Anda di halaman 1dari 121

MANAJEMEN

KEUANGAN

Manajemen Keuangan
Kata Pengantar

Syukur Alhamdullilah, atas ridha Allah SWT kami bisa menyelesaikan buku manajemen
keuangan ini yang disusun dengan tujuan untuk memudahkan mahasiswa dan para praktisi untuk
memahami manajemen keuangan. Penulis berusaha untuk menyumbangkan pengetahuan pada
ilmu manajemen keuangan. Seiring dengan kemajuan era tuntutan dan perkembangan ilmu
manajemen keuangan itu sendiri terus mengalami penyesuaian dan penyempurnaan maka
hadirnya buku manajemen keuangan ini diharapkan bisa menjadi tambahan pedoman dan
pegangan serta latihan pembelajaran pada mata kuliah manajemen keuangan.

Penulis berusaha untuk optimal mungkin dengan saling memadukan pengetahuan


bersama atas ilmu manajemen keuangan yang dituangkan dalam buku ini, namun penulis juga
menyadari adanya keterbatasan serta kedalaman pembahasan dan juga kekurangan pembahasan
serta soal latihan. Oleh karena itu lebih sempurna lagi untuk edisi berikutnya penulis akan
menyempurnakan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi mengembangkan ilmu manajemen keuangan.

Kami penulis atas nama Dede Suleman, Ratnawaty Marginingsih dan Isnurrini Hidayat
Susilowati menyampaikan ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada semua pihak yang
telah membantu terbitnya buku ini

Akhirnya, semoga buku ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca. Kami mohon maaf
apabila dalam penulisan buku ini terdapat kekeliruan di dalamnya.

Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.

Jakarta 2019

Penulis

Manajemen Keuangan ii
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI …. ............................................................................................ iii
BAB 1 DASAR MENAJEMEN KEUANGAN .......................................... 1
A. Pendahuluan .............................................................................. 1
B. Bentuk –Bentuk Laporan Keuangan ........................................... 1
C. Perkembangan Ilmu Manajemen Keuangan ................................ 2
D. Peluang Karier Dibidang Keuangan ............................................ 2
E. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan ................................... 3
BAB 2 LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS ........... 6
A. Pengertian Rasio Keuangan ......................................................... 6
B. Rasio Likuiditas ........................................................................... 8
C. Rasio Solvabilitas ........................................................................ 10
D. Rasio Rentabilitas ........................................................................ 12
E. Kinerja Keuangan ........................................................................ 14
BAB 3 MODAL DALAM PERUSAHAAN ............................................... 16
A. Sumber Modal ............................................................................ 17
B. Pembagian Modal ....................................................................... 19
C. Jenis-Jenis Modal ....................................................................... 21
BAB 4 BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL) ......... 27
A. Cost Of Capital............................................................................. 27
B. Biaya Modal Individu .................................................................. 27
C. Fungsi Cost Of Capital ................................................................ 35
BAB 5 INVESTASI DALAM KAS ............................................................ 36
A. Aliran Kas Dalam Perusahaan .................................................... 36
B. Budget Kas ................................................................................. 37

Manajemen Keuangan iii


BAB 6 NILAI WAKTU DARI UANG (TIME OF VALUE)..................... 45
A. Konsep Dasar ............................................................................. 45
B. Perhingan Bunga Uang ............................................................... 45
C. Hubungan Nilai Waktu Dari Uang dan Kebijakan Investasi ........ 54
BAB 7 INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP ....................................... 56
A. Pengertian Investasi Dalam Aktiva Tetap ................................... 56
B. Perputaran Dana Yang Diinvestasikan Dalam Aktiva tetap ......... 56
C. Usul-Usul Investasi dan Pemilihan Alternatif .............................. 56
D. Capital Budgeting ....................................................................... 60
E. Cash Flow Proyek ....................................................................... 61
F. Metode Penilaian Investasi .......................................................... 62
BAB 8 ANALISA SUMBER-SUMBER PENGGUNAAN MODAL......... 79
A. Arti Penting Analisa Sumber-Sumber dan Penggunaan Dana ...... 79
B. Dana Dalam Artian Kas .............................................................. 80
C. Contoh Laporan Sumber-Sumber dan Penggunaan Kas ............... 82
D. Dana Dalam Aliran Modal Kerja ................................................ 83
BAB 9 ANALISA BREAK EVEN POINT ................................................ 90
A. Pengertian Analisa Break Even Point .......................................... 90
B. Jenis-Jenis Biaya ........................................................................ 90
C. Asumsi-Asumsi Dasar Dalam Break Even Point ......................... 91
D. Metode Perhitungan Break Event Point ...................................... 92
E. Perhitungan Break Event Point Lebih Dari 1 Macam Produk ..... 94
F. Pengaruh Perubahan Faktor Harga Jual/Unit, FC dan VC
Terhadap Break Even Point ......................................................... 96
F. Menentukan Penjualan Minimal ................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103

Manajemen Keuangan iv
BAB 1: DASAR MANAJEMEN KEUANGAN

A. Pendahuluan

Manajemen keuangan berkaitan disiplin ilmu keuangan yang memperhatikan dua hal pokok
yaitu penilaian dan pengambilan keputusan, dua hal tersebut mewarnai manajemen keuangan
dimana dua fungsi saling berkaitan karena keputusan keuangan perusahaan tergantung pada
penilaian oleh pihak yang menilai. Walaupun ada kesamaan dengan akutansi dalam hal
memfokuskan perhatian pada aktiva dan passive perusahaan namun berbeda dengan akuntansi
yang penekannya pada pada aspek tinjauan dari apa yang sudah terjadi melihat pada laporan
keuangan dan mempertanggung jawabkan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Sebaliknya
manajemen keuangan penekannya pada pembuatan keputusan lebih memfokus pandangan pada
masa depan. Dengan fokus apa yang kita lakukan sekarang dan kita akan pergi ke posisi
keuangan seperti apa dimasa yang akan datang.

Secara umum pengertian dari manajemen keuangan merupakan segala kegiatan aktivitas
perusahaan atau organisasi mulai dari bagaimana perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, memperoleh pendanaan dan penyimpanan dana atau asset yang
dipunyai oleh perusahaan atau organisasi mengupayakan bagaimana agar efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan utama sesuai rencana. Sesuai dengan pengertian manajemen itu sendiri
bisa disebutkan bahwa ini merupakan perpaduan dari ilmu dan seni dari segi keuangan.
Dikatakan ilmu karena memang bermakna sebagai urutan fungsi mulai dari merancang,
memerintahkan, mengorganisir, mengendalikan dan mengkoordinasikan. Definisi seni dimana
seseorang bertugas untuk mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan. Dalam
hal ini disebuktan seseorang sehingga cara dan pelaksaan setiap orang berbeda sesuai dengan
keterampilan masing-masing orang dalam melakukannya dan hasilnya bisa berbeda jika
dilakukan oleh satu orang dengan orang yang lainnya. Disini seorang manajer keuangan dengan
mempergunakan seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan
membagi dana dengan tujuan mampu memberikan keuntungan kemakmuran bagi para
pemegang saham dan keberlanjutan usaha bagi perusahaan.

B. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan

Pada umumnya sesuai dengan standard akuntansi di Indonesia bahwa laporan keuangan itu
terdiri dari sebagai berikut:

Manajemen Keuangan 1
1. Neraca (balance sheet) adalah laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva, hutang,
serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca terdiri dari tiga bagian
utama yaitu aktiva, hutang dan modal
2. Laporan Laba-Rugi (income statement) merupakan laporan yang sistematis tentang
pendapatan atau penghasilan dan biaya serta beban perusahaan pada satu waktu tertentu.
Laporan ini akan memuat informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba atau rugi
bersih yang merupakan hasil pengurangan pendapatan dan beban.
3. Laporan Perubahan Modal (statement of owner’s equity) sebuah laporan yang ada karena
hasil laba atau rugi bersih perusahaan secara insidentil. Sehingga dapat dilihat perubahan
dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.

C. Perkembangan ilmu manajemen keuangan

Perkembangan ilmu manajemen keuangan itu sendiri mulai dari era tahun 1960–an hingga
1970–an fokusnya pada pemilihan aset dan hutang yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan
dan kemakmuran bagi pemegang saham. Kemudian pada era tahun 1980-an sudah mulai
meluas analisisnya meliputi:

1. Inflasi dan efeknya terhadap suku bunga


2. Deregulasi lembaga- lembaga keuangan
3. Peningkatan penggunaan computer dalam analisis pembuatan keputusan keuangan
4. Semakin pentingnya pasar keuangan internasional
Memasuki era 1990-an ruang lingkup fokusnya sudah makin meluas sampai pada manajemen
keuangan internasional

D. Peluang Karir dibidang Keuangan


Ketika kita belajar manajemen keuangan harapan utamanya adalah bisa berkarier dalam dunia
keuangan berikut adalah gambaran potensi pekerjaan yang bisa di tekuni dengan memahami
ilmu manajemen keuangan.

1. Budget officer
2. Manager keuangan
3. Finance manager dan finance director terutama pada multinational company
4. Financial analist dan financial officer pada lembaga keuangan, bank, leasing, asuransi,
pegadaian, dll
5. Financial analist dan financial officer pada perusahaan-perusahaan underwriter (penjamin
emisi), perusahaan sekuritas di pasar modal.
Manajemen Keuangan 2
Ruang lingkup tugas dan peran dari seorang manager keuangan yang pasti berkaitan dengan
mulai dari proses merencanakan,melaksanakan,mengendalikan dan interaksi pasar modal.
Seorang manager keuangan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan seputar keuangan mulai
dari proses dan tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut:

1. Pertama Bagaimana mencari modal atau dana dimana?


langkah pertama yang dipikirkan oleh tugas seorang manajer keuangan, dimana perlu
mencari sumber-sumber modal atau dana yang akan dipergunakan untuk modal
perusahaan.
2. Kedua bagaimana mengelola modal atau dana?
Dimana kegiaatan manajemen keuangan untuk mengelola modal atau dana perusahaan atau
organisasi dan kemudian menginvestasikan modal atau dana tersebut di instrument-
intrumen yang dianggap efektif dan efisien agar produktif atau menguntungkan.
3. Ketiga bagaimana membagi modal atau dana?
Pada tahap ini manajemen keuangan diharapkan melakukan keputusan untuk membagi
keuntungan kepada para pemilik sesuai dengan jumlah modal awal atau saham yang
disetor atau ditempatkan pada perusahaan atau organisasi.

Beberapa pengertian dalam pembelanjaan dalam arti aktif dimana perusahaaan atau organisasi
memutuskan untuk mendapatkan dan menggunakan dana atau melakukan alokasi dana untuk
investasi dengan syarat yang paling baik. Pembelanjaan pasif adalah dimana perusahan atau
organisasi berkaitan dengan memperoleh dana atau modal, pembelanjaan kuantitatif dimana
menetapkan besarnya dana atau modal yang akan diperoleh, dan pembelanjaan kualitatif
dimana menentukan ketentuan yang dapat dipenuhi antara bunga dan tenggang waktu.

E. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan

Tujuan utama dari manajemen keuangan itu sendiri adalah memaksimalkan kemakmuran para
pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tentu saja manajemen keuangan memiliki fungsi
dan tujuan tersendiri berikut fungsi manajemen keuangan sebagai pegangan seorang manajer
perusahaan dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Dengan memahami ilmu
manajemen keuangan secara baik diharapkan pihak-pihak yang berada di posisi produksi,
marketing, personalia, dan keuangan diharapkan bisa menempatkan setiap keputusan jauh lebih
bijaksana. sedangkan fungsi manager keuangan adalah sebagai berikut:

Manajemen Keuangan 3
1. Memaksimalkan nilai keuntungan dimana manajemen keuangan mencoba untuk
mendapatkan laba yang optimal bagi perusahaan dan organisasi dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Tentu saja seorang manager keuangan tidak bisa mungkin bisa
menjamin laba dalam jangka pendek dan jangka panjang karena dalam bisnis selalu ada
faktor ketidakpastian. Walaupun demikian perusahaan atau organisasi harus dapat
mendapatkan laba optimal bahkan dalam jangka panjang. Jika seorang manager keuangan
menentukan keputusan keuangan yang tepat dan mengalokasikan keuangan perusahaan
atau oranganisasi dengan tepat
2. Mempersiapkan struktur modal dimana manajemen keuangan mempunyai tujuan yang
penting adalah mempersiapkan struktur modal perusahan atau organisasi diharapkan
memutuskan rasio antara pembiayaan yang dimiliki dengan keuangan yang di pinjamkan
supaya seimbang. Keseimbangan ini di perlukan untuk likuiditas. Ekonomi fleksibilitas
dan stabilitas perusaaahan atau organisasi
3. Menjaga arus kas yang tepat adalah tujuan jangka pendek manajemen keuangan.
Perusahaan atau oraganisasi harus memiliki arus kas yang tepat untuk membiayai biaya
operasional. arus kas yang baik tentu akan meningkatkan keberhasilan perusahan atau
organisasi.
4. Memaksimalkan keuangan harus mencpba untuk meningkatkan nilai pasar saham karena
nilai pasar saham secara langsung berhubungan dengan kinerja perusahaan.
5. Pemanfaatan keuangan yang tepat manajemen keuangan harus dapat memanfaatkan
keuangan secara optimal agar perusahaan atau organisasi tidak berinvestasi keauangan
dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan.
6. Meningkatkan efisensi diharapkan manajemen keuangan dituntut untuk meningkatkan
efisiensi semua bagian. Membagi anggaran keuangan yang tepat guna untuk alokasi ke
semua bagian.
7. Mengurangi risiko operasional dalam manajemen keuangan juga mencoba untuk
mengurangi risiko operasional. Beberapa risiko dan ketidakpastian dalam bisnis. Manager
keuangan harus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko ini harus
menghindari proyek berisiko tinggi.
8. Mengurangi biaya modal dalam manajemen keuangan diharapakan dapat mengurangi
biaya modal yang artinya perusahaan mencoba untuk bisa meminjam uang pada tingkat
Bunga yang rendah. Manager keuangan harus merencanakan struktur modal sedemikian
rupa sehingga biaya modal atau dana itu diminimalkan

Manajemen Keuangan 4
9. Kelangsungan hidup perusahan ini tujuan yang paling penting dari manajemen keuangan
dimana harus tetap bertahna hidup dalam kompetisi bisnis , manager keuangan harus
sangat waspada saat membuat keputusan keuangan , satu kesalahan keputusan dapat
membuat perusahan rugi bahkan bangkrut.

Latihan Soal
1. Sebutkan definisi manajemen keuangan sebagai ilmu?
2. Sebutkan macam-macam laporan keuangan?
3. Sebutkan dampak ruang lingkup dari manajamen keuangan saat memasuki tahun 1980-an?
4. Sebutkan peran manager keuangan?
5. Sebutkan ruang lingkup manager keuangan?

Manajemen Keuangan 5
BAB 2: LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS

A. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah hal utama untuk menilai dan menggambarkan secara actual
perkembangan kondisi keuangan sebuah perusahaan. Rasio adalah alat analisis keuangan yang
paling umum dan banyak di gunakan. Rasio berbentuk angka yang di paparkan dalam sebuah
periode yang akan bisa dibandingkan dari satu angka ke angka lainnya dan dapat. Disimpulkan
hasilnya menjelaskan bagaimana keadaan keuangan perusahaan saat ini. Saat hasil rasio telah di
ketahui kemudian dari hasil perhitungan tersebut di interpretasikan untuk dapat memahami
pada titik-titik tertentu keadaan perusahaan. Maka dengan alat analisis berupa rasio ini akan
dapat menjelaskan dan menggambarkan para analis tentang kondisi perusahaan dengan hasil
baik atau buruk dari angka-angka yang dibuat sebagai pembanding. Sehinggaa kemudian dapat
di perbaiki bagian-bagian penting dari sisi yang kurang positif yang akan menjadi perbaikan di
masa yang akan datang. Adapun tujuan adanya laporan keuangan adalah untuk menyajikan
laporan yang menyangkut, posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahan yang nantinya akan bermanfaat bagi semua pemakai dalam pengambilan keputusan.
Sesuai dengan standard akutansi keuangan yang berlaku di Indonesia maka laporan keuangan
biasanya terdiri dari neraca, laba-rugi, dan perubahan modal, tetapi perusahaan ada yang
menyusun laporan sumber dan penggunaan dana karena dengan laporan ini akan diketahui
bagaimana perusahaan mengelola dan menggunakan dana yang dimilikinya.

Disinilah peran analisa seorang manager keuangan untuk bisa mengamati dengan detail untuk
dapat mengatasi masalah dan memoles bagian-bagian yang dianggap kurang baik sehingga
menjadi satu bagian yang bagus menyatu satu sama lainnya. Analisa rasio keuangan adalah
suaatu rangkaian indeks yang tersambung dengan akuntansi pada laporan keuangan dengan
maksud untuk memberi peringkat pada kinerja keuangan pada suatu perusahaan atau
organisasi. Terdapat dua sumber yang akan dianalisa pertama neraca ialah laporan yang
sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu,
kedua laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematik tentang penghasilan, biaya-
biaya,serta laba-rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.

Ketika akan melakukan analisa pembandingan laporan keuangan sebaiknya minimal atau yang
lebih baik data lebih dari 3 tahun nantinya menggunakan angka indek. Karena semua data
keuangan yang dianalisa dihubungkan dengan angka indek dalam bentuk prosentase. Dengan
menganalisa lebih dari 3 tahun maka akan didapati hasil kecenderungan atau trend dari posisi
Manajemen Keuangan 6
keuangan apakah meningkat, tetap atau menurun. Rasio keuangan dibutuhkan oleh semua yang
berkepentingan dalam perusahaan baik di internal maupun eksternal secara garis besar ada dua
kelompok yang berkepentingan terhadap sebuah rasio keuangan sebuah perusahaan yaitu :

1. Manajemen perusahaan digunakan untuk merencanakan, menganalisa sehingga bisa


menyimpulkan kinerja perusahaan selama ini bahkan bisa juga dibandingkan dengan
kinerja rata-rata industri dan bisa mengevaluasi arah perusahaan bergerak kearah yang baik
atau sebaliknya. Misalkan perusahaan memiliki biaya produksi yang tinggi maka manager
dapat mengevaluasi untuk coba menganalisa kenapa hal ini bisa terjadi dan upaya apa yang
akan dilakukan untuk bisa mengurangii beban produksi.
2. Manager perusahaan akan menggunakan analisi rasio keuangan untuk menyimpulkan dan
memutuskan kemungkinan penggabungan dengan perusahaan lain.
3. Investor dan manager kredit melihat rasio keuangan dari segi mengukur tingkat resiko
perusahaan dari rasio-rasio yang dihasilkan hal ini digunakan untuk menghindari potensi
resiko yang dihadapi oleh kreditur, untuk melihat seberapa besar tingkat keuntungan dari
modal atau dana yang disertakan. Intinya adalah untuk melihat apakah perusahaan ini tepat
atau tidak dan investor biasanya akan membandingkan rasio keuangan dari beberapa
perusahaan didalam industri yang sama untuk memutuskan akan berinvestasi di perusahaan
yang paling baik dan menguntungkan dengan memberikan jaminan imbal hasil yang paling
tinggi dengan tingkat resiko yang rendah.

Analisa ratio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara jumlah tertentu
dengan jumlah yang lainnya. Analisa ratio dapat menjelaskan kepada penganalisa tentang baik
dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama jika dibandingkan
dengan ratio pembanding standar. Untuk menentukan baik buruknya angka ratio Likuiditas,
Solvabilitas dan Rentabilitas suatu perusahaan diperlukan alat pembanding yaitu ratio standar.
Ratio Standar adalah Ratio rata-rata dari seluruh perusahaan yang ada pada industri. Standar
ratio bukan merupakan angka pembanding yang pasti tetapi dapat digunakan sebagai pedoman
bagi penganalisa Ratio standar tidak ada dalam bentuk yang tetap maka ratio standar dapat
dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang ada pada industri
kemudian menghitung angka ratio masing-masing perusahaan
2. Menyusun angka ratio itu dari yang tertinggi sampai yang terendah dan menghapus ratio
yang extrem (terlalu rendah atau tinggi ) kemudian menghitung ratio rata-ratanya dan ratio
ini yang digunakan sebagai ratio standar

Manajemen Keuangan 7
Berikutnya akan dijelaskan bagaimana biasanya pembandingan yang dilakukan oleh para
penganalisa, pada dasarnya ada 2 jenis cara membandingkan secara umum, yaitu:
1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan ratio-ratio waktu lalu (ratio
histories) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang
dari perusahaan yang sama.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (company ratio) dengan rasio-rasio
semacam dari perusahaan lain yang sejenis (ratio industry) dalam waktu yang sama.

