Anda di halaman 1dari 14

Nama : Alda Nadia Ciptaningrum Hari/Tanggal : Senin, 19 April 2021

NIM : 11190950000002 Dosen : 1. Arina Findo Sari, M.Si


Kelas : Biologi 4 A – 2 2. Remila Selvany, M.Si
Mata Kuliah : Praktikum Biologi Sel Asisten : 1. Amalia Kusumawardhani
2. Amelia Tri Hutami

PRAKTIKUM KE - V
PEMBELAHAN SEL : MITOSIS DAN MEIOSIS

I. Tujuan
 Praktikan mampu memahami tahapan pada pembelahan mitosis dan meiosis
 Praktikan dapat menentukan durasi dan index mitosis pada akar bawang

II. Metodologi
2.1 Alat 2.2 Bahan
 Mikroskop - Akar bawang genus Allium
 Jarum dissecting - Kuncup bunga lili
 Silet - Asam asetat 45%
 Refrigerator - HCl 1 N
 Pemanas spiritus - Acetocarmin 2%
 Pinset - Akuades
 Glass object - Tisu dan kapas
 Kertas minyak (blotting paper) - Bunga bawang
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Mitosis
Dipotong ujung akar bawang Direndam potongan ujung akar
kurang lebih 1 mm dari ujung akar tersebut dalam larutan fiksatif
pada mitotic region pada jam 06.00 asam asetat 45%, ditutup wadah
WIB (bawang bombai) dan jam dan disimpan selama 15 menit
12.00 WIB (bawang merah) pada suhu 5C

Direndam ujung akar dalam


larutan HCl 1 N untuk maserasi Dituang asam asetat 45% dalam
jaringan selama 10 menit pada wadah penampung kemudian
suhu kamar dibilas ujung akar dengan akuades
sebanyak 3 kali

Dituang HCl 1 N dalam wadah Ditambahkan larutan pewarna


acetocarmin 2% secukupnya hingga
penampung kemudian dibilas
ujung akar terendam sempurna
ujung akar dengan akuades
selama 15 menit
sebanyak 3 kali

Ditekan (Squash) sediaan akar


bawang dengan pelan hingga sel – Dipindahkan ujung akar yang telah
sel terpisah dan menyebar dengan terwarnai di atas gelas objek
baik sehingga mudah diamati kemudian ditetesi dengan gliserin
dan ditutup dengan gelas penutup

Digambar dan di deskripsikan


Diamati di bawah mikroskop, dimulai preparat yang diamati pada
dari perbesaran objektif rendah lembar pengamatan
selanjutnya perbesaran yang lebih tinggi
Dihitung indeks mitosis pada setiap sediaan atau preparat yang diamati
2.3.2 Meiosis

Dipilih kuncup bunga dengan


beberapa ukuran Difiksasi dalam larutan Carnoy

Dipisahkan anther dan bunga bagian Diambil kuncup bunga dan


lain dari kuncup bunga diletakkan pada gelas objek

Ditutup gelas objek dengan gelas


Diteteskan 1 – 2 tetes pewarna penutup, kemudian ditekan
acetocarmin 2% kemudian squash dengan lembut menggunakan
anther, dibiarkan selama 5 menit jarum atau pensil

Diletakkan kertas minyak di atas gelas


penutup kemudian ditekan dengan jari Dilakukan di atas lampu spirtus

Diamati tahapan pembelahan meiosis Digambar dan di deskripsikan


di bawah mikroskop dimulai dari preparat yang diamati pada
perbesaran objektif rendah selanjutnya lembar pengamatan
perbesaran yang lebih tinggi

III. Hasil Pengamatan


Tabel 3.1 Pembelahan Sel Mitosis dan Meiosis (Meiosis I dan Meiosis II)
Tahap Gambar Referensi Gambar Manual Keterangan
Pembelahan
Interfase 1. Selaput nukleus
1 2. Nukleolus
2 3. Kromatin
3
4 (terduplikasi)
4. Membran plasma
Sumber : Abidin, 2014

Deskripsi:
Tahap interfase,
dimana selaput nukleus
membatasi nukleus.
Nukleus mengandung
satu atau lebih
nukleolus. Kromatin
yang mengalami
duplikasi.
Profase 1. Membran plasma
1 2. Kromatin
2
Deskripsi:
Tahap profase, dimana
Sumber : Abidin, 2014
benang – benang
kromatin tidak
beraturan dan hilangnya
nukleus.
Metafase 1. Gelendong
1 pembelahan
2 2. Kromosom
3
3. Lempeng metafase
Sumber : Abidin, 2014
Deskripsi:
Tahap metafase,
dimana kromosom
berjejer pada lempeng
metafase, bidang khayal
yang berada di
pertengahan jarak
antara kedua kutub
gelendong. Setiap
kromosom, kinetokor
kromatid saudara
melekat ke
mikrotubulus kinetokor
yang berasal dari kutub
yang berseberangan.
Anafase 1. Kromosom anakan

