Anda di halaman 1dari 3

Kania Mutiawati

185100907111014

UTS SOSIOLOGI LINGKUNGAN

1. Dalam implementasi sustainable development, sosiologi lingkungan dan ekologi


manusia sangatlah memiliki peran yang penting. Sosiologi lingkungan merupakan
kajian pada ketertarikan antara perilaku sosial dengan lingkungannya, sementara
ekologi manusia merupakan kombinasi antara ekosistem, populasi dan komunitas
manusia yang terdapat pada lingkungan tersebut. Sustainable development dapat
terbentuk budaya dan kebiasaan tumbuh dari lingkungan sekitar. Untuk memulai
pembangunan yang berkelanjutan atau sustainable development, perlu diterapkan
kebiasaan baik pada lingkungan. Ekosistem tempat manusia tinggal merupakan
tempat terlahirnya budaya dan kebiasaan yang dapat memperngaruhi pembangunan
yang berkelanjutan. Sosiologi lingkungan dapat menaungi dan memecahkan masalah
yang terdapat pada ekosistem manusia. Jadi sustainable development tidak dapat
tercipta tanpa adanya ekologi manusia berkualitas yang menjunjung tinggi sosiologi
lingkungan.

2. Karakteristik lingkungan alam dapat memperngaruhi corak interaksi sebuah


komunitas. Komunitas sendiri terbentuk dari adanya iteraksi yang terjadi antar
populasi sehingga membentuk suatu komunitas. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan komunitas merupakan suatu perkumpulan populasi yang tidak sejenis
tetapi menempati tempat yang sama. Tempat tersebut adalah lingkungan, lingungan
alam memiliki beberapa karakteristik. Salah satu kekuatan yang membentuk karakter
lingkungan permukiman adalah keadaan alam yang ada di sekelilingnya Karakteristik
sifat-sifat dasar lingkungan alam telah mempengaruhi manusia dari masa awal
dengan berbagai cara. Lingkungan alam mempengaruhi manusia sewaktu
mendirikan permukimannya dari memilih lokasi, menggunakan bahan konstruksi
yang tepat untuk adaptasi dengan iklim, mendirikan bangunan dengan struktur yang
sesuai dengan tanah, dan merancang bentuk bangunan yang serasi dengan keadaan
sekelilingnya. Hubungan dapat terjadi antara rona lingkungan dengan bentuk fisik
lingkungan binaan, dimana rona lingkungan mempengaruhi bentuk fisik permukiman
yang terbentuk oleh kondisi lingkungan serta kelompok masyarakat dengan
budayanya.
3. - Antroposentrisme adalah pandangan atau keyakinan bahwa manusia lebih unggul
dari semua organisme lain. Fokus dalam pandangan ini terutama pada manusia, dan
hewan dan alam hanyalah latar belakang. Dalam antroposentrisme, perspektif
manusia adalah yang paling penting dan isu-isu lain mengambil tempat kedua.

- Ekosentrisme adalah merupakan lanjutan dari biosentrisme yang merupakan teori


bahwa makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Teori ini
lahir sebagai wujud pendobrakan tradisi antroposentrisme yang memandang
bahwa manusia sebagai pusat kehidupan, manusia memiliki keberadaan terpisah
dengan lingkungan. Hal ini menjadikan lingkungan berada pada dominasi manusia.
Ekosentrisme yang merupakan suatu pandangan utuh dan pandangan dunia yang
melibatkan intuisi paling mendasar mengenai hubungan manusia dengan alam non-
manusia, nilai-nilai dasar manusia yang tidak hanya melibatkan cara bertindak dalam
kehidupan sehari-hari akinan mengenai apa yang paling penting di dalam hidup.

4. - Sustainable Livelihood Approach (SLA) merupakan praktik pembangunan


kehidupan berkelanjutan yang erat kaitannya dengan proses dan unsur yg
mempengaruhi masyarakat baik individu keluarga maupun kelompok. SLA merupakan
suatu pendekatan yang sifatnya luas, multidisiplin dan bertujuan untuk mempromosikan
pemahaman secara lebih baik dan respon terhadap berbagai dimensi kemiskinan. Ide-ide
yang mendasari pendekatan itu tidak baru, tetapi dibangun dari tren pengembangan
berkelanjutan gabungan dengan konsep ekonomi dan ekologi.

- Dimensi Sustainable Livelihood approach terdapat:


 Konteks kerentanan : Konteks kerentanan membentuk lingkungan eksternal di mana
masyarakat memiliki kontrol terbatas atau tidak sama sekali yang memiliki pengaruh
besar setelahnya. Bencana Sebagai Shock dan Trend dalam Konteks Kerentanan.
Terdapat juga resiko dan kerentanan.
 Aset Mata Pencaharian: Program mata pencaharian adaptif merupakan salah satu
bentuk upaya intervensi yang dilakukan guna mempercepat proses adaptasi terhadap
dampak perubahan iklim dan tetap menjaga kontinuitas sumber pendapatan
masyarakat.
 Modal fisik, modal manusia, modal sosial, modal alam dan modal finansial
 Kebijakan, Institusi dan Proses (KIP) terdapat Isu KIP, Kebijakan, institusi dan proses
 Implementasi
 Strategi Mata Pencaharian
- Pada permasalahan lingkungan indonesia, Sustainable Livelihood approach dapat
membantu menyelesaikan masalah dengan cara membahas mengenai kondisi
infrastruktur, kondisi lingkungan, konidisi ekonomi, konisi sosial, kondisi
kelembagaan, hingga tingkat penghidupan berkelanjutan. Nantinya semua komponen
tersebut akan dibedah dan di analisis satu satu sehingga menghasilkan kesimpulan
dan jalan keluar untuk permasalahan di lingkungan indosenia, seperti ketertinggalan
desa satu dengan desa lain, kesejahteraan suatu kabupaten, dan lainnya.
5. Sustainable Livelihood Approach (SLA)) adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh
manusia atau keluarga untuk mencapai harapan kehidupannya. SLA merupakan
program yang sedang dikembangkan untuk mengatasi kemiskinan di tingkat global.
Sustainable Livelihood Approach merupakan program dalam konsep pembangunan
yang berkelanjutan (Sustainable development ). Ada empat aspek pokok yang
menjadi pembahasan dalam SLA, yaitu:
1. Kegiatan dan aset kehidupan.
2. Capaian (output) livelihood.
3. Faktor yang mempengaruhi.
4. Diagram yang menghubungkan elemen kunci SLA.
Capaian akhir dari livelihood adalah kesejahteraan saat ini dan bagi generasi
mendatang. Namun prioritas pencapaian jangka pendek perlu ditargetkan, karena
capaian sifatnya beragam maka ketepatan mengindentifikasi sesuai harapan dapat
membuat proses pembangunan lebih cepat dan tepat. Terdapat dua kategori faktor
yang bisa mempengaruhi capaian livelihood program yakni pertama faktor internal
misalnya: motivasi, kekuatan aset yang dimiliki dan yang kedua adalah faktor external
yang terdiri dari dua faktor pertama kerentanan yaitu perubahan yang terjadi baik
secara cepat, lambat maupun musiman yang mengakibatkan rentannya masyarakat
dan kedua struktur dan Proses yaitu perubahan yang diakibatkan oleh kebijakan,
norma-norma yang dikeluarkan oleh pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, ornanisasi masyarakat maupun pengusaha.

Anda mungkin juga menyukai