B. Rasio Likuiditas
Sebelum melakukan perhitungan analisa rasio keuangan perlu diketahui bahwa data yang
diperlukan adalah data dari neraca dan data laporan laba rugi perusahaan. Karena dari dua data
ini semua analisa rasio dapat dihitung karena angka bersumber dari data ini. Berdasarkan
sumber datanya maka angka ratio dapat digolongkan menjadi
1. Ratio-ratio Neraca dimana semua datanya dari neraca
2. Ratio-ratio Laba-rugi dimana semua datanya dari laba-rugi
3. Ratio-ratio antar laporan dimana datanya berasal dari neraca dan laporan laba-rugi

Dilihat dari tujuan penganalisa pada umumnya, angka ratio dapat dibedakan dan berikut adalah
macam-macam analisis rasio keuangan yaitu:
1. Rasio Likuditas adalah Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan,
yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera
harus dipenuhi atau kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat
likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih,
atau dengan kata lain likuiditas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas, analisis dapat
dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
a. Rasio Lancar (Current Ratio), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh
tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Aktiva lancar atau Current Assets meliputi
kas, surat berharga, piutang dan persediaan, dsb dan Utang lancar atau Current
Liabilities meliputi utang pajak, utang bunga, utang wesel, utang gaji, dan utang
jangka pendek lainnya.

Manajemen Keuangan 8
Dapat disimpulkan baik jika suatu perusahaan dapat mempertahankan nilai rasio
lancar sebesar 3:1 , artinya setiap utang lancar sebesar Rp.1,- harus dijamin dengan
aktiva lancar sebesar Rp.3,-. Rumus rasio lancar sebagai berikut:

࡭ࡷࢀࡵࢂ࡭ ࡸ࡭ࡺ࡯࡭ࡾ
ܴܽ‫= ݎܽܿ݊ܽܮ ݋݅ݏ‬ ‫ ݔ‬100%
ࢁࢀ࡭ࡺࡳ ࡸ࡭ࡺ࡯࡭ࡾ

b. Rasio kas (Cash Ratio) yaitu untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan Kas yang tersedia ataupun tabungan
di Bank, efek yang dapat segera diuangkan. Jika rata-rata industri untuk rasio kas
adalah 50% maka keadaan perusahaan lebih baik dari perusahaan lain, namun kondisi
rasio kas terlalu tinggi juga kurang baik karena ada dana yang menganggur dan kurang
optimal. Dan sebaliknya jika kondisi kas dibawah juga kurang baik karena kas untuk
membayar kewajiban nantinya akan butuh waktu. Rumus untuk mencari rasio kas
sebagai berikut :

ࡷࢇ࢙ + ࡮ࢇ࢔࢑
ܴܽ‫= ݏܽܭ ݋݅ݏ‬ x 100%
ࢁ࢚ࢇ࢔ࢍ ࢒ࢇ࢔ࢉࢇ࢘

c. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio/Acid Test Ratio) adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva
lancar yang lebih likuid tanpa memperhitungkan nilai persediaan perusahaan karena
persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid. Dalam praktiknya sering kali
rata-rata standard yang dipakai rasio lancar sebesar 150% (1,5:1) yang terkadang
sudah dianggap ukuran yang cukup baik untuk memuaskan bagi suatu perusahaan.
Artinya tiap Rp.1,- utang lancar dijamin oleh Rp.2,- harta lancer atau 2:1 antara aktiva
lancar dengan hitang lancar. Rumus mencarai rasio sangat lancar yang dapat
digunakan adalah :

࡭࢑࢚࢏࢜ࢇ ࡸࢇ࢔ࢉࢇ࢘ିࡼࢋ࢙࢘ࢋࢊ࢏ࢇࢇ࢔
ܴܽ‫= ݎܽܿ݊ܽܮ ݐܽ݃݊ܽܵ ݋݅ݏ‬ X100%
ࢁ࢚ࢇ࢔ࢍ ࢒ࢇ࢔ࢉࢇ࢘

Manajemen Keuangan 9
d. Rasio Perputaran Kas (cash turn over ratio) adalah rasio yang mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan
membiayai penjualan. Rumus untuk mencari rasio perputaran kas atau cash turn
over ratio .Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

ࡼࢋ࢔࢐࢛ࢇ࢒ࢇ࢔ ࡮ࢋ࢙࢘࢏ࢎ
ܴܽ‫= ݏܽ݇ ݊ܽݎܽݐݑ݌ݎ݁ܲ ݋݅ݏ‬ X100%
ெ௢ௗ௔௟ ௞௘௥௝௔ ஻௘௥௦௜௛

e. Persediaan untu modal kerja bersih (inventory to net working capital) adalah rasio
untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan dengan modal
kerja perusahaan. Rumus untuk mencari persediaan untuk modal kerja bersih
adalah :

ࡼࢋ࢙࢘ࢋࢊ࢏ࢇࢇ࢔
Persediaan untuk modal kerja bersih = ‫ ݔ‬100%
்௢௧௔௟ ஺௞௧௜௩௔ ௅௔௡௖௔௥ି்௢௧௔௟ ௨௧௔௡௚ ௅௔௡௖௔௥

C. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah kemampuan dari suatu perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya pada saat perusahaan dilikuidasi (dibubarkan) atau kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajibannya baik kewajiban jangka pendek
atau kewajiban jangka panjang.Para kreditor jangka panjang atau pemegang saham
walaupun berminat terhadap posisi keuangan jangka pendek tetapi mereka lebih berminat
dengan kondisi jangka panjang karena kondisi yang baik dalam jangka pendek tidak
menjamin adanya kondisi yang baik pula untuk jangka panjang karena itu perlu diadakan
analisa ratio solvabilitas Dalam hubungan anatar likuiditas dengan solvabilitas ada empat
kemungkinan yang dialami oleh perusahaan yaitu perusahaan yang likuid tetapi insolvable,
perusahaan yang likuid dan solvable, perusahaan yang solvable tetapi illikuid, perusahaan
yang insolvable dan illikuid. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio aktivitas menunjukkan

Manajemen Keuangan 10
tingkat efektivitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan kepada Anda. Rasio yang
digunakan adalah:
a. Rasio hutang terhadap Aktiva (Debt to Asset Ratio atau Debt Ratio) untuk mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin rendah rasio ini
semakin baik. Rata- rat ratio ini adalah 35%. Rumus adalah sebagai berikut:

ࢀ࢕࢚ࢇ࢒ ࡴ࢛࢚ࢇ࢔ࢍ
ܴܽ‫= ܽݒ݅ݐ݇ܣ ݊ܽ݃݊݁ܦ ݃݊ܽݐݑܪ ݋݅ݏ‬ ‫ ݔ‬100%
ࢀ࢕࢚ࢇ࢒ ࡭࢑࢚࢏࢜ࢇ

b. Rasio Hutang dengan Modal (Debt to Equity Ratio) adalah rasio yang mengukur
perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk
mengetahui seberapa besar aktiva perusaaan di biayai oleh hutang. Semakin besar
rasio ini akan semakin baik. Rata-rata industri dalam rasio ini adalah sebesar 80%.
Rumus yang digunakan adalah :

ࢀ࢕࢚ࢇ࢒ ࡴ࢛࢚ࢇ࢔ࢍ
ܴܽ‫= ݈ܽ݀݋ܯ ݊ܽ݃݊݁ܦ ݃݊ܽݐݑܪ ݋݅ݏ‬ ‫ ݔ‬100%
ࢀ࢕࢚ࢇ࢒ ࡹ࢕ࢊࢇ࢒

c. Rasio Hutang Jangka Panjang dengan modal (Long Term Debt to Equity Ratio)
digunakan untuk mengukur perbandingan antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang. Rumus yang
digunakan untuk mencari rasio ini adalah :

ࢀ࢕࢚ࢇ࢒ ࡴ࢛࢚ࢇ࢔ࢍ ࡶࢇ࢔ࢍ࢑ࢇ ࡼࢇ࢔࢐ࢇ࢔ࢍ


Rasio Hutang Jangka Panjang dengan modal = ‫ ݔ‬100%
ࢀ࢕࢚ࢇ࢒ ࡭࢑࢚࢏࢜ࢇ

Manajemen Keuangan 11
d. Jumlah Kali perolehan (Times Interest Earned) adalah rasio yang dipakai untuk
mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan juga kemampuan
perusahaan untuk membayar biaya bunga. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :

ࡱ࡮ࡵࢀ
Jumlah Kali Perolehan = ‫ ݔ‬100%
࡮࢏ࢇ࢟ࢇ ࡮࢛࢔ࢍࢇ

e. Lingkup Biaya Tetap (fixed charge coverage) adalah rasio yang mempunyai times
interest earned ratio. Dengan perbedaan rasio ini dilakukan apabila perusahaan
memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa
(last contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa
tahunan atau jangka panjang. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

ࡱ࡮ࡵࢀା࡮࢏ࢇ࢟ࢇ ࡮࢛࢔ࢍࢇାࡷࢋ࢝ࢇ࢐࢏࢈ࢇ࢔ ࡿࢋ࢝ࢇ


Lingkup Biaya Tetap = ‫ ݔ‬100%
࡮࢏ࢇ࢟ࢇ ࡮࢛࢔ࢍࢇାࡷࢋ࢝ࢇ࢐࢏࢈ࢇ࢔ ࡿࢋ࢝ࢇ

E. Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas (Profitability Ratio) kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan


laba selama periode tertentu.Merupakan rasio yang menunjukkan tingkat imbalan atau
perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. Rasio-rasio Rentabilitas
digunakan untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk
operasi perusahaan atau mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan. Penilaian rentabilitas sebagai berikut rentabilitas ekonomi (Earning Power).
Rasio rentabilitas dibagi menjadi dua yaitu rentabilitas ekonomi dimana membandingkan
laba usaha dengan seluruh modal (sendiri atau asing) dan rentabilitas usaha dengan
membandingkan laba yang disediakan pemilik dengan modal sendiri.
Dimana perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang
dinyatakan dalam persentase.dan yang kedua rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas
usaha yaitu perbandingan antara jumlah laba bersih dengan jumlah modal sendiri.

Manajemen Keuangan 12
Analisa ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
a. Margin laba kotor (gross profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap hasil
sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
b. Margin laba operasi (operating profit margin), merupakan ukuran persentase dari
setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali
bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
c. Margin laba bersih (net profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap hasil
sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan
pajak.
Berikut macam-macam rasio rentabilitas terdiri dari sebagai berikut:
a. Keuntungan dari penjualan (Profit margin on sales) adalah rasio yang mengukur
margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini digunakan beberapa rasio antara
lain :
1. Margin Laba Kotor (Profit margin) adalah raion yang digunakan untuk
menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rumus
untuk mengitung rasio ini adalah :

ࡼࢋ࢔࢐࢛ࢇ࢒ࢇ࢔ − ࡴࡼࡼ
Margin Laba Kotor = ‫ ݔ‬100%
ࡼࢋ࢔࢐࢛ࢇ࢒ࢇ࢔ ࡮ࢋ࢙࢘࢏ࢎ

2. Margin Laba Bersih (Net Profit margin) adalah rasio dengan membandingkan
laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini menunjukan pendapat
bersih perusahaan atas penjualan. Semakin tinggi rasio laba bersih yang dicapai
hal tersebut menunjukan bahwa semakin efektif operasional perusahaan dalam
menghasilkan laba bersihnya. Rata- rata industri untuk Net Profit margin adalah
20%. Rumus yang digunakan untuk menghitung adalah :

ࡱ࡭ࢀ
Margin Laba Bersih = ‫ ݔ‬100%
ࡼࢋ࢔࢐࢛ࢇ࢒ࢇ࢔ ࡮ࢋ࢙࢘࢏ࢎ

Manajemen Keuangan 13
b. Pengembalian investasi (Return on Invesment) / ROI adalah rasio yang menunjukan
hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen yaitu dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan
total aktiva. Rata – rata industri untuk ROI adalah 30%. rumus untuk mengitungnya
adalah sebagai berikut :

ࡱ࡭ࡵࢀ
Return On Invesment = ࢀ࢕࢚ࢇ࢒ ࡭࢑࢚࢏࢜ࢇ
‫ ݔ‬100%

c. Pengembalian modal (Return on Equity) / ROE adalah rasio yang mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan ekuitas. Bisa dikatakan bahwa rasio yang
memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif.
Rata- rata industri sebesar 40%. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi
pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus yang digunakan
untuk menghitung ROE adalah :

ࡱ࡭ࡵࢀ
Return On Equity = ‫ ݔ‬100%
ࡱ࢛ࢗ࢏࢚࢟

E. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dipakai untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melakukan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara
baik dan benar. Dan beberapa tahap yang digunakan untuk mengalisis kinerja keuangan adalah:
1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan hal ini dilakukan pada laporan
keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku
secara umum dalam standard akutansi. Sehingga laporan yang dihasillkan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Melakukan penilaian masuk pada tahap dimana dilakukan penyesuaian kondisi dan
permasalah yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan
memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

Manajemen Keuangan 14
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan yang telah diperoleh dari hasil
perhitungan yang sudah diperoleh tersebut, kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil
hitugnan dari berbagai perusahan lainnya. Metode yang paling umum digunakan adalah
a. Time series analysis yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar periode.
Dengan tujuan ini nantinya akan terlihat secara grafik.
b. Cross sectional approach adalah melakukan perbandingkan terhadap hasil perhitungan
rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya
dalam ruang lingkup yang sejenih yang dilakukan secara bersamaan.
4. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalah yang dilakukan
5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalah yang
ditemukan

Latihan Soal
1. Apakah pengertian dari rasio keuangan?
2. Sebutkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap analisa rasio keuangan?
3. Sebutkan pembandingan yang dilakukan oleh para penganalisa rasio keuangan?
4. Apa pengertian dari rasio likuiditas?
5. Sebutkan macam-macam rasio solvabilitas?

Manajemen Keuangan 15
BAB 3: MODAL DALAM PERUSAHAAN

Modal adalah bagian paling penting yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau perusahaan,
modal merupakan aliran darah untuk perusahaan yang membuat perusahaan bisa berjalan dan
dapat melaksanakan aktivitas produksi dan aktivitas – aktivitas bisnis lainnya. Tak perlu
dibayangkan jika sebuah perusahaan tanpa modal (yang berbentuk uang) bisa jadi perusahaan
tersebut tetap bisa berjalan, namun aktivitasnya akan sangat terbatas. Ada tiga pengertian dari
dana atau fund yaitu:

1. Dana sama dengan modal kerja sehingga laporan sumber dan penggunaan dana
menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan modal kerja dan perubahan
unsur-unsur modal kerja selama periode yang bersangkutan.
2. Dana sama dengan kas sehingga laporan sumber dan penggunaan modal kerja
menggambarkan sumber dan penggunaan kas selama periode yang bersangkutan.
3. Dana sebagai net monetary assets yaitu kas dan aktiva lain yang mempunyai sifat yang
sama dengan kas

Modal kerja adalah net working capital atau kelebihan aktiva lancar atas hutang lancar sedang
modal kerja sebagai aktiva lancar digunakan gross working capital (modal kerja bruto) Modal
kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus cukup membiayai pengeluaran-pengeluaran atau
operasi perusahaan sehari-hari karena dengan modal kerja yang cukup dapat menguntungkan
bagi perusahaan disamping perusahaan dapat beroperasi dengan ekonomis dan efisien. Ada tiga
konsep atau definisi dari modal kerja yaitu:

1. Konsep Kuantitatif dimana konsep ini menitik beratkan pada jumlah yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin
sehingga dengan konsep ini modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working
capital).
2. Konsep Kualitatif ialah konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam
konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka
pendek (net working capital).
3. Konsep fungsionil dimana konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki
dalam rangka menghasilkan pendapatan dari usaha pokok.

Manajemen Keuangan 16
A. Sumber Modal
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja yang cukup bagi perusahaan adalah sifat
dan type perusahaan,waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang
akan dijual serta harga per satuan barang tersebut, syarat pembelian bahan atau barang
dagangan,syarat penjualan dan tingkat perputaran persediaan. Modal pada dasarnya berasal dari
dua sumber yaitu
1. Dalam perusahaan (internal) sumber modal internal berasal dari setiap aktivitas atau pun
kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang menghasilkan keuntungan. Beberapa
sumber modal internal perusahaan yang dapat digunakan yaitu laba ditahan, akumulasi
penyusutan dan beberapa sumber modal lainnya.
a. Laba ditahan merupakan besarnya laba yang tidak dibagikan kepada para pemilik
saham tetapi dimasukan dalam cadangan.Besar kecinya laba ditahan tergantung dari
besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, kebijakan deviden dan
plowingback policy (kebijakan menanamkan kembali dalam perusahaan) yang
dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan.
b. Depresiasi adalah pengurangan nilai terhadap aktiva tetap selain tanah karena dipakai
atau karena kerusakan secara teknis. Sementara sebelum depresiasi digunakan untuk
mengganti aktiva tetap yang akan diganti , dapat digunakan untuk membelanjai
perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut.
2. Luar perusahaan (eksternal) berbeda dengan sumber modal internal yang cenderung
terbatas (yaitu hanya dari hasil aktivitas usahanya saja), sumber modal eksternal berasal
dari pihak – pihak luar yang mau bekerja sama dengan perusahaan. Beberapa pihak yang
sering kali digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yaitu bank, koperasi,
kreditur, supplier, dan juga pasar modal.
a. Suplier memberikan dana kepada perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara
kredit baik kredit jangka pendek maupun jangka menengah.
b. Lembaga perbankan adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan
kredit disamping pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan. Kredit yang diberikan
berupa kredit jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
c. Pasar modal (Capital Market) adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan
dua kelompok yaitu calon pemodal atau investor dengan emiten yang membutuhkan
dana jangka menengah dan jangka panjang. Ada dua jenis pasar modal pasar perdana
ialah pasar bagi efek yang pertama kali diterbitkan dan ditawarkan dalam pasar modal

Manajemen Keuangan 17
dan Pasar sekunder ialah pasar bagi efek yang sudah ada dan sudah diperdagangkan
dalam bursa efek.

Pada umumnya pemberian kredit oleh bank adalah berdasarkan hasil penilaian dari bank
terhadap permohonan kredit, yang biasa dikenal dengan pedoman 3R yaitu sebagai berikut :
1. Return merupakan hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari penggunaan kredit tersebut.
Dalam hal ini bank akan menilai bagaimana kredit dari bank tersebut akan digunakan oleh
perusahaan pemohon kredit
2. Repayment Capacity saat bank harus menilai kemampuan perusahaan pemohon kredit
untuk dapat membayar kembali pinjamannya pada saat kredit tersebut harus dibayar.
3. Risk-bearing ability dimana Bank akan menilai perusahaan pemohon apakah mempunyai
kemampuan untuk menanggung resiko kegagalan/ketidakpastian yang bersangkutan
dengan penggunaan kredit tersebut.
Bank juga melihat dari sisi konsumen dengan kriteria sebagai berkkut dalamn 5C yaitu :
1. Character kreditur menyangkut segi pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan
perusahaan dalam pemenuhan kewajiban-kewajiban finansialnya. Sifat atau watak dari
seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank
meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati
janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi,
pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat
dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga,
hobi dan jiwa sosial.
2. Capacity ialah menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya, baik
kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Kemampuan ini
diukur dari data-data finansial di waktu-waktu yang lalu.Bank harus mengetahui secara
pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke
waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu melakukan
pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan nantinya tidak mampu
maka biasanya bank dapat menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga
disebut dengan nama Capability.
3. Capital merupakan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh
ratio finansiilnya dan penekanan pada perimbangan antara jumlah utang dengan jumlah
modal sendiri. Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang

Manajemen Keuangan 18
dikelola calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga
strukturnya. Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran
seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.
4. Collateral menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit
yang diberikan oleh bank. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang
dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Conditions saat bank akan menilai sampai berapa jauh pengaruh dari adanya suatu
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi atau pengaruh dari trend ekonomi terhadap
prospek perusahaan pemohon kredit. Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.