1 Deskripsi:
Tahap anafase, dimana
kedua kromatid saudara
Sumber : Abidin, 2014
dari setiap pasangan
memisah secara tiba –
tiba. Setiap kromatid
menjadi satu kromosom
utuh. Kedua kromosom
anakan yang terbebas
mulai bergerak menuju
ujung – ujung sel yang
berlawanan saat
mikrotubulus kinetokor
memendek. Sel
memanjang saat
mikrotubulus
nonkinetokor
memanjang.
Telofase 1. Nukleolus
1 2. Cincin pembelahan
2 3. Selaput nukleus
3
Deskripsi:
Sumber : Abidin, 2014
Tahap telofase, dimana
dua nukleus anakan
terbentuk dalam sel.
Selaput nukleus muncul
dari fragmen – fragmen
selaput nukleus sel
induk dan bagian –
bagian lain dari sistem
endomembran.
Nukleolus muncul
kembali. Kromosom
menjadi kurang
terkondensasi.
Profase I 1. Kromosom homolog
1 2. Fragmen selaput
2
nukleus
3
4 3. Sentromer
4. Kromatid saudara
Sumber : Pearson, 2015

Deskripsi:
Tahap profase I, dimana
kromosom mulai
berkondensasi dan
homolog berpasangan
di sepanjang lengannya,
berjejer gen demi gen.
Setiap pasangan
homolog memiliki satu
atau lebih kiasmata,
tempat terjadinya
pindah silang dan kedua
homolog masih
tersambung akibat
kohesi di antara
kromatid saudara.
Metafase I 1. Sentromer (dengan
1 kinetokor)
2 2. Mikrotubulus
melekat ke kinetokor
Sumber : Pearson, 2015
Deskripsi:
Tahap metafase I,
dimana pasangan
kromosom homolog
tersusun pada lempeng
metafase. Satu
kromosom pada setiap
pasangan menghadap
ke kutub yang berbeda.
Kedua kromatid dari
satu homolog melekat
ke mikrotubulus
kinetokor dari salah
satu kutub. Kromatid
homolog satu lagi
melekat ke
mikrotubulus dari kutub
yang berseberangan.
Anafase I 1. Kromatid saudara
1 tetap melekat
2. Kromosom homolog
2
memisah

Sumber : Pearson, 2015


Deskripsi:
Tahap anafase I,
dimana kedua homolog
bergerak ke kutub –
kutub yang berlawanan
dipandu oleh aparatus
gelendong. Kohesi
kromatid saudara masih
bertahan di sentromer
menyebabkan kedua
kromatid bergerak
sebagai satu kesatuan
ke kutub yang sama.
Telofase I 1. Lempeng sel
2. Kromosom
1

Deskripsi:
2 Tahap telofase I,
Sumber : Pearson, 2015
dimana setiap paruhan
sel memiliki satu set
haploid lengkap yang
terdiri atas kromosom –
kromosom tereplikasi.
Setiap kromosom terdiri
atas dua kromatid
saudara. Terbentuk
lempeng sel
Profase II 1. Membran inti
1 2. Kromatid

2 Deskripsi:
Tahap profase II,
Sumber : Pearson, 2015
dimana membran inti
mulai rusak menjadi
bagian – bagian kecil
(fragmen) dan terbentuk
gelendong pembelahan.
Kromatid mulai
bergerak ke bidang
pembelahan.
Metafase II 1. Mikrotubulus
1 2. Kromosom
2
Deskripsi:
Tahap metafase II,
Sumber : Pearson, 2015
dimana kromosom
berjejer di lempeng
metafase. Kinetokor
kromatid saudara
melekat ke
mikrotubulus yang
menjulur dari kutub –
kutub yang
berseberangan.
Anafase II 1. Kromatid saudara

1 Deskripsi:
Tahap anafase II,
dimana kromatid
Sumber : Pearson, 2015
saudara terpisah dan
bergerak ke kutub –
kutub yang berlawanan
Telofase II 1. Membran plasma
2. Nukleus
1
2
Deskripsi:
Tahap telofase II,
Sumber : Pearson, 2015
dimana nukleus
terbentuk dan
kromosom mulai
terurai. Sel induk
menghasilkan empat sel
anakan, masing –
masing dengan satu set
haploid kromosom (tak
tereplikasi).

Tabel 3.2 Perhitungan Indeks Mitosis dan Presentase Sel yang Bermitosis
No Gambar Sel Penghitungan
.
1. Indeks mitosis = 0,266
% sel yang bermitosis = 26,6%

