Anda di halaman 1dari 12

Secara keseluruhan cerpen ini bercerita tentang pembantaian yang terjadi di Banyuwangi atau lebih

tepatnya di sebuah Desa Karangasem, di Dusun Cemetuk, Kecamatan Cluring. Singkat cerita adalah
sebagai berikut:

Para pembantai yang terdiri dari Pemuda Muncar dan tentara di bawah kepemimpinan Suharto ingin
membunuh Azwar yang tidak memihak antara umat Islam dan PKI. Para pengikut Azwar, yang juga
orang-orang Desa Karangasem, membela dan terjadi peperangan.

Burung Api Siti

Pada judul di atas, ‘Burung Api Siti’ mempunyai penanda: burung, api, dan Siti. Burung di sini adalah
sebagai simbol yang menandai para pengikut Azwar yang setia sekaligus warga Desa Karangasem, di
Dusun Cemetuk, Kecamatan Cluring. Penulis berpendapat penanda burung mempunyai petanda orang
yang memeluk agama Islam.

Api di sini adalah sebagai simbol yang menandai semangat juang para pengikut Azwar untuk melindungi
Azwar. Di kehidupan nyata, api bersifat panas dan jika disentuk kulit seseorang akan terluka. Api di sini
sama sifatnya seperti pengikut Azwar; mereka memberontak dan akan membunuh Pembantai jika
membunuh Azwar.

Sementara Siti adalah tokoh yang berperan sebagai anak Azwar. Penulis berpendapat bahwa tokoh Siti
adalah ikon yang menjadi petanda perwakilan rakyat saat itu yang tidak dapat berbuat banyak. Penulis
berkata seperti itu karena tokoh Siti ini berumur 10 tahun dalam teks: Dan yang membuat lelaki kencur
10 tahun itu lebih takjub…

Penulis berpendapat ini adalah petanda usia pemilihan umum yang pertama kali diadakan pada tahun
1955.
Siti berjenis kelamin laki-laki. Penulis berpendapat penanda itu bermakna Anggota DPR yang
kebanyakan laki-laki. Siti juga beragama islam yang terdapat dalam teks: …Siti yang dari masjid hendak
bergegas ke rumah… Dan …Siti yang saat itu sedang mengaji…

Penulis berpendapat penanda ini bermakna anggota DPR yang kebanyakan adalah partai-partai Islam.
Jadi pada judul terdapat 2 simbol dan 1 ikon.

Burung-burung api

Pada kalimat pertama terdapat satu simbol yaitu burung-burung api yang mengandung penanda
pengikut Azwar yang marah sekaligus warga Desa Karangasem yang ingin melindungi Azwar.

Melesat dan menembus jantung

Dalam kalimat pertama juga terdapat satu indeks yaitu melesat dan menembus jantung yang
mempunyai petanda orang yang sedang membunuh. Di sini orang yang membunuh adalah warga Desa
Karangasem.

Para pembantai

Dalam kalimat pertama juga terdapat simbol yaitu para pembantai yang mempunyai petanda orang-
orang yang berencana ingin membunuh Azwar dan warga Desa Karangasem. Para pembantai terdiri dari
tentara bawah Suharto dan Pemuda Muncar (Umat Islam).

Bangau

Dalam kalimat keempat terdapat simbol yaitu bangau-bangau yang mempunyai petanda orang-orang
Desa Karangasem sekaligus pengikut Azwar. Penulis berpendapat bahwa pengarang memberikan
penanda bangau karena sifat bangau yang kalem dan tenang di air, tetapi dapat kasar dan galak saat
diganggu. Juga karena bangau tinggal di perairan, tempat yang cocok untuk warga Desa Karangasem
yang tinggal di dekat perairan.

Contoh untuk 2, 3, 4, dan 5: Burung-burung api itu melesat dan menembus jantung para pembantai.
Para pembunuh terbakar. Tubuh mereka menyala. Siti bertanya, ”Mengapa bangau-bangau ini jadi
ganas semua?”
Tarian burung bangau yang sedang bercumbu

Ini merupakan suatu simbol yang mempunyai petanda orang-orang Desa Karangasem yang sedang
menjalin hubungan dengan sesamanya secara sosial, mis: berdagang, bersosialisasi, menyebarkan
agama Islam, dan lain-lain. Contoh dalam teks: Tak ada keindahan seanggun tarian burung bangau yang
sedang bercumbu

Beratus-ratus pasangan bangau yang sedang berkencan

Ini sama halnya dengan di atas, merupakan suatu simbol. Contoh dalam teks: Dan Siti menatap takjub
beratus-ratus pasangan bangau yang sedang berkencan itu

Mencericitkan kicau

Penulis berpendapat bahwa ini adalah simbol yang mempunyai petanda orang-orang Desa Karangasem
yang menyiarkan agama Islam.

