PRAKTIKUM 5
PEMBELAHAN SEL : MITOSIS DAN MEIOSIS
A. Tujuan
1. Praktikan mampu memahami tahapan-tahapan pada pembelahan mitosis dan
meiosis
2. Praktikan dapat menentukan durasi dan index mitosis pada akar batang
B. Cara Kerja
o Alat
Mikroskop
Jarum dissecting
Silet
Refrigerator
Pemanas spiritus
Pinset
Glass object
Kertas minyak
o Bahan
Akar bawang genus Allium
Kuncup bunga lili
Asam asetat 45%
HCl 1N
Acetocarmin 2%
Akuades
Tisu dan kapas
Bunga bawang
1. Mitosis
Ditambahkan larutan
HCl 1 N dituang dalam
pewarna acetocarmine 2%
wadah penampung, lalu
secukupnya hingga ujung
ujung akar dibilas dengan
akar terendam sempurna
akuades sebanyak 3 kali
selama 15 menit
Diamati di bawah
mikroskop
2. Meiosis
Tahapan pembelahan
meiosis diamati di bawah
mikroskop
C. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Mitosis
Tahap Gambar referensi Gambar manual Keterangan
pembelahan
1. Gelendong
Profase pembelahan
2. Kromosom yang
terdiri atas dua
kormatid saudara
3. Membran inti
Sumber: Science Life,
2017 Deskripsi:
Benang-benang kromatin
membentuk kromosom
kemudian kromosom
berduplikasi menjadi
kromosom yang memiliki
2 kromatid. Membran inti
mulai menghilang.
Sentosom membentuk 2
sentriol yang
dihubungkan dengan
benang spindel.
1. Gelendong
Metafase pembelahan
2. Kromosom
3. Sentrosom
4. Bidang pembelahan
Deskripsi:
Sentriol menuju kutub-
Sumber: Science Life, kutub berlawanan.
2017 Kromosom (memilki 2
kromatid) bergerak
menuju bidang equatorial
(tengah). Sentromer pada
kromosom diikat oleh
benang spindel yang
dihubungkan oleh
kinetokor.
1. Kromosom anakan
Anafase
Deskripsi:
Tiap-tiap kromatid pada
kromosom memisah
menuju kutub
berlawanan.
Sumber: Science Life,
2017
1. Cincin pembelahan
Telofase 2. Sel anakan
3. Fragmen membrane
inti
Deskripsi:
Di kutub-kutub
pembelahan kromatid
berubah menjadi
Sumber: Science Life, kromosom kemudian
2017 menjadi benang-benang
kromatin kembali.
Terbentuk lekukan di
bagian tengah sel
(equatorial) yang disebut
sitokinesis (pembelahan
sitoplasma) yang
membagi sel menjadi 2
sel anakan.
Deskripsi:
Profase terdiri dari 5
Sumber: Sciences Usa,
2021 fase. Pada fase leptotene,
kromatin berubah
menjadi kromosom.
Kromosom tersebut
terdiri dari 2 kromatid.
fase selanjutnya, yait fase
zigoten, dimulai. Pada
fase zigoten, kromosom
tersebut kemudian saling
berpasangan dengan
homolognya. Homolog
tersebut disebut sinapsis.
Fase selanjutnya disebut
dengan pakiten. Di fase
pakiten, ada duplikasi
kromosom. Fase pakiten
juga membentuk
kromosom tetrad.
Selanjutnya fase
diploten. Di fase diploten
ini terjadi pindah silang
pada kiasma. Setelah
proses pindah silang ini
terjadi. fase selanjutnya,
yaitu fase diakinesis,
terjadi. Pada fase
diakinesis ini membran
inti menghilang.
Deskripsi:
Kromosom homolog
mulai tersusun rapi di
bagian ekuator.
Sumber: Sciences Usa,
2021 kromosom tersusun di
atas lempeng metaphase.
serat spindle menempel
pada dua sentromer di
masing-masing
kromosom homolog.
Anafase I 1. Kromosom homolog
memisah
Deskripsi:
Kromosom homolog
akan bergerak menuju
Sumber: Sciences Usa,
2021 kutub yang berlawanan
akibat tarikan dari
benang gelendong. Selain
itu, juga akan terjadi
reduksi kromosom.
Deskripsi:
Sumber: Sciences Usa, Membran inti mulai
2021
terbentuk kembali dan
terjadi yang disebut
dengan sitokinesis.
Sitokinesis merupakan
kondisi ketika sitoplasma
dari satu eukariotik sel
membelah menjadi dua
sel anak. pada telofase 1,
selnya membelah 2
dengan kromosom
haploid (n).
Deskripsi:
Sentrosom membelah
Sumber: Sciences Usa,
2021 menjadi 2 sentriol yang
akan bergerak ke kutub
sel yang berlawanan.