Sumber : Science photo library, 2021


2. Indeks mitosis = 0,5
% sel yang bermitosis = 50%

Sumber : Science photo library, 2021

IV. Pembahasan
Praktikum uji pembelahan sel meliputi pembelahan mitosis dan pembelahan
meiosis. Siklus sel merupakan tahapan dimana terjadinya proses pembelahan dan
penduplikasian berbagai materi yang ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian
merupakan konsep terpenting yang dapat mendasari proses reproduksi pada berbagai
organisme. Setiap organisme multiseluler dibutuhkan pembelahan sel yang panjang dan
rumit untuk memproduksi organisme yang baru, berbeda dengan organisme uniseluler
dalam setiap pembelahan selnya menghasilkan organisme fungsional yang baru
(Nurfathurohmi et al., 2014). Siklus sel terdiri dari interfase dan fase mitotik (M), dimana
saat interfase sel bertumbuh dan membuat salinan kromosom – kromosomnya sebagai
persiapan untuk pembelahan sel. Interfase dapat dibagi menjadi beberapa subfase, yaitu
fase G1 (gap pertama), fase S (sintesis) dan fase G2 (gap kedua). Kromosom diduplikasi
hanya pada fase S. Dengan demikian, sel bertumbuh (G1), terus bertumbuh lagi sambil
menyelesaikan persiapan untuk pembelahan sel (G2) dan membelah (M). Sel – sel anakan
kemudian bisa mengulangi siklus tersebut (Campbell et al., 2010).
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini
dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan - tahapan
tertentu. Secara konvesional mitosis dibagi menjadi lima tahapan, yaitu profase,
metafase, anafase dan telofase (Campbell et al., 2010). Sel paling banyak dijumpai pada
bagian akar yaitu ujung akar. Bahan inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga dari satu
sel dihasilkan dua sel anakan. Mitosis merupakan alat untuk duplikasi teratur (dalam fase
S) dan pemisahan (pada anafase) kromosom. Biasanya, mitosis diikuti dengan
pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis dimana sel akan terpisah menjadi dua.
Percobaan pembelahan sel mitosis dilakukan dengan menggunakan akar bawang
genus Allium. Kromosom dapat terlihat ketika sedang mengalami mitosis atau
pembelahan sel. Proses mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik,
yaitu sel – sel yang hidup terutama sel - sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan
ujung batang) (Novel et al., 2010). Tahapan pembelahan sel memiliki waktu yang
berbeda – beda tergantung jenis sel yang membelah. Waktu optimum mitosis berkaitan
dengan waktu pengambilan sampel (Abidin, 2014). Penelitian Abidin (2014)
menunjukkan aktivitas mitosis yang paling aktif pada genus Allium bervariasi, A. sativum
dan A. fistulosum terjadi pada pagi hari yaitu pada jam 09.00 WIB dan 06.00 WIB,
sedangkan A. cepa pada siang hari jam 12.00 WIB. Setiap jenis tumbuhan memiliki waktu
pembelahan sel yang berbeda – beda dan setiap tumbuhan memiliki jam biologis yang
mengatur waktu optimum pembelahan mitosis (Muhlisyah, Muthiadin, Wahidah, dan
Aziz, 2014; Willie dan Aikpokpodion, 2015). Kemudian akar difiksasi menggunakan
larutan FAA agar sel tetap terjaga kondisinya dan tidak lisis, penggunaan alkohol untuk
membersihkan sisa FAA dan HCl digunakan untuk melisiskan lamella tengah (Muhlisyah
et al., 2014). Terlarutnya dinding sel mempermudah pewarnaan kromosom oleh
acetocarmine. Pewarnaan acetocarmine berguna untuk mengindentifikasi kromosom pada
sel yang sedang diamati (Sabnis, 2010). Metode yang digunakan dalam praktikum ini
adalah metode squash yaitu suatu metode untuk mendapatkan suatu preparat dengan cara
meremas suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan, sehingga
didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati di bawah mikroskop (Susanto,
2011).
Fase mitosis yang merupakan fase tersingkat karena hanya berlangsung selama 30 –
60 menit (Medawati, 2013). Tahap interfase merupakan tahap terlama dan yang paling
banyak dijumpai. Interfase merupakan periode antara pembelahan sel, ketika sel tumbuh
dan sedang melakukan berbagai aktivitas metabolisme (Karp, 2010). Ketika tahap profase
dimulai, serat – serat kromatin terkumpar lebih rapat dan terkondensasi menjadi
kromosom. Nukleolus lenyap, setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai dua kromatid
saudara yang identik. Selain itu, sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi
(Campbell et al., 2010).
Menurut Enger et al. (2012), tahap metafase ditandai dengan tersusunnya
kromosom pada equator sel. Kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak
menuju bidang equator. Benang – benang spindel melekat pada sentromer setiap
kromosom. Kemudian, kromosom menjadi lebih pendek dan tebal pada fase ini. Akhir
dari metafase adalah terbentuknya keping metafase (metaphasic plate) karena kromosom
yang bergerak ke tengah bidang equator (Kusuma, 2013).
Anafase merupakan tahap mitosis yang paling pendek, sering kali berlangsung
hanya beberapa menit. Anafase dimulai ketika protein kohesin terbelah. Ini
memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara tiba – tiba.
Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh. Kedua kromosom anakan yang
terbebas mulai bergerak menuju ujung – ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus
kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer, kromosom
bergerak ke sentromer terlebih dahulu (dengan kecepatan sekitar 1 mm/menit). Sel
memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang. Akhir anafase, kedua ujung sel
memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap (Campbell et al., 2010).
Tahap telofase dua nukleus anakan terbentuk dalam sel. Selaput nukleus muncul
dari fragmen – fragmen selaput nukleus sel induk dan bagian – bagian lain dari sistem
endomembran. Nukleous muncul kembali. Kromosom menjadi kurang terkondensasi.
Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi dua nukleus yang identik secara genetik,
sekarang sudah selesai (Campbell et al., 2010). Telofase adalah tahap terakhir saat
nukleus – nukleus anakan terbentuk dan sitokinesis telah dimulai. Tiap kutub sel
terbentuk sel kromosom yang identik. Selaput gelendong inti lenyap dan dinding inti
terbentuk lagi. Pembelahan sitoplasma biasanya sudah berlangsung cukup jauh pada akhir
telofase, sehingga kedua sel anakan muncul tak lama setelah mitosis berakhir. Kemudian
plasma sel terbagi lagi menjadi dua bagian, atau biasa disebut sitokinesis. Sitokinesis pada
sel tumbuhan ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel
(Pharmawati dan Luh, 2015). Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan inti sel
menjadi dua inti sel baru melalui tahap – tahap tertentu dan menghasilkan sel anak dengan
jumlah dan jenis kromosom yang sama dengan sel induknya. Dari satu sel lalu menjadi
dua sel anak identik, masing – masing sel anak mewarisi kromosom yang sama banyak
dengan kromosom induknya. Jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak juga
memiliki 2n kromosom (Masruroh dan Esty, 2016).
Indeks mitosis merupakan perbandingan jumlah sel – sel yang mengalami
mitosisnya baik pada fase profase, metafase, anafase serta telofase dengan jumlah
keseluruhan sel dalam suatu populasi sel. Fase mitosis juga perlu memperhatikan waktu
pembelahan selnya, waktu pembelahan sel setiap tanaman itu berbeda – beda dan tidak
konstan, setiap tanaman sebenarnya memiliki jam biologi yang mengatur waktu optimum
pembelahan mitosis (Diana, 2018). Setiap tanaman memiliki waktu optimum pembelahan
sel secara mitosis yang berbeda – beda, pada umumnya tanaman melakukan pembelahan
sel pada pagi hari (Purnama et al., 2017). Penggunaan perhitungan indeks mitosis
