Anda di halaman 1dari 22

Nama : Fakhrana Meida Hari/Tanggal : Jumat, 23 April, 2021

NIM : 11190950000041 Dosen : Arina Findo Sari, M.Si.


Kelas : 4B1 Remila Selvany, M.Si.
Asisten : Muhammad Afi Naufal

PRAKTIKUM 5
PEMBELAHAN SEL : MITOSIS DAN MEIOSIS

A. Tujuan
1. Praktikan mampu memahami tahapan-tahapan pada pembelahan mitosis dan
meiosis
2. Praktikan dapat menentukan durasi dan index mitosis pada akar batang

B. Cara Kerja
o Alat
 Mikroskop
 Jarum dissecting
 Silet
 Refrigerator
 Pemanas spiritus
 Pinset
 Glass object
 Kertas minyak
o Bahan
 Akar bawang genus Allium
 Kuncup bunga lili
 Asam asetat 45%
 HCl 1N
 Acetocarmin 2%
 Akuades
 Tisu dan kapas
 Bunga bawang
1. Mitosis

Potongan ujung akar direndam


Ujung akar bawang dipotong
dalam larutan fiksatif asam
kurang lebih 1mm dari ujung
asetat 45%. Wadah ditutup dan
pada akar mitotic region pada
disimpan selama 15 menit pada
jam 06.00 (Bombay), dan
suhu 5 derajat celcius
12.00 (bawang merah)

Ujung akar direndam dalam Asam asetat 45% dituang


larutan HCl 1N untuk dalam wadah penampung
maserasi jaringan selama 10 kemudian ujung akar dibilas
menit pada suhu kamar dengan akuades 3 kali

Ditambahkan larutan
HCl 1 N dituang dalam
pewarna acetocarmine 2%
wadah penampung, lalu
secukupnya hingga ujung
ujung akar dibilas dengan
akar terendam sempurna
akuades sebanyak 3 kali
selama 15 menit

Ujung akar yang telah


Sediaan akar bawang
terwarnai dipindahlan ke
ditekan dengan pelan
atas gelas objek, kemudian
hingga sel-sel terpisah dan
ditetesi gliserin dan ditutup
menyebar dengan baik
dengan gelas penutup

Diamati di bawah
mikroskop
2. Meiosis

Dipilih kuncup bunga Difiksasi dalam larutan


dengan beberapa ukuran Carnoy

Anther dipisahkan dan


Kuncup bunga diambil dan
bagian lain dibuang dari
diletakkan pada gelas objek
kuncup bunga

1-2 tetes pewarna


Gelas objek ditutup,
acetocarmine 2%
kemudian ditekan dengan
diteteskan, kemudian anther
lembut menggunakan
ditekan, biarkan selama 5
jarum/pensil
menit

Kertas minyak diletakkan di


atas gelas penutup, Dilalukan di atas lampu
kemudian ditekan dengan spirtus
jari

Tahapan pembelahan
meiosis diamati di bawah
mikroskop
C. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Mitosis
Tahap Gambar referensi Gambar manual Keterangan
pembelahan
1. Gelendong
Profase pembelahan
2. Kromosom yang
terdiri atas dua
kormatid saudara
3. Membran inti
Sumber: Science Life,
2017 Deskripsi:
Benang-benang kromatin
membentuk kromosom
kemudian kromosom
berduplikasi menjadi
kromosom yang memiliki
2 kromatid. Membran inti
mulai menghilang.
Sentosom membentuk 2
sentriol yang
dihubungkan dengan
benang spindel.
1. Gelendong
Metafase pembelahan
2. Kromosom
3. Sentrosom
4. Bidang pembelahan

Deskripsi:
Sentriol menuju kutub-
Sumber: Science Life, kutub berlawanan.
2017 Kromosom (memilki 2
kromatid) bergerak
menuju bidang equatorial
(tengah). Sentromer pada
kromosom diikat oleh
benang spindel yang
dihubungkan oleh
kinetokor.
1. Kromosom anakan
Anafase
Deskripsi:
Tiap-tiap kromatid pada
kromosom memisah
menuju kutub
berlawanan.
Sumber: Science Life,
2017
1. Cincin pembelahan
Telofase 2. Sel anakan
3. Fragmen membrane
inti

Deskripsi:
Di kutub-kutub
pembelahan kromatid
berubah menjadi
Sumber: Science Life, kromosom kemudian
2017 menjadi benang-benang
kromatin kembali.
Terbentuk lekukan di
bagian tengah sel
(equatorial) yang disebut
sitokinesis (pembelahan
sitoplasma) yang
membagi sel menjadi 2
sel anakan.