B. Pembagian Modal
Jenis-jenis modal dikelompokan menjadi dua macam yaitu modal aktif dan modal pasif . modal
aktif modal yang tertera pada debit dari neraca yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam
seluruh dana yang diperoleh perusahaan biasa disebut dengan modal kongkret, sedangkan
modal pasif yang tertera pada sebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-sumber
dari mana dana diperoleh bisa disebut juga termasuk modal abstrak .berikut penjelasan masing-
masing modal yaitu :
1. Modal aktif modal yang menunjukkan bentuknya atau modal yang tertera di sebelah debit
dari neraca. Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal aktif atau kekayaan
perusahaan dibedakan atas :
a. Aktiva Lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses
produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek
(umumnya kurang dari satu tahun) Contoh: Kas, piutang, surat berharga atau efek,
piutang dsb.
b. Aktiva Tetap adalah aktiva yang tahan lama, yang secara berangsur-angsur habis atau
tidak habis dalam proses produksi. Contoh aktiva tetap yang tidak habis dalam proses
produksi adalah tanah. Contoh aktiva tetap yang secara berangsur-angsur habis dalam
proses produksi adalah bangunan-bangunan pabrik, kendaraan, peralatan, dsb.

Manajemen Keuangan 19
2. Modal pasif modal yang menunjukkan sumber atau asalnya atau modal yang tertera
disebelah kredit dari neraca. Pembagian modal pasif berdasarkan asalnya modal pasif
dibedakan atas:
a. Modal sendiri atau modal badan usaha adalah modal yang berasal dari dari perusahaan
itu sendiri atau berasal dari pemilik modal.
b. Modal asing atau modal kreditur atau utang adalah modal yang berasal dari kreditur
yang merupakan utang bagi perusahaan

Ditinjau dari lamanya penggunaan, modal pasif dibedakan sebagai berikut yang pertama modal
jangka panjang yang terdiri dari modal jangka panjang yang tertentu waktunya, yaitu modal
yang akan tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu yang lama , tetapi terbatas sampai
jatuh temponya, misalnya obligasi, hipotek dan yang kedua modal jangka panjang yang tidak
tertentu waktunya yaitu modal yang akan tertanam dalam perusahaan selama hidupnya,
misalnya modal saham.berikutnya modal jangka pendek terdiri atas modal jangka pendek
tertentu waktunya, misalnya utang wesel, kredit dari penjual, dsb dan modal jangka pendek
yang tidak tetentu waktunya misalnya kredit rekening koran.

Berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan modal aktif dibedakan atas modal
kerja ( Working Capital Assets) adalah jumlah dari keseluruhan aktiva lancar atau modal kerja
adalah kelebihan aktiva diatas utang lancar dan modal tetap (Fixed Capital Assets) Jumlah dari
keseluruhan aktiva tetap. Perbedaan Fungsional antara modal kerja dengan modal tetap:

1. Jumlah modal kerja lebih fleksibel artinya dapat lebih mudah diperbesar atau diperkecil,
disesuaikan dengan kebutuhannya, sedangkan modal tetap, sekali dibeli tidak mudah
dikurangi atau diperkecil.
2. Susunan modal kerja adalah relatif variabel artinya elemen-elemen modal kerja akan
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, sedangkan susunan modal tetap adalah relatif
permanen dalam jangka waktu tertentu.
3. Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang pendek , sedangkan
modal tetap mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang panjang.

Proses pemindahan modal dapat terjadi Secara tidak langsung pemindahan modal dimana
pembentuk modal tidak secara langsung memberikan modalnya kepada perusahaan yang
membutuhkan melainkan melalui suatu lembaga kredit maupun secara langsung cara
pemindahan dimana pembentuk modal langsung memberikan modal yang dibentuknya kepada

Manajemen Keuangan 20
perusahaan atau pihak yang membutuhkannya. Sumber penawaran modal menurut cara
terjadinya

1. Tabungan suatu perusahaan dikatakan mengadakan tabungan jika perusahaan tersebut


menyisihkan sebagian dari keuntungan yang diperolehnya untuk pembentukan cadangan
yang bertujuan antara lain untuk memperkuat basis finansial dan untuk membelanja dan
ekspansi.
2. Penciptaan uang oleh bank (Uang giral) sumber kedua dari penawaran modal adalah
penciptaaan uang atau kredit oleh bank.
3. Intensifikasi penggunaan uang dilakukan dengan cara bank meminjamkan kembali uang
yang disimpan oleh masyarakat di bank.

C. Jenis-Jenis Modal

1. Modal Asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara dan
merupakan utang yang harus dibayar kembali Jenis modal asing yaitu sebagai berikut:
a. Utang jangka pendek (Short term debt) adalah modal yang diperoleh dari pinjaman
pihak lain dengan jangka waktu pelunasan maksimal satu tahun utang jangka pendek
terdiri atas,
1) Kredit dari penjual (Leverancier crediet)merupakan kredit perniagaan (trade
credit), terjadi jika penjual melakukan penjualan secara kredit kepada perusahaan
2) Kredit dari pembeli (Afnemers crediet) adalah kredit yang diberikan oleh
perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok, dengan cara pembeli membayar
terlebih dahulu terhadap barang yang dibelinya, barang baru diterima beberapa
waktu kemudian.
3) Kredit Wesel Terjadi jika suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan utang
yang berisi kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak
tertentu pada saat tertentu, setelah ditanda tangani surat tersebut dapat dijual atau
diuangkan di bank.

b. Utang jangka menengah (Intermediate term debt) adalah utang yang jangka waktu atau
umumnya adalah lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Jenis-jenis utang
jangka menegah:
1) Tearm Loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari
10 tahun, yang umumnya pembayarannya dilakukan secara angsuran.
Manajemen Keuangan 21
2) Leasing suatu persetujuan atas dasar kontrak dimana pemilik dari aktiva (lessor)
menginginkan pihak lain (lease) untuk menggunakan jasa dari aktiva tersebut
selama suatu periode tertentu. Atas pelayanan yang diterima lease harus membayar
kewajiban. Bentuk utama dari leasing:
a) Sale and Leaseback pemilik aktiva menjual aktiva kepada leasing corporation
atau bank dan bersamaan dengan itu dibuat kontrak leasing untuk
menggunakan aktiva tersebut selama suatu periode tertentu dengan syarat-
syarat tertentu.
b) Services Leases atau Operating Leases memberikan services baik mengenai
bidang finansialnya maupun mengenai pemeliharaannya.
c) Financial leases adalah bentuk leasing yang tidak memberikan maintenance
services, tidak dapat dibatalkan dan harus diangsur secara penuh.

c. Utang jangka panjang ( Long term debt) adalah utang dengan jangka waktu pelunasan
biasanya waktu tenor utangnya lebih dari 10 tahun ,jenis utang jangka panjang adalah :
1) Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, dimana
si debitur mengeluarkan surat pengakuan utang dengan nilai nominal
tertentu.berikut macam-macam obligasi yaitu :
a) Obligasi Biasa (Bonds) yaitu obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur
dalam waktu-waktu tertentu, baik Debitur dalam kondisi laba maupun rugi.
b) Obligasi Pendapatan (Income Bonds) yaitu obligasi dimana pembayaran bunga
hanya dilakukan pada waktu debitur mendapatkan keuntungan, tetapi Kreditur
mempunyai hak kumulatif artinya jika pada suatu tahun perusahaan menderita
kerugian sehingga bunga tidak dibayarkan, jika tahun berikutnya debitur
memperoleh keuntungan maka Kreditur berhak untuk menuntut bunga dari
tahun yang belum dibayarkan bunganya.
c) Obligasi yang dapat dipertukarkan (Convertible Bonds) adalah obligasi yang
memberikan kesempatan kepada pemegang surat obligasi untuk menukarkanya
dengan saham dari perusahaan yang bersangkutan.

2) Pinjaman hipotik (Mortgage) adalah pinjaman jangka panjang dimana kreditur


diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, supaya jika Debitur tidak
memenuhi kewajibannya, barang tersebut dapat dijual yang digunakan untuk
membayar utangnya.

Manajemen Keuangan 22
Dana yang berasal dari sumber eksternal terdiri dari modal asing dan modal sendiri.
Perbedaan antara modal asing dan modal sendiri adalah

Modal Asing Modal Sendiri

1. Modal yang terutama memperhatikan 1. Modal terutama dan berkepentingan

kepada kepentingannya sendiri, yaitu terhadap kontinuitas kelancaran dan

kreditur keselamatan perusahaan.


2. Modal yang tidak mempunyai 2. Modal yang dengan kekuasaannya

pengaruh terhadap penyelenggaraan dapat mempengaruhi politik

perusahaan perusahaan.
3. Modal dengan beban bunga yang 3. Modal yang mempunyai hak atas

tetap, tanpa memandang adanya laba sesudah pembayaran bunga

keuntungan atau kerugian. kepada modal asing


4. Modal yang hanya sementara turut 4. Modal yang digunakan di dalam

bekerjasama di dalam perusahaan perusahaan untuk waktu yang tidak


5. Modal yang dijamin modal yang terbatas atau tidak tertentu lamanya.

mempunyai hak didahulukan (hak 5. Modal yang menjadi jaminan dan

preferent) sebelum modal sendiri di haknya adalah sesudah modal asing

dalam likuidasi. di dalam likuidasi.

Pihak bank meskipun memberikan pinjaman pada perusahaan tidak mempunyai


pengaruh/wewenang untuk campur tangan dalam perusahaan. Oleh sebab itu pihak bank
harus hati-hati dalam memberikan kredit/pinjaman, dengan cara meneliti secara seksama
kinerja perusahaan. Resiko dan bank adalah perusahaan tidak mampu membayar angsuran
dan bunga sesuai dengan kesepakatan/perjanjian yang ada. Dari pihak perusahaan hutang
bank mempunyai akibat perusahaan harus membayar angsuran pinjaman dari bunga secara
tetap, tidak peduli laba-rugi. Oleh sebab itu keputusan hutang kepada bank harus
didasarkan perhitungan yang cermat terhadap kemampuan perusahaan rnembayar dan
biasanya dikaitkan dengan kinerja produksi, pemasaran d yang berpengaruh terhadap aspek
financial. Modal asing hanya sementara ikut bekerjasama dengan perusahaan dalam arti
apabila perusahaan diatas sudah membayar pinjaman dan bunganya secara lunas kepada
bank dan selanjutnya tidak perlu lagi pinjaman/hutang maka bank tidak ada lagi
kerjasama/ikut dalam perusahaan.
Manajemen Keuangan 23
2. Modal Sendiri

Modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk
waktu yang tidak terlalu lama. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas
merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. Modal sendiri selain berasal
dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal yang
dihasilkan atau dibentuk sendiri di dalam perusahaan.

Modal sendiri yang berasal dari “sumber intern” ialah dalam bentuknya keuntungan yang
dihasilkan perusahaan. Adapun modal sendiri yang berasal dari Sumber ekstern ialah
modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal yang berasal dari pemilik perusahaan
adalah berbagai macam bentuknya menurut bentuk hukum dari masing-masing perusahaan
yang bersangkutan.

a. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT. Bagi
perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetap
tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang
saham sendiri itu bukanlah merupakan penanaman yang permanen, karena setiap waktu
pemegang saham dapat menjual sahamnya. Adapun jenis-jenis dan saham adalah
sebagai benikut:
1) Saham biasa (Commond Stock)
Pemegang saham bisa akan mendapat deviden pada akhir tahun pembukuan, hanya
kalau perusahaan tensebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tersebut
tidak mendapatkan keuntungan kalau mendapat kerugian, maka pemegang saham
tidak akan mendapat deviden, dan mengenai ini ada ketentuan hukumnya yaitu:
bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat
ditutup, maka selama ini perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.
Adapun fungsi dari saham biasa di dalam perusahaan adalah:
a) Sebagai alat untuk mernbelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhan akan modal permanenan
b) Sebagai-alat untuk menentukan pembagian laba.
c) Sebagai alat untuk mengadakan fusi atau penggabungan dan perusahaan-
perusahaan.
d) Sebagai alat menguasai perusahaan

Manajemen Keuangan 24
2) Saham Preferen (Preferred Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferansi” tertentu di azs
pemegang saham biasa, yaitu terutama dalam hal-hal :
a) Pembagian dividen, dividen dari saham preferen diambilkan lebth dahulu
kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa (Common-Stock).
Dividen saham preferen dinyatakan dalam persentase tertentu dan nilai
nominalnya.
b) Pembagian kekayaan, apabila perusahaan dilikuidasi maka dalam pembagian
kekayaan. saha preferen didahulukan daripada saham biasa: Tetapi di lain pihak
pemegang saham preferen juga ada kelemahannya dibandingkan dengan pemega
saham biasa, karena pemegang saham preferen tidak mempunyai hak surat dalarn
rapat umurn pemegang saham. Adapun persamaannya ialah bahwa pemegang
saham biasa maupun pemegang saham preferen hanva be:hak menerima dividen
apabila perusahaan mendapatkan keuntungan.
c) Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Preferred Stock), jenis saham ini pada
dasamya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada
adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian
pemegang saham preferen kumulatif apabila tidak menerima dividen selama
beberapa waktu karena besamya laba tidak mengizinkan atau karena adanya
kerugian, pemegang jenis saham ini dikemudian hari apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak
dibayarkan di waktu-waktu yang lampau. Besarnya dividen dari saham preferen
kumulatifpun dinyatakan dalam persentasi tertentu dari nilai nominalnya.
b. Cadangan
Cadangan di sini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dan keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dan tahun yang
berjalan. Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri.
Cadangan yang termasuk dalam modal sendini ialah antara lain:
a) Cadangan ekspansi.
b) Cadangan modal kerja.
c) Cadangan selisih kurs.
d) Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak diduga
sebelumnya (cadangan umum).

Manajemen Keuangan 25
Adapun cadangan yang tidak termasuk dalam modal sendiri antara lain ialah cadangan
depresiasi, cadangan piutang ragu-ragu, dan cadangan yang bersifat hutang (cadangan
untuk pensiun pegawai, cadangan untuk membayar pajak). Untuk cadangan depresiasi,
sekarang banyak digunakan istilah akumulasi depresiasi.

c. Laba Ditahan

Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai
deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan keuntungan
tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentuklah cadangan sebagaimana
diuraikan di atas. Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai
penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan
yang ditahan (retained Earning).

Latihan Soal
1. Sebukan pengertian dana?
2. Sebutkan pengertian modal kerja?
3. Sebutkan sumber-sumber modal?
4. Apa yang dimaksud 5 C?
5. Sebutkan jenis-jenis modal?Daftar pustaka

Manajemen Keuangan 26
BAB 4: BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL)

A. Cost Of Capital

Konsep Cost of Capital (Biaya penggunaan modal atau biaya modal) dimaksudkan untuk dapat
menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk
memperoleh dana dari suatu sumber.

Capital Budgeting dan Cost of Capital (CoC) merupakan dua konsep yang saling berkaitan.
Kita tidak bisa menentukan besarnya cost of capital jika tidak mengetahui besaran capital
budget, dan sebaliknya, kita tidak bisa menentukan jumlah capital budget jika tidak tahu nilai
cost of capital. Dengan demikian, jika manajer keuangan ingin memaksimalkan nilai
perusahaan, maka biaya modal dan capital budgeting harus ditentukan secara simultan.
Demikian pula, dalam pembahasan bab-bab selanjutnya akan lebih jelas bahwa infornasi
tentang biaya modal dibutuhkan pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan leasing
dan pendanaan kembali obligasi (bond refunding).

Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena
digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai biaya, maka
biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang harus dicapai perusahaan
(minimum required rate of return) agar perusahaan tidak dinyatakan merugi

B. Biaya Modal Individu

Perhitungan biaya penggunaan modal dapat didasarkan atas perhitungan sebelum pajak atau
perhitungan sesudah pajak. Namun pada umumnya digunakan perhitungan atas dasar sesudah
pajak. Biaya modal rata-rata (Average Cost of Capital) biasanya digunakan sebagai ukuran
untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, yaitu dengan membandingkan
rate of return dari usul investasi dengan cost of capital nya.

1. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek

Dalam periode awal atau tahap perencanaan, manajer keuangan harus mengetahui dengan
tepat tipe dan jumlah hutang jangka panjang (debt) yang akan digunakan untuk mendanai
proyek dalam capital budgeting. Tipe hutang akan sangat ditentukan oleh asset yang akan
didanai serta kondisi pasar modal dalam satu periode. Dengan demikian, manajer keuangan
diharapkan mampu memahami tipe hutang yang cocok dengan bidang usaha perusahaan.

Manajemen Keuangan 27
Utang jangka pendek terdiri dari utang perniagaan (trade accounts payable), utang wesel
dan kredit jangka pendek dari bank. Biaya kredit perniagaan (trade credit) adalah Explisit,
jika Debitur gagal membayar tepat pada waktunya maka akan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan “Cash Discount”. Jika suatu perusahaan kehilangan kesempatan
mendapatakan cash discount selama setahun, biaya explisit dari kredit perniagaan tersebut
dihitung dengan membandingkan cash discount yang hilang dengan jumlah rata-rata utang
perniagaan selama setahun.

Biaya hutang setelah pajak (kd) dihitung dengan formula ki(1-t) untuk mencerminkan
tingkat bunga atas hutang dikurangi dengan penghematan pajak yang timbul karena
pembayaran bunga (pembayaran bunga bersifat mengurangi pajak) atau dengan kata lain
biaya bunga obligasi didasarkan pada prinsip after tax basis. Dikatakan penghematan pajak
karena logika yang digambarkan dari persamaan di bawah ini.