Tangisan paling pedih

Penulis berpendapat bahwa ini adalah simbol yang mempunyai petanda orang-orang Desa Karangasem,
yang menyebarkan agama Islam, sedih dan mendapat kesulitan saat menyebarkan agama Islam.

Bergerak mirip penari keraton

Penulis berpendapat bahwa ini adalah simbol yang mempunyai petanda orang-orang Desa Karangasem,
yang menyebarkan agama Islam, sangat bisa dan gemulai saat menyebarkan agama Islam di kampung
mereka. Contoh dalam teks untuk 8, 9, dan 10: Burung-burung itu serempak mencericitkan kicau mirip
tangisan paling pedih yang memekakkan telinga tetapi pada saat sama mereka bergerak mirip penari
keraton

Mereka mengayunkan sayap dalam gerak yang kadang-kadang lamban, kadang-kadang cepat, kadang-
kadang ritmis, kadang-kadang sembarangan. Mereka juga melompat, berlari, melompat lagi, dan berlari
lagi

Dalam paragraf di atas terdapat 9 simbol. Penandanya adalah gerakan bangau dan petandanya adalah
sepak terjang warga Desa Karangasem dalam menyebarkan agama Islam.
Berdiri tegap saling menatap dengan paruh menusuk ke langit

Dalam kalimat di atas terdapat 3 simbol yaitu berdiri tegap, saling menatap, dan paruh menusuk ke
langit, yang mempunyai petanda berdiri tegap adalah warga Desa Karangasem yang berpendirian kuat
dan tidak gampang roboh, saling menatap adalah warga Desa Karangasem yang mempedulikan
sesamanya, dan paruh menusuk ke langit adalah warga Desa Karangasem yang patuh dan taat kepada
Tuhan. Contoh dalam teks: bangau-bangau itu berdiri tegap saling menatap dengan paruh menusuk ke
langit.

Sang pejantan hanya mengeluarkan suara sekali sang pejantan hanya mengeluarkan suara sekali dan
para betina berkali-kali

Terdapat 3 simbol yaitu sang pejantan, mengeluarkan suara, dan para betina. sang pejantan mempunyai
petanda laki-laki yang beragama Islam, atau warga Desa Karangasem yang berjenis kelamin laki-laki.
Mengeluarkan suara mempunyai petanda menyiaran agama Islam di desa. Para betina mempunyai
petanda kaum perempuan atau para istri yang lebih banyak menyebarkan agama Islam. Penulis
berpendapat perempuan lebih mudah menyebarkan agama Islam karena lebih mudah bersosialisasi.
Contoh dalam teks: Ia tak tahu kenapa sang pejantan hanya mengeluarkan suara sekali dan para betina
berkali-kali.

Oktober 1965

Ini adalah ikon yang merupakan petanda pembantaian terhadap PKI atau yang disebut G30SPKI yang
dilakukan oleh Suharto setelah menjabat menjadi presiden.

Angin laut begitu asin dan amis

Ini adalah simbol yang merupakan petanda bahwa ada sesuatu yang buruk akan tejadi. Penulis
berpendapat bahwa udara di sekitar pantai jika berbau asin dan amis akan terjadi tsunami, dan itu
adalah sesuatu yang buruk. Dalam konteks hubungannya dengan sejarah, angin laut begitu asin dan
amis menjadi petanda bahwa pemerintah sudah menyebarkan propaganda anti-PKI ke seluruh
Indonesia. Contoh dalam teks untuk 14 dan 15: Akan tetapi, hari itu, pada Oktober 1965 saat angin laut
begitu asin dan amis, burung-burung bangau itu nyaris tidak melakukan gerak apa pun

Isya sudah usai

Ini adalah suatu indeks yang mempunyai petanda sudah malam. Contoh dalam teks:
Kampung di ujung tanjung

Ini adalah suatu ikon yang mempunyai petanda Desa Karangasem yang berada di ujung Pulau Jawa.