Tabel 3.2 Meiosis Anthe Bunga Lili


Tahap Gambar referensi Gambar manual Keterangan
pembelahan
1. Kromatid sesaudara
Profase I 2. Pindah silang
3. Gelendong
pembelahan

Deskripsi:
Profase terdiri dari 5
Sumber: Sciences Usa,
2021 fase. Pada fase leptotene,
kromatin berubah
menjadi kromosom.
Kromosom tersebut
terdiri dari 2 kromatid.
fase selanjutnya, yait fase
zigoten, dimulai. Pada
fase zigoten, kromosom
tersebut kemudian saling
berpasangan dengan
homolognya. Homolog
tersebut disebut sinapsis.
Fase selanjutnya disebut
dengan pakiten. Di fase
pakiten, ada duplikasi
kromosom. Fase pakiten
juga membentuk
kromosom tetrad.
Selanjutnya fase
diploten. Di fase diploten
ini terjadi pindah silang
pada kiasma. Setelah
proses pindah silang ini
terjadi. fase selanjutnya,
yaitu fase diakinesis,
terjadi. Pada fase
diakinesis ini membran
inti menghilang.

Metafase I 1. Bidang pembelahan

Deskripsi:
Kromosom homolog
mulai tersusun rapi di
bagian ekuator.
Sumber: Sciences Usa,
2021 kromosom tersusun di
atas lempeng metaphase.
serat spindle menempel
pada dua sentromer di
masing-masing
kromosom homolog.
Anafase I 1. Kromosom homolog
memisah

Deskripsi:
Kromosom homolog
akan bergerak menuju
Sumber: Sciences Usa,
2021 kutub yang berlawanan
akibat tarikan dari
benang gelendong. Selain
itu, juga akan terjadi
reduksi kromosom.

Telofase I 1. Terbentuk lekukan


untuk membagi sel
menjadi dua

Deskripsi:
Sumber: Sciences Usa, Membran inti mulai
2021
terbentuk kembali dan
terjadi yang disebut
dengan sitokinesis.
Sitokinesis merupakan
kondisi ketika sitoplasma
dari satu eukariotik sel
membelah menjadi dua
sel anak. pada telofase 1,
selnya membelah 2
dengan kromosom
haploid (n).

Profase II 1. Sel anakan haploid


(n)

Deskripsi:
Sentrosom membelah
Sumber: Sciences Usa,
2021 menjadi 2 sentriol yang
akan bergerak ke kutub
sel yang berlawanan.
Kemudian, kromosom
akan mulai memendek
dan menebal serta
membran inti sel mulai
menghilang. pada tahap
ini pula mulai terbentuk
benang-benang spindel.
Benang-benang spindel
ini adalah bagian
kromosom yang
berfungsi menggerakan
kromosom pada saat sel
mulai membelah.

Metafase II

Deskripsi :
Kromosom mulai
tersusun rapi pada bidang
ekuator. Mulai tersusun
Sumber: Sciences Usa,
2021 benang-benang spindel
yang salah satu ujungnya
melekat pada sentromer,
sedangkan ujung lainnya
melekat pada kutub
pembelahan yang
arahnya berlawanan.

Anafase II 1. Kromatid sesaudara


memisah

Deskripsi :
Terjadi pemisahan
Sumber: Sciences Usa, kromatid dengan cara
2021 ditarik menuju kutub
yang berlawanan.
Kemudian, kromatid
yang sudah dipisah ini
disebut sebagai
kromosom.
Telofase II 1. Fragmen membrane
inti
2. Sel anakan haploid
(n)
Sumber: Sciences Usa,
2021
Deskripsi:
Benang-benang spindel
menghilang dan
membran inti mulai
terlihat. Terjadi prose
sitokinesis atau
pembelahan sitoplasma.
Hasilnya adalah 4 sel
anak,

D. Pembahasan
Setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Proses yang menyangkut terbentuknya
sel-sel anak baru dari induknya disebut pembelahan sel. Pada sel- sel jaringan tubuh
(sel somatis), suatu sel induk akan membelah menjadi dua sel anak yang komponen-
komponennya sama dan identik dengan sel induk, peristiwa pembelahan sel somatis
semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah pembelahan sel di mana
berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom di
dalamnya (Campbell et al., 2012).
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan yang
sangat banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang
disebut juga dengan mitosis. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang
sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut- turut. Proses ini terjadi
bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel
(sitokinesis).

Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada
hampir semua organisme. Mitosis berlaku pada pembelahan inti, sedangkan
pembelahan sitoplasma disebut sitokinesis. Pembelahan inti terdapat pada embrio
seluruh jaringan (Campbell et al., 2012).
Seluruh sel somatik pada organisme multiseluler adalah keturunan dari satu sel awal,
yakni telur yang terfertilisasi atau zigot, melalui proses pembelahan yang disebut
mitosis. Fungsi mitosis yang pertama adalah membran Salinan yang persis sama dari
setiap kromosom, lalu membagikan set identik kromosom kepada masing-masing dari
kedua sel keturunan, atau sel anakan melalui pembelahan sel awal (sel induk).
Interfase adalah periode di antara dua mitosis yang berurutan dan terdiri atas tiga fase
yaitu G1, S dan G2. Selama fase S (sintesis), molekul-molekul DNA dari masing-
masing kromosom mengalami replikasi hingga menghasilkan sepasang molekul DNA
identik yang disebut kromatid (terkadang disebut kromatid saudari atau sister
chromatid). Masing- masing kromosom yang telah direplikasi itu lalu memasuki
mitosis dengan dua molekul DNA yang identic (Campbell et al., 2010).
Selama bertahun-tahun para ahli biologi sel lebih banyak mencurahkan
perhatiannya kepada fase pembelahan sel karena perubahan-perubahan yang dramatis
yang berlangsung di dalamnya dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Karena itu,
mereka menganggap bahwa interfase merupakan “fase istirahat”. Hasil-hasil
penelitian yang mutakhir telah berhasil mengungkapkan bahwa pada interfase
sebenarnya berlangsung beberapa kegiatan yang sangat intensif, antara lain biosintesis
asam deoksiribonukleat (DNA) dan pembagian komponen-komponen kromosom
menjadi dua bagian yang sama. Sementara itu, ukuran sel pun bertambah menjadi
kurang lebih dua kali semula. Beberapa sel yang telah terdiferensiasi jarang sekali
membelah, misalnya limfosit, sedangkan pada mamalia, sel saraf (neuron) tidak
pernah membelah setelah individunya lahir. Dengan demikian, selama hidupnya
neuron tersebut tetap saja dalam interfase (Campbell et al., 2010).
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup,
kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Proses pembelahan satu sel zigot
menjadi sel tubuh yang banyak jumlahnya terjadi secara mitosis. Dengan mitosis
terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk
hidup. Pada pembelahan mitosis, gamet betina setelah dibuahi oleh gamet jantan akan
bersifat diploid (2n) dan dinamakan zigot. Dalam perkembangannya zigot ini akan
membelah berkali-kali dan proses pembelahan sel ini dinamakan mitosis (Campbell et
al., 2010).

Mitosis berlangsung dalam beberapa fase, yaitu:


1. Profase
Pada tahap profase, kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang
kadang-kadang saling melilit satu sama lain dan ternetang secara maksimal sehingga
kromomer tampak jelas. Kemudian kromosom akan memendek dan menebal sehingga
kromomer terletak begitu dekat satu sama lain. Tiap bagian dari kromosom ganda itu
disebut kromatid yang dihubungkan oleh kinetokor sehingga kromosom tetap tunggal
sampai metafase. Pada permulaan profase sentriol bergerak ke sisi yang berlawanan
dan terbentuk benang-benang gelendong (spindel). Pada akhir profase sentriol berada
di kutub-kutub yang berlawanan, serta gelendong-gelendong mengatur diri untuk
menjadi penghubung antara sentriol dan kinetokor. Anak inti menyusut dan akhinya
menghilang demikian juga dengan selaput inti.
2. Metafase
Peristiwa yang paling penting dalam metafase adalah orientasi kromosom
pada bidang ekuator sel. Kadang-kadang peralihan di antara profase dan merafase
disebut prometafase, yang waktunya sangat singkat. Pada awal metafase, membran
nukleus hilang dan kromosom mula-mula seperti tampak tidak teratur. Setelah itu,
benang-benang spindel masuk ke dalam daerah pusat sel, sedangkan mikrotubulusnya
merentang di antara kedua kutub sel. Kromosom melekat dengan kinetokornya pada
bidang ekuator sel. Benang-benang spindel yang berhubungan dengan kromosom
dinamai benang-benang spindel kromosom, sedangkan benang-benang spindel yang
lain merentang secara kontinu dari kutub ke kutub. Seluruh benang spindel
membentuk gambaran seperti sangkar burung pada daerah nukleus. Pada sel hewan
dan tumbuhan yang tingkatannya lebih rendah spindel tersebut mempunyai sentriol
dan aster. Adanya sentriol sebenarnya tidak mutlak dalam pembentukan spindel sebab
jika sentriol tersebut sengaja dihancurkan dengan sinar laser, mitosis tetap saja
berlangsung.
3. Anafase
Proses pembagian kromatid di daerah ekuator dilanjutkan dengan membawa
semua kromosom itu ke kutub sel masing-masing. Dengan demikian, ciri penting dari
anafase adalah adanya satu kromatid (berisi satu set kromosom) yang sedang bergerak
menuju ke kutub masing- masing. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, yang
menyebabkan kromosom itu bergerak adalah benang-benang spindel. Jumlah
kromosom yang menuju ke kutub yang satu sama dengan yang menuju ke kutub yang
lain. Jadi, jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak akan memeroleh 2n
kromosom.

