Anda di halaman 1dari 13

library.uns.ac.

id 1
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik


Sampai saat ini, Indonesia masih mengimpor obat-obatan. Di Indonesia
sudah berdiri kurang lebih 500 industri farmasi, tetapi perusahaan tersebut hanya
bergerak pada proses pencampuran bahan baku obat, packaging, atau hanya
pemasarannya saja. Beberapa obat tradisional di Indonesia berkembang pesat
termasuk vaksin (seperti vaksin polio), bahkan Indonesia menjadi negara
pengekspor obat tersebut.
Salah satu tindakan untuk mengembangkan industri farmasi Indonesia dan
penghematan devisa negara yaitu mendirikan suatu pabrik farmasi yang
terintegrasi, mulai dari pembuatan bahan baku sampai pemasarannya Asam
Asetilsalisilat (Aspirin) adalah salah satu obat yang bisa dikembangkan di
Indonesia. Aspirin sering digunakan sebagai antipiretic, analgesic (penenang), dan
anti-inflammatory. Aspirin sepanjang abad 20-an disebut sebagai obat ajaib dan
diharapkan dengan riset yang lebih mendalam akan ditemukan khasiat aspirin
lainnya. Di Indonesia aspirin lebih dikenal dengan merk dagang “ Puyer Bintang
Tujuh” (PT Bintang Toedjoe) dan “aspirin tablet” (PT Bayer Indonesia), tetapi
aspirin masih di impor dari luar negeri.
Pemakaian aspirin di kalangan masyarakat Indonesia masih terbatas atau
masih kurang dikenal, padahal di luar negeri aspirin menjadi obat yang besar
khasiatnya. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi maka diharapkan kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan semakin
meningkat. Impor obat-obatan di Indonesia yang masih tinggi akan memacu
berkembangnya industri farmasi karena sumber daya alam serta sumber daya
manusia yang cukup besar.

1.2. Kapasitas Perancangan


Penentuan kapasitas rancangan pabrik yang akan didirikan harus berada di
atas kapasitas minimum atau sama dengan kapasitas pabrik yang sudah berjalan.

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

Selain itu, penentuan kapasitas rancangan mampu memenuhi kebutuhan dalam


negeri. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas
pabrik aspirin antara lain :
1.2.1 Prediksi Kebutuhan Aspirin di Indonesia
Kebutuhan aspirin di Indonesia terus mengalami peningkatan, walaupun
Indonesia sudah memproduksi sendiri, tetapi masih memerlukan impor dari negara
lain. Data impor aspirin dalam negeri ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel I.1 Data Impor Aspirin di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2017)
Tahun Jumlah (ton) Laju Pertumbuhan/Tahun
2011 343,254 -0,212
2012 343,042 2,191
2013 345,233 -19,293
2014 325.940 1,06
2015 327 50,542
2016 377,542
Total 34,288

Tabel 1.1, menunjukkan kebutuhan aspirin di Indonesia pada tahun 2021.


Perkiraan impor aspirin di Indonesia dihitung menggunakan persamaan :
y2 = a.deltax + y1
dengan :
y2 = Perkiraan jumlah impor pada tahun 2021
y1 = Jumlah impor tahun referensi akhir
a = Rata-rata pertumbuhan akhir
Deltax = Tahun pabrik berdiri – tahun referensi terakhir
Pertumbuhan impor aspirin di Indonesia sebesar 6,86 ton/tahun. Sehingga dapat
diperkirakan kebutuhan aspirin di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 411,83
ton/tahun.

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

Pabrik aspirin yang akan didirikan bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan


Indonesia dan luar negeri. Kebutuhan aspirin di beberapa negara di Asia
ditunjukkan pada Tabel 1.2.

1.2.2 Kebutuhan Aspirin di Luar Negeri


Selain untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia, pabrik Aspirin yang akan
didirikan ini juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan luar negeri. Kebutuhan
Aspirin di beberapa negara di Asia terlihat pada Tabel 1.2.