Biaya hutang setelah pajak (kt) = Tingkat bunga atas hutang – penghematan
pajak
= ki – ( kd.t )
= ki ( 1 - t )
Dimana :
Kt = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak
Kb = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak yaitu sebesar tingkat bunga hutang
t = Tingkat Pajak

Contoh Soal :
a. Jika diketahui cash discount yang hilang selama setahun sebesar Rp. 500.000,- ; dan
jumlah rata-rata utang perniagaan sebesar Rp. 5.000.000,- maka besarnya biaya
kredit perniagaan yang explisit sebelum pajak sebesar (500.000,- : 5.000.000) X 100%
= 10%
Sedangkan besarnya biaya penggunaan modal sesudah pajak adalah = biaya
penggunaan modal sebelum pajak X (1 – tingkat pajak) .
Misalnya tingkat pajak adalah 40%, maka biaya penggunaan sesudah pajak adalah = 0,1
x (1-0,4) =0,1 x 0,6 =0,06 atau 6%

Manajemen Keuangan 28
b. Diketahui utang wesel yang dimiliki sebesar Rp. 1.000.000,- bunga 15% per tahun
dengan umur utang 1 tahun. Saat menerima utang wesel nilai uang yang diterima
sebesar Rp. 850.000,- (yaitu Rp. 1.000.000,- - (15%XRp. 1.000.000,-) maka tingkat
bunga yang sebenarnya sebelum pajak adalah (Rp. 150.000,- : Rp. 850.000,-) X 100% =
17,65%

c. Suatu bank akan memberikan kredit jangka pendek kepada suatu perusahaan sebesar
Rp. 10.000.000,- ,bunga 2% per bulan selama 8 bulan. Bank menetapkan syarat bahwa
aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan selama umur kredit, jika besarnya
premi asuransi adalah Rp. 500.000,-

Ditanyakan:

1. Jumlah uang yang dibayarkan bank kepada Debitur


2. Beban yang ditanggung oleh Debitur selama 8 bulan
3. Biaya penggunaan modal/biaya kredit sebelum pajak selama 8 bulan
4. Biaya penggunaan modal/biaya kredit sebelum pajak per bulan

Jawaban:
1. Jumlah uang yang dibayarkan oleh bank kepada Debitur = Rp. 10.000.000,- - Bunga
selama 8 bulan + Premi asuransi
= Rp. 10.000.000,- - {8(2%XRp.10.000.000,-) + Rp.500.000,-}
= Rp. 10.000.000,- - (8XRp.200.000,-)+ Rp.500.000,-)
= Rp. 10.000.000,- - (Rp. 1.600.000,- + Rp. 500.000,-)
= Rp. 10.000.000,- - Rp.2.100.000,-
= Rp. 7.900.000,-
2. Beban yang ditanggung Debitur selama 8 bulan = Rp. 1.600.000,- + Rp. 500.000,- = Rp.
2.100.000,-
3. Biaya Kredit sebelum pajak selama 8 bulan = (Rp. 2.100.000,- : Rp.7.900.000,- ) X 100%
= 26,58%
4. Biaya Kredit sebelum pajak per bulan = 26,58% : 8 = 3,32%
Jika besarnya tingkat pajak adalah 10% maka besarnya biaya kredit sesudah pajak per
bulannya

Manajemen Keuangan 29
= 3,32% (1-0,1)
= 0,0332 X 0,9
= 0.2988
= 2,988%

Diketahui utang wesel yang dimiliki sebesar Rp. 1.000.000,- bunga 15% per tahun dengan
umur utang 1 tahun. Saat menerima utang wesel nilai uang yang diterima sebesar Rp.
850.000,- (yaitu Rp. 1.000.000,- - (15%XRp. 1.000.000,-) maka tingkat bunga yang
sebenarnya sebelum pajak adalah (Rp. 150.000,- : Rp. 850.000,-) X 100% = 17,65%

Rumus secara short cut yang digunakan untuk menghitung biaya hutang ki itu sendiri adalah:

Dimana : k = biaya bunga sebelum pajak N nominal = Nilai obligasi (par value)

N bersih = Nilai bersih (net proceed penjualan obligasi)

n = umur obligasi

Contoh Soal :

PT Indonesia mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal per lembar $1.000, coupon rate
8% umur 20 tahun. Penerimaan bersih dari penjualan obligasi adalah $ 940. Tingkat pajak
30%. Besarnya biaya modal atas obligasi tersebut adalah:

kd = 8,56 % (1 – 0,3) = 5,992%

ki = = 8,56%

Manajemen Keuangan 30
2. Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Utang Jangka Panjang/Obligasi (Cost of
bonds)

Misal suatu perusahaan akan mengeluarkan obligasi nominal per lembar Rp. 10.000,-
dengan umur obligasi 10 tahun. Bunga/coupon obligasi per tahun sebesar 4%. Jika hasil
penjualan neto dari obligasi Rp. 9.700,- per lembar, tingkat pajak 40% maka berapa
besarnya:

a. Jumlah rata-rata yang tersedia bagi perusahaan

b. Biaya rata-rata tahunan dari penggunaan dana

c. Biaya obligasi sebelum Pajak

d. Biaya obligasi sesudah pajak

Jawaban:

a. Jumlah rata-rata yang tersedia bagi perusahaan =(Rp. 9.700,- + Rp. 10.000,-) : 2= Rp.
9.850,-

b. Biaya rata-rata tahunan dari penggunaan dana

= Bunga + biaya ekstra

=(4%XRp. 10.000,-) + {(Rp. 10.000,- – Rp.9.700,-):10}

= Rp. 400,- + (Rp. 300,- : 10)

= Rp. 400,- + Rp. 30

= Rp. 430,-

c. Biaya obligasi sebelum pajak =(430:9.850)X100%=4,36%

d. Biaya obligasi sesudah pajak = 4,36%(1-0,4)=2,62%

3. Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari saham Preferen (Cost of preferred stock)
Sejumlah perusahaan menggunakan saham prioritas sebagai bagian dari permanent
financing mix mereka. Untuk menghitung biayanya, data utama yang digunakan adalah
berapa besarnya deviden saham preferen. Karena deviden ini tidak mengurangi pajak

Manajemen Keuangan 31
(non tax deductible), atau pembayaran dilakukan setelah pajak, maka tidak ada
penyesuaian terhadap pajak (tax adjustment) dalam menghitung biaya modal saham
preferen, sebagaimana dilakukan penyesuaian pajak terhadap biaya modal obligasi.
Biaya modal saham prefere dihitung dengan cara deviden saham pereferen pertahun
(dp) dengan keuntungan bersih penjualan saham preferen

kp =

Dimana : Dp = Deviden perlembar


Pn = Harga Netto dari penjualan selembar saham preferen

Contoh
a. Saham preferen PT Jaya bernilai nominal $100 per lembar dengan deviden 7%.
Biaya penjualan saham 1% atau $1 per lembar. Saham dijual dengan harga $98
per lembar. Perhitungan biaya modal saham preferen adalah

kp = 3% x 100 = 7,22%
98 – 1

b. Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen baru dengan nilai nominal Rp.
10.000,- per lembar dengan deviden sebesar Rp. 600,-. Hasil penjualan neto
yang diterima dari saham preferen Rp.9.000,- ; maka besarnya biaya saham
preferen adalah:

(Rp.600,- : Rp.9.000,-) x 100% = 6,667%

4. Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari Laba Yang Ditahan (Cost of Retairned
Earning)

Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba yang ditahan adalah sebesar tingkat
pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang diharapkan diterima oleh para
investor atau dengan kata lain biayanya sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal
dari saham biasa.

Seperti halnya biaya hutang, saham preferen serta saham biasa, biaya modal untuk laba
ditahan didasarkan pada tingkat pengembalian yang dipersyaratkan atau diinginkan oleh
investor atas sekuritas yang dimilikinya. Jadi biaya modal untuk laba di tahan sama dengan

Manajemen Keuangan 32
tingkat pengembalian yang diinginkan pemegang saham atas modal ekuitas yang
bersumber pada laba ditahan.

Mengapa pada laba ditahan diperhitungkan pula biayanya? Alasannya adalah prinsip
opportunity cost. Laba perusahaan setelah pajak pada dasarnya adalah hak pemegang
saham. Pemegang obligasi mendapat imbalan dari pembayaran bunga, sementara
pemegang saham preferen mendapat deviden preferen. Akan tetapi laba setelah pajak dan
deviden preferen merupakan hak pemegang saham biasa atas modal yang investor
tanamkan. Manajemen memiliki pilihan untuk membagikan laba tersebut sebagai deviden
atau menahannya untuk diinvestasikan kembali dalam bisnis. Jika manajemen memutuskan
untuk menahan laba tersebut, maka terdapat biaya oportunitas (dibandingkan dengan jika
laba dibagi dalam bentuk deviden), karena akan terbuka kesempatan bagi pemegang saham
untuk mendapatkan laba dari tambahan investasi. Jadi, atas dana tersebut perusahaan harus
menghasilkan laba sekurang-kurangnya sebesar tingkat pengembalian yang bisa diperoleh
pemegang saham dari alternative investasinya dengan tingkat risiko yang sebanding.

Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya modal untuk laba ditahan sama halnya
dengan rumus perhitungan biaya modal saham biasa, yaitu:

kr =

Dimana : D = Deviden
p = Hasil neto penjualan saham
g = tingkat pertumbuhan harga saham
kr = Tingkat pendapatan investasi yang diharapkan
Contoh Soal :

Suatu perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 400,- per lembar saham,
dibayarkan sebagai deviden sebesar Rp. 200,-Hasil neto penjualan saham sebesar Rp.
4.000,- per lembar. Keuntungan, deviden dan harga saham mempunyai tingkat
pertumbuhan sebesar 5% per tahun dan tingkat pertumbuhan ini diharapkan akan
berlangsung terus, maka besarnya tingkat pendapatan investasi yang diharapkan dalam
saham sebesar

Manajemen Keuangan 33
kr =

kr = (200) + 5% = 10 %
4.000

Karena besarnya biaya penggunaan modal dari laba ditahan sebesar tingkat investasi yang
diharapkan dalam setahun maka besarnya biaya penggunaan modal dari laba ditahan =10%

5. Biaya Penggunaan Modal Dari Emisi Saham Biasa Baru/Biaya Saham Baru(Cost of New
Common Stock)

Perusahaan dapat meningkatkan modal saham melalui dua cara, yaitu dengan menahan laba
dan kedua, menerbitkan saham biasa baru. Jika ekspansi perusahaan berlangsung secara
cepat hingga laba ditahan sudah digunakan seluruhnya, perusahaan akan menerbitkan saham
baru. Jika demikian, sahambiasa akan memiliki biaya modal yang lebih tinggi dibandingkan
laba ditahan, karena melibatkan adanya biaya emisi (flotation cost). Adanya biaya emisi
akan memperkecil jumlah rupiah yang dapat digunakan dari penjualan saham biasa, dan
akibatnya akan memperbesar biaya modal. Berikut ini adalah formula untuk menghitung
biaya modal dari saham biasa.

Rumus :
Tingkat pendapatan investasi yg diharapkan dari saham biasa : (1 - %biaya emisi dari harga
jual )

Contoh Soal :
Suatu perusahaan akan mengadakan emisi saham biasa baru dengan harga jual per lembar
Rp. 4.000,-, biaya emisi (floating cost) per lembar Rp. 400,- ; tingkat pendapatan investasi
yang diharapkan dari saham biasa sebesar 10%
Ditanyakan:
a. Penjualan neto per lembar
b. % biaya emisi
c. Biaya saham baru
Jawaban:
 Penjualan neto = Rp. 4.000,- - Rp. 400,- = Rp. 3.600,-
 % biaya emisi = (Rp.400,- : Rp. 4.000,- ) X 100% = 10%
 Biaya Saham baru =10% : ( 1 – 0,1) = 11,1%

Manajemen Keuangan 34
C. Fungsi Cost Of Capital
Menurut Harjito dan Martono (2014) perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pajak
yang dikenakan kepada perusahaan. Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman akan
berbeda dengan biaya modal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal dapat didasarkan
pada perhitungan sebelum pajak (before tax basis) atau perhitungan stelah pajak (after tax basis).
Perbedaan konsep ini karena pajak merupakan pengurang laba yang diperoleh perusahaan. Pada
umumnya analisis modal didsarkan pada keadaan setelah pajak. Apabila ada biaya modal yang
dihitung sebelum pajak (seperti biaya modal dan obligasi) maka perlu disesuaikan dulu dengan
pajak sebelum dilakukan perhitungan biaya modal rata-ratanya.

Latihan Soal :

1. Suatu perusahaan akan mengeluarkan obligasi nominal per lembar Rp. 12.000,- dengan umur
obligasi 10 tahun. Bunga/coupon obligasi per tahun sebesar 4%. Jika hasil penjualan neto
dari obligasi Rp. 11.400,- per lembar, tingkat pajak 40% maka berapa besarnya:
a. Jumlah rata-rata yang tersedia bagi perusahaan
b. Biaya rata-rata tahunan dari penggunaan dana
c. Biaya obligasi sebelum Pajak
d. Biaya obligasi sesudah pajak
2. Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen baru dengan nilai nominal Rp. 12.000,- per
lembar dengan deviden sebesar Rp. 700,-. Hasil penjualan neto yang diterima dari saham
preferen Rp.10.000,- ; maka besarnya biaya saham preferen adalah:
3. Suatu perusahaan akan mengadakan emisi saham biasa baru dengan harga jual per lembar
Rp. 5.500,-, biaya emisi (floating cost) per lembar Rp. 600,- ; tingkat pendapatan investasi
yang diharapkan dari saham biasa sebesar 10%
Ditanyakan:
Penjualan neto per lembar
% biaya emisi
Biaya saham baru

Manajemen Keuangan 35
BAB 5: INVESTASI DALAM KAS

A. Aliran Kas Dalam Perusahaan

Kas merupakan jenis aktiva yang paling likuid bagi perusahaan. Pengertian kas adalah seluruh uang
tunai yang ada ditangan perusahaan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai
bentuk seperti deposito yang mudah dicairkan dalam jangka waktu pendek.

1. Aliran Kas Keluar (Cash Outflow), dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk operasi
perusahaan sehari-hari (dalam bentuk modal kerja) maupun untuk pembelian aktiva tetap
memiliki sifat terus-menerus atau kontinyu, misalnya pembelian bahan baku, pembayaran upah
dan gaji,dsb. Bersifat Tidak Kontinyu (Intermitten), misalnya pembayaran bunga, deviden, pajak
penghasilan, pembayaran angsuran utang, pembelian aktiva,dsb.
2. Aliran Kas Masuk (Cash Inflow), bersifat kontinyu, misalnya aliran kas yang berasal dari hasil
penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang,dsb. Bersifat tidak kontinyu, misalnya
penjualan saham ,investasi pemilik, penerimaan pinjaman, penjualan aktiva yang tidak terpakai,
dsb.

Menurut Syamsuddin Strategi dasar yang harus digunakan oleh perusahaan dalam mengelola kasnya
adalah sebagai berikut :

1. Membayar utang dagang selambat mungkin asal jangan sampai mengurangi kepercayaan pihak
supplier kepada perusahaan, tetapi memanfaatkan setiap potongan tunai (cash discount) yang
menguntungkan bagi perusahaan.
2. Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin tetapi hindarilah resiko kehabisan persediaan
uang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan pada masa-masa selanjutnya.
3. Kumpulkan piutang secepat mungkin tetapi jangan sampai mengakibatkan kemungkinan
menurunkan volume penjualan pada masa yang akan datang karena ketatnya kebijaksanaan-
kebijaksanaan dalam penjualan kredit dan pengumpulan piutang.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Kas Minimal

Kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar
jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya, artinya

Manajemen Keuangan 36
perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansiilnya.
Tetapi tidak berarti bahwa perusahaan harus mempertahankan persediaan kas yang sangat besar,
karena makin besar jumlah kas berati makin banyak jumlah uang yang menganggur sehingga akan
memperkecil profitabilitasnya.

Persedian minimal kas adalah jumlah minimal kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar
dapat memenuhi kewajiban financialnya sewaktu-waktu. Apabila kas terlalu besar ditangan
perusahaan, maka banyak uang yang mengganggur, ini menandakan perusahaan tidak dapat
mendistribusikan kas kedalam berbagai bentuk investasi misalnya deposito atau membeli barang
dagangan sehingga mengurangi keuntungan perusahaan. Sebaliknya perusahaan memegang kas
yang terlalu kecil (ilikuid) juga tidak baik bila sewaktu-waktu terjadi penagihan dari utang-utangnya
atau pembelian bahan-baku/barang secara tiba-tiba karena ada order dari pembeli yang mendadak.
Jadi berapa besar persediaan minimal kas yang harus ada pada perusahaan ?. Besar kecilnya
persediaan minimal kas belum ada standar yang baku, tetapi H.G Guthman mengatakan bahwa
sebaiknya perusahaan menetapkan persediaan minimal kas tidak kurang dari 5% s/d 10% dari
jumlah aktiva lancar.

Faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan minimal kas meliputi :

a. Perimbangan aliran kas masuk dan aliran kas keluar, apabila ada perimbangan pengeluaran kas
mengenai jumlah dan waktu akan dapat dipenuhi dari penerimaan kasnya . Adanya perimbangan
yang baik mengenai kuantitas maupun timing antara cash inflow dengan cash outflow
b. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan, apabila aliran kas sesuai yang diperkirakan
maka perusahaan tidak perlu ada persediaan kas yang besar karena perusahaan tersebut tidak
mengalami kesulitan likuiditas
c. Adanya hubungan yang baik dengan kreditor (bank) , akan mempermudah unruk mendapatkan
kredit dalam menghadapi kesulitab finansiilnya, sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai
persediaan kas yang besar.

B. Budget Kas
Budget Kas adalah estimasi posisi kas untuk satu periode tertentu yang akan datang. Penyusunan
budget kas bagu suatu perusahaan sangan penting artinya bagi posisi likuiditas. Dengan
penysusunan budget kas dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau dalam

Manajemen Keuangan 37
kondisi surplus kas karena kegiatan operasional perusahaan. Adapun periode penyusunan adalah
bulanan dan kuartalan.

Pada Dasarnya penyusunan budget kas dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu
1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan, piutang yang
terkumpul, penerimaan bunga, deviden, hasil penjualan akyiva tetap dansebagainya
2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk pembelian bahan mentah, pembayaran
utang-utang, pembayaran upah buruh, pengeluaran untuk biaya-biaya dan sebagainya.

Perkiraan (estimasi) terhadap posisi kas untuk suatu periode yang akan datang disebut anggaran kas
(cash budget). Tujuan penyusunan budget kas adalah agar pimpinan perusahaan dapat mengetahui
hal :

a. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan


b. Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi perusahaan
c. Besarnya dana beserta kapan dana itu dibutuhkan untuk menutupi defisit kas
d. Waktu kredit dibayarkan kembali.

Tahap penyusunan Budget Kas

1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan.


Transaksi-transaksi ini merupakan transaksi operasi. Pada tahap ini akan diketahui adanya defisit
atau surplus karena rencana operasional perusahaan
2. Menyusun estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber lainnya yang
diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasi perusahaan. Disusun juga estimasi
pembayaran bunga kredit beserta waktu pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi ini
merupakan transaksi finansiil.
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluran setelah adanya transaksi
finansiil dan budget kas yang final, merupakan gabungan dari transaksi operasional dan
transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara
keseluruhan.

Manajemen Keuangan 38
Contoh Soal :

1. Perusahaan "Wahana” menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas selama semester
pertama tahun ini sebagai berikut :
a. Hasil penjualan tunai yang diterima setiap bulan
Januari Rp 400.000 April Rp 960.000
Februari Rp 500.000 Mei Rp 800.000
Maret Rp 730.000 Juni Rp 900.000

b. Piutang yang terkumpul setiap bulannya


Januari Rp 400.000 April Rp 760.000
Februari Rp 500.000 Mei Rp 660.000
Maret Rp 650.000 Juni Rp 670.000

Manajemen Keuangan 39
c. Penerimaan lainnya
Januari Rp 200.000 April Rp 180.000
Februari Rp 200.000 Mei Rp 140.000
Maret Rp 220.000 Juni Rp 124.000

Estimasi pengeluaran

a. Pembelian bahan mentah secara tunai tiap bulan


Januari Rp 600.000 April Rp 550.000
Februari Rp 600.000 Mei Rp 600.000
Maret Rp 500.000 Juni Rp 600.000

b. Pembayaran upah buruh tiap bulan


Januari Rp 250.000 April Rp 250.000
Februari Rp 250.000 Mei Rp 250.000
Maret Rp 200.000 Juni Rp 300.000

c. Pengeluaran untuk biaya penjualan


Januari Rp 200.000 April Rp 200.000
Februari Rp 300.000 Mei Rp 250.000
Maret Rp 200.000 Juni Rp 230.000

d. Pengeluaran untuk biaya administrasi/umum


Januari Rp 350.000 April Rp 400.000
Februari Rp 350.000 Mei Rp 400.000
Maret Rp 400.000 Juni Rp 420.000

e. Pembayaran pajak perseroan dalam bulan Maret Rp. 100.000

Diminta : Susunlah Budget Kas tahap pertama

Tabel 5.1. Budget Penerimaan dan Pengeluaran Kas Selama 6 Bulan

Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni

Estimasi Penerimaan
Hasil Penjualan tunai 400.000 500.000 730.000 960.000 800.000 900.000
Penagihan piutang 400.000 500.000 650.000 760.000 660.000 670.000
Penerimaan lain-lain 200.000 200.000 220.000 180.000 140.000 124.000
Jumlah 1.000.000 1.200.000 1.600.000 1.900.000 1.600.000 1.694.000

Estimasi Pengeluaran
Pembelian bahan baku 600.000 600.000 500.000 550.000 600.000 600.000
Pembayaran upah 250.000 250.000 200.000 250.000 250.000 300.000
Biaya penjualan 200.000 300.000 200.000 200.000 250.000 230.000
Biaya adm / umum 350.000 350.000 400.000 400.000 400.000 420.000
Pembayaran pajak - - 100.000 - - -
Jumlah 1.400.000 1.500.000 1.400.000 1.400.000 1.500.000 1.550.000
Surplus ( defisit ) (400.000) (300.000) 200.000 500.000 100.000 144.000

Manajemen Keuangan 40
Catatan :

1. Dari data tersebut diatas terlihat perusahaan mengalami defisit pada bulan Januari dan
Februari serta bulan Maret, April, Mei, Juni terjadi surplus
2. Untuk itu perusahaan perlu menyusun “Skedul Penerimaan, pembayaran pinjaman dan
bunga untuk menutup defisit tersebut (2 bulan) dengan data tambahan yang diperlukan :
a. Estimasi saldo kas pada akhir Desember 2008 sebesar Rp 100.000
b. Persediaan minimal kas ditetapkan sebesar Rp 50.000
c. Pembayaran pajak dilakukan bulan Maret sebesar Rp 100.000
d. Pinjaman dari Bank X diterima pada permulaan bulan dan pembayaran bunga
dilakukan pada akhir bulan. Pembayaran kembali utang dilakukan pada permulaan
bulan, bunga bank ditetapkan sebesar 2 % perbulan.