4. Telofase
Pada tahap telofase, kromosom-kromosom anakan itu akan menggumpal di
dekat kutub masing-masing. Setelah terbentuk membran inti, kromosom akan
memanjang sehingga akan tampak seperti benang-benang kromatin yang tidak teratur.
Pada saat yang hampir bersamaan, akan terjadi pembelahan sitoplasma yang diikuti
dengan pembentukan membran sel (dinding sel) pada bekas bidang ekuatorial. Pada
sel hewan membran sel terbentuk dengan terjadinya lakukan pada daerah bidang
ekuatorial. Lekukan ini menjadi semakin dalam sehingga ujung-ujungnya akan
bersatu sehingga terbentuk dua sel anakan.
5. Interfase
Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis yang
satu dengan yang lainnya. Interfase bukan fase istirahat, karena justru pada fase ini
metabolisme sel giat dilakukan. Meskipun tingkah laku kromosom tidak tampak
karena terbentuk benang-benang kromatin yang halus, sel anak yang baru terbentuk
itu sudah melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis
sebelum memasuki proses pembelahan berikutnya. Mula-mula sel mengalami
pertumbuhan sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Fase Pertumbuhan Primer (Growth 1/G1)
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Organel-
organel yang ada di dalam sel, seperti mitokondria, reticulum endoplasma, kompleks
golgi, dan organel lainnya memperbanyak diri guna menunjang kehidupan sel.
b. Fase sintesis (S)
Pada tahap ini, sel melakukan sintesis terutama sintesis materi genetik. Materi
genetik adalah bahan-bahan yang akan diwariskan kepada keturunannya. Materi
genetik yang disintesis adalah DNA.
c. Fase pertumbuhan sekunder (Growth 2/G2)
Menjelang mitosis berikutnya, sel melakukan pertumbuhan kedua dengn
memperbanyak organel-organel yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan agar organel-
organel itu dapat diwariskan kepada setiap sel keturunannya.
Sifat-sifat dari pembelahan mitosis diantaranya adalah:
1) pembelahan yang memisahkan sister chromatids;
2) satu pembelahan tiap daun yaitu satu pembelahan sitoplasma
(sitokinesis) tiap satu pembelahan kromosom yang sama;
3) kromosom tidak berpasangan; biasanya tidak terbentuk kiasmata; tidak
terjadi pertukaran genetik antara kromosom homolog;

4) dari satu sel dihasilkan dua sel anak tiap daun;


5) kandungan genetik dari hasil mitosis identik;
6) jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk;
7) hasil dari mitosis ini dapat mengalami pembelahan mitosis lagi;
8) biasanya terjadi pada hampir semua sel somatis;
9) dimulai dari zigot dan berlangsung terus sepanjang kehidupan
organisme.
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik sel tubuh, kecuali sel kelamin
mengandung satu sel kromosom yang berasal dari induk betina. Maka sepasang
kromosom tersebut disebut dengan kromosom homolog. Oleh karena itu jumlah
kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya
mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat dalam sel somatik, karena
itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid (n). Satu sel kromosom
haploid dari satu species dinamakan genom (Rosanti, 2013).
Transmisi kromosom dari sel induk ke sel-sel anak melalui mitosis adalah
proses aseksual di mana satu sel induk dapat menghasilkan sel melalui pembelahan-
pembelahan mitosis berturut-turut, klon sel yang secara genetik identik. Pola
perbanyakan sel vegetatif atau somatik semacam itu dilakukan oleh organisme
multiseluler, sedangkan sel eukariot melakukan cara transmisi kromosom meiosis
seling, cara ini tidak dapat dipisahkan dari penggabungan dengan fase seksual dalam
daur hidupnya yang di dalamnya gen-gen dari dua induk yang berbeda berkumpul
untuk menetap pada sel tunggal. Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu
dan yang lainnya. Baik dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa atau
bawang merah memiliki jumlah kromosom 2n=16 (Rosanti, 2013).
Bahan utama yang dipakai dalam praktikum ini adalah sel yang melakukan
pembelahan mitosis. Sel-sel yang melakukan pembelahan mitosis, ditemukan pada
bagian tanaman yang aktif mengalami pertumbuhan atau sering disebut meristematis.
Akar bawang merah merupakan jaringan meristem yang digunakan sebagai sarana
untuk dapat mengamati beberapa fase mitosis. Pada pengamatan mitosis yang
menggunakan akar bawang merah akan memudahkan pengamatan karena memiliki
jumlah kromosom yang sedikit dan berukuran besar. Tanaman bawang memiliki
ukuran kromosom yang cukup besar sehingga sangat cocok digunakan untuk studi
eksperimental mitosis. Akar mudah tumbuh dan seragam,sel akar tidak berklorofil
serta mudah dipulas oleh pewarna. Ujung akar beberapa spesies dari genus Allium
diantaranya adalah bawang putih (Allium sativum), bawang bombay (A. cepa) dan
bawang prei (A. fistulosum) merupakan bahan