digunakan untuk mengukur sitotoksisitas pada organisme hidup. Selain itu, indeks mitosis
juga digunakan untuk mengetahui presentase sel pada suatu populasi yang sedang
mengalami pembelahan. Perhitungan indeks mitosis menurut Sethi dan Rath (2017)
adalah sebagai berikut:
jumlah sel yang bermitosis
IM (Indeks Mitosis) =
jumlah seluruh sel
jumlah sel yang bermitosis
% sel yang bermitosis = x 100
jumlah seluruh sel
Berdasarkan tabel 3.2 didapatkan hasil indeks mitosis gambar 1 sebesar 0,266
dengan presentase sel yang bermitosis sebesar 26,6%. Sedangkan hasil indeks mitosis
gambar 2 sebesar 0,5 dengan presentase sel yang bermitosis sebesar 50%. Aktivitas
mitosis akan turun ditandai dengan turunnya indeks mitosis dengan bertambahnya jarak
dari zona sel meristem pada ujung akar.
Meiosis adalah pembelahan yang terjadi pada sel gonosom. Meiosis berlangsung
dalam dua tingkatan, yaitu meiosis I dan meiosis II. Proses meiosis I terdiri dari interfase,
profase I, metafase I, anafase I dan telofase I. Proses meiosis II terdiri dari profase II,
metafase II, anafase II serta telofase II dan Sitokinesis. Sebelum terjadi proses meiosis
yang didahului oleh profase I, pembelahan meiosis didahului oleh proses interfase, pada
tahap interfase ini terjadi proses replikasi DNA yang terjadi hanya satu kali walaupun
meiosis mengalami dua kali pembelahan (Campbell et al., 2010).
Percobaan dilakukan dengan memilih kuncup bunga dengan beberapa ukuran.
Difikasi dalam larutan Carnoy. Larutan Carnoy merupakan larutan yang terdiri dari
campuran methanol dengan asam asetat glasial (3:1). Larutan Carnoy berfungsi sebagai
larutan yang akan memfiksasi (menghentikan aktivitas sel) pada saat puncak pembelahan
sel. Diambil kuncup bunga dan diletakkan pada gelas objek. Dipisahkan anther dan
dibuang bagian lain dari kuncup bunga. Diteteskan pewarna acetocarmine kemudian
squash anther dan dibiarkan selama 5 menit. Pewarnaan acetocarmine berguna untuk
mengindentifikasi kromosom pada sel yang sedang diamati (Sabnis, 2010). Metode yang
digunakan dalam praktikum ini adalah metode squash yaitu suatu metode untuk
mendapatkan suatu preparat dengan cara meremas suatu potongan jaringan atau
suatu organisme secara keseluruhan, sehingga didapatkan suatu sediaan yang tipis
yang dapat diamati di bawah mikroskop (Susanto, 2011).
Berdasarkan pengamatan pada table 3.1, profase I dibagi menjadi lima tahap yaitu,
leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis, proses pertama yaitu leptoten pada
tahap ini keromatin membentuk kromosom, dilanjutkan dengan tahap zigoten yang
memiliki ciri – ciri kromosom homolog saling berdekatan dan berpasangan membentuk
sinapsis, sentrosom membelah menjadi dua sentriol dan menuju kutub yang berlawanan,
tahap ketiga yaitu pakiten memiliki ciri pada setiap kromosom homolog berduplikasi
menjadi dua kromatid dan membentuk kompesk empat kromatid atau tetrad (bivalen), dari
dari terbentuknya tetrad, terjadilah pinda silang (crossing over) pada bagian kromosom
yang saling menempel (kiasma). Peristiwa ini menyebabkan adanya variasi genetik pada
sel – sel gamet yang akan dihasilkan. Tahap keempat yaitu tahap diploten pada tahap ini
dicirikan dengan pasangan kromosom homolog semakin menjauh dan membrane inti
mulai menghilang, tahap terakhir yaitu diakinesis yang pada tahap ini pasangan
kromosom homolog sudah berpisah dan nucleus sudah menghilang (Baharuddin et al.,
2020).
Setelah tahap profase I selesai, dilanjutkan dengan proses metafase I, pada proses
ini pasangan kromosom homolog berada pada lempeng metafase. Kedua kromatid dari
satu homolog, melekat ke satu mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub gelendong,
dan satu kromosom pada setiap pasangan menghadap ke kutub yang berbeda. Kedua
kromatid dari satu homolog melekat ke mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub,
kromatid homolog yang satu lagi melekat ke mikrotubulus dari kutub yang bersebrangan
(Campbell et al., 2010).
Anafase I terjadi penguraian protein – protein yang menyebabkan kohesi kromatid
saudara di sepanjang lengan – lengan kromatid memungkinkan homolog – homolog
memisah. Kedua homolog bergerak ke kutub – kutub yang berlawanan dipandu oleh
aparatus gelendong. Kohesi kromatid saudara masih bertahan di sentromer, menyebabkan
kedua kromatid bergerak sebagai satu kesatuan ke kutub yang sama. Tahapan anafase I
yang terlihat pada preparat ditandai dengan adanya kumpulan – kumpulan kromosom
yang bergerak menuju kutub yang berlawanan (Campbell et al., 2010). Awal telofase I
setiap paruhan sel memiliki satu set haploid lengkap yang terdiri atas kromosom –
kromosom tereplikasi. Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid saudara, salah satu atau
kedua kromatid mengandung bagian DNA kromatid non saudara. Tahap sitokinesis
(pembelahan sitoplasma) biasanya terjadi secara bersamaan dengan telofase I, membentuk
dua sel anakan haploid. Lekukan sel terbentuk pada sel tumbuhan, kromosm terurai lagi
dan selaput nukleus terbentuk kembali, tidak ada replikasi yang terjadi antara meiosis I
dan meiosis II. Preparat tidak terlalu cukup jelas pada penampakannya, tahap ini ditandai
dengan adanya sekat pembelahan dan kromosom terlihat pada masing-masing sel yang
hampir terpisah (Campbell et al., 2010).
Profase II kromosom pada nukleus sel anak memendek dan menebal, nukleoulus
menghilang. Sentriol (sepasang) bergerak menuju ke kutub anakan sel. Benang spindel
memencar dari masing – masing kutub, pada profase II akhir kromosom masing – masing
terdiri atas dua kromatid yang tergabung di sentromer bergerak ke arah lempeng metafase.
Metafase II, kromosom yang berupa 2 kromatid berada pada bidang equator, dan pada
masing – masing sentromerriya melekat benang – benang gelendong dari kutub yang
berlawanan. Keadaan kromosom pada metafase II serupa dengan keadaan kromosom pada
metafase mitosis, hanya berbeda banyaknya kromosom tinggal separuh. Karena pindah
silang pada meiosis I, dua kromatid saudara dari masing – masing kromosom tidak identic
secara genetik (Campbell et al., 2010).
Anafase II, sentromer terbelah dua dan masing-masing kromatid tertarik oleh
benang gelendong ke kutub yang berlawanan. Kromatid bisa terpisah karena penguraian
protein-protein yang menggabungkan kromatid-kromatid saudara di sentromer (Campbell
et al., 2010). Meiosis II diakhiri dengan telofase II dan sitokinesis, yaitu terbentuknya
empat inti yang haploid. Membran nukleus dan nukleolus terbentuk kembali, kromosom
mengendur dan mulai tidak tampak, serta sitokinesis terjadi. Kromatid berkumpul pada
kutub pembelahan lalu berubah menjadi kromatin. Bersamaan dengan itu membran inti
dan anak inti terbentuk kembali dan sekat pemisah semakin jelas sehingga terjadi dua sel
anakan berbeda secara genetik dari sel – sel anakan lain dan juga dari sel induk (Suryo,
2010).
Hasil pengamatan mitosis dan meiosis, menunjukan beberapa perbedaan antara
pembelahan mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis terjadi pada sel – sel somatik,
seperti pada bagian ujung akar genus Allium, sedangkan meiosis terjadi pada bagian sel
gonosom, seperti pada anther bunga lili. Pembelahan proses mitosis mengalami satu kali
proses pembelahan, sedangkan meiosis terjadi dua kali pembelahan, yaitu meiosis I dan
meiosis II. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anak diploid yang identik dengan
induknya, sedangkan pada meiosis menghasilkan 4 sel anak haploid yang tidak identik
dengan induknya (Campbell et al., 2010).