Satwa-satwa tropis

Ini adalah suatu simbol yang mempunyai petanda orang-orang Desa Karangasem sama seperti simbol
bangau. Contoh dalam teks untuk 16, 17, dan 18: Isya sudah usai menghampiri kampung di ujung
tanjung itu tetapi satwa-satwa tropis ini tetap saja membisu

Ratusan ular raksasa yang menelan mereka

Terdapat dua simbol yaitu ular raksasa dan menelan. Ular raksasa adalah petanda orang pemerintahan
(tentara) yang ingin membunuh warga Desa Karangasem. Digambarkan demikian karena dalam
pandangan Siti, pemerintah adalah makhluk yang licik. Sementara menelan adalah petanda
pembunuhan. Contoh dalam kalimat: Siti menduga ada ratusan ular raksasa yang menelan mereka

Makam yang dikeramatkan

Ini adalah suatu ikon yang mempunyai petanda makam Syekh Datuk Ibrahim yang berada di Kelurahan
Lateng, Banyuwangi. Ini adalah petanda bahwa kejadian dalam cerpen di atas bertempat di Banyuwangi.
Contoh dalam teks: Karena penasaran, Siti yang dari masjid hendak bergegas ke rumah, tiba-tiba
berbalik arah menuju ke tanah lapang yang dikelilingi hutan bakau tak jauh dari makam yang
dikeramatkan

Pohon bakau

Ini adalah suatu simbol yang mempunyai petanda orang-orang yang tinggal di dekat pantai. Penulis
berpendapat simbol ini adalah para nelayan karena sifatnya sama seperti pohon bakau yaitu
memberikan kehidupan kepada makhluk hidup termasuk bangau. Contoh dalam teks: Bangau-bangau
dan pohon-pohon bakau itu malam itu seakan-akan menjadi benteng kokoh yang tidak bisa ditembus
oleh mata lemah Siti

Menari
Ini adalah suatu simbol yang mempunyai petanda bersenang-senang atau gembira. Contoh dalam teks:
”Mengapa kalian tak menari?”

Benteng kokoh

Ini adalah suatu simbol yang mempunyai petanda penghalang. Contoh dalam teks: Bangau-bangau dan
pohon-pohon bakau itu malam itu seakan-akan menjadi benteng kokoh

Dinding tebal hitam

Sama seperti di atas, ini adalah suatu simbol yang mempunyai petanda penghalang.

Contoh dalam teks: Siti hanya melihat semacam dinding tebal hitam memisahkan tanah lapang dari
ujung tanjung

Angin amis

Ini adalah suatu ikon yang menandakan suatu keadaan pantai.

Menampar-nampar

Ini adalah suatu simbol yang mempunyai petanda menyakiti tubuh. Dalam konteksnya dengan kalimat,
Siti berdiri di pinggir pantai pada malam hari. Itu adalah keadaan yang sangat dingin dan tentu saja
menyakiti tubuh.

Amuk malam

Ini adalah suatu simbol yang mempunyai petanda sudah larut malam. Contoh dalam teks untuk 25, 26,
dan 27: Tetap hanya angin amis yang menampar-nampar tubuh Siti yang terlalu rapuh untuk
berhadapan dengan amuk malam.

Ditulikan oleh kicauan bangau

Dalam kalimat di atas terdapat dua simbol yaitu ditulikan dan kicauan bangau. Ditulikan adalah petanda
ditutup-tutupi informasi. Dalam konteksnya di kalimat, Siti ditutup-tutupi informasi oleh warga Desa
Karangasem. Sementara simbol kicauan bangau adalah petanda omongan warga Desa Karangasem.
Contoh dalam kalimat: Jika saja telinga Siti tidak ditulikan oleh kicauan bangau

Sebelas perempuan dan laki-laki dewasa yang lehernya dipancung

Ini adalah suatu ikon yang merupakan petanda para PKI yang dibunuh pada pembantaian bulan Oktober
1965. Contoh dalam teks: sesungguhnya ada jerit panjang terakhir yang menyayat dari sebelas
perempuan dan laki-laki dewasa yang lehernya dipancung oleh para pembantai dari kampung sebelah