yang baik untuk diproses menjadi preparat mitosis karena kromosom ketiga spesies
tersebut termasuk bertipe besar serta memiliki jumlah autosom sedikit yaitu 16
kromosom sehingga kromosom mudah. Selain itu, tanaman tersebut mudah didapat
dan murah (Abidin et al., 2014).
Waktu pembelahan sel yang optimum pada setiap tanaman berbeda-beda, pada
praktikum ini digunakan bawang merah yang waktu pembelahan sel yang
optimumnya terjadi pada pukul 12.00, maka dari itu ujung akar bawang dipotong
kurang lebih 1mm dari ujung pada pukul 12.00. Waktu pembelahan sel yang optimum
pada bawang merah ini dijelaskan berdasarkan data dari literatur, yang menyatakan
bahwa setelah dilakukan percobaan, diketahui nilai indeks mitosis (IM) tertinggi
meristem ujung akar dari tiga spesies tanaman muncul pada waktu yang berbeda-beda
meskipun dalam satu genus. IM Allium sativum tertinggi terjadi pada jam 09.00 WIB
dengan nilai 11.410%; IM A. cepa tertinggi terjadi pada jam 12.00 WIB dengan nilai
11.326%; sedangkan IM A. fistulosum tertinggi terjadi pada jam 06.00 WIB dengan
nilai 12.617%. Waktu pembelahan sel tiap tanaman berbeda-beda dan tidak konstan
sepanjang hari. Waktu pemotongan ini terkait dengan durasi mitosis dan indeks
mitosis. Perbedaan durasi mitosis pada setiap spesies bergantung pada kondisi
lingkungan. Temperatur dan nutrisi, merupakan faktor utama dalam durasi mitosis
(Abidin et al., 2014).
Potongan ujung akar direndam dalam larutan fiksatif asam asetat 45%
kemudian wadah ditutup dan disimpan selama 15 menit pada suhu 5 derajat celcius.
Fiksasi bertujuan untuk mempertahankan morfologi jaringan seperti kondisi awal atau
sama seperti jaringan hidup tanpa adanya perubahan bentuk maupun ukuran. Selain
itu fiksasi berfungsi untuk mencegah autolisis atau proses pembusukan serta
memudahkan pembuatan jaringan irisan yang tipis. Fiksasi juga berfungsi agar sel
tidak mengalami pembelahan lagi dan memudahkan dalam pengamatan sel yang
sedang mengalami pembelahan. Wadah ditutup dan disimpan selama 15 menit pada
suhu 5 derajat celcius (Abidin et al., 2014).
Setelah siap untuk dilakukan pengamatan, akar-akar bawang dimasukan ke
dalam botol vial lalu direndam dengan larutan HCl 1N di suhu ruangan selama 10
menit untuk proses maserasi. Maserasi merupakan suatu metode mikroteknik yang
dilakukan dengan cara pembusukan buatan atau pelunakan jaringan dengan
menggunakan cairan maserasi, dalam hal ini adalah HCl. Prinsip dari metode
maserasi ini yaitu dengan pemutusan lamella tengah sehingga dapat menguraikan
serat pada batang dan dapat diambil satu helaian untuk diamati jaringan pembuluh
secara utuh agar sel menjadi lunak, dan mudah menyerap pewarna (Abidin et al.,
2014).

Selanjutnya proses pewarnaan menggunakan pewarna acetocarmin.