V. Kesimpulan
Proses mitosis dan meiosis adalah proses pembelahan yang terjadi pada suatu sel.
Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh, sedangkan pembelahan meiosis terjadi pada
sel kelamin. Mitosis menghasilkan sel yang diploid dan struktur materi yang genetik
identik dengan induknya. Proses mitosis terbagi menjadi tahap profase, metafase, anafase
dan telofase. Tahapan profase memiliki ciri kromosom mulai memendek dan menebal,
membran nukleus menghilang. Tahap metafase kromosom berjajar membentuk garis
vertikal di tengah sel. Tahap anafase, kromosom memisah dan bergerak ke kutub yang
berlawanan. Tahap telofase terbentuk dua sel yang memiliki kromosom diploid. Dalam
proses pembelahan sel digunakan indeks mitosis untuk menghitung perbedaan dalam
pembelahan sel saat parameter lingkungan diubah. Pembelahan meiosis menghasilkan sel
anak yang haploid dan susunan materi gentik tidak identik dengan induknya. Pembelahan
meiosis meliputi meiosis I dan meiosis II. Proses meiosis I terdiri dari interfase, profase I,
metafase I, anafase I dan telofase I. Proses meiosis II terdiri dari profase II, metafase II,
anafase II serta telofase II dan Sitokinesis. Profase I dibagi menjadi lima tahap yaitu,
leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis. Pembelahan mitosis menghasilkan dua
sel anak diploid yang identik dengan induknya, sedangkan pada meiosis menghasilkan 4
sel anak haploid yang tidak identik dengan induknya.