Pembantai dari kampung sebelah

Ini adalah suatu ikon yang mempunyai petanda orang-orang dari Kampung Muncar yang membunuh
orang-orang yang dicap sebagai PKI. Contoh: sesungguhnya ada jerit panjang terakhir yang menyayat
dari sebelas perempuan dan laki-laki dewasa yang lehernya dipancung oleh para pembantai dari
kampung sebelah

Meneriakkan nama Allah

Ini adalah suatu ikon yang mempunyai petanda orang-orang yang meneriakkan kalimat “Allohu Akbar”.
Ini juga sebuah tanda bahwa orang-orang dari kampung sebelah (Kampung Muncar) adalah beragama
Islam. Contoh dalam teks: Para pembantai itu meneriakkan nama Allah berulang-ulang

Parang

Ini adalah sebuah ikon yang mempunyai petanda bahwa ‘Pembantai’ adalah orang biasa yang
bersenjatakan parang. Contoh dalam kalimat: Para pembantai itu meneriakkan nama Allah berulang-
ulang sebelum dengan hati dingin mengayunkan parang, sebelum dengan kegembiraan bukan alang
kepalang menusukkan bayonet ke lambung

Bayonet

Ini adalah sebuah ikon yang mempunyai petanda bahwa ‘Pembantai’ juga terdiri dari prajurit
pemerintahan yang bersenjatakan rifle yang mempunyai pisau atau biasa disebut bayonet. Contoh
dalam teks: Para pembantai itu meneriakkan nama Allah berulang-ulang sebelum dengan hati dingin
mengayunkan parang, sebelum dengan kegembiraan bukan alang kepalang menusukkan bayonet ke
lambung.
Menusukkan bayonet ke lambung

Ini adalah sebuah indeks yang mempunyai petanda membunuh.

Serdadu

Ini merupakan sebuah ikon yang mempunyai petanda tentara pemerintahan di bawah kepemimpinan
Presiden Suharto. Contoh dalam teks: Azwar, ayah Siti, hanya karena tidak pernah mau bergabung
dengan para serdadu dan orang-orang yang mengaku paling suci, kali ini tak terhindarkan harus menjadi
makhluk buruan paling dibenci.

Para jenderal

Ini adalah sebuah ikon yang mempunyai petanda jendral-jendral yang dibunuh dan diculik oleh (diduga)
PKI pada peralihan zaman orde lama ke zaman orde baru. Jendral-jendral itu adalah Ahmad Yani, Donald
Ifak Panjaitan, M.T. Haryono, Piere Tendean, Siswono Parman, Suprapto, dan Sutoyo Siswomiharjo.
Contoh dalam teks: Para pembantai —yang dari bisik-bisik di kampung sebelah telah dirasuki arwah para
jenderal yang dibunuh di kota yang jauh—sepanjang siang sepanjang malam mencari siapa pun yang
dianggap sebagai para pemuja iblis

Pemuda berjubah serbaputih

Ini adalah sebuah ikon yang mempunyai petanda pemuda beragama Islam. Penulis berpendapat seperti
ini karena Islam identik dengan jubah berwarna putih. Dalam konteksnya dengan kalimat dan sejarah,
pemuda-pemuda ini berasal dari Kampung Muncar dan ingin membalas dendam atas pembunuhan yang
dilakukan PKI. Contoh dalam kalimat: ”Kami harus membantai orang-orang yang menistakan agama ini
karena mereka telah membunuh para jenderal terlebih dulu,” kata seorang pemuda berjubah
serbaputih.

Tidak dibutakan

Sama seperti nomor 28, ini adalah suatu simbol yang mempunyai petanda ditutup-tutupi informasi.
Dalam konteksnya dengan kalimat, Siti ditutup-tutupi informasi oleh warga Desa Karangasem. Contoh
dalam kalimat: Jika saja mata Siti tidak dibutakan oleh ratusan bangau yang membentuk semacam
dinding pembatas
Sebelas makhluk malang

Sama seperti nomor 29, ini adalah ikon yang mempunyai petanda orang-orang PKI yang dikubur oleh
warga Kampung Muncar dan tentara. Contoh dalam kalimat: …mengarak sebelas makhluk malang dibelit
tali ke ujung tanjung.