Acetocarmin adalah larutan pewarna yang digunakan untuk mewarnai jaringan, untuk
memudahkan pemeriksaan sel dibawah mikroskop. Pewarna sintetis yang dapat
digunakan untuk mewarnai jaringan ada beberapa yaitu Acetocarmine, Aniline blue,
Crystal violet, Erythrosine, Hematoxylins, Fast green, Light green dan Safranin.
Pewarna sintetis merupakan jenis pewarna yang berasal dari bahan-bahan kimia.
Pewarna sintetis memiliki sifat warna yang relatif lebih homogen dan dalam
penggunaan cukup efisien karena hanya membutuhkan jumlah yang sangat sedikit.
Pewarna sintetis dianggap lebih ekonomis, praktis, dan sifat warna yang lebih
seragam, tetapi juga ada kelemahan yang dimiliki oleh pewarna sintetis yaitu sifat
pewarna yang karsinogenik dan beracun. Penggunaan pewarna sintetis di masyarakat
Indonesia sering digunakan dan paling utama dalam bidang industri, namun sering
kali masih banyak masyarakat yang menyalahgunakan sehingga dapat menyebabkan
dampak pada kesehatan manusia karena terdapat residu logam berat yang terkandung
dalam pewarna sintetis. Selain itu ada juga pewarna safranin, safranin merupakan
suatu klorida dan zat warna yang memiliki sifat asam. Safranin dapat mewarnai suatu
jaringan atau sel tumbuhan yang dinding sel tersebut mengalami lignifikasi dan hasil
akhir dapat memberikan warna merah. Pewarna safranin juga memiliki kekurangan
atau kelemahan yaitu mudah rusak, tidak mudah dalam penggunaan, proses
penyerapan lambat, harga lebih mahal, sulit didapat serta tidak dapat disimpandalam
jangka waktu yang lama. Berdasarkan data tahun 2018 harga safranin sebagai bahan
kimia pro analisis per gram yaitu Rp. 778.800,-. Ada pula pewarna alami yang terbuat
dari tumbuhan. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pewarna alami yaitu
kulit kayu, batang, daun, akar, bunga, biji, dan getah. Setiap tumbuhan memiliki
kemampuan sebagai zat pewarna alami, hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan
pigmen yang ada pada bagian tumbuhan. Zat warna alami dapat menimbulkan warna
yang jauh lebih rendah atau tidak mencolok sehingga apabila dilihat oleh mata terasa
sejuk, maka dari itu pewarna alami tidak cocok dijadikan pewarna untuk kebutuhan
pengamatan mikroskopis dikarenakan warna yang tidak mencolok akan menyulitkan
pengamatan di bawah mikroskop. Pigmen yang dapat digunakan sebagai pewarna
alami yaitu klorofil, antosianin, karotenoid, tanin, dan kurkumin (Setyawan &
Sutikno, 2011).
Setelah dilakukan pewarnaan, bagian akar tersebut kemudian ditaruh di atas
gelas objek yang telah ditetesi aquades sebelumnya dan setelah itu di-“squash”, yaitu
ditutup dengan kaca penutup dan diketuk ketuk hingga sampel akar tidak bertumpuk.
Akar yang telah di-“squash” kemudian siap untuk diamati. Metode yang umum
digunakan dalam membuat preparat mitosis
yaitu dengan squash. Metode squash yaitu suatu metode untuk mendapatkan suatu
preparat dengan cara meremas suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara
keseluruhan, sehingga
didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati di bawah mikroskop (Abidin
et al., 2014). Secara umum tahapan dalam pembuatan preparat mitosis dengan metode
squash yaitu diawali dengan pemilihan bahan, kemudian memfiksasi, hidrolisis,
pemulasan, dan yang terakhir pembuatan preparat dengan meremas (Squash). Gliserin
digunakan karena gliserin bersifat kental dan licin, sehingga memudahkan proses
squash serta sulit menguap sehingga mampu menjaga kesegaran bahan (Anggarwulan
et al., 1999).
Pengamatan meiosis menggunakan preparat anter lili. Lili sendiri memiliki
jumlah kromosom 24 kromosom. Bagian lili yang digunakan adalah anter.
Penggunaan anther ini dikarenakan sel-sel dinding anter mengalami dediferensiasi
dan menghasilkan sel-sel yang merismatik (Anggraeni & Iriawati, 2017).
Meiosis adalah Proses di mana jumlah kromosom setengahnya selama
pembentukan gamet. Dalam meiosis, sel yang berisi jumlah diploid kromosom diubah
menjadi empat sel, masing- masing memiliki jumlah kromosom haploid. Dalam sel
manusia, misalnya, sel reproduksi yang mengandung 46 kromosom menghasilkan
empat sel, masing-masing dengan 23 kromosom.
Tahap pertama meiosis 1 adalah profase I, profase I serupa dalam beberapa
cara untuk profase pada mitosis. Kromatid memperpendek dan menebal dan menjadi
terlihat di bawah mikroskop. Perbedaan yang penting, bagaimanapun, adalah bahwa
proses yang disebut sinapsis terjadi. Proses kedua disebut pindah silang juga
berlangsung selama profase 1.
Selama profase 1, dua kromosom homolog datang dekat satu sama lain.
Karena setiap kromosom homolog terdiri dari dua kromatid, sebenarnya ada empat
kromatid sejajar berdampingan satu sama lain. Ini kombinasi dari empat kromatid
disebut tetrad, dan datang bersama-sama adalah disebut proses sinapsis.
Setelah sinapsis telah terjadi, proses pindah silang terjadi. Dalam proses ini,
segmen DNA dari satu kromatid dalam tetrad lolos ke kromatit lain dalam tetrad
tersebut. pertukaran segmen kromosom Ini berlangsung secara kompleks dan kurang
dipahami. Mereka menghasilkan kromatid genetik baru. Pindah silang merupakan
pendorong penting evolusi. Setelah pindah silang telah terjadi, empat kromatid dari
tetrad yang secara genetik berbeda dari aslinya kromatid yang empat.