VI. Daftar Pustaka


Abidin, A. A. (2014). Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media
Pembelajaran Preparat Mitosis. BioEdu, 3(3), 571-579
Baharuddin, H., Idrus I.K., dan Koswaram A. (2020). Sel Penyusun Makhluk Hidup.
Jakarta : Kemendikbud.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V.,
and Jackson, R.B. (2010). Biologi. ed 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Diana, F. (2018). Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Indeks Mitosis Akar Seledri
(Apium graveolens L). Skripsi. Malang : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Malang
Enger, E. D., Ross, F. C., and Bailey, D. B. (2012). Concepts in Biology Fourteenth
Edition. New York : McGraw-Hill
Karp, G. C. (2010). Cell Biology: International Students Version Sixth Edition.
Singapore : Wiley
Kusuma, Dinastutui Anggraeni. (2013). Indeks Mitosis Ujung Akar Kecambah dan
Anatomi Batang serta Daun Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum) Di
Bawah Pemaparan Medan Magnet 0,2 mT. Skripsi. Bandar Lampung : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
Masruroh, F., dan Esty S.N. (2016). Peran Algoritma Julia Set Dalam Mengkonstruksi
Pembelahan Sel Mitosis. Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, 4(2):173-184.
Medawati, A. (2013). Karsinoma Sel Skuamosa Sebagai Salah Satu Kanker Rongga
Mulut dan Permasalahannya. Insisiva Dental Journal, 2(1):87-90.
Muhlisyah, Cut Muthiadin, Baiq Farhatu, Wahidah, Isna Rasdianah Aziz. (2014).
Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas
Edulis Sulawesi Selatan. Biogenesis, Volume 2
Novel, S.S., Nuswantara S., dan Syarif S. (2010). Genetika Laboratorium. Jakarta: Trans
Info Media.
Nurfathurohmi, Ajie, Kusumadewi, Levina, Louis. (2014). Mitosis Sel Akar Bawang dan
Efek Sitogenetik Ion Logan Cu Terhadap Indeks Mitosis. Jurnal Penelitian.
Bandung : ITB.
Pharmawati, M., dan Luh, A.J.W. (2015). Induksi Mutasi Kromosom dengan Kolkisin
pada Bawang Putih (Allium sativum L.) Kultivar ‘Kesuna Bali’. Jurnal Bioslogos,
5(1), 18-25.
Purnama, I.C.G., Chaireni M., Niken K., dan Darmawan S. (2017). Analisis Sitologi Jeruk
Siam Madu (Citrus nobilis L.) Hasil Kultur Endosperma. Jurnal Produksi
Tanaman, 5(5):847-850.
Sabnis, R. W. (2010). Handbook of Biological Dyes and Stains: Synthesis and Industrial
Applications. New Jersey: JohnWiley and Sons Inc.
Sethi, B., dan Rath Krisna Chandra. (2017). Cytotoxic Effect of Silk Dyeing Industry
Effluents on the Mitotic Cell of Allium cepa. Euro J Zool Res, 5(2), 10-16.
Suryo. (2010). Genetika. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press
Susanto, H.A. (2011). Genetika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Willie, P. O. and P. O. Aikpokpodion. (2015). Mitotic activity in Cowpea (Vigna
unguiculata (L.) land race “Olaudi” walp) in Nigeria. American Journal of Plant
Sciences, 6: 1201-1205.