Dengan tambahan data ini kita dapat mengetahui besar pinjaman dari bank untuk
Januari dan Pebruari yaitu :

Defisit bulan Januari Rp 400.000

Persediaan minimal kas Rp 50.000


Perkiraan bulan Januari kas tersedia Rp 100.000
Bunga kredit 2 % dibayar akhir bulan.

Besarnya pinjaman atau kredit yang diperlukan untuk menutupi defisit yang dialami
adalah :

Defisit + Kas Minimal - Kas Awal Bulan + bunga kredit


400.000 + 50.000 - 100.000 + 0,02 X = X
350.000 + 0,02 X = X
X – 0,02 X = 350.000

0,98 X = 350.000
X = 350.000 / 0,98
X = 357.143

Manajemen Keuangan 41
Adapun perhitungannya :
Saldo kas pada permulan bulan Januari Rp 100.000
Pinjaman dari Bank Rp 357.143

Kas yang tersedia Rp 457.143

Defisit bulan Januari Rp 400.000


Bunga dibayar akhir bulan Januari
(2 % x Rp 357.143) Rp 7.143
Rp 407.143

Saldo kas akhir Januari Rp 50.000

Defisit Februari
Defisit + Kas Minimal - Kas Awal Bulan + bunga kredit

300.000 + 50.000 - 50.000 + 0,02 X = X


300.000 + 0,02 X = X
X – 0,02 X = 300.000
0,98 X = 300.000

X = 300.000 / 0,98
X = 306.123

Dalam contoh ini misalnya ditetapkan besar jumlah kredit yang diminta dari bank X untuk
bulan Januari adalah Rp 357.143 digenapkan menjadi Rp 360.000, dan bulan Februari Rp
306.123 digenapka menjadi Rp 330.000. Pembayaran kembali kredit tersebut sebagian akan
dilakukan pada permulaan April Rp 200.000 dan sisanya Rp 490.000 permulaan bulan Mei.

Susunlah skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga.

Manajemen Keuangan 42
Tabel 5.2
Penerimaan, Pembayaran Pinjaman Dan Bunga

Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni

a. Sa1do Kas PB
100.000 52.800 69.000 255.200 545.400 155.400
b. Kredit dari bank
PB 360.000 330.000 - - - -
c. Membayar kemba
li kredit PB - - - (200.000) (490.000) -
y
a. Alat likuid g
tersedia PB 460.000 382.800 69.000 55.200 55.400 155.400
b. Surplus (defisit) (400.000) (300.000) 200.000 500.000 100.000 144.000
b
c. Pembayaran u
nga AB 7.200 13.800 13.800 9.800 - -
Saldo Kas AB 52.800 69.000 255.200 545.400 155.400 299.400
Pinja. kumulatif PB 360.000 690.000 690.000 490.000 - -

Mencari bunga untuk bulan Januari yaitu :


= % x jumlah kredit
= 2 % x Rp 360.000
= Rp 7.200

= % x Jumlah kumulatif + jumlah kredit


= 2% x ( Rp 360.000 + Rp 330.000 )
= 2 % x Rp 690.000
= Rp 13.800

= % x Jumlah kredit kumulatif - pembayaran kredit


= 2 % x (Rp 690.000 - Rp 200.000)
= 2 % x Rp 490.000
= Rp 9.800

Bunga untuk bulan Mei tidak ada lagi karena jumlah kumulatif sama dengan pembayaran
kredit dan seterusnya. Dengan demikian dapat disusun budget kas akhir untuk semester
pertama ini yaitu :

Manajemen Keuangan 43
Tabel 5.3
Penerimaan Kas Akhir

Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni

Saldo Kas P.B 100.000 52.800 69.000 255.200 545.200 155.400


Estimasi Penerimaan
Hash Penjualan tunai 400.000 500.000 730.000 960.000 800.000 900.000
Penagihan piutang 400.000 500.000 650.000 760.000 660.000 670.000
Penerimaan lain-lain 200.000 200.000 220.000 180.000 140.000 124.000
Pinjaman dari bank 360.000 330.000
Jumlah penerimaan 1.360.000 1.530.000 1.600.000 1.900.000 1.600.000 1.694.000
Jumlah keseluruhan
kas 1.460.000 1.582.800 1.669.000 2.155.200 2.145.200 1.849.400

Estimasi Pengeluaran

Pembelian bahan baku 600.000 600.000 500.000 550.000 600.000 600.000

Pembayaran upah 250.000 250.000 200.000 250.000 250.000 300.000


Biaya penjualan 200.000 300.000 200.000 200.000 250.000 230.000
Biaya adm / umum 350.000 350.000 400.000 400.000 400.000 420.000
Pembayaran pajak - - 100.000 - -
Pemb. bunga pinjaman 7.200 13.800 13.800 9.800 -
Pembayaran pinjaman - - - 200.000 490.000 -
-
Jumlah pengeluaran 1.407.200 1.513.800 1.413.800 1.609.800 1.990.000 1.550.000-

Saldo kas A.B 52.800 69.000 255.200 545.400 155.400

PB = Permulaan Bulan
AB = Akhir Bulan

Manajemen Keuangan 44
Usulan investasi sebagai discount rate diterima atau ditolak biasanya tergantung dari biaya
modal. Yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi
tersebut dengan biaya modalnya. Cost of Capital dapat digunakan untuk menentukan diterima
atau ditolaknya suatu usul investasi.

Latihan Soal :
1. Diketahui cash discount yang hilang selama 1 tahun Rp. 2.000.000,-;utang perniagaan rata-
rata Rp.20.000.000,- ; berapa besarnya biaya kredit perniagaan sebelum pajak ?
2. Jika suatu perusahaan mengadakan utang wesel nilai nominal Rp.5.000.000,-,bunga 12%
per tahun; umur 1 tahun ; berapa besarnya jumlah uang yang diterima setelah dikurangi
besarnya bunga
3. Jika suatu perusahaan mengadakan utang wesel nilai nominal Rp.5.000.000,-, bunga 12%
per tahun; umur 1 tahun ; berapa besarnya tingkat bunga per tahun yang sebenarnya:

Manajemen Keuangan 44
BAB 6: NILAI WAKTU DARI UANG (TIME VALUE OF MONEY)

A. Konsep Dasar

Bahwa setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti.
Time value of money (bunga) adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi
terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut disebut dengan bunga.
Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita
memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir tahun depan.
Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang akan kita terima pada
akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki sekarang.

Sebagai contoh yang sekarang Rp 30.000,- nilainya akan sama dengan Rp30.000 mka pada
akhir tahun kalau kita tidak memperhatikan nilai waktu uang, maka nilai uang sekarang adalah
lebih tinggi dari pada uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan.

Contoh kedua, uang sekarang Rp 30.000,- nilainya lebih tinggi daripada Rp.30.000 pada
akhir tahun depan dikarenakan apabila kita memiliki uang Rp 30.000 sekarang dapat disimpan
di Bank dengan mendapatkan bunga misal 10 % /tahun,sehingga uang tersebut akan menjadi
Rp 33.000. Jadi uang sekarang Rp 30.000 nilainya sama dengan Rp 33.000 pada akhir tahun.

B. Perhitungan Bunga Uang


1. Nilai Uang Masa Depan (Future Value) / Bunga Majemuk
Perhitungan secara Future Value adalah perhitungan uang yang dimiliki saat ini dan
diinvestasikan dengan penetapan bunga sehingga mengalami proses bunga berbunga
(compounding) sehingga nilai akan berubah pada masa yang akan datang. Nilai Majemuk
(coumpaund value / ending amount) dari sejumlah uang merupakan penjumlahan dari uang
pada permulaan periode. (Modal Pokok + Bunga pada periode tersebut). Atau menghitung
jumlah akhir pada akhir periode dari sejumlah uang yang dimiliki sekarang.

Manajemen Keuangan 45
Contoh Soal :

Tabel 6.1
Nilai Majemuk dari Pinjaman

Nilai sekarang
Tahun (PV) Bunga Pada Akhir Nilai di Akhir
Tahun (15%) Tahun (FV)
1 Rp10.000.000,00 Rp1.500.000,00 Rp11.500.000,00
2 Rp11.500.000,00 Rp1.725.000,00 Rp13.225.000,00
3 Rp13.225.000,00 Rp1.983.750,00 Rp15.208.750,00
4 Rp15.208.750,00 Rp2.281.312,50 Rp17.490.062,50
5 Rp17.490.062,50 Rp2.623.509,00 Rp20.113.571,50

Rumus:

FV = PV (1+i) ⁿ

PV = Present Value/ nilai uang masa depan periode ke n

i = suku bunga

n = jumlah tahun

FV = Future Value/ nilai uang pad periode ke n

Dana sebesar Rp. 10.000.000 diinvestasikan selama 2 tahun dengan tingkat bunga adalah 15%,
maka perhitungannya adalah :

FV = PV (1+i) ⁿ

= 10.000.000 (1 + 0,15) ²

= 10.000.000 (FVIF, 15%, 2)

= 10.000.000 (1,3225)

= 13.225.000

Manajemen Keuangan 46
Tabel 6.2

Contoh Tabel Nilai Majemuk Rp. 1,00

Tahun 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%
1 1,010 1,020 1,030 1,040 1,050 1,060 1,070
2 1,020 1,040 1,061 1,082 1,102 1,12 1,145
3 1,030 1,061 1,093 1,125 1,158 1,191 1,225
4 1,041 1,082 1,126 1,70 1,216 1,262 1,311
5 1,051 1,104 1,159 1,217 1,276 1,338 1,403

Cara untuk menghitung tabel diatas dapat dipergunakan rumus

kita akan menghitung nilai majemuk dari uang sebesar Rp. 2.000.000,00 selama 5 tahun atas
dasar bunga majemuk 5%, maka hasilnya ialah:
FV = PV (1+i) ⁿ

= 2.000.000 (1,276)
= 2.552.000

1,276 dicari dalam tabel tersebut pada kolom bunga 5%, deretan ke bawah tahun ke-5
diketemukan angka: 1,276 dan kemudian ini dikalikan dengan jumlah uang pada permulaan
periode (n) yaitu Rp. 2.000.000,00

1. Nilai Sekarang (Present Value)

Present value (nilai sekarang) merupakan kebalikan dari compound value/nilai majemuk/
future value adalah besarnya jumlah uang, pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga
tertentu dari sejumlah uang yang baru akan diterima beberapa waktu/periode yang akan
datang. Jadi present value menghitung nilai uang pada waktu sekarang bagi sejumlah uang
yang baru akan kita miliki beberapa waktu kemudian.

Rumus untuk menhitung present value adalah :

PV = FV
(1 + i)ⁿ

Manajemen Keuangan 47
Contoh Soal :

Berapa nilai sekarang dari sejumlah uang sebesar Rp 10.000.000,00 yang baru akan diterima
pada akhir tahun ke-5 bila didasarkan tingkat bunga 15% dengan bunga majemuk?

PV = FV
(1 + i)ⁿ

PV = 10.000.000

(1 + 0,15)⁵

PV = 10.000.000

2,011

PV = 4.972.650

Ibu Aini ditwari oleh Nazwa untuk meninvestasikan uangnya pada restoran yang akan ia buka
di Bogor. Dengan keuntungan yang akan diperoleh pada tahun ke 8 sebanyak Rp. 125.000.000
dengan tingkat bunga yang disepakati adalah 8%. Maka uang yang harus ibu Aini berikan
sebagai modal awal adalah

PV = FV
(1 + i)ⁿ

PV = 125.000.000

(1 + 0,08)⁵

PV = 125.000.000

1,851

PV = Rp. 67.531.065

Ini berarti bahwa uang sebesar Rp. 67.531.065 kalau diinvestasikan di restoran milik Nazwa
dengan suku bunga 8% pertahunnya pada akhir tahun ke 8 jumlah akhirnya akan menjadi
125.000.000

Manajemen Keuangan 48
Dengan cara perhitungan seperti tersebut di atas dapatlah disusun tabel nilai sekarang
(present value):
Tabel 6.3

Contoh Tabel Present Value dari Rp. 1,00 (PVIF(i,n))

Tahun 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%
1 0,990 0,980 0,971 0,962 0,952 0,943 0,935
2 0,980 0,961 0,943 0,925 0,907 0,890 0,873
3 0,971 0,942 0,915 0,889 0,864 0,840 0,816
4 0,961 0,924 0,889 0,855 0,823 0,792 0,763
5 0,951 0,906 0,863 0,822 0,784 0,747 0,713

Seperti halnya dengan tabel nilai majemuk, maka kita pun dapat dengan mudah menghitung
nilai sekarang dari suatu jumlah uang yang akan diterima dalam beberapa waktu yang akan
datang dengan menggunakan tabel PV tersebut, yaitu dengan mengalikan jumah uang pada
akhir periode (FV) dengan interest factor (IF) yang terdapat dalam tabel PVIF tersebut.

Tentukan berapa besarnya nilai sekarang (present value) dari uang sebesar Rp. 1.262,00 yang
akan kita terima pada akhir empat tahun yang akan datang atau dasar bunga majemuk 6%

PV = FV4(PVIF(6%, 4)) = 1.262 (0,792) = Rp. 1.000,00


FV4 = Rp. 1.262,00

PVIF dicari dalam tabel PVIF pada kolom bunga 6% pada deretan tahun keempat, dan
diketemukan angka 0,792.

2. Anuitas (Annuity)

Annuitas atau annuity merupakan suatu perhitungan pada rangkaian pembayaran dengan
jumlah yang sama besar pada setiap interval pembayaran, dimana besar dan kecilnya jumlah
pembayaran pada setiap interval tergantung kepada jumlah pinjama, jangka waktu dan tingkat
bunga.

PV (A) = A. (1 + i)ⁿ - 1
i

FV (A) = nilai anuitas pada waktu = n

Manajemen Keuangan 49
A= nilai individu peracikan pembayaran di masing-masing periode

I= tingkat bunga yang akan ditambah untuk setiap periode waktu

n= jumlah periode pembayaran

Contoh Soal :

Perusahaan akan membayarkan pinjaman sebesar Rp 2.000.000,00 dalam 5 tahun setiap akhir
tahun berturut-turut dengan bunga 15%, tetapi pembayarannya akan dilakukan pada akhir
tahun ke-5. Berapa jumlah majemuk dari uang tersebut(compound sum)?

PV (A) = A. (1 + i)ⁿ - 1
i

FV(A) = 2.000.000 (1+0,15)5 – 1


0,15

FV(A)=2.000.000x 6,742

FV(A)= 13.484.000

3. Nilai Sekarang dari Annuity

Perhitungan nilai sekarang (present value) dari suatu annuity adalah kebalikan dari
perhitungan jumlah nilai majemuk dari suatu annuity.

PV (A) = A. 1- 1
I (1 + i)ⁿ

Manajemen Keuangan 50
Contoh Soal:

Bank akan menawarkan kepada perusahaan uang sebesar Rp 2.000.000,00 per tahun yang
diterima pada akhir tahun dengan bunga yang ditetapkan 15% per tahun. Maka berapa present
value/nilai sekarang dari sejumlah penerimaan selama 5 tahun?

PV (A) = A. 1- 1
I (1 + i)ⁿ

PV (A) = 2.000.000 1- 1
0,15 ( 1+0,15)⁵

= 13.333.333 1- 1
2,011

= 13.333.333 ( 1 – 0,497)

= 13.333.333 (0,503)

= 6.706.666

Nilai sekarang faktor bunga anuitas dari beberapa tingkat bunga dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 6.4

Contoh Tabel Nilai Sekarang Faktor Bunga Anuitas Rp. 1,00 pada i% selama n periode
(PVIFA(i,n))

Tahun 1% 3% 5% 8% 10% 15%


1 0,990 0,971 0,952 0,926 0,909 0,870
2 1,970 1,913 1,859 1,783 1,736 1,626
3 2,971 2,829 2,723 2,577 2,487 2,283
4 3,902 3,717 3,546 3,312 3,170 2,855
5 4,853 4,580 4,329 3,993 3,791 3,352

Berdasarkan tabel akan didapat rumus secara matematis

Manajemen Keuangan 51
PV(A) = A (PVIFA(i,n))

Dimana : PV (A) = Nilai sekarang anuitas

A = Pembayaran atau penerimaan setiap periode

n = Jumlah waktu anuitas

i = Tingkat Bunga

(PVIFA(i,n)) = Present Value Interest Factor of Annuity atau nilai sekarang

faktor bunga anuitas pada i% untuk n periode

Berapa nilai aliran kas sebesar Rp. 8.000 selama 3 tahun bila dinilai sekarang dengan tingkat
bunga majemuk 10% per tahun? Untuk menyelesaikan contoh tersebut digunakan rumus:

PV(A) = A (PVIFA(i,n))
= 8.000 (2,487)
= 19.896
Hasil diatas dengan menggunakan tabel , (PVIFA(10%,3)) = 2,487

4. Amortitasi
Perhitungan secara amortisasi umumnya ditempatkanpada perhitungan pinjaman, yaitu
diamana perhitungan pinjaman untuk dibayar kembali dalam jumlah yang sama dan dilakukan
secara periodik dari waktu ke waktu. Pembayaran tersebut meliputi angsuran pokok pinjaman
dan pembayaran bunga yang dapat diperhitungkan secara bulanan, semesteran maupun satu
tahun sekali. Karena pembayaran pinjaman dilakukan dengan jumlah yang sama, maka konsep
nilai sekarang anuitas sangat cocok untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Untuk
memberikan gambaran, misalkan saudara meminjam Rp. 22.000.000,00 di bank dengan bunga
12% per tahun. Pinjaman tersebut harus dilunasi dalam jangka waktu enam tahun dengan
pembayaran yang sama setiap tahun. Dengam demikian besarnya angsuran pinjaman setiap
tahun dapat dengan mudah dicari:

Manajemen Keuangan 52
PVAn = Rn (PVIF(i,n))
Rn = PVAn/(PVIF(i,n))
= Rp. 22.000.000/(4,111)
= Rp. 5.351.496
∑ =16 (1 +12%)

Rn = Rp. 22.000.000/ 1

b. Rp. 22.000.000/(4,111)
c. Rp. 5.351.496

Tabel 6.5

Contoh Tabel Nilai Sekarang Faktor Bunga Anuitas Rp. 1,00 pada i% selama n periode
(PVIFA(i,n))

Tahun 1% 3% 5% 8% 10% 12% 15%


1 0,990 0,971 0,952 0,926 0,909 0,893 0,870
2 1,970 1,913 1,859 1,783 1,736 1,690 1,626
3 2,971 2,829 2,723 2,577 2,487 2,402 2,283
4 3,902 3,717 3,546 3,312 3,170 3,037 2,855
5 4,853 4,580 4,329 3,993 3,791 3,605 3,352
6 5,795 5,417 5,076 4,623 4,355 4,111 3,784
7 6,728 6,230 5,786 5,206 4,868 4,564 4,160
8 7,652 7,020 6,463 5,747 5,335 4,698 4,487
9 8,566 7,786 7,108 6,247 5,759 5,328 4,772
10 9,471 8,530 7,722 6,710 6,145 5,650 5,019

Dengan demikian pembayaran angsuran setiap tahun adalah sebesar Rp. 5.351.496,00.
Pembayaran tahunan tersebut meliputi pembayaran sebagian pokok pinjaman dan bunga atas
saldo pokok pinjaman pada tahun tersebut. Adapun skedul pembayaran pinjaman dengan
tingkat bunga 12% per tahun tampak pada tabel berikut ini:

Manajemen Keuangan 53
Tabel 6.6

Skedul Pembayaran Pinjaman (Dalam Rupiah)

Tahun Saldo Akhir Angsuran Bunga Pembayaran


Pinjaman Tahunan (12%)(2) Pokok Pinjaman
(1) (2) (3) (4) (3)-(4)
1 22.000.000 5.351.496 2.640.000 2.711.496
2 19.288.504 5.351.496 2.314.620 3.036.876
3 16.251.628 5.351.496 1.950.195 3.401.301
4 12.850.327 5.351.496 1.542.039 3.809.457
5 9.040.870 5.351.496 1.084.905 4.266.591
6 4.774.279 5.351.496 572.914 4.778.582
Pembayaran 32.108.976 10.104.673 22.004.303
*) Terdapat selisih pembayaran angsuran pada akhir tahun keenam mengakibatkan terjadi selisih pembayaran pinjaman sebesar Rp.
4.303,00; hal ini disebabkan karena pengaruh pembulatan faktor bunga.

