dalam konteks tasawuf, fana' berarti
lenyapnya segala sesuatu selain Allah dari pandangan dan kesadaran sufi. Hal ini meliputi
lenyapnya sifat-sifat basyariah (kemanusiaan), akhlak yang tercela, kebodohan, dan
perbuatan maksiat.

Fana' merupakan proses yang bertahap dan tidak mudah. Sufi harus melalui berbagai
macam latihan dan disiplin spiritual untuk mencapai fana'. Besberapa latihan yang dapat
membantu sufi mencapai fana' antara lain:

a. Tasawuf yaitu latihan-latihan spiritual yang bertujuan untuk membersihkan diri


dari sifat-sifat tercela dan mendekatkan diri kepada Allah.
b. Mujahadah yaitu perjuangan melawan hawa nafsu dan godaan duniawi.
c. Samar yaitu latihan untuk mematikan panca indera dan fokus pada Allah.

Baqa' secara harfiah berarti kekal. Dalam konteks tasawuf, baqa' berarti
kekalnya sifat-sifat ketuhanan, akhlak yang terpuji, ilmu pengetahuan, dan
kebersihan diri dari dosa dan maksiat. Baqa' merupakan konsekuensi dari fana'.
Ketika sufi telah mencapai fana', maka ia akan kekal dalam sifat-sifat ketuhanan.
Hal ini berarti bahwa sufi akan senantiasa memiliki sifat-sifat yang terpuji dan
senantiasa dekat dengan Allah.
Ittihad secara harfiah berarti penyatuan. Dalam konteks tasawuf, ittihad berarti
penyatuan batin atau rohaniah sufi dengan Allah. Ittihad merupakan tujuan
tertinggi dari perjalanan spiritual sufi. Ketika sufi telah mencapai ittihad, maka ia
akan merasakan bahwa dirinya telah menyatu dengan Allah. Hal ini berarti bahwa
sufi akan mengalami ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki.

Pengertian, tujuan, dan kedudukan fana', baqa', dan ittihad dapat ditemukan dalam
berbagai sumber, antara lain:

5
1. Al-qur’an
Al-Qur'an banyak menggunakan kata-kata yang mengandung makna
fana', baqa', dan ittihad. Misalnya, dalam surat Al-An'am ayat 164, Allah
berfirman:
"Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras untuk mencari dunia ini,
maka bergembiralah kamu dengan dunia ini. Dan ketahuilah bahwa tempat kembalimu
adalah kepada Kami."
Ayat ini menunjukkan bahwa dunia ini bersifat fana' dan tidak kekal.
2. Hadis
Hadis juga banyak memuat tentang fana', baqa', dan ittihad. Misalnya,
dalam hadis riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Fana' adalah lenyapnya sifat-sifat basyariah dan kekalnya sifat-sifat ketuhanan."
Hadis ini menunjukkan bahwa fana' merupakan proses lenyapnya sifat-
sifat manusiawi dan diganti dengan sifat-sifat ketuhanan.
3. Karya-karya Sufi
Para sufi telah banyak menulis tentang fana', baqa', dan ittihad.
Misalnya, dalam karyanya "Al-Hikam", Ibnu Arabi menulis:
"Fana' adalah lenyapnya diri dari segala sesuatu dan baqa' adalah kekalnya diri
dalam wujud Allah."
Karya ini menunjukkan bahwa fana' dan baqa' merupakan dua sisi dari
satu mata uang.1
B. Tokoh-Tokoh yang mengembangkan Fana, Baqa dan Ittihad
Abu Yazid al-Bustami. Ia lahir di Bustam, Khurasan, Iran, pada abad ke-9 M. Abu
Yazid adalah seorang sufi yang terkenal dengan kedekatannya dengan Allah. Ia sering
mengungkapkan pengalaman spiritualnya dalam bentuk kata-kata yang puitis dan penuh
makna.
Abu Yazid adalah orang pertama yang menggunakan istilah fana', baqa', dan ittihad
dalam konteks tasawuf. Ia menjelaskan fana' sebagai lenyapnya segala sesuatu selain Allah
dari pandangan dan kesadaran sufi. Baqa' adalah kekalnya sifat-sifat ketuhanan dalam diri
sufi. Ittihad adalah penyatuan batin atau rohaniah sufi dengan Allah.