Kemudian, kromosom
akan mulai memendek
dan menebal serta
membran inti sel mulai
menghilang. pada tahap
ini pula mulai terbentuk
benang-benang spindel.
Benang-benang spindel
ini adalah bagian
kromosom yang
berfungsi menggerakan
kromosom pada saat sel
mulai membelah.
Metafase II
Deskripsi :
Kromosom mulai
tersusun rapi pada bidang
ekuator. Mulai tersusun
Sumber: Sciences Usa,
2021 benang-benang spindel
yang salah satu ujungnya
melekat pada sentromer,
sedangkan ujung lainnya
melekat pada kutub
pembelahan yang
arahnya berlawanan.
Deskripsi :
Terjadi pemisahan
Sumber: Sciences Usa, kromatid dengan cara
2021 ditarik menuju kutub
yang berlawanan.
Kemudian, kromatid
yang sudah dipisah ini
disebut sebagai
kromosom.
Telofase II 1. Fragmen membrane
inti
2. Sel anakan haploid
(n)
Sumber: Sciences Usa,
2021
Deskripsi:
Benang-benang spindel
menghilang dan
membran inti mulai
terlihat. Terjadi prose
sitokinesis atau
pembelahan sitoplasma.
Hasilnya adalah 4 sel
anak,
D. Pembahasan
Setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Proses yang menyangkut terbentuknya
sel-sel anak baru dari induknya disebut pembelahan sel. Pada sel- sel jaringan tubuh
(sel somatis), suatu sel induk akan membelah menjadi dua sel anak yang komponen-
komponennya sama dan identik dengan sel induk, peristiwa pembelahan sel somatis
semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah pembelahan sel di mana
berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom di
dalamnya (Campbell et al., 2012).
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan yang
sangat banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang
disebut juga dengan mitosis. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang
sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut- turut. Proses ini terjadi
bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel
(sitokinesis).
Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada
hampir semua organisme. Mitosis berlaku pada pembelahan inti, sedangkan
pembelahan sitoplasma disebut sitokinesis. Pembelahan inti terdapat pada embrio
seluruh jaringan (Campbell et al., 2012).
Seluruh sel somatik pada organisme multiseluler adalah keturunan dari satu sel awal,
yakni telur yang terfertilisasi atau zigot, melalui proses pembelahan yang disebut
mitosis. Fungsi mitosis yang pertama adalah membran Salinan yang persis sama dari
setiap kromosom, lalu membagikan set identik kromosom kepada masing-masing dari
kedua sel keturunan, atau sel anakan melalui pembelahan sel awal (sel induk).
Interfase adalah periode di antara dua mitosis yang berurutan dan terdiri atas tiga fase
yaitu G1, S dan G2. Selama fase S (sintesis), molekul-molekul DNA dari masing-
masing kromosom mengalami replikasi hingga menghasilkan sepasang molekul DNA
identik yang disebut kromatid (terkadang disebut kromatid saudari atau sister
chromatid). Masing- masing kromosom yang telah direplikasi itu lalu memasuki
mitosis dengan dua molekul DNA yang identic (Campbell et al., 2010).
Selama bertahun-tahun para ahli biologi sel lebih banyak mencurahkan
perhatiannya kepada fase pembelahan sel karena perubahan-perubahan yang dramatis
yang berlangsung di dalamnya dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Karena itu,
mereka menganggap bahwa interfase merupakan “fase istirahat”. Hasil-hasil
penelitian yang mutakhir telah berhasil mengungkapkan bahwa pada interfase
sebenarnya berlangsung beberapa kegiatan yang sangat intensif, antara lain biosintesis
asam deoksiribonukleat (DNA) dan pembagian komponen-komponen kromosom
menjadi dua bagian yang sama. Sementara itu, ukuran sel pun bertambah menjadi
kurang lebih dua kali semula. Beberapa sel yang telah terdiferensiasi jarang sekali
membelah, misalnya limfosit, sedangkan pada mamalia, sel saraf (neuron) tidak
pernah membelah setelah individunya lahir. Dengan demikian, selama hidupnya
neuron tersebut tetap saja dalam interfase (Campbell et al., 2010).
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup,
kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Proses pembelahan satu sel zigot
menjadi sel tubuh yang banyak jumlahnya terjadi secara mitosis. Dengan mitosis
terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk
hidup. Pada pembelahan mitosis, gamet betina setelah dibuahi oleh gamet jantan akan
bersifat diploid (2n) dan dinamakan zigot. Dalam perkembangannya zigot ini akan
membelah berkali-kali dan proses pembelahan sel ini dinamakan mitosis (Campbell et
al., 2010).
4. Telofase
Pada tahap telofase, kromosom-kromosom anakan itu akan menggumpal di
dekat kutub masing-masing. Setelah terbentuk membran inti, kromosom akan
memanjang sehingga akan tampak seperti benang-benang kromatin yang tidak teratur.