Dari tabel 6.6 tampak bahwa setiap proporsi pembayaran pokok pinjaman semakin besar
sedangkan proporsi pembayaran bunga semakin kecil karena pokok pinjaman semakin kecil.
Contoh semacam ini lazim dalam praktik perbankan seperti halnya pembelian rumah melalui
Bank Tabungan Negara dan perusahaan perumahan. Pemberian pinjaman investasi oleh bank
yang harus dikembalikan secara periodik dengan angsuran yang sama.

Sekali lagi dapat disimpulkan bahwa ide dasar dari konsep nilai waktu uang adalah bahwa
uang yang akan diterima di masa datang memiliki nilai yang lebih rendah dibanding dengan
penerimaan yang sama saat ini. Konsep ini menjadi sangat penting dalam pengambilan
keputusan keuangan karena adanya perbedaan dimensi waktu aliran kas. Perusahaan
melakukan investasi saat ini dengan harapan untuk memperoleh aliran kas di masa
mendatang. Perbedaan nilai terjadi karena perbedaan waktu penerimaan.

C. Hubungan Nilai Waktu dari Uang dan Kebijaksanaan Investasi

Kebijaksanaan investasi akan terkait masa yang akan datang, tetapi dalam penilaian
menguntungkan tidaknya akan dilaksanakan pada saat sekarang. Dengan demikian terutama
penerimaan bersih dari pelaksanaan investasi yang akan diterima pada waktu yang akan

Manajemen Keuangan 54
datang harus dinilai sekarang, apakah penerimaan sekali atau berangsur-angsur dengan
menggunakan perhitungan-perhitungan di atas tadi

Penerimaan pada waktu yang akan datang pada dasarnya adalah net cash flow dari
pelaksanaan investasi yang akan terdiri dari:

a. Biaya proyek/investasi awal (initial outlays).


b. Cash flow dan cash outflow selama proyek investasi berjalan.
c. Nilai residu dari proyek investasi yang bersangkutan.
d. Cash flow dan cash out flow lain-lain di luar proses pelaksanaan proyek investasi
tersebut.

Latihan Soal :

1. Seorang ibu rumah tangga menyisihkan sebagian uangnya untuk kemudian diinvestasikan
pada sebuah perusahaan selama 5 tahun dengan jumlah uang yang dimilikinya sebesar
Rp.68.000.000,00 dengan tingkat suku bunga yang disepakati 7%. Maka hitunglah future
value nya.
2. Irwansyah bingung harus memilih diantara dua pilihan pekerjaan. Pilihan pertama dengan
gaji Rp. 2.000.000 diterima saat ini atau Rp. 5.500.000 diterima pada akhir tahun kelima.
Jika bunga bank yang berlaku sebesar 2%, pekerjaan mana yang lebih baik untuk diambil
oleh Irwansyah
3. Diketahui bahwa dimana penerimaan pertahunnya adalah sebesar Rp.25.000.000 selama 2
tahun, yang mana tingkat suku bunga ditahun pertama adalah 8% dan tahun kedua sebesar
9% Maka hitunglah secara present value

Manajemen Keuangan 55
BAB 7: INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

A. Pengertian Investasi dalam Aktiva Tetap

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal


atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Aktiva tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa investasi aktiva tetap adalah suatu proses yang
lebih mengarah pada sebuah penganggaran modal. Sedangkan penganggaran modal
merupakan keseluruhan proses dalam menganalisa proyek-proyek tersebut yang nantinya akan
di masukan ke dalam anggaran modal (capital budget). Perusahaan harus benar-benar
memikirkan secara matang dalam mengambil suatu keputusan untuk menerima atau menolak
suatu proyek yang akan berdampak pada kelangsungan perusahaan. Suatu proyek harus dinilai
apakah akan memberikan pengaruh yang baik terhadap arus kas perusahaan. Keputusan untuk
menerima atau menolak suatu proposal investasi proyek harus mengacu pada penganggaran
modal.

B. Perputaran Dana yang Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap


Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap seperti halnya dana yang diinvestasikan dalam
aktiva lancar juga mengalami proses perputaran. Secara konsepsionil sebenarnya tidak ada
perbedaannya antara investasi dalam aktiva tetap dengan investasi dalam aktiva lancar.
Perusahaan mengadakan investasi dalam inventory, piutang dan lain-lain adalah dengan

Manajemen Keuangan 56
harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan
dalam aktiva tersebut.

Demikian pula halnya apabila perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap, adalah
dengan harapan yang sama dengan investasi dalam aktiva lancar, yaitu bahwa perusahaan
akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut. Tetapi
perputaran dana yang tertanam pada kedua aktiva itu adalah berbeda, yaitu investasi dalam
aktiva lancar itu diharapkan akan dapat diterima kembali dalam waktu dekat dan secara
sekaligus, yaitu dalam waktu satu hari, satu minggu atau paling lama satu tahun. Sebaliknya
investasi dalam mesin, bangunan, kendaraan, dan lain-lain, dana yang tertanam di dalamnya
akan diterima kembali seluruhnya oleh perusahaan dalam waktu beberapa tahun, dan
kembalinya secara berangsur-angsur melaui depresiasi.

Dengan demikian perbedaan antara investasi dalam aktiva tetap dan aktiva lancar terletak
dalam soal “waktu” dan “cara perputaran” dana yang tertanam di dalamnya. Perputaran dana
dalam aktiva lancar adalah sebagai berikut:

Kas Aktiva Lancar Kas

Sedangkan perputaran dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap dapat digambarkan sebagai
berikut:

depresiasi
depresiasi
Aktiva Tetap depresiasi Kas
depresiasi
depresiasi

Jumlah dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya selama periode
investasi atau selama umur penggunaan aktiva tetap tersebut. Jumlah dana yang terikat dalam
aktiva tetap akan berangsur-angsur berkurang sesuai dengan metode depresiasi yang
digunakan. Apabila digunakan “straight line method” atau dengan persentase tetap dari harga
beli, perjalanan, dan dana yang tertanam dalam aktiva tetap secara individual akan dapat
digambarkan sebagai berikut:

Manajemen Keuangan 57
Perputaran dana yang tertanam dalam aktiva tetap secara individual

10

(dalam Rp 10.000,00) 8
Dana yang tertanam

0 2 4 6 8 10
Tahun Penggunaan

Grafik tersebut menggambarkan perjalanan atau perputaran dana yang diinvestasikan dalam
aktiva tetap dengan harga pembelian Rp 100.000,00 dengan umur penggunaan selama 10
tahun tanpa nilai residu (salvage value). Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap, setiap tahunnya berkurang secara konstan dengan jumlah Rp
10.000,00 sebagai depresiasi. Pada permulaan tahun ke-1 (saat pembeliaan) dana tertanam Rp
100.000,00 pada akhir tahun pertama tersisa Rp 90.000,00 akhir tahun kedua tinggal Rp
80.000 demikian seterusnya. Sehingga pada akhir tahun kesepuluh jumlah dana keseluruhan
yang ditanamkan dalam aktiva tetap sebesar Rp 100.000 telah bebas semuanya. Oleh karena
dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap selama waktu penggunaannya tidak tetap sama,
yaitu mulai dari Rp 100.000 pada saat pembeliaan sampai Rp 0,00 pada akhir tahun
kesepuluh. Maka dapat dikatakan bahwa dana rata-rata yang ditanamkan dalam aktiva tetap
tersebut selama 10 tahun apabila menggunakan metode depresiasi “straight line” adalah Rp
50.000 yaitu:

Rp 100.000 + Rp 0,00
= Rp 50.000 atau
2

Manajemen Keuangan 58
= (Rp.100.000 + Rp.90.000 + Rp.80.000 + Rp.70.000 + Rp.60.000 + Rp.50.000 + Rp.40.000
+ Rp.30.000 + Rp.20.000 + Rp.10.000 + Rp. 0 ) / 11 = (Rp.550.000)/11 = Rp. 50.000,-

C. Usul-usul Investasi dan Pemilihan Alternatif

Ada berbagai cara dalam menggolongkan usul-usul investasi. Salah satu penggolongan usul-
usul investasi didasarkan menurut kategori di bawah ini:

1. Investasi penggantian
Pada umumnya keputusan mengenai investasi penggantian adalah yang paling sederhana,
yaitu misalnya suatu aktiva yang sudah aus (wear-out) atau usang (obsolete) yang harus
diganti dengan aktiva baru, kalau produksi akan tetap dilanjutkan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa sebagian besar dari keputusan mengenai investasi penggantian dapat
diperhitungkan dengan lebih mudah.
2. Investasi penambahan kapasitas
Termasuk dalam golongan investasi penambahan kapasitas misalnya usul penambahan
jumlah mesin atau pembukaan pabrik baru. Investasi penambahan kapasitas sering juga
bersifat investasi penggantian, misalnya mesin yang sudah tua yang tidak efisien diganti
dengan mesin baru yang lebih besar kapasitasnya dan lebih efisien. Dengan sendirinya
tingkat kepastiannya pada investasi penambahan kapasitas lebih besar daripada investasi
penggantian.
3. Investasi penambahan jenis produk baru
Golongan investasi yang ketiga ialah investasi untuk menghasilkan produk baru di samping
tetap menghasilkan produk yang telah diproduksi pada waktu ini. Karena itu menyangkut
produk baru maka investasi ini juga mempunyai tingkat ketidakpastian yang besar.
4. Investasi lain-lain
Termasuk golongan investasi lain-lain ialah usul-usul investasi yang tidak termasuk dalam
ketiga golongan tersebut, misalnya investasi untuk pemasangan alat pemanas (heater), alat
pendingin (ac), pemasangan sistem musik dimaksudkan untuk dapat meningkatkan moral
para karyawan.

Manajemen Keuangan 59
D. Capital Budgeting

Dalam hal investasi aktiva tetap sering di hubungkan dengan capital budgeting (CB), dimana
pengertian capital budgeting sendiri ialah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan
keputusan mengenai pengeluaran dana di mana jangka waktu kembalinya dana tersebut
melebihi waktu satu tahun disebut sebagai “Capital Budgeting”. Batas jangka waktu satu
tahun tersebut tidaklah mutlak. Termasuk dalam pengeluaran dana ini ialah pengeluaran dana
untuk pembelian aktiva tetap (plant investment), yaitu tanah, bangunan, mesin, dan peralatan
lainnya. Demikian pula pengeluaran dana untuk proyek advertansi jangka panjang, penelitian,
dan pengembangan termasuk juga dalam golongan capital budgeting expemditures.

1. Arti Capital Budgeting bagi Perusahaan


Capital budgeting mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena:
a. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang. Berarti
perusahaan harus menunggu selama waktu yang panjang atau lama sampai keseluruhan
dana yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan, yang akan berpengaruh
bagi penyediaan dana untuk keperluan lain.
b. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang
akan datang. Kesalahan dalam mengadakan “forecasting” akan dapat mengakibatkan
adanya “over” atau “under-invesment” dalam aktiva tetap. Apabila investasi dalam
aktiva tetap terlalu besar melebihi dari pada yang diperlukan, maka akan memberikan
beban tetap yang besar bagi perusahaan. Sebaliknya jika jumlah investasi dalam aktiva
tetap terlalu kecil, maka dapat mengakibatkan kekurangan peralatan, yang dapat
mengakibatkan perusahaan bekerja dengan harga pokok yang tinggi sehingga
mengurangi daya bersaingnya atau kemungkinan lain ialah kehilangan sebagian dari
pasar bagi produknya.
c. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar. Jumlah
dana yang besar tersebut kemungkinan tidak bisa diperoleh dalam jangka waktu yang
pendek atau mungkin tidak dapat diperoleh sekaligus. Oleh karena itu, terlebih dahulu
harus dibuar perencanaan yang teliti.

Manajemen Keuangan 60
d. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan
mempunyai akibat yang panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan di
bidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian.
2. Menganalisis dalam Capital Budgeting
Menganalisis atau menilai dalam Capital Budgeting hampir sama dengan penilaian
securitas (saham atau obligasi). Prosedur penilaian menggunakan tahap-tahap sebagai
berikut :
a. Penentuan biaya proyek
b. Menaksir cash-flow proyek (operating maupun terminal cash-flows)
c. Menilai kelayakan investasi dengan metode berbagai metode penilaian seperti :
payback periode, Accounting rate of return, Nett present value, internal rate of return
dan profitability index.
d. Membandingkan hasil penilaian dengan kriteria penilaian sesuai masing-masing
metode.
e. Memberi rekomendasi atau keputusan kelayakan proyek diterima atau ditolak.

E. Cash Flow Proyek

Cash-flow adalah aliran dana yang berkait investasi suatu proyek. Suatu proyek biasanya tidak
hanya memerlukan aktiva tetap tapi juga membutuhkan modal kerja. Cash-flow suatu proyek
akan terdiri dari :

1. Cash out flows


Sering disebut juga sebagai initial investment yaitu total jumlah dana yang dikeluarkan
untuk membiayai proyek baik untuk pengadaan aktiva tetap maupun modal kerja.
2. Operating Cash flows
Sering disebut juga dengan proceeds yaitu kas masuk bersih yang terdiri dari depresiasi dan
laba bersih.
3. Terminal Cash flows
Yaitu kas masuk bersih sebagai akibat berakhirnya proyek, misalnya nilai residu aktiva
tetap, pencairan modal kerja.

Manajemen Keuangan 61
F. Metode Penilaian Investasi

Untuk melakukan penilaian atas suatu proyek investasi ada beberapa metode yang dapat
digunakan :

1. Metode Payback Periode dan Discounted Payback Periode


Adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows) atau panjangnya waktu
yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali
seluruhnya.

Rumus :
a. Jika proceeds setiap tahun sama

Jumlah Investasi
Payback Period =
Proceeds Tahunan

Contoh Soal 1.1


Diketahui jumlah investasi Rp. 6.000.000,- , jumlah proceeds tahunan Rp. 2.000.000,- berapa
besarnya payback period?
Jawab:
PP = 6.000.000 / 2.000.000
= 6 tahun

Rumus :

b. Jika proceeds setiap tahun tidak sama


b-c
Payback Period = t +
d-c

Manajemen Keuangan 62
Dimana :
t = tahun terakhir dimana jumlah cash inflow belum menutup
jumlah investasi
b = jumlah investasi
c = kumulatif cash inflow pada tahun ke t
d = jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t + 1

Contoh Soal 1.2.


Jumlah investasi Rp. 7.200.000,- yang diperkirakan mempunyai proceeds (cash inflow)
selama umurnya adalah sbb:
Tahun 1 Rp. 4.500.000,-
Tahun 2 Rp. 2.200.000,-
Tahun 3 Rp. 2.000.000,-
Berapa besarnya payback period ?

Jawab:
Jumlah investasi................................................Rp.7.200.000,-
Proceeds tahun 1...............................................Rp.4.500.000,-

Belum tertutup...................................................Rp.2.700.000,-
Proceeds tahun 2...............................................Rp.2.200.000,-

Belum tertutup....................................................Rp. 500.000,-

Proceeds tahun 3...............................................Rp.2.000.000,-

Surplus...............................................................Rp.1.500.000,-

Manajemen Keuangan 63
Maka :
t=2
b= Rp.7.200.000,-
c= Rp.6.700.000,-
d= Rp.8.700.000,-
Sehingga :
PP = 2+{ (7.200.000 + 6.700.000) / (8.700.000 – 6.700.000)}
PP = 2 +( 500.000/2.000.000)
PP = 2 + 0,25
PP = 2 tahun 3 bulan

Contoh Soal 1.3.

Total investasi pendirian cold storage sebesar Rp 1.000.000,- umur investasi 4 tahun dan laba
bersih per tahun berturut-turut Rp 250.000,-, Rp 150.000, Rp 50.000, Rp (150.000). apakah
investasi tersebut menguntungkan bila metode depresiasi dengan garis lurus?

Penyelesaian:

c. Metode payback periode

Perkiraan arus kas investasi

Tahun EAT Depresiasi Perkiraan Arus Kas Arus Kas

0 - - (1.000.000) (1.000.000)

1 250.000 250.000 500.000 (500.000)

2 150.000 250.000 400.000 (100.000)

3 50.000 250.000 300.000 200.000

4 (150.000) 250.000 100.000 300.000

Manajemen Keuangan 64
Sampai tahun ke 2 arus kan menunjukan investasi masih sisa Rp100.000 dan dapat ditutup
oleh sebagian proceed tahun ke-3.

Payback periode = 2 + 100.000/300.000x12 bulan = 4 bulan.


Kesimpulan: investasi menguntungkan karena akan dapat kembali lebih cepat (2 tahun 4
bulan) dari jangka waktu ekonomisnya (4 tahun).

d. Metode discounted payback periode


Metode ini memasukan time value of money yang merupakan kritik atas kelemahan metode
payback periode. Arus kas di-present value-kan dengan tingkat bunga tertentu dan
kemudian dihitung periode pengembalian investasi.

Perkiraan Arus PV Arus Kas Arus Kas


Tahun DF 10 %
Kas Disconto 10% Kumulatif

0 (1.000.000) 1 (1.000.000) (1.000.000)


1 500.000 0,909 454.500 (545.500)
2 400.000 0,826 330.400 (215.100)
3 300.000 0,751 225.300 10.200
4 100.000 0,683 68.300 78.500

Discounted PP = 2 + 215100/225.300 x 12 bulan

= 2,95 tahun (2 tahun + 11,4 bulan).

Kelebihan Payback Period : Sederhana dan mudah dalam perhitungannya.

Kelemahan Payback Period :

a. Mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh sesudah


payback period tercapai, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat
provitabilitas, tetapi hanya sebagai alat rapidity atau kecepatan kembalinya dana
b. Metode payback period mengabaikan time value of money

Manajemen Keuangan 65
2. Metode Net Present Value (NPV)

Dengan adanya kelemahan dari metode Payback period maka dicarilah metode lain yang
memperhatikan proceeds baik sebelum maupun sesudah sesudah tecapainya payback period
maupun time value of money. Salah satu metode tersebut adalah net present value (NPV).
NPV adalah salah satu dari teknik capital budgeting yang memperhitungkan nilai waktu uang.

Rumus : NPV = Persent Value (PV) dari proceeds – Persent Value (PV) dari outlays

CFt
atau NPV = ∑nt=0 .
(1 + k)

Dimana : CFt = (cash flow atau arus kas pada tahun t),

k = (biaya modal proyek),


t = (periode waktu),
n = (usia proyek).