1
Siti rohmah,buku ajaran akhlah tasawuf, (2021),hal. 181

6
Ajaran Abu Yazid tentang fana', baqa', dan ittihad telah menjadi dasar bagi
perkembangan tasawuf selanjutnya. Banyak sufi yang mengikuti ajaran Abu Yazid,
termasuk Al-Hallaj, Ibnu Arabi, dan Rumi.

Selain Abu Yazid, ada beberapa tokoh lain yang juga mengembangkan ajaran fana', baqa', dan
ittihad, antara lain:

a. Al-Hallaj (858-922 M), seorang sufi dari Persia yang terkenal dengan pernyataannya
"Ana al-Haqq" (Aku adalah Kebenaran).
b. Ibnu Arabi (1165-1240 M), seorang sufi dari Andalusia yang terkenal dengan
karyanya "Al-Futuhat al-Makkiyyah".
c. Rumi (1207-1273 M), seorang sufi dari Persia yang terkenal dengan karyanya
"Masnawi".

Ajaran fana', baqa', dan ittihad merupakan konsep yang kompleks dan sulit untuk
dipahami. Namun, konsep-konsep ini telah menjadi bagian penting dari tasawuf dan telah
memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan pemikiran Islam. Abu Yazid Al
Bustami, beliau adalah seorang sufi yang terkenal karena konsep yang diusunya yaitu fan,
bawa dan Ittihad. Konsep konsep ini lah yang membuat abu yazid terkenal dikalangan para
sufi. Abu Yazid Al Bustami adalah anak dari Isa yang juga tokoh terkenal pada kalangan
masyarakat di Bustami. Dilahirkan dibagian timur laut Persia pada tahun 188 hijriah/ 874
M.2
C. Fana’, Baqa’ dan Ittihad dalam pandangan Al-Qur’an
Fana', baqa', dan ittihad merupakan konsep-konsep yang penting dalam tasawuf.
Konsep-konsep ini merupakan hasil dari perjalanan spiritual sufi untuk mencapai
kesempurnaan dan kedekatan diri dengan Allah.
Dalam pandangan Al-Qur'an, fana', baqa', dan ittihad dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Fana’ dapat dimaknai sebagai lenyapnya segala sesuatu yang bersifat duniawi
dari pandangan dan kesadaran manusia. Hal ini berarti bahwa manusia harus
melepaskan diri dari segala keterikatan duniawi dan fokus pada Allah.

2
Rahmawati,memahami ajaran fana, baqa dan ittihad dalam tasawuf,
(Al-munzir Vo. 7, NO. 2,2014),Hal.77

7
b. Baqa' dapat dimaknai sebagai kekalnya sifat-sifat ketuhanan dalam diri manusia.
Hal ini berarti bahwa manusia harus berusaha untuk memiliki sifat-sifat yang
terpuji dan senantiasa dekat dengan Allah.
c. Ittihad dapat dimaknai sebagai penyatuan batin atau rohaniah manusia dengan
Allah. Hal ini berarti bahwa manusia mengalami kedekatan yang sangat intim
dengan Allah.

Fana', baqa', dan ittihad merupakan konsep-konsep yang sulit untuk dipahami secara
literal. Namun, konsep-konsep ini dapat dipahami secara simbolis sebagai perjalanan
spiritual manusia untuk mencapai kesempurnaan dan kedekatan diri dengan Allah.
Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang dapat dikaitkan dengan konsep fana',
baqa', dan ittihad:
1. Q.S. Al-An'am: 162
"Katakanlah, 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.'"