Pada saat yang hampir bersamaan, akan terjadi pembelahan sitoplasma yang diikuti
dengan pembentukan membran sel (dinding sel) pada bekas bidang ekuatorial. Pada
sel hewan membran sel terbentuk dengan terjadinya lakukan pada daerah bidang
ekuatorial. Lekukan ini menjadi semakin dalam sehingga ujung-ujungnya akan
bersatu sehingga terbentuk dua sel anakan.
5. Interfase
Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis yang
satu dengan yang lainnya. Interfase bukan fase istirahat, karena justru pada fase ini
metabolisme sel giat dilakukan. Meskipun tingkah laku kromosom tidak tampak
karena terbentuk benang-benang kromatin yang halus, sel anak yang baru terbentuk
itu sudah melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis
sebelum memasuki proses pembelahan berikutnya. Mula-mula sel mengalami
pertumbuhan sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Fase Pertumbuhan Primer (Growth 1/G1)
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Organel-
organel yang ada di dalam sel, seperti mitokondria, reticulum endoplasma, kompleks
golgi, dan organel lainnya memperbanyak diri guna menunjang kehidupan sel.
b. Fase sintesis (S)
Pada tahap ini, sel melakukan sintesis terutama sintesis materi genetik. Materi
genetik adalah bahan-bahan yang akan diwariskan kepada keturunannya. Materi
genetik yang disintesis adalah DNA.
c. Fase pertumbuhan sekunder (Growth 2/G2)
Menjelang mitosis berikutnya, sel melakukan pertumbuhan kedua dengn
memperbanyak organel-organel yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan agar organel-
organel itu dapat diwariskan kepada setiap sel keturunannya.
Sifat-sifat dari pembelahan mitosis diantaranya adalah:
1) pembelahan yang memisahkan sister chromatids;
2) satu pembelahan tiap daun yaitu satu pembelahan sitoplasma
(sitokinesis) tiap satu pembelahan kromosom yang sama;
3) kromosom tidak berpasangan; biasanya tidak terbentuk kiasmata; tidak
terjadi pertukaran genetik antara kromosom homolog;
yang baik untuk diproses menjadi preparat mitosis karena kromosom ketiga spesies
tersebut termasuk bertipe besar serta memiliki jumlah autosom sedikit yaitu 16
kromosom sehingga kromosom mudah. Selain itu, tanaman tersebut mudah didapat
dan murah (Abidin et al., 2014).
Waktu pembelahan sel yang optimum pada setiap tanaman berbeda-beda, pada
praktikum ini digunakan bawang merah yang waktu pembelahan sel yang
optimumnya terjadi pada pukul 12.00, maka dari itu ujung akar bawang dipotong
kurang lebih 1mm dari ujung pada pukul 12.00. Waktu pembelahan sel yang optimum
pada bawang merah ini dijelaskan berdasarkan data dari literatur, yang menyatakan
bahwa setelah dilakukan percobaan, diketahui nilai indeks mitosis (IM) tertinggi
meristem ujung akar dari tiga spesies tanaman muncul pada waktu yang berbeda-beda
meskipun dalam satu genus. IM Allium sativum tertinggi terjadi pada jam 09.00 WIB
dengan nilai 11.410%; IM A. cepa tertinggi terjadi pada jam 12.00 WIB dengan nilai
11.326%; sedangkan IM A. fistulosum tertinggi terjadi pada jam 06.00 WIB dengan
nilai 12.617%. Waktu pembelahan sel tiap tanaman berbeda-beda dan tidak konstan
sepanjang hari. Waktu pemotongan ini terkait dengan durasi mitosis dan indeks
mitosis. Perbedaan durasi mitosis pada setiap spesies bergantung pada kondisi
lingkungan. Temperatur dan nutrisi, merupakan faktor utama dalam durasi mitosis
(Abidin et al., 2014).
Potongan ujung akar direndam dalam larutan fiksatif asam asetat 45%
kemudian wadah ditutup dan disimpan selama 15 menit pada suhu 5 derajat celcius.
Fiksasi bertujuan untuk mempertahankan morfologi jaringan seperti kondisi awal atau
sama seperti jaringan hidup tanpa adanya perubahan bentuk maupun ukuran. Selain
itu fiksasi berfungsi untuk mencegah autolisis atau proses pembusukan serta
memudahkan pembuatan jaringan irisan yang tipis. Fiksasi juga berfungsi agar sel
tidak mengalami pembelahan lagi dan memudahkan dalam pengamatan sel yang
sedang mengalami pembelahan. Wadah ditutup dan disimpan selama 15 menit pada
suhu 5 derajat celcius (Abidin et al., 2014).