Usulan investasi akan diterima jika jumlah PV dari keseluruhan proceeds yang diharapkan
lebih besar daripada PV dari investasinya . Jika usul investasi lebih dari satu maka yang
dipilih adalah yang mempunyai NPV terbesar.

Atau :

Net Present Value (NPV) positif – diterima

Jika Present Value (PV) arus kas lebih tinggi dari Present Value (PV) investasi awal

Net Present Value (NPV) negatif – ditolak

Jika Present Value (PV) arus kas lebih kecil dari Present Value (PV) investasi awal

Contoh Soal 2.1. Kasus arus kas yang sama

Sutau perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp.4.000.000,- tanpa


nilai sisa dan arus kas pertahun sebesar Rp. 1.200.000,- selama 5 tahun dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan 20 %.

Manajemen Keuangan 66
Jawab:

Nilai NPV=
PV dari proceeds = 1.200.000X2,9906* = Rp.3.588.720,-
PV dari outlays.........................................(Rp. 4.000.000,-)
NPV....................................................... – Rp. 411.280,-
* Discount Factor (DF) yang terdapat pada tabel bunga dengan tingkat bunga 20% pada
deretan tahun ke-5
Usulan proyek ini lebih baik ditolak, karena NPV nya bernilai negatif.

Contoh Soal 2.2. Kasus arus kas berbeda

Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 700 juta,
dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 15 %, perkiraan arus kas pertahun sebagai
berikut:

Tahun Arus Kas

1 Rp. 300 juta

2 Rp. 250 juta

3 Rp. 200 juta

4 Rp. 150 juta

5 Rp. 100 juta

Manajemen Keuangan 67
Jawab:

Tahun Arus Kas Tingkat Bunga (DF 15%) Nilai Sekarang (PV)

(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)

1 300,000,000 0.8696 260,880,000

2 250,000,000 0.7561 189,025,000

3 200,000,000 0.6575 131,500,000

4 150,000,000 0.5718 85,770,000

5 100,000,000 0.4972 49,720,000

Total nilai sekarang (PV) 716,895,000

Investasi awal (OI) 700,000,000

Nilai sekarang bersih (NPV) 16,895,000

Nilai NPV positif sebesar Rp. 16.895.000, maka usulan proyek investasi ini layak diterima

Contoh Soal 2.3.

Berdasarkan data proyek pada contoh soal 1.3. (point d) maka arus kas dengan biaya modal
proyek 10% sebagai berikut:

Manajemen Keuangan 68
Tahun Perkiraan Arus Kas DF 10 % Present Value Cash Flow

0 (1.000.000) 1 (1.000.000)

1 500.000 0,909 454.500

2 400.000 0,826 330.400

3 300.000 0,751 225.300

4 100.000 0,683 68.300

Net Present Value 78.500

Jawab :

NPV = -1.000.000 + 500.000 + 400.000 + 300.000 + 100.000

(1+0,1)0 (1+0,1)1 (1+0,1)2 (1+0,1)3 (1+0,1)4

NPV = -1.000.000+ 454.500 + 330.400 + 225.300 + 68.300

= 78.500

Kesimpulan: karena NPV positif, proyek feasible (menguntungkan).

Bila proyek memiliki proceed tiap tahun sama maka dalam mencari PV proceed dapat
dilakukan dengan lebih sederhana yaitu dengan mengalikan proceed 1 tahun dengan jumlah
discount factor selama usia ekonomisnya.

Contoh Soal 2.4.

Suatu proyek mempunyai usia ekonomis tiga tahun dan memberikan kas masuk bersih setiap
tahun yang sama besarnya. Investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp.300 juta. IRR proyek
tersebut sekitar 21 %. Apabila r = 18 %. Berapa NPV proyek tersebut?

Manajemen Keuangan 69
Jawab :

Persoalan bisa dirumuskan sebagai berikut.

300 = X + X + X
(1 + 0,22) (1 + 0,22)2 (1 + 0,22)3

2,042 X = 300
X= 146,91

Dengan demikian NPV proyek tersebut adalah,

NPV = - 300 + 146,91 + 146,91 + 146,91 = - 300 + 319,4

(1+0,18) (1+0,18)2 (1+0,18)3

3. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang
diharapkan akan diterima = jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal. Dengan kata lain
mencari tingkat disconto atau bunga yang dapat menghasilkan NPV = 0 (PV Cash out Flow =
PV Cash in Flow).

CFt
IRR = ∑nt=0 . =0
(1 + r) t

Keterangan:
r = IRR yaitu tingkat disconto yang menghasilkan NPV = 0

IRR dapat ditentukan dengan cara trial and error ( Coba-coba).

Langkah-langkah dalam menghitung IRR sebagai berikut:

1. Hitung PV arus kas yang dihasilkan usulan proyek investasi dengan menggunakan tingkat
suku bunga yang dipilih sembarangan

Manajemen Keuangan 70
2. Bandingkan hasil perhitungan poin 1 diatas dengan jumlah investasinya
• Jika hasilnya negatif, coba dengan suku bunga yang lebih rendah
• Jika hasilnya positif, coba dengan suku bunga lebih tinggi

3. Lanjutkan poin langkah 2 diatas sampai PV – nya mendekati Investasi awal (selisih PV
dengan investasi awal = - 1 dan + 1)

4. Menghitung tingkat diskonto dari usulan proyek investasi tersebut dengan teknik interpolasi

Contoh Soal 3.1. Kasus arus kas setiap tahunnya jumlahnya sama

Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 80 juta,


menghasilkan arus kas setiap tahun Rp. 24 juta, selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian
yang disyaratkan 12 %, maka berapa besarnya IRR?

Jawab :

• Dicoba faktor diskonto 15 %

NPV = (arus kas x Faktor diskonto) – Investasi Awal

NPV = (Rp. 24 juta x 3,3522 ) - Rp. 80 juta

NPV = Rp. 80.452.800 – Rp 80 juta

NPV = Rp 452.800

• Dicoba faktor diskonto 16 %

NPV = (arus kas x Faktor diskonto) – Investasi awal

NPV = (Rp. 24 juta x 3,2743 ) - Rp. 80 juta

NPV = Rp. 78.583.200 – Rp 80 juta

NPV = Rp – 1.416.800

Manajemen Keuangan 71
Perhitungan Interpolasi :

Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan Investasi Awal

15% 80,452,800 80,452,800

16% 78,583,200 80,000,000

1% 1,869,600 452,800

IRR = 15 % + ( Rp 452.800 / Rp. 1.869.600) x 1 %

IRR = 15 % + 0,24 %

IRR = 15,24 %

Maka usulan proyek ini di terima

Contoh Soal 3.2. Kasus arus kas berbeda


Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp.
112.500.000, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 15 %, perkiraan arus kas
pertahun

Tahun Arus Kas


1 Rp. 45.000.000
2 Rp. 37.500.000
3 Rp. 30.000.000
4 Rp. 22.500.000
5 Rp. 15.000.000

Dicoba dengan tingkat suku bunga 13 % dan 12 %, bagaimana nilai PV terhadap investasi
awal.

Manajemen Keuangan 72
Tingkat Bunga Nilai sekarang Tingkat Bunga Nilai Sekarang
Tahun Arus Kas
(13%) (PV) (12%) (PV)

(1) (2) (3) (4) = (2) x (3) (5) (6) = (2) x (5)

1 45,000 0.885 39,825 0.8929 40,181


2 37,500 0.7831 29,366 0.7972 29,895
3 30,000 0.6931 20,793 0.7118 21,354
4 22,500 0.6133 13,799 0.6355 14,299
5 15,000 0.5428 8,142 0.5674 8,511
Total nilai sekarang (PV) 111,926 114,239
Investasi awal 112,500 112,500
Nilai sekarang bersih (NPV) -575 1,739
Perhitungan Interpolasi:

 Basis 12%

Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan Investasi awal

12% 114,239 114,239


13% 111,926 112,500
1% 2,313 1,739

IRR = 12 % + ( Rp 1,739 / Rp. 2,313) x 1 %

IRR = 12 % + 0,75 %

IRR = 12,75 %

Manajemen Keuangan 73
 Basis 13%

Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan Investasi awal

12% 114,239 111,926


13% 111,926 112,500
1% 2,313 -574

IRR = 13% + ( -Rp.574/ Rp. 2,313) x 1 %

IRR = 13% - 0,248%

IRR = 12,75 %

Mencari Nilai IRR

• Basis 12 %

IRR = 12 + (Rp. 1.740.000 / Rp. 2.315.000) x 1 %

IRR = 12 % + 0,75 %

IRR = 12,75 %

• Basis 13 %

IRR = 13 % + (RP -575.000 / Rp. 2.315.000 ) x 1 %

IRR = 13 % + ( - 0,248 %)

IRR = 12,75 %

Nilai IRR lebih kecil dari 15 %, maka usulan proyek investasi ini di tolak

Manajemen Keuangan 74
Contoh Soal 3.3.

Berdasarkan data proyek pada contoh soal 1.3. (point d) IRR dapat dihitung sebagai berikut:

0 = -1.000.000 + 500.000 + 400.000 + 300.000 + 100.000

(1+r)0 (1+r)1 (1+r)2 (1+r)3 (1 + r)4

r dicari dengan produser sebagai berikut:


 Cari DF sehingga menghasilkan NPV positif
 Cari DF sehingga menghasilkan NPV negative

Lakukan interpolasi antara dua DF (i) dan dua NPV di atas

Atau dengan rumus IRR = r1- C1 r2 – r1

C2-C1

Keterangan:
C1 = nilai NPV positif
C2 = nilai NPV negative
r1 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
r2 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif

IRR = 14% - 8,083 15% - 14% = 14% + 0,49%

-8,330 – 8,083

IRR = 14,49% bila biaya dana > 14,49 proyek tidak menguntungkan tetapi bila biaya
dana < 14,49 proyek menguntungkan.

4. Metode Accounting Rate of Return (ARR)

ARR disebut Average Rate of Return menunjukan presentase keuntungan netto sesudah pajak
dihitung dari average investment atau initial investment. Metode ini mencari kemampuan
investasi dalam menghasilkan rata-rata laba akuntansi. Jika tiga metode sebelumnya

Manajemen Keuangan 75
mendasarkan diri pada proceeds atau outlays maka metode ARR mendasarkan diri pada
keuntungan yang dilaporkan pada laporan rugi laba.

Rumus:

1. Accounting Rate of Return atas Initial Investment

= (EAT / Initial Invesment) X 100%

2. Accounting Rate of Return atas Dasar Investasi Rata-rata


= (EAT / Investasi Rata-rata) X 100%

Investasi Rata-rata = Jumlah Investasi/2

Keputusan:

1. Jika kita memilih salah satu dari beberapa usul investasi, maka yang dipilih adalah
investasi yang dapat menghasilkan accounting rate of return yang paling besar.
2. Jika ARR lebih besar daripada minimum accounting rate of return maka usulan investasi
dapat diterima

Contoh Soal 4.1.

Diketahui jumlah investasi Rp. 45.000.000,- keuntungan sesudah pajak Rp. 7.500.000,- berapa
besarnya ARR atas dasar initial investment dan ARR atas dasar investasi rata-rata?

Jawab :
a. ARR atas dasar initial investment
= (7.500.000/45.000.000) X 100%
= 16,67%
b. ARR atas dasar investasi rata-rata
= {7.500.000/(45.000.000/2)} X 100%
= (7.500.000/22.500.000) X 100%
= 33,34%

Manajemen Keuangan 76
Contoh Soal 4.2.

Berdasarkan data proyek pada contoh soal 1.3. (point c) ARR dapat dihitung sebagai berikut:

Rata-rata laba bersih = (250.000 + 150.000 + 50.000 – 150.000)

4
= 75.000

Rata-rata investasi = nilai investasi awal + nilai akhir investasi

= 1.000.000 + 0 = 500.000

ARR = 75.000/500.000 x 100% = 15%

Kelebihan metode ARR : sederhana dan mudah dimengerti.

Kelemahan :
a. Tidak memperhatikan time value of money
b. Menitikberatkan pada masalah akunting dan kurang memperhatikan data cash flows dari
investasi yang bersangkutan
c. Merupakan pendekatan jangka pendek
d. Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi

5. Metode ProfitabilIty index (PI)

Sering disebut sebagai cost benefit analysis method (metode analisi biaya dan manfaat).
Metode ini merupakan modifikasi metode NPV yaitu dengan mencari rasio antara present
value proceeds dengan present value investasi bila hasil PI > 1 maka investasi menguntungkan
tetapi bila hasil PI < 1 maka investasi tidak menguntungkan.

Manajemen Keuangan 77
PI = PV cash in flow = 1.078.500 = 1,078

PV cash out flow 1.000.000

Karena PI proyek 1,078 atau > 1 maka berarti proyek diterima tidak menguntungkan.

Latihan Soal :
Sebuah proyek membutuhkan investasi sebesar Rp 50.000.000 denga umur penggunakkan 10
tahun tanpa nilai sisa, keuntungan netto setelah pajak dari poyek tersebut adalah :

Tahun Laba Setelah Pajak


(EAT)
1 15.000.000
2 14.000.000
3 13.000.000
4 12.000.000
5 11.000.000
6 10.000.000
7 9.000.000
8 8.000.000
9 7.000.000
10 6.000.000
Tingkat bunga yang berlaku adalah 10%.

Cari dan Tentukan :


1. ARR atas dasar Initial Investment
2. Payback Period
3. NPV
4. IRR
5. PI
6. Berikan kesimpulan masing-masing hasil analisa yang didapat.

Manajemen Keuangan 78
BAB 8: ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL

A. Arti Penting Analisa Sumber-Sumber dan Penggunaan Dana


Analisa sumber-sumber dan penggunaan dana (analisa aliran dana) merupakan alat analisa
finansial yang sangat penting bagi manager keuangan. Tujuan dari analisa sumber aliran dana
tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana
tersebut dibelanjai. Dengan kata lain dengan analisa aliran dana itu akan dapat diketahui dari
mana datangnya dana dan untuk apa dana itu digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan
dari mana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan disebut laporan sumber-sumber dan
penggunaan dana.

Laporan sumber-sumber dan penggunaan dana merupakan suatu laporan yang


menggambarkan dari mana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan. Laporan sumber-
sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting artinya bagi Bank dalam
menilai permintaan kredit. Dengan mengadakan analisa terhadap laporan tersebut dapat
diketahui bagaimana perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya. Jenis laporan
keuangan selain neraca, laporan laba rugi, dan laba yang ditahan adalah laporan sumber dan
penggunaan dana.

Laporan keuangan yang di hasilkan oleh perusahaan dari tahun ke tahun bisa di manfaatkan
untuk mengetahui aliran dana yakni dari mana suatu dana di peroleh dan untuk apa dana
tersebut di gunakan.Apabila kita membandingkan laporan keuangan dari dua tahun yang
berurutan,maka kita akan bisa mendeteksi aliran dana tersebut.Analisis terhadap aliran dana
tersebut sering di sebut sebagai analisis sumber dan pengunaan dana adalah untuk mengetahui
bagaimana dana di gunakan dan bagaimana dana tersebut dibelanjai. Hasil dari analisis
sumber dan penggunaan dana di sebut sebagai laporan sumber dan pengunaan dana.

Manajemen Keuangan 79
B. Dana Dalam Artian Kas

Pengertian dana kas yaitu menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan kas
selama periode yang bersangkutan. Penggunaan kas disusun untuk menunjukan dari mana
sumber-sumber kas dan penggunaannya. Laporan perubahan kas dapat digunakan untuk
menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada dan
sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau di masa yang akan datang.

Dana yang akan di analisis nantinya bisa dalam pengertian kas, artinya setiap ada perubahan
elemen yang ada pada laporan keuangan akan menambah atau mengurangi kas. Oleh karena
itu laporan nya di sebut sebagai laporan sumber dan penggunaan kas.Laporan sumber dan
penggunaan kas ini di susun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber
sumber kas dan pengunaan pengunaannya

Pada aktiva perusahaan, kas merupakan aktiva paling liquid dan mempunyai peranan yang
paling penting dalam kegiatan perusahaan. Kas terlibat dalam hampir semua kegiatan
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung serta merupakan dasar pengukuran
dan pencatatan semua transaksi. Dalam penyajiannya di Neraca, maka kas biasanya
dicantumkan pada urutan pertama dari perkiraan yang merupakan aktiva lancar karena kas
dapat digunakan tanpa memerlukan waktu lama.

Dalam menyusun sumber-sumber dan penggunaan dana di mana dana adalah dalam artian kas,
langkah-langkah adalah sebagai berikut :

1. Menyusun Laporan perubahan Neraca yang menggambarkan perubahan masing-masing


elemen neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisa (bulanan atau tahunan) dan
memisahkan elemen yang memperbesar kas dan elemen yang memperkecil kas.
2. Mengelompokkan elemen-elemen dalam Laporan Rugi dan Laba atau laporan Laba
ditahan ke dalam golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil
jumlah kas.
3. Menyusun laporan sumber dan penggunaan kas, dengan mengadakan konsolidasi dari
semua informasi tersebut ke dalam Laporan sumber-sumber dan penggunaan dana.

Manajemen Keuangan 80
Dari laporan perubahan neraca dan laporan rugi laba elemen-elemen yang memperbesar kas
disebut sumber-sumber dana adalah :
1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas
a. Berkurangnya barang (inventory) terjadi karena terjualnya barang tersebut dan hasil
penjualan itu merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan.
b. Berkurangnya piutang berarti piutang telah dibayar dan penerimaan piutang
merupakan penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan.
c. Berkurangnya surat-surat berharga (efek) berarti efek itu terjual dan hasil penjualan
tersebut merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan
2. Berkurangnya aktiva tetap
a. Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti sebagian aktiva tetap harus dijual dan hasil
penjualannya merupakan sumber dana
b. Berkurangnya aktiva tetap neto berarti adanya depresiasi dalam tahun yang
bersangkutan
3. Bertambahnya setiap jenis utang

Bertambahnya utang (utang lancar, utang jangka panjang) berarti terjadi penambahan
dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan

4. Bertambahnya modal

Bertambahnya modal disebabkan adanya emisi saham baru dan hasil penjualan saham
baru tersebut merupakan sumber dana

5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan neto dari operasinya berarti bahwa ada
tambahan dan bagi perusahaan yang bersangkutan.

Sedangkan elemen-elemen dari laporan perubahan neraca dan laporan rugi laba yang
memperkecil kas adalah :

1. Bertambahnya aktiva lancar selain kas

Manajemen Keuangan 81
Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang dan pembelian
barang membutuhkan dana. Dengan demikian, penambahan aktiva lancar merupakan
penggunaan dana.

2. Bertambahnya aktiva tetap


Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap
dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana

3. Berkurangnya utang
Berkurangnya utang, baik utang lancar maupun utang jangka panjang dapat terjadi
karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur utangnya. Pembayaran kembali
utang berarti penggunaan dana

4. Berkurangnya modal
Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau
mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan. Berkurangnya modal berarti
berkurangnya dana. Ini berarti bahwa penggunaan modal itu merupakan penggunaan
dana.

5. Pembayaran cash deviden

Pembayaran cash deviden merupakan penggunaan dana. Cash deviden dibayarkan dari
keuntungan neto sesudah pajak

6. Kerugian operasi perusahaan


Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat disertai dengan berkurangnya aktiva
atau bertambahnya utang. Sebenarnya bertambahnya utang merupakan sumber dana
tetapi dengan adanya kerugian. Dengan demikian, maka adanya kerugian merupakan
penggunaan dana.