Tabel I.2 Data Impor Aspirin di Beberapa Negara di Asia (UN Data, 2012-2016)

Negara Kebutuhan (ton)

China 45.402
Korea 137.477
India 196.507
Malaysia 82.191
Singapura 22.875

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa kebutuhan impor aspirin di negara India


paling besar, sehingga hal ini menjadi pertimbangan untuk dapat memenuhi
beberapa persen dari kebutuhan aspirin di India. Tabel 1.3 menunjukkan kebutuhan
impor aspirin di negara India dari tahun 2012-2016.

Tabel I.3 Data Impor Aspirin di India (UN Data, 2012-2016)


Tahun Jumlah (ton)
2012 4.596
2013 4.030
2014 14.829
2015 53.284
2016 119.768

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

Perkiraan impor aspirin di India pada tahun 2021 dihitung menggunakan


persamaan:
y2 = a.deltax + y1
dengan :
y2 = Perkiraan jumlah impor pada tahun 2021
y1 = Jumlah impor tahun referensi akhir
a = Rata-rata pertumbuhan akhir
Deltax = Tahun pabrik berdiri – tahun referensi terakhir
Pertumbuhan impor aspirin di India sebesar 23.034,4 ton/tahun. Sehingga dapat
diperkirakan kebutuhan aspirin di India pada tahun 2021 sebesar 234.940 ton/tahun.
Apabila rancangan pabrik yang akan didirikan berencana untuk memenuhi 5% dari
kebutuhan impor aspirin di India, maka pabrik harus mengekspor aspirin sebanyak
11.747 ton/tahun.
Dari pertimbangan di atas, maka prarancangan pabrik yang akan didirikan memilih
kapasitas 15.000 ton/tahun dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri, mengimpor 5% dari kebutuhan aspirin di India dan mengimpor ke beberapa
negara Asia lainnya seperti Malaysia dan Singapura.

1.2.3 Ketersediaan Bahan Baku


Adanya industri yang mendukung pabrik Aspirin, terutama dalam hal
penyediaan bahan baku merupakan salah satu faktor yang cukup penting. Bahan
baku utama yaitu Asetat anhidrida (C4H6O3) dan Asam salisilat (C7H6O3), yang
keduanya diimpor dari China.
Tabel I.4 Produsen dan Kapasitas yang Dihasilkan untuk Bahan Baku Aspirin
No. Bahan Baku Produsen Kapasitas Sumber
1. Asetat anhidrida Sinochem Nanjing 292.000 www.alibaba.com
(C4H6O3) Corporation ton/tahun
2. Asam salisilat Langfang Huinuo 2.400 www.alibaba.com
(C7H6O3) Fine Chemical Co., ton/tahun
Ltd

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

1.2.4 Kapasitas Produksi Pabrik Aspirin


Beberapa kapasitas pabrik Aspirin yang telah berdiri dapat dilihat pada
Tabel 1.3.

Tabel I.5 Pabrik Aspirin di Luar Negeri (Kirk and Othmer, 2000)
Pabrik Negara Kapasitas (ton/tahun)
Monsanto. Chem. Co. Brazil 1.000
Monstanto. Chem. Co. Thailand 1.500
OSG New York 1.814
Monsanto. Chem. Co. India 2.000
Dow Chemical USA 680,4
Rhone- Pheulenc’s Sh. Fons Perancis 8.000
Rhodia Thailand 4.000

Berdasarkan pertimbangan dari kebutuhan Aspirin di Indonesia dan


pemenuhan kebutuhan ekspor aspirin ke India, maka kapasitas minimal pabrik yang
akan didirikan sebesar 12.158,83 ton/tahun, maka dalam perancangan pabrik ini
diambil kapasitas produksi sebesar 15.000 ton/tahun, dengan mempertimbangkan :
1. Ketersediaan bahan baku
2. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi
ketergantungan impor
3. Dapat memenuhi kebutuhan ekspor ke beberapa negara di Asia
khususnya India