Selanjutnya metafase I. Dalam metafase I meiosis, tetrad menyelaraskan pada


pelat Ekuatorial (seperti pada mitosis). Sentromer menempel serat gelendong, yang
membentang dari kutub sel. Satu sentromer menempel per serat spindle.
Selanjutnya anafase I. Pada anafase 1, kromosom homolog terpisah. Satu
homolog kromosom (terdiri dari dua kromatid) bergerak ke salah satu sisi sel,
sedangkan kromosom homolog lainnya (yang terdiri dari dua kromatid) bergerak ke
sisi lain dari sel. Hasilnya adalah bahwa 23 kromosom (masing- masing terdiri dari
dua kromatid) pindah ke salah satu tiang, dan 23 kromosom (masing- ma s ing terdiri
dari dua kromatid) pindah ke kutub yang lain. Pada dasarnya, jumlah kromosom sel
dibelah dua. Untuk alasan ini prosesnya adalah pengurangan-pembelahan.
Kemudian fase telofase I. Dalam telofase I meiosis, inti mereorganisasi,
kromosom menjadi kromatin, dan pembagian sitoplasma menjadi dua sel
berlangsung. Proses ini terjadi secara berbeda dalam sel tumbuhan dan hewan, seperti
pada mitosis. Setiap sel anak (dengan 23 kromosom masing- masing terdiri dari dua
kromatid) kemudian memasuki interfase, di mana tidak ada duplikasi DNA. Periode
interfase mungkin singkat atau sangat lama, tergantung pada spesies organisme.
Selanjutnya meiosis II. Meiosis II adalah subdivisi utama kedua dari meiosis.
Hal ini terjadi pada dasarnya cara yang sama seperti mitosis. Pada meiosis II, sel yang
berisi 46 kromatid yang mengala mi pembelahan menjadi dua sel, masing- masing
dengan 23 kromosom. Meiosis II berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut:
Kemudian profase II. Profase II mirip dengan profase mitosis. materi kromatin
Mengembun, dan setiap kromosom mengandung dua kromatid yang melekat pada
sentromer. 23 pasang kromatid, total 46 kromatid, kemudian pindah ke piring
Ekuatorial.
Selanjutnya metafase II. Dalam metafase II dari meiosis, 23 pasang kromatid
berkumpul di tengah sel sebelum pemisahan. Proses ini identik dengan metafase pada
mitosis.
Selanjutnya Anafase II. Selama anafase II dari meiosis, sentromer membagi,
dan 46 kromatid menjadi dikenal sebagai 46 kromosom. Kemudian 46 kromosom
terpisah satu sama lain. Serat gelendong melakukan migrasi kromosom dari setiap
pasangan untuk satu kutub dari sel dan anggota lain dari pasangan ke tiang lainnya.
Secara keseluruhan, 23 kromosom pindah ke masing- masing tiang. Kekuatan dan
perlekatan yang beroperasi dalam mitosis juga beroperasi di anafase 11.

Kemudian telofase II. Selama telofase II, kromosom berkumpul di kutub sel
dan menjadi tidak jelas. Sekali lagi, mereka membentuk massa kromatin. Selubung
nukleus berkembang, nukleolus muncul kembali, dan sel mengalami sitokinesis
seperti pada mitosis.
Selama meiosis II, setiap sel mengandung 46 kromatid menghasilkan dua sel,
masing- masing dengan 23 kromosom. Awalnya, ada dua sel yang mengalami meiosis
II, sehingga hasil dari meiosis II adalah empat sel, masing- masing dengan 23
kromosom. Masing-masing dari empat sel adalah haploid, yaitu, setiap sel berisi satu
set kromosom.
Sebanyak 23 kromosom dalam empat sel dari meiosis tidak identik karena
pindah silang telah terjadi di profase 1. Pindah silang ini menghasilkan variasi
sehingga masing- masing empat sel yang dihasilkan dari meiosis berbeda dari tiga
lainnya. Dengan demikian, meiosis menyediakan mekanisme untuk memproduksi
variasi dalam kromosom yang juga menyumbang pembentukan empat sel haploid
dari sel diploid tunggal (Jusuf, 2019).
Berdasarkan hasil pengamatan, perbedaan dari mitosis dan meiosis adalah
tahapannya. Pada mitosis hanya mengalami satu kali pembelahan yang meliputi
profase, metafase, anafase, dan telofase. Mitosis menghasilkan 2 sel anakan identik
yang bersifat diploid. Sedangkan pada mitosis terjadi 2 kali pembelahan dan memiliki
hasil akhir 4 sel anakan yang bersifat haploid dan memiliki separuh kromosom dari
induknya.
Selanjutnya menghitung indeks mitosis atau IM. Berdasarkan tabel 3.3 nomor
1, didapatkan bahwa persentase mitosisnya adalah 45% dari total jumlah sel yang
bermitosis sebanyak 33 dan jumlah seluruh selnya adalah 73. Sedangkan pada gambar
kedua didapatkan bahwa jumlah sel yang bermitosisnya adalah 12 dengan jumlah
total sel sebanyak 23. Jadi, persentasenya adalah 52%.