VII. LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Apa yang anda ketahui tentang siklus sel? Jelaskan!
Jawab : Siklus sel dapat digambarkan sebagai siklus hidup suatu sel. Siklus ini terjadi
pada seluruh jaringan yang memiliki pergantian sel. Siklus sel dibagi menjadi 2
peristiwa besar, yaitu mitosis (pembelahan sel) dan interfase. Fase mitosis yang
berlangsung lebih singkat daripada interfase, terjadi pembagian nukleus dan sitoplasma
sel. Akibatnya terbentuk 2 sel anak. Sementara interfase merupakan interval antara
pembelahan selama sel menjalankan fungsinya dan mempersiapkan mitosis. Karena
itu, selain terjadi replikasi materi genetik, ukuran dan isi sel juga bertambah. Interfase
dibagi menjadi 3 fase, yaitu: fase G1 (gap 1), S (fase sintesis) dan G2 (gap 2). Siklus
sel dimulai dengan suatu periode metabolisme normal yang disebut G1 (gap 1). Selama
fase ini , sel mensintesis, merangkai dan menggunakan bagian-bagian yang dibutuhkan
untuk fungsinya secara normal. Selanjutnya fase S (fase sintesis), ketika sintesis
berlangsung dan DNA direplikasi, juga disintesis protein histon. Jumlah DNA dalam
nukleus digandakan, sedangkan histon dan protein kromosomal lainnya disintesis
dalam sitoplasma, kemudian memasuki nukleus dan bergabung dengan DNA untuk
membentuk kromatin. Setiap kromosom pada fase S sekarang memiliki dua rantai
DNA yang identik yang asalnya satu rantai pada awal fase G1. Dua rantai kromosom
yang serupa hasil duplikasi tersebut digabungkan oleh sentromer, disebut kromatid.
Akhir fase S, sel memasuki fase G2 (gap 2), suatu periode singkat metabolisme normal
dan pertumbuhan selama sel membangun sejumlah protein dan senyawa lainnya.
Selama fase G1, S, dan G2, nukleus dinamakan mengalami interfase, diantara
pembelahan nukleus. Sekali suatu sel memasuki fase S, secara normal akan melewati
fase S dan G2 dan menuju pembelahan sel selama fase M.

2. Pembelahan sel terbagi menjadi berapa macam? Sebut dan jelaskan


Jawab : Pembelahan sel dibagi menjadi tiga macam, yaitu amitosis, mitosis, dan
meiosis. Amitosis adalah proses pembelahan dari satu sel menjadi dua sel tanpa
melalui fase – fase atau tahap – tahap pembelahan sel. Amitosis
merupakan pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada
eukariotik. Prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi
proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik, pembagian kromosom dan
pembelahan sitoplasma yang didahului dengan pembentukan dinding sel baru.
Contohnya pada sel bakteri. Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak
langsung. Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya
tahapan – tahapan tertentu. Secara konvesional mitosis dibagi menjadi lima tahapan,
yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Sel paling banyak dijumpai pada bagian
akar yaitu ujung akar. Bahan inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga dari satu sel
dihasilkan dua sel anakan. Mitosis merupakan alat untuk duplikasi teratur (dalam fase
S) dan pemisahan (pada anafase) kromosom. Biasanya, mitosis diikuti dengan
pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis dimana sel akan terpisah menjadi dua.
Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan inti sel menjadi dua inti sel baru
melalui tahap – tahap tertentu dan menghasilkan sel anak dengan jumlah dan jenis
kromosom yang sama dengan sel induknya. Dari satu sel lalu menjadi dua sel anak
identik, masing – masing sel anak mewarisi kromosom yang sama banyak dengan
kromosom induknya. Jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak juga
memiliki 2n kromosom. Meiosis adalah pembelahan yang terjadi pada sel gonosom.
Meiosis berlangsung dalam dua tingkatan, yaitu meiosis I dan meiosis II. Proses
meiosis I terdiri dari interfase, profase I, metafase I, anafase I dan telofase I. Proses
meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II serta telofase II dan Sitokinesis.
Sebelum terjadi proses meiosis yang didahului oleh profase I, pembelahan meiosis
didahului oleh proses interfase, pada tahap interfase ini terjadi proses replikasi DNA
yang terjadi hanya satu kali walaupun meiosis mengalami dua kali pembelahan.