Setelah siap untuk dilakukan pengamatan, akar-akar bawang dimasukan ke
dalam botol vial lalu direndam dengan larutan HCl 1N di suhu ruangan selama 10
menit untuk proses maserasi. Maserasi merupakan suatu metode mikroteknik yang
dilakukan dengan cara pembusukan buatan atau pelunakan jaringan dengan
menggunakan cairan maserasi, dalam hal ini adalah HCl. Prinsip dari metode
maserasi ini yaitu dengan pemutusan lamella tengah sehingga dapat menguraikan
serat pada batang dan dapat diambil satu helaian untuk diamati jaringan pembuluh
secara utuh agar sel menjadi lunak, dan mudah menyerap pewarna (Abidin et al.,
2014).
Kemudian telofase II. Selama telofase II, kromosom berkumpul di kutub sel
dan menjadi tidak jelas. Sekali lagi, mereka membentuk massa kromatin. Selubung
nukleus berkembang, nukleolus muncul kembali, dan sel mengalami sitokinesis
seperti pada mitosis.
Selama meiosis II, setiap sel mengandung 46 kromatid menghasilkan dua sel,
masing- masing dengan 23 kromosom. Awalnya, ada dua sel yang mengalami meiosis
II, sehingga hasil dari meiosis II adalah empat sel, masing- masing dengan 23
kromosom. Masing-masing dari empat sel adalah haploid, yaitu, setiap sel berisi satu
set kromosom.
Sebanyak 23 kromosom dalam empat sel dari meiosis tidak identik karena
pindah silang telah terjadi di profase 1. Pindah silang ini menghasilkan variasi
sehingga masing- masing empat sel yang dihasilkan dari meiosis berbeda dari tiga
lainnya. Dengan demikian, meiosis menyediakan mekanisme untuk memproduksi
variasi dalam kromosom yang juga menyumbang pembentukan empat sel haploid
dari sel diploid tunggal (Jusuf, 2019).
Berdasarkan hasil pengamatan, perbedaan dari mitosis dan meiosis adalah
tahapannya. Pada mitosis hanya mengalami satu kali pembelahan yang meliputi
profase, metafase, anafase, dan telofase. Mitosis menghasilkan 2 sel anakan identik
yang bersifat diploid. Sedangkan pada mitosis terjadi 2 kali pembelahan dan memiliki
hasil akhir 4 sel anakan yang bersifat haploid dan memiliki separuh kromosom dari
induknya.
Selanjutnya menghitung indeks mitosis atau IM. Berdasarkan tabel 3.3 nomor
1, didapatkan bahwa persentase mitosisnya adalah 45% dari total jumlah sel yang
bermitosis sebanyak 33 dan jumlah seluruh selnya adalah 73. Sedangkan pada gambar
kedua didapatkan bahwa jumlah sel yang bermitosisnya adalah 12 dengan jumlah
total sel sebanyak 23. Jadi, persentasenya adalah 52%.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa tahapan pada hanya
mengalami satu kali pembelahan yang meliputi profase, metafase, anafase, dan
telofase. Mitosis menghasilkan 2 sel anakan identik yang bersifat diploid. Sedangkan
pada mitosis terjadi 2 kali pembelahan dan memiliki hasil akhir 4 sel anakan yang
bersifat haploid dan memiliki separuh kromosom dari induknya.
Indeks mitosis yang didapatkan dari pengamatan pada preparat 1 sebesar 45%,
sedangkan dari preparat 2 sebesar 52%.
F. Daftar Pustaka
Abidin, A. Z., Budiono, J. D., dan Isnawati. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang untuk
pembuatan Media Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal Bioedu. 3(3):571-
579.
Anggarwulan, E., Etikawati, N., dan Setyawan, A. D. 1999. Karyotipe Kromosom
pada Tanaman Bawang Budidaya (Genus: Allium; Familia Amaryllidaceae).
Jurnal Biosmart. 1(2):13-19.
Anggraeni & Iriawati. (2017). Respon Antera Llium longiflorum Thunb. Dengan
Berbagai Stadium Perkembangan Mikrospora pada Kombinasi Konsnetrasi
Zat Pengatur Tumbuh. Agrosaintek, 1(2), 49-55.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky,
P. V., dan Jackson, R. B. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Terjemahan
dari Biology Eight Edition, oleh Damaring Tyas Wulandari, Erlangga, Jakarta.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky,
P. V., dan Jackson, R. B. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Terjemahan
dari Biology Eight Edition, oleh Damaring Tyas Wulandari, Erlangga, Jakarta.
Jusuf, Muhammad. (2019). Modul 1: Biologi dan Reproduksi Sel. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Erlangga, Jakarta.
Setyawan, A. D. dan Sutikno.2011. Karyotipe Kromosom pada Allium sativum L.
(BawangPutih) dan Pivum sativum L. (Kacang Kapri).Jurnal Biosmart.
2(1):20 27.
G. Lampiran