Ayat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada pada manusia, baik lahir maupun
batin, adalah milik Allah. Hal ini berarti bahwa manusia harus melepaskan diri dari segala
keterikatan duniawi dan fokus pada Allah.

2. Q.S. Al-A'la: 14-16


"Dan Aku telah menciptakan jin dan manusia hanya agar mereka beribadah
kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki dari mereka dan Aku tidak
menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah
Dialah Maha Pemberi rezeki yang Maha Kuasa."

Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar mereka
beribadah kepada-Nya. Hal ini berarti bahwa manusia harus berusaha untuk memiliki sifat-
sifat yang terpuji dan senantiasa dekat dengan Allah.

3. Q.S. Al-Anbiya: 90
"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan
dimasukkan ke dalam surga-surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah ridha terhadap mereka
dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah kemenangan yang besar."

8
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia yang beriman dan mengerjakan kebajikan akan
mendapatkan keridhaan Allah. Hal ini berarti bahwa manusia akan mengalami kedekatan
yang sangat intim dengan Allah.

Fana', baqa', dan ittihad merupakan konsep-konsep yang abstrak dan sulit untuk dipahami
secara literal. Namun, konsep-konsep ini dapat dipahami secara simbolis sebagai perjalanan
spiritual manusia untuk mencapai kesempurnaan dan kedekatan diri dengan Allah. Faham
Fana dan Baqa yang ditunjukkan untuk mencapai ittihad itu dipandang oleh sufi Sbagai
sejarah dengan konsep liqa al rabbi menemui tuhan. Hal ini sejalan dengan firman allah :
Yang artinya

“ Katakanlah : Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kpadaku: bahwa sesungguhnya tuhan kamu ini adalah tuhan yang maha esa.
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan tuhannnya,maka hendaklah ia
mengejarjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadah kepada tuhannya.(Q.S Al-Kahfi [18]: 110).

Paham ittihad ini juga dapat dipahami dari keadaan ketika nabi musa igin melihat allah.
Musa berkata : “ Ya tuhan, bagaimana supaya aku sampai kepadamu ?” Tuhan berfirman :
tinggallah dirimu (lenyapkanlah dirimu) baru ka,u kemari (bersatu)

Ayat dan riwayat tersebut memberi petunjuk bahwa allah swt. Telah memberi peluang
kepada manusia untuk bersatu dengan tuhan secara rohaniah atau batiniah, yang caranya
antara lain dengan beramal saleh, dan beribadah semata-mata karena allah swt,
menghilangkan sifat-sifat dan akhlak yang buruk.
Adanya konsep Fana dan Baqa ini dapat dipahami dari isyarat yang terdapat dalam
Q.S Ar-rahman [55]: 26-27 yang artinya :
“Semua yang ada dibumi akan binasa, dan tetap kekal dzat tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”3

3
Rahmawati,memahami ajaran fana, baqa dan ittihad dalam tasawuf,
(Al-munzir Vo. 7, NO. 2,2014),Hal.79

9
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Fana', baqa', dan ittihad adalah tiga konsep penting dalam tasawuf. Konsep-konsep ini
merupakan hasil dari perjalanan spiritual sufi untuk mencapai kesempurnaan dan kedekatan
diri dengan Allah.

Fana' adalah proses lenyapnya segala sesuatu selain Allah dari pandangan dan
kesadaran sufi. Baqa' adalah kekalnya sifat-sifat ketuhanan, akhlak yang terpuji, ilmu
pengetahuan, dan kebersihan diri dari dosa dan maksiat. Ittihad adalah penyatuan batin atau
rohaniah sufi dengan Allah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Siti rohmah,buku ajaran akhlah tasawuf, (2021),hal. 181

Rahmawati,memahami ajaran fana, baqa dan ittihad dalam tasawuf, (Al-munzir Vo.
7, NO. 2,2014),Hal.77

Rahmawati,memahami ajaran fana, baqa dan ittihad dalam tasawuf, (Al-munzir Vo.
7, NO. 2,2014),Hal.79

11

Anda mungkin juga menyukai