Para makhluk yang dianggap manusia paling laknat dan bersekutu dengan setan itu, dipaksa untuk
menggali kubur bagi dirinya sendiri di tanah lapang berpasir

Terdapat dua indeks yaitu bersekutu dengan setan dan menggali kubur, satu ikon yaitu tanah lapang
berpasir. Dalam konteksnya dengan sejarah, menurut penulis, indeks bersekutu dengan setan adalah
bentuk pernyataan umat Islam atas PKI karena PKI berideologi komunis sementara komunis menurut
pandangan Islam adalah ateisme yang tidak mempercayai adanya Tuhan. Indeks menggali kubur adalah
petanda bahwa orang-orang PKI dipaksa untuk menggali kuburannya sendiri. Dalam konteksnya dengan
sejarah, warga Kampung Muncar memaksa orang-orang PKI untuk menggali kuburannya sendiri. Ikon
tanah lapang berpasir adalah petanda pantai. Contoh dalam teks: Para makhluk yang dianggap manusia
paling laknat dan bersekutu dengan setan itu, dipaksa untuk menggali kubur bagi dirinya sendiri di tanah
lapang berpasir

Punggung ringkih

Ini merupakan indeks yang mempunyai arti orang yang sedang dalam keadaan lemah. Dalam konteksnya
dengan kalimat dan sejarah, setelah orang-orang PKI menggali kuburannya sendiri dan dalam keadaan
lemah, mereka dibunuh oleh tentara dan warga Kampung Muncar. Contoh dalam teks: Setelah
semuanya selesai orang-orang yang merasa paling suci menusukkan bayonet dan mengayunkan parang
sesuka hati ke leher atau ke punggung ringkih.

Digenangi darah

Kalimat ini adalah indeks yang mempunyai petanda tempat terjadinya pembantaian. Contoh dalam teks:
Pasir yang semula digenangi darah dengan cepat terhapus

Para pemuja iblis

Ini adalah sebuah simbol yang mempunyai petanda orang-orang PKI. Sama seperti yang dijelaskan di
nomor 40, warga Kampung Muncar menganggap bahwa PKI sama saja dengan pemuja iblis karena
menganut ideologi komunis. Contoh dalam teks: sepanjang siang sepanjang malam mencari siapa pun
yang dianggap sebagai para pemuja iblis
Bendera palu arit

Ini adalah sebuah ikon yang mempunyai petanda kaum PKI. Bendera palu arit adalah bendera yang
digunakan fraksi PKI dalam kampanyenya. Jadi secara langsung, ini melambangkan PKI. Contoh dalam
teks: yakni iblis-iblis yang senantiasa mengibar-ngibarkan bendera palu arit dan menari-nari sambil
bernyanyi-nyanyi saat menghajar para jenderal dan para pemeluk teguh.

Para pemeluk teguh

Ini adalah sebuah simbol yang mempunyai petanda umat Islam. Pemeluk teguh dapat berarti beriman
yang merupakan perlambangan umat Islam. Dalam konteksnya dengan kalimat dan sejarah, PKI
membunuh umat Islam (lebih tepatnya Pemuda Ansor dari Kampung Muncar), sebelum dibunuh oleh
tentara dan warga Kampung Muncar.

Azwar

Ini adalah ikon yang mempunya petanda orang yang tidak memihak antara warga Kampung Muncar dan
tentara. Contoh dalam teks: Azwar, ayah Siti, hanya karena tidak pernah mau bergabung dengan para
serdadu dan orang-orang yang mengaku paling suci, kali ini tak terhindarkan harus menjadi makhluk
buruan paling dibenci.

Mereka mengasah amarah sambil menjulur-julurkan lidah, mengacung-acungkan parang, dan


meneriakkan kebesaran Allah berulang-ulang agar segala tindakan tersucikan dari kesalahan.

Dalam kalimat di atas, terdapat 4 indeks yaitu mengasah amarah, menjulur-julurkan lidah, dan
mengacung-acungkan parang, dan agar segala tindakan tersucikan, 1 ikon yaitu meneriakkan kebesaran
Allah. Mengasah amarah merupakan petanda memancing amarah. Dalam konteksnya dengan kalimat,
mereka memancing amarah Azwar. Menjulur-julurkan lidah merupakan petanda mengata-ngatai.
Mengacung-acungkan parang merupakan petanda memancing amarah. Agar segala tindakan tersucikan
merupakan petanda supaya dosa mereka terhapus. Dalam konteksnya dengan kalimat, ini adalah bentuk
pensucian diri sebelum melakukan pembunuhan terhadap Azwar. Ikon meneriakkan kebesaran Allah
merupakan petanda orang Islam yang sedang berteriak.