3. Apakah perbedaan mitosis dan meiosis?


Jawab : Mitosis merupakan bagian dari pembelahan sel, dimana kromosom di dalam
nukleus terbelah jadi 2 set kromosom yang identik, serta masing – masing mempunyai
nukleus. Mitosis ini biasanya terjadi buat reproduksi sel dan juga buat pertumbuhan
dan perbaikan sel pada tubuh suatu organisme atau makhluk hidup. Pembelahan sel
atau reproduksi pada mitosis, tipe reproduksinya adalah aseksual. Mitosis merupakan
proses pembelahan sel atau reproduksi dirinya dengan tipe reproduksi aseksual.
Makhluk hidup atau organisme yang mengalami atau melewati proses pembelahan sel
Mitosis adalah semua jenis organisme. Jumlah sel yang dihasilkan dari proses mitosis
ada 2 diploid yang sama persis. Jumlah kromosom yang dihasilkan tidak ada
perubahan atau tetap. Mitosis melewati satu proses pembelahan diri. Mitosis melalui 4
tahap yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.
Meiosis merupakan pembelahan sel yang mengurangi jumlah kromosom menjadi
setengahnya. Proses ini terjadi di setiap reproduksi seksual. Meiosis sendiri terjadi
untuk membedakan genetik suatu organisme melalui reproduksi seksual. Pembelahan
sel atau reproduksi pada meiosis adalah pembelahan sel dengan tipe reproduksi
seksual. Yang mengalami pembelahan jenis meiosis hanya organisme atau makhluk
hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan juga jamur. Meiosis ada 4 sel haploid
dengan sedikit perbedaan pada setiap sel anak dengan sel induknya. Meiosis yang
merupakan pembelahan diri seksual membuat jumlah kromosom berubah jadi setengah
dari sel kromosom awal. Meiosis ada 2 proses pembagian, yaitu meiosis I dan meiosis
II. Meiosis fasenya panjang tetapi dengan tahap yang tidak jauh berbeda yaitu meiosis I
ada fase profase I, metafase I, anafase I, telofase I dan yang terakhir adalah sitokinesis
I.

4. Apa yang dimaksud dengan: a) Durasi mitosis, b) Indeks mitosis? Bagaimana cara
menghitung indeks mitosis
Jawab : Durasi mitosis merupakan lamanya waktu sel untuk melakukan pembelahan
mitosis. Indeks mitosis merupakan perbandingan jumlah sel – sel yang mengalami
mitosisnya baik pada fase profase, metafase, anafase serta telofase dengan jumlah
keseluruhan sel dalam suatu populasi sel. Pengambilan data dilakukan dengan metode
observasi dengan cara menghitung jumlah sel dalam tiap fase – fase mitosis pada setiap
preparat yang telah difoto untuk kemudian dilakukan perhitungan
dengan rumus: Indeks Mitosis = (Jumlah sel mitosis/jumlah seluruh sel)

5. Jelaskan proses meiosis yang terjadi pada tanaman bawang!


Jawab : Meiosis berlangsung dalam dua tingkatan, yaitu meiosis I dan meiosis II.
Proses meiosis I terdiri dari interfase, profase I, metafase I, anafase I dan telofase I.
Proses meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II serta telofase II dan
Sitokinesis. Tahap profase I, dimana kromosom mulai berkondensasi dan homolog
berpasangan di sepanjang lengannya, berjejer gen demi gen. Setiap pasangan homolog
memiliki satu atau lebih kiasmata, tempat terjadinya pindah silang dan kedua homolog
masih tersambung akibat kohesi di antara kromatid saudara. Tahap metafase I, dimana
pasangan kromosom homolog tersusun pada lempeng metafase. Satu kromosom pada
setiap pasangan menghadap ke kutub yang berbeda. Kedua kromatid dari satu homolog
melekat ke mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub. Kromatid homolog satu lagi
melekat ke mikrotubulus dari kutub yang berseberangan. Tahap anafase I, dimana
kedua homolog bergerak ke kutub – kutub yang berlawanan dipandu oleh aparatus
gelendong. Kohesi kromatid saudara masih bertahan di sentromer menyebabkan kedua
kromatid bergerak sebagai satu kesatuan ke kutub yang sama. Tahap telofase I, dimana
setiap paruhan sel memiliki satu set haploid lengkap yang terdiri atas kromosom –
kromosom tereplikasi. Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid saudara. Terbentuk
lempeng sel. Tahap profase II, dimana membran inti mulai rusak menjadi bagian –
bagian kecil (fragmen) dan terbentuk gelendong pembelahan. Kromatid mulai bergerak
ke bidang pembelahan. Tahap metafase II, dimana kromosom berjejer di lempeng
metafase. Kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus yang menjulur dari
kutub – kutub yang berseberangan. Tahap anafase II, dimana kromatid saudara terpisah
dan bergerak ke kutub – kutub yang berlawanan. Tahap telofase II, dimana nukleus
terbentuk dan kromosom mulai terurai. Sel induk menghasilkan empat sel anakan,
masing – masing dengan satu set haploid kromosom (tak tereplikasi).

Penghitungan
No Gambar Sel Penghitungan
.
1. IM (Indeks Mitosis) =
jumlah sel yang bermitosis
jumlah seluruh sel
20
= = 0,266
75
% sel yang bermitosis =
jumlah sel yang bermitosis
jumlah seluruh sel
20
x 100 = x 100 = 26,6%
75

Sumber : Science photo library, 2021)


2. IM (Indeks Mitosis) =
jumlah sel yang bermitosis
jumlah seluruh sel
11
= = 0,5
22
% sel yang bermitosis =
jumlah sel yang bermitosis
jumlah seluruh sel
11
x 100 = x 100 = 50%
22
Sumber : Science photo library, 2021)

Anda mungkin juga menyukai