1.3. Penentuan Lokasi Pabrik


Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu masalah pokok yang
menunjang keberhasilan operasi suatu pabrik. Banyak pertimbangan yang menjadi
dasar dalam menentukan lokasi pabrik, antara letak pabrik dekat dengan sumber

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

bahan baku, pasar penunjang, transportasi, tenaga kerja, kondisi sosial politik, dan
kemungkinan perluasan area pabrik dimasa yang akan datang.
Daerah yang dipilih untuk dijadikan lokasi pabrik Aspirin adalah Gresik,
Jawa Timur.

Lokasi
Pabrik

Gambar I.1 Lokasi Pendirian Pabrik Aspirin

Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:


1. Pemasaran produk
Produk aspirin yang dihasilkan dapat dipasarkan ke pabrik farmasi di
seluruh Indonesia. Pabrik aspirin terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
luar negeri. Kebutuhan aspirin banyak digunakan dalam industri obat-obatan.
Industri tersebut banyak berada di Jawa Timur. Gresik merupakan kawasan
Industri di Jawa Timur yang berada di tengah-tengah pemasaran lokal maupun
ekspor.
2. Sarana Transportasi
Fasilitas transportasi baik darat maupun laut di daerah Jawa Timur sudah
sangat memadai. Kualitas jalan cukup baik dan letak pabrik dekat dengan
pelabuhan yang merupakan sarana transportasi bahan baku.
3. Ketersediaan Tenaga kerja

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

Kawasan industri Gresik terletak di daerah Jawa Timur yang syarat dengan
lembaga pendidikan formal maupun non formal dimana banyak dihasilkan
tenaga kerja ahli maupun non ahli, sehingga tenaga kerja mudah didapatkan.

4. Utilitas
Dalam hal penyediaan air, Gresik dekat dengan sungai Brantas sehingga
kebutuhan air untuk pabrik serta air minum karyawan terpenuhi. Sedangkan
untuk kebutuhan listrik didapatkan dari PLN dan generator sebagai cadangan
apabila listrik dari PLN mengalami gangguan dan bahan bakar diperoleh dari
Pertamina.
5. Kondisi Tanah dan Daerah
Kondisi tanah yang relatif masih luas dan merupakan tanah datar dengan
kondisi iklim yang relatif stabil sepanjang tahun sangat menguntungkan untuk
pendirian pabrik ini.
6. Kebijakan Pemerintah
Pendirian pabrik perlu memperhatikan faktor kepentingan pemerintah yang
terkait di dalamnya. Kebijakan pengembangan industri berhubungan dengan
kesempatan kerja serta hasil – hasilnya.

1.4. Tinjauan Pustaka


1.4.1. Macam-Macam Proses Pembuatan Aspirin (Mc.Ketta, 1987)
Ada beberapa macam proses dalam pembuatan aspirin, yaitu:
1. Esterifikasi Asetil Klorida dengan Asam Salisilat
Proses ini diperkenalkan oleh Pavlov dan A.Terentyev, yang
menghasilkan produk samping HCl dari kristal aspirin dan proses ini sudah
lama tidak digunakan.

Asam salisilat Aspirin ................. (1)

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

Proses ini telah lama ditinggalkan oleh industri aspirin karena tidak sesuai
dengan metode sintesa industri dan telah ditemukannya proses yang lebih
menguntungkan, yaitu produk samping yang dapat dimanfaatkan kembali
ke dalam proses dan dapat meningkatkan efisiensi proses.

2. Esterifikasi Asam Salisilat dengan Asam Anhidrida dengan Katalis Asam


Proses ini sudah jarang digunakan karena biaya produksi yang cukup
mahal dan biasanya digunakan untuk penelitian di laboratorium. Reaksi
antara asam salisilat dan asam anhidrida dengan katalis H2SO4 pekat.
Acetilasi adalah penggantian atom H+ dari gugus hidroksi pada asam
salisilat dengan gugus asetil asam asetat anhidrida.