Warga kampung di ujung tanjung

Ini merupakan ikon yang mempunyai petanda warga di Karangasem. Ini sama halnya dengan bangau
sebelumnya. Contoh dalam teks: Warga kampung di ujung tanjung sangat mencintai Azwar.
Suluh kampung

Ini merupakan simbol yang mempunyai petanda ustad atau pengajar agama islam. Menurut KKBI, suluh
adalah benda untuk menerangi sama seperti lampu. Jadi, suluh kampung adalah benda untuk menerangi
kampung. Menerangi di sini berarti mengajar. Contoh dalam teks: Membunuh lelaki kencana yang
senantiasa menjadi suluh kampung dalam segala tindakan akan membuat warga kalap

Gagang pendayung sampan

Ini merupakan simbol yang mempunyai petanda warga biasa yang bersenjatakan alat untuk
menggerakkan perahu. Ini juga melambangkan ketidaksiapan warga kampung serta ketidakpunyaan
senjata yang lebih kuat. Contoh dalam teks: Ia juga melihat puluhan warga kampung dengan gagang
pendayung sampan mencoba menghalau para pembantai.

Pertumpahan darah

Ini merupakan indeks yang mempunyai petanda pertikaian hingga jatuhnya korban jiwa. Contoh dalam
teks: Pertumpahan darah akan segera terjadi jika tak seorang pun berusaha mencegah pertempuran
pada malam yang hanya disinari oleh separo bulan itu.

Separo bulan

Ini merupakan ikon yang mempunyai petanda setengah bulan atau sekitar tanggal 14-18. Ini
menandakan bahwa kejadian ini berlangsung sekitar tanggal itu. Dalam konteksnya dengan sejarah,
pada tanggal 18 Oktorber 1965 terjadi kerusuhan yang terjadi di Karangasem. Contoh dalam teks:
Pertumpahan darah akan segera terjadi jika tak seorang pun berusaha mencegah pertempuran pada
malam yang hanya disinari oleh separo bulan itu.

Karena itu sebelum leher Azwar dipancung, sebelum tubuh Azwar diseret dan dibuang ke laut

Dalam kalimat di atas terdapat ikon yaitu dipancung, diseret, dan dibuang, ketiganya merupakan
petanda bahwa Azwar akan dibunuh.

Tanah berpasir di tanjung pun memerah


Dalam kalimat di atas, terdapat ikon memerah yang mempunyai petanda darah yang keluar. Memerah
di sini karena darah mempunyai warna merah.

Peristiwa bertahun-tahun lalu

Ini adalah sebuah ikon yang mempunyai petanda peristiwa pembunuhan yang dilakukan warga Desa
Karangasem terhadap warga Kampung Muncar dahulu. Dalam konteksnya dengan sejarah, memang
benar sering terjadi kerusuhan antar dua wilayah tersebut dan sering jatuh korban banyak. Contoh
dalam teks: Tak ada cara lain untuk menghentikan pertempuran sia-sia itu, kecuali burung-burung
bangau di ujung tanjung itu harus mengulang peristiwa bertahun-tahun lalu yang pernah dilakukan oleh
nenek moyang mereka.

Menebarkan api

Ini adalah simbol yang mempunyai petanda menyerang dengan kemarahan. Contoh dalam teks: Atas izin
Allah, bangau-bangau yang riuh mencericitkan semacam zikir itu lalu meliuk-liuk ke arah pembantai dan
setiap liuknya menebarkan api.

Berlarian tak keruan

Ini adalah indeks yang mempunyai petanda berlari sekencang-kencangnya tidak mementingkan arah.
Contoh dalam teks: Dan karena para pembantai itu berlarian tak keruan.

Panah-panah api

Ini merupakan simbol yang mempunyai petanda obor. Dalam kontesnya dengan kalimat, para
pembantai yang terdiri dari warga Kampung Muncar dan tentara, kabur setelah kalah dalam
pertarungan. Obor-obor yang mereka bawah terlihat seperti panah-panah api. Contoh dalam teks: dari
kejauhan tampak seperti panah-panah api yang melesat menembus kegelapan malam.

Jadi, dalam cerpen ‘Burung Api Siti’ terdapat 42 simbol, 21 ikon, dan 12 indeks. Total penandanya adalah
75.

Anda mungkin juga menyukai