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa tahapan pada hanya
mengalami satu kali pembelahan yang meliputi profase, metafase, anafase, dan
telofase. Mitosis menghasilkan 2 sel anakan identik yang bersifat diploid. Sedangkan
pada mitosis terjadi 2 kali pembelahan dan memiliki hasil akhir 4 sel anakan yang
bersifat haploid dan memiliki separuh kromosom dari induknya.
Indeks mitosis yang didapatkan dari pengamatan pada preparat 1 sebesar 45%,
sedangkan dari preparat 2 sebesar 52%.

F. Daftar Pustaka
Abidin, A. Z., Budiono, J. D., dan Isnawati. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang untuk
pembuatan Media Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal Bioedu. 3(3):571-
579.
Anggarwulan, E., Etikawati, N., dan Setyawan, A. D. 1999. Karyotipe Kromosom
pada Tanaman Bawang Budidaya (Genus: Allium; Familia Amaryllidaceae).
Jurnal Biosmart. 1(2):13-19.
Anggraeni & Iriawati. (2017). Respon Antera Llium longiflorum Thunb. Dengan
Berbagai Stadium Perkembangan Mikrospora pada Kombinasi Konsnetrasi
Zat Pengatur Tumbuh. Agrosaintek, 1(2), 49-55.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky,
P. V., dan Jackson, R. B. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Terjemahan
dari Biology Eight Edition, oleh Damaring Tyas Wulandari, Erlangga, Jakarta.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky,
P. V., dan Jackson, R. B. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Terjemahan
dari Biology Eight Edition, oleh Damaring Tyas Wulandari, Erlangga, Jakarta.
Jusuf, Muhammad. (2019). Modul 1: Biologi dan Reproduksi Sel. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Erlangga, Jakarta.
Setyawan, A. D. dan Sutikno.2011. Karyotipe Kromosom pada Allium sativum L.
(BawangPutih) dan Pivum sativum L. (Kacang Kapri).Jurnal Biosmart.
2(1):20 27.

G. Lampiran

1. Apa yang Anda ketahui tentang siklus sel? Jelaskan!


Jawaban: Siklus sel adalah serangkaian proses atau fase yang terjadi dalam
kehidupan sel yang terdiri atas interfase dan pembelahan sel.

2. Pembelahan sel terbagi menjadi berapa macam? Sebut dan jelaskan!


Jawaban: Pembelahan sel terbagi menjadi 2 macam, yaitu mitosis yang
merupakan pembelahan sel eukariotik yang menghasilkan 2 sel anak dengan
materi genetik yang sama dengan sel induknya dan menghasilkan zigot yang
diploid. Sedangkan meiosis adalah pembelahan sel eukariotik yang
menghasilkan 4 sel gamet haploid yang mengandung 1 salinan dari masing-
masing kromosom diploid induknya.

3. Apakah perbedaan mitosis


dan meiosis? Jawaban:
Perbedaan mitosis dan
meiosis
Mitosis Meiosis
Terjadi pada semua sel tubuh yang Hanya terjadi pada sel gonad saat
memperbanyak diri pembentukan gamet
Terdapat 1 tahap pembelahan dalam satu Terdapat 2 tahap pembelahan dalam satu
siklus siklus, yaitu meiosis I dan meiosis II
Tidak terjadi pertukaran segmen Terjadi pindah silang antara kromosom
kromosom homolog yang berpasangan
Menghasilkan 2 sel baru yang sama dan Menghasilkan 4 sel baru yang memiliki
mempunyai struktur genetik yang sama jumlah kromsosom separuh dari sel
dengan sel induk induk
Sifat sel anak diploid (2n) Sifat sel anak haploid (n)

4. Apa yang dimaksud dengan a) durasi mitosis, b) indeks mitosis? Bagaimana


cara menghitung indeks mitosis?
Jawaban: a) durasi mitosis adalah perbandingan antara jumlah sel pada fase
tertentu terhadap jumlah keseluruhan sel yang kemudian akan dikalikan dengan
durasi siklus sel dalam satuan menit. b) indeks mitosis adalah perbandingan sel
yang mengalami fase dalam mitosis terhadap jumlah keseluruhan sel yang
diamati. Indeks mitosis digunakan untuk menghitung perbedaan dalam
pembelahan sel saat parameter lingkungan diubah.
5. Jelaskan proses meiosis yang terjadi pada tanaman bawang!
Jawaban: Proses meiosis yang terjadi pada tanaman bawnag sama dengan
proses meiosis yang terjadi pada anther lili, yaitu meliputi meiosis I dan
meiosis II. Meiosis I meliputi profase, anaphase, metafas,e dan telofase.
Sedangkan meiosis II akan mengalami tahap yang sama dengan mitosis engan
dua kali pembelahan dan akan menghasilkan 4 sel anakan haploid.

Anda mungkin juga menyukai