………………… (2)

3. Esterifikasi asam salisilat dengan asam anhidrida


HOC6H4COOH + (CH3CO)2O → CHOC6H5CH3COO + CH3COOH
Asam salisilat Asetat Anhidrida Aspirin Asam asetat
........................... (3)
Reaksi:

………………… (4)

Tabel I.6 Perbedaan Proses Pembuatan Aspirin


Proses Keterangan

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

1. Esterifikasi Asetil Klorida - Hasil samping : asam klorida (HCl)


dengan Asam Salisilat - Sudah jarang digunakan karena hasil
samping (HCl) tidak bisa dimanfaatkan
kembali dalam proses

Proses Keterangan
2. Esterifikasi Asam Salisilat - Kondisi operasi : 50 - 60C
dengan Asetat Anhidrida - Biasa dilakukan dalam skala
dengan Katalis Asam laboratorium
- Biaya produksi lebih mahal
3. Esterifikasi Asam Salisilat - Kondisi operasi : 85 - 90C
dengan Asetat Anhidrida - Biasa dilakukan dalam skala besar
- Biaya produksi lebih ekonomis
- Produk samping berupa CH3COOH dapat
digunakan kembali dalam proses

Dengan meninjau proses - proses pembuatan Aspirin diatas, maka


dipilih proses Esterifikasi dari Asam Salisilat dengan Asetat Anhidrida
karena proses ini lebih ekonomis dengan cara recovery asam asetat dari
asam yang dihasilkan.

1.4.2. Kegunaan Produk


Aspirin digunakan sebagai antipyretic, analgesic (penenang), anti-
inflammatory. Aspirin juga tergolong obat-obatan non narkotik, jadi
pemakaianya relatif aman. Jika diperinci lebih ringkas maka aspirin berguna
untuk pengobatan :
- Melawan rasa sakit
- Demam, pilek, influenza
- Rhematik, encok, sakit otot
- Mencegah penyakit kanker usus besar dan stroke

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

1.4.3 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk


 Bahan Baku
1. Asetat Anhidrida
a. Sifat Fisis (Perry, 2008, dan Yaws, 1999)
Rumus molekul = C4H6O3
Fase = cair
Berat molekul (g/mol) = 102
Titik didih (pada 1 atm), [oC] = 139,6
Titik lebur (pada 1 atm), [oC] = -73
Densitas (pada 25 oC), [g/cm3] = 1,077
Viskositas (pada 25 oC), [cp] = 0,808
Hof (pada 25oC), [KJ/mol] = -624,4
Gof (pada 25oC), [KJ/mol] = -476,68
Kelarutan dalam air, [g/100 ml] = 2,6

b. Sifat Kimia (Kirk and Othmer, 1998)


1. Asetat anhidrida direaksikan dengan phenol akan menghasilkan
asam asetat

Asetil phenol Asam Asetat ….(5)


2. Asetat anhidrida dapat terdekomposisi menjadi keton dan asam
asetat pada suhu 280-600 oC dan tekanan 1 atm.
(CH3CO)2O → CH2=CO + CH3COOH …………………...…(6)
3. Asetat anhidrida dapat bereaksi dengan asam oksalat dan
karbonmonoksida serta karbondioksida.
(CH3CO)2O + (COOH)2 → 2CH3COOH + CO + CO2 ……..(7)
4. Asetat anhidrida dengan air membentuk asam asetat glacial
(CH3CO)2O + H2O → 2CH3COOH ………………………..(8)

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

2. Asam Salisilat
a. Sifat Fisis (Kirk Othmer, 1998 dan Yaws, 1999)
Rumus molekul = C7H6O3
Fase = padat
Berat molekul (g/mol) = 138
Titik didih (pada 1 atm), [oC] = 211
Titik lebur (pada 1 atm), [oC] = 159
Densitas (pada 20 oC), [g/cm3] = 1,39
Hof (pada 25oC), [KJ/mol] = -589,9
Gof (pada 25oC), [KJ/mol] = -365,21
Kelarutan dalam asetat anhidrat [g/L]= 2,3
Kelarutan dalam air [g/100 ml] =2

b. . Sifat Kimia (Kirk and Othmer, 1998)


1. Asam salisilat dengan tetrachloride
NaOH digunakan sebagai katalis untuk reaksi asam
salisilat dengan tetrachloride menjadi 2-hydroxy-1,3-
benzenedicarboxylic acid dan 4-hydroxy-1,3-
benzenedicarboxylic acid.

(11)
2. Asam salisilat dengan folmalin dan asam klorida dengan katalis
ZnCl2 membentuk asam 5-klorometilsalisilat

(12)

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

 Produk
1. Aspirin (Asam Asetilsalisilat)
a. Sifat Fisis (Perry, 2008, dan Yaws, 1999)
Rumus molekul = C9H8O4
Fase = padat
Berat molekul (g/mol) = 180,16
Titik didih (pada 1 atm), [oC] = 140
Titik leleh (pada 1 atm), [oC] = 136
Specific grafity (gr/cm3) = 1,35
Hof (pada 25oC), [KJ/mol] = -554,88
Gof (pada 25oC), [KJ/mol] = -488,53
Kelarutan dalam air, [g/100 ml] = tidak larut

b. Sifat Kimia (Perry, 2008)


1. Aspirin mudah terhidrolisa dalam air panas

(17)
2. Larut dalam alkohol dan methanol membentuk metal salisilat

(18)
3. Aspirin dengan NaOH 10% akan terhidrolisa membentuk asam
salisilat

(19)

Bab I Pendahuluan
library.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

2. Asam Asetat
a. Sifat Fisis (Kirk Othmer, 1998 dan Yaws, 1999)
Rumus molekul = C2H4O2
Fase = cair
Berat molekul (g/mol) = 60
Titik didih (pada 1 atm), [oC] = 118
Titik lebur (pada 1 atm), [oC] = 17
Densitas (pada 20 oC), [g/cm3] = 1,049 g/ml
Hof (pada 25oC), [KJ/mol] = -485,60
Gof (pada 25oC), [KJ/mol] = -382,9
Kelarutan dalam air [mg/ml] = 1000

b. Sifat Kimia (Kirk Othmer, 1998)


1. Pembentukan garam keasaman
2CH3COOH + Zn (CH3COO)2Zn2 + H+
2. Pembentukan ester
CH3COOH +CH3CH2OH CH3COOC2H3

1.4.4. Tinjauan Proses Secara Umum (Mc. Ketta, 1987)


Asam salisilat, asetat anhidrida serta asam asetat dialirkan ke dalam
mixing tank untuk melarutkan asam salisilat terlebih dahulu. Kemudian
campuran homogen dialirkan ke dalam reaktor stainless steel atau glass
lined reactor yang dilengkapi jaket pemanas. Reaksi berlangsung dalam
fase cair endotermis. Temperatur reaksi dijaga sekitar 85-90oC pada tekanan
1 atm, dengan waktu tinggal 1-2 jam. Larutan dari reaktor, kemudian
dikristalkan selama 2-3 jam dan temperatur diturunkan dengan pendingin
sampai 10oC-25oC. Hasil pengkristalan disaring dengan filter (rotary drum
vaccum filter) untuk memisahkan padatan dan mother liquor, kemudian
dikeringkan sampai mengandung 0,5% cairan di rotary dyer. Mother liquor
hasil filtrasi dialirkan ke unit recovery untuk memisahkan asam asetat dan
asetat anhidrida.

Bab I Pendahuluan

Anda mungkin juga menyukai