C. Contoh Laporan Sumber-Sumber dan Penggunaan Kas


Berikut ini adalah laporan keuangan PT Berkah berupa Neraca periode 31 Desember 2008 dan
2009, beserta perubahannya

Manajemen Keuangan 82
PT BERKAH

LAPORAN PERUBAHAN NERACA 31 DES 2008 – 31 DES 2009

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

31/12/2008 31/12/2009 Perubahan

Debet Kredit

AKTIVA

Kas Rp. 500 Rp. 600 Rp. 100 Rp. -

Efek Rp. 600 Rp. 400 Rp. - Rp. 200

Piutang Rp. 1.100 Rp. 900 Rp. - Rp. 200

Persediaan Barang
Rp. 2.100 Rp. 2.500 Rp. 400 Rp. -
Dagang

Mesin Rp. 300 Rp. 400 Rp. 100 Rp. -

Akum. depresiasi
Rp. (400) Rp. (600) Rp. - Rp. 200
mesin

Bangunan Rp. 400 Rp. 400 Rp. - Rp. -

Akum. depresiasi
Rp. (600) Rp. (900) Rp. - Rp. 300
bangunan

Tanah Rp. 2.200 Rp. 3.600 Rp. 1.400 Rp. -

Jumlah Aktiva Rp. 12.500 Rp. 14.500

HUTANG & MODAL

Hutang Dagang Rp. 1.400 Rp. 900 Rp. 500 Rp. -

Hutang wesel Rp. 1.000 Rp. 1.100 Rp. - Rp. 200

10 % obligasi Rp. 4.500 Rp. 6.000 Rp. - Rp. 1.500

Modal saham Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. - Rp. -

Surplus modal Rp. 1.000 Rp. 1.000 Rp. - Rp. -

Laba ditahan Rp. 1.000 Rp. 1.800 Rp. - Rp. 800

Jumlah Hutang &


Rp. 14.000 Rp. 16.000
Modal

Jumlah Rp. 3.400 Rp. 3.400

Manajemen Keuangan 83
Selama tahun 2009, Perusahaan PT Berkah mendapatkan keuntungan netto sesudah pajak
sebesar Rp. 1.600.000 dan dibayarkan sebagai cash deviden sebesar Rp. 800.000.

Dari contoh neraca di atas kemudian dapat dibuat laporan sumber-sumber dan penggunaan
kas. Berikut ini adalah contoh laporan tersebut.

Sumber-Sumber Penggunaan

Dana berasal dari operasi :

Keuntungan Neto Rp. 1.600 Cash deviden Rp. 800

Depresiasi Rp. 500 Bertambahnya mesin Rp. 1.000

Berkurangnya Efek Rp. 200 Bertambahnya tanah Rp. 1.400

Bekurangnya Piutang Rp. 200 Bertambahnya barang Rp. 400

Bertambahnya hutang wesel Rp. 200 Berkurangnya Hutang Dagang Rp. 500

Bertambahnya Obligasi Rp. 1.500 Bertambahnya kas Rp. 100

Rp. 4.200 Rp. 4.200

Dari laporan penggunaan dana tersebut terlihat bahwa penggunaan dana adalah untuk
penambahan mesin, penambahan tanah dan pembayaran cash deviden.
Sumber dana tersebut berasal dari keuntungan neto dan depresiasi (internal sources) dan
hutang jangka panjang (obligasi).

Dari keuntungan neto dibayarkan sebagai cash deviden sebesar Rp. 800.000 (50%) sisa
keuntungan neto sebesar Rp. 800.000 (Rp. 1.600.000 – Rp. 800.000). Sisa keuntungan
tersebut merupakan modal sendiri.

Dana yang digunakan untuk pembelian tanah berasal dari modal sendiri Rp 800.000 dan
sisanya dibelanjai dengan hutang jangka panjang

Tambahan mesin meliputi Rp. 1.000.000 dan dapat dibelanjai dengan hutang jangka
panjang dan depresiasi

Dari analisa sumber-sumber dan penggunaan dana PT Berkah dapat disimpulkan bahwa
perusahaan menggunakan dananya dalam tahun 2009 sebagian besar untuk ekspansi dalam
bentuk pembelian mesin dan tanah.

Manajemen Keuangan 84
D. Dana Dalam Aliran Modal Kerja
Di samping laporan sumber-sumber dan penggunan dana atas dasar kas sebagaimana
diuraikan sebelumnya, sering pula perusahaan menyusun laporan sumber-sumber dan
penggunaan dana atas modal kerja, atau sering pula disebut laporan sumber-sumber dan
penggunaan modal kerja. Modal kerja disini dalam artian neto yaitu kelebihan aktiva atas
utang lancar.

Pengunaan modal kerja yaitu mengambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan
modal kerja dan perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode yang bersangkutan.
Karena modal kerja yang digunakan modal kerja netto, maka perubahan elemen-elemen
modal kerja tidak akan mempengaruhi besarnya modal kerja.

Aktiva Lancar Hutang Lancar

Kas Rp. 400.000 Hutang Dagang Rp. 700.000

Piutang Rp. 600.000 Hutang Wesel Rp. 400.000

Inventory Rp. 1.200.000

Modal kerja Rp. 1.100.000

Jumlah Aktiva Rp. 2.200.000 Jumlah Hutang & Modal Rp. 2.200.000

Dari contoh diatas besarnya modal kerja adalah Rp 2.200.000 – Rp 1.100.000 = Rp


1.100.000 misalnya ada hutang dibayar Rp 200.000 akibatnya hutang dagang menjadi Rp
500.000 dan kas menjadi Rp 200.000 maka modal kerjanya menjadi:

Aktiva Lancar Hutang Lancar

Kas Rp. 200.000 Hutang Dagang Rp. 500.000

Piutang Rp. 600.000 Hutang Wesel Rp. 400.000

Inventory Rp. 1.200.000

Modal kerja Rp. 1.100.000

Jumlah Aktiva Rp . 2.000.000 Jumlah Hutang & Modal Rp. 2.000.000

Manajemen Keuangan 85
Dengan demikian dari contoh di atas tampak bahwa modal kerja tidak berubah karena adanya
perubahan elemen modal kerja. Oleh karena itu yang mempengaruhi modal kerja bukan
berasal dari perubahan elemen modal kerja, tetapi dari :

1. Elemen-elemen yang memperbesar modal kerja, antara lain :


a. Berkurangnya aktiva tetap
b. Bertambahnya utang jangka panjang
c. Bertambahnya modal
d. Keuntungan dan operasi perusahaan
e. Penyusutan
2. Elemen-elemen yang memperkecil modal kerja, antara lain :
a. Bertambahnya aktiva tetap
b. Berkurangnya utang jangka panjang
c. Berkurangnya modal
d. Pembayaran cash deviden
e. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan

Untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja, langkah-langkahnya sebagai
berikut :

1. Menyusun Laporan Perubahan Modal Kerja


Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing unsur modal kerja atau unsur
Current Accounts antara dua titik waktu untuk mengetahui adanya kenaikan atau penurunan
modal kerja beserta besarnya perubahan modal kerja.

2. Mengelompokkan elemen-elemen neraca dan laporan rugi laba yang memperbesar dan
memperkecil modal kerja.

3. Berdasarkankan informasi tersebut di atas dapatlah disusun laporan sumber-sumber dan


penggunaan modal kerja dengan mengkonsolidasikan perubahan-perubahannya.

Manajemen Keuangan 86
Sesuai dengan contoh laporan sumber-sumber dan penggunaan kas di atas maka dapat dibuat
laporan sumber dan penggunaan modal kerja sebagai berikut:

PT BERKAH

LAPORAN PERUBAHAN NERACA 31 DES 2008 – 31 DES 2009

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

31/12/2008 31/12/2009 Perubahan

Sumber Penggunaan

AKTIVA

Kas Rp. 500 Rp. 600 - Rp. 100

Efek Rp. 600 Rp. 400 Rp. 200 -

Piutang Rp. 1.100 Rp. 900 Rp. 200 -

Persediaan Barang Dagang Rp. 2.100 Rp. 2.500 - Rp 400

Jumlah Aktiva Lancar Rp. 4.300 Rp. 4.400

Hutang Dagang Rp. 1.400 Rp. 900 - Rp. 500

Hutang wesel Rp. 1.000 Rp. 1.100 Rp. 200 -

Jumlah Hutang Lancar Rp. 2.400 Rp 2000 Rp. 600 Rp. 1000

Bertambahnya Modal Kerja Rp. 400

Jumlah Rp. 1.000 Rp. 1.000

Dari tabel tersebut terdapat perubahan modal kerja sebesar Rp 400,00 artinya ada tambahan
modal kerja. Selanjutnya dapat dibuat laporan sumber dan penggunaan modal kerja sebagai
berikut :

Manajemen Keuangan 87
PT BERKAH

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

Sumber-sumber Jumlah Penggunaan Jumlah

Laba Operasi Rp 1.600 Cash deviden Rp. 800

Penyusutan Rp. 500 Bertambahnya mesin Rp. 1.000

Bertambahnya Obligasi Rp. 1500 Bertambahnya tanah Rp. 1.400

Bertambahnya Modal Kerja Rp 400

Jumlah Rp 3.600 Jumlah Rp 3.600

Dari laporan sumber dan penggunaan modal kerja tersebut bahwa pada tahun 2009 perusahaan
telah mengadakan perluasan usaha dengan membeli mesin, tanah, dan modal kerjanya.
Sedangkan sumber dana untuk memenuhi perluasan tersebut berasaal dari laba, penyusutan
dan hutang.

Manajemen Keuangan 88
Latihan Soal :
Laporan keuangan PT BERLIAN berupa neraca perbandingan per tanggal 31 Desember 2011
dan 2012 serta laporan laba rugi tahun 2012 sebagai berikut:

Neraca PT BERLIAN

Per 31 desember 2011 dan 2012

Keterangan 31/12/2011 31/12/2012


AKTIVA:
Kas Rp. 13.750 Rp. 12.800
Surat-surat berharga Rp. 8.250 Rp. 9.000
Piutang dagang Rp. 84.500 Rp. 91.600
Persediaan barang Rp. 132.000 Rp. 137.600
Total aktiva lancer Rp. 238.500 Rp. 251.000
Mesin Rp. 200.000 Rp. 300.000
Akumulasi depresiasi Rp. (50.000) Rp. (75.000)
Bangunan dan perlengkapan Rp. 197.500 Rp. 215.500
Akumulasi depresiasi Rp. (47.500) Rp. (56.500)
Tanah Rp. 300.000 Rp. 300.000
Total aktiva tetap Rp. 600.000 Rp. 684.000
Total aktiva Rp. 838.500 Rp. 935.000
PASIVA:
Hutang dagang Rp. 51.000 Rp. 48.000
Hutang wesel Rp. 38.000 Rp. 42.500
Hutang gaji Rp. 30.500 Rp. 36.500
Total hutang lancer Rp. 119.500 Rp. 127.000
Hutang jk panjang (obligasi) Rp. 220.000 Rp. 240.000
Modal saham Rp. 300.000 Rp. 323.000
Surplus modal Rp. 110.000 Rp. 110.000
Laba ditahan Rp. 89.000 Rp. 135.000
Total pasiva Rp. 838.500 Rp. 935.000

Selama tahun 2012, PT. BERLIAN memperoleh laba sebesar Rp. 70.000 dimana sebesar Rp.
24.000 dibagi sebagai dividen kas. Dari informasi diatas, buatlah analisis laporan sumber dan
penggunaan kas !

Manajemen Keuangan 89
BAB 9: ANALISIS BREAK EVEN POINT

A. Pengertian Analisis Break Even Point (BEP)


Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya (Biaya
Variable dan Biaya Tetap), profit dan volume kegiatan. Break even point adalah suatu keadaan
dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi
(Penghasilan=Total Biaya). Analisa tersebut mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan
dan volume kegiatan, maka analisis tersebut sering pula disebut “Cost-Profit-Volume Analysis
(CPV analysis)”.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan break even
point (titik impas) adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba ataupun
tidak menderita kerugian. Sehingga perusahaan dikatakan impas jika jumlah pendapatan yang
diperoleh sama besarnya dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.

Analisis break event point memiliki arti penting sebagai berikut:


1. Memungkinkan perusahaan untuk menentukan tingkat operasi yang harus dilakukan agar
semua biayaoperasi dapat tertutup
2. Untuk mengevaluasi tingkat-tingkat penjualan tertentu dalam hubungannnya dengan
tingkat keuntungan.
3. Timbul bila perusahaan menggunakan Biaya Tetap (Fixed Cost/FC) dan Biaya Variabel
(Variable Cost/VC)

B. Jenis-Jenis Biaya

Didalam Harga Pokok Penjualan (HPP) biaya-biaya operasi terdiri dari unsur-unsur Variabel
Cost (VC) dan Fixed Cost (FC). Dalam-hal-hal tertentu ada biaya yang yang sifatnya
kombinasi dari Variabel Cost (VC) dan Fixed Cost (FC) yaitu biaya semi variable. Jenis-jenis
biaya dibedakan :

Manajemen Keuangan 90
1. Biaya Varaibel (VC)
Biaya variable adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produk yang
diproduksi atau dihasilkan atau biaya yang dalam jangka pendek berubah karena adanya
perubahan unit yang diproduksi atau dijual. Contoh biaya variable : Biaya bahan-baku,
biaya tenaga kerja langsung, komisi penjualan dan lain sebagainya.
2. Biaya Tetap (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang
diproduksi atau dihasilkan atau biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah walaupun
terjadi perubahan unit yang diproduksi atau dijual. Contoh biaya tetap : biaya defresiasi
gedung, pabrik, mesin, asuransi kesehatan, bunga hutang, gaji pegawai tetap dan lain
sebagainya.
3. Biaya Semi Variabel
Biaya semi varibel adalah biaya yang mempunyai ciri-ciri gabungan antara VC dengan FC.
Contoh Biaya semi varibel : Komisi bagi para salesman yang jumlahnya tetap sampai
dengan volume penjualan tertentu (misal:100 unit = Rp 400.000,-) dan bertambah besar
pada volume penjualan yang lebih tinggi (120 unit = Rp 450.000,-)

C. Asumsi-Asumsi Dasar Dalam Perhitungan Break Event Point (BEP)

Dalam menganalisis Break Even Point terdapat beberapa asumsi (anggapan) dasar yang harus
dipengaruhi antara lain:
1. Biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya
variabelitas biaya dapat diterapkan dengan tepat.
2. Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh.
3. Bahwa biaya variabel akan berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan
volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan.
4. Harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapapun jumlah satuan barang yang
djual atau tidak ada perubahan harga secara umum.
5. Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih dari satu
macam maka kombinasi atau komposisi penjualan (sales mix) akan tetap konstan

Manajemen Keuangan 91
D. Metode Perhitungan Break Even Point
Dalam menghitung tingkat break even point dengan pendekatan matematis dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Atas Dasar Unit
Ditinjau dari per satuan produk atau barang yang dijual, maka setiap satuan barang
memberikan sumbangan atau kontribusi (margin) yang sama besarnya untuk menutup biaya
tetap atau laba. Dalam keadaan break even, maka dengan membagi jumlah biaya tetap
dengan margin per satuan barang akan diperoleh jumlah satuan barang harus dijual
sehingga perusahaan tidak mengalami rugi ataupun laba.
FC
Rumus : BEP =
P–V

Dimana : FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)


P = harga jual per unit
V = biaya variabel per unit

2. Atas Dasar Rupiah


Dalam keadaan break even laba perusahaan adalah nol, oleh karena itu dengan membagi
jumlah biaya tetap dengan marginal income rationya, akan diperoleh/diketahui tingkat
penjualan (dalam rupiah) yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita rugi ataupun
memperoleh laba (break even point).
FC
Rumus : BEP =
1 – VC

Dimana : VC = Biaya Tetap


S = Volume Penjualan

Contoh soal :

Diketahui Harga jual Produk Rp 100/unit, Biaya variable Rp 40/unit dan Biaya tetap Rp
300.000,- dengan kapasitas produksi maksimal = 10.000 unit

Manajemen Keuangan 92
Pertanyaan :

a. Pada jumlah (dalam unit dan Rupiah) berapakah perusahaan dalam kondisi BEP?
b. Gambarkan dalam bentuk grafik dalam kondisi BEP?

Jawab :
a.
FC
* BEP (unit) =
P- VC

Rp 300.000
BEP (unit) =
Rp 100/unit – Rp 40/unit

Rp 300.000
BEP (unit) =
Rp 60/unit

BEP (unit) = 5.000 unit

FC
* BEP (Rupiah) =
1 – VC

Rp 300.000
BEP (Rupiah) =
1- Rp 400.000

1,000,000

Rp 300.000
BEP (Rupiah) =
0,6

BEP (Rupiah) = Rp 500.000,-

Manajemen Keuangan 93
b. Grafik

E. Perhitungan BEP Lebih dari 1 Macam Produk

Contoh Soal :

Suatu perusahaan menghasilkan dua macam produk yaitu Produk A dan B. dimana data
keuangannya sebagai berikut:

Keterangan Produk A Produk B Total


Sales 20.000 Unit @Rp 10 Rp 200.000 8.000 Unit @Rp 25 Rp 200.000 Rp 400.000
VC 60% Sales Rp 120.000 40% Sales Rp 80.000 Rp 200.000
FC Rp 40.000 Rp 80.000 Rp 120.000
Total Biaya Rp160.000 Rp 160.000 Rp 320.000
Laba Kotor Rp 40.000 Rp 40.000 Rp 80.000

Manajemen Keuangan 94
Pertanyaan :
a. BEP Total (Produk A dan B) ?
b. BEP (unit dan Rp) produk A dan BEP (unit dan Rp) produk B ?

Jawab :
Sales mix dalam satuan Rupiah (A: B) = Rp 200.000 : Rp 200.000 = 1 : 1.
Produk mix dalam satuan Unit (A: B) = 20.000 Unit : 8.000 Unit = 2,5 : 1.
FC
BEP Total (Rupiah) =
1 – VC

Rp 120.000
BEP Total (Rupiah) =
1- Rp 200.000

400.000

Rp 120.000
BEP Total (Rupiah) =
1- 1/2

Rp 120.000
BEP Total (Rupiah) =
1/2

BEP (Rupiah) = Rp 240.000,-


Sales mix dalam satuan Rupiah (A: B) = 1 : 1.

Sales untuk Produk A =1/2 X Rp 240.000 = Rp 120.000


BEP Produk A ( Rp ) = Rp 120.000
BEP Produk A ( Unit ) = Rp 120.000/Rp 10/Unit = 12.000 Unit

Sales untuk Produk B =1/2 X Rp 240.000 = Rp 120.000


BEP Produk B ( Rp ) = Rp 120.000
BEP Produk B ( Unit ) = Rp 120.000/Rp 25/Unit = 4.800 Unit

Manajemen Keuangan 95
Jadi Produk mix dalam satuan Unit (A: B) sesudah BEP = 12.000 Unit : 4.800 Unit
= 2,5 : 1.
Sedangkan Produk mix dalam satuan Unit (A: B) sebelum BEP = 2,5 : 1.
Kesimpulan : Produk mix (Unit) sebelum dan sesudah BEP tetap konstan

BEP dalam multi produk tidak berarti bahwa :


a. Masing-masing produk harus dalam keadaan BEP
b. Dapat terjadi pada BEP total suatu perusahaan, suatu produk menderita keruggian dan
produk lain mendapatkan keuntungan, sehingga secara keseluruhan perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan ataupun kerugian (BEP).

Dari contoh diatas keuntungan dan kerugian dari kedua produk tersebut sebagai berikut :

Keterangan Produk A Produk B Total


Sales 12.000 Unit @Rp 10 Rp 120.000 4.800 Unit @Rp 25 Rp 120.000 Rp 240.000
VC 60% Sales Rp 72.000 40% Sales Rp 48.000 Rp 120.000
FC Rp 40.000 Rp 80.000 Rp 120.000
Total Biaya Rp112.000 Rp 128.000 Rp 240.000
Laba Kotor Rp 8.000 (Rp 8.000) Rp 0

F. Pengaruh Perubahan Faktor Harga Jual/Unit, FC Dan VC Terhadap BEP

1. Pengaruh Perubahan Faktor Harga Jual/Unit Terhadap BEP

Contoh soal : terkait dengan contoh soal sebelumnya.


Bila harga jual/unit naik dari Rp 100/unit menjadi Rp 160/unit sedangkan FC dan VC tetap
maka:

FC
BEP (unit) =
P- VC

Rp 300.000
BEP (unit) =
Rp 160/unit – Rp 40/unit

Manajemen Keuangan 96
Rp 300.000
BEP (unit) =
Rp 120/unit

BEP (unit) = 2.500 unit atau


BEP (Rp) = 2.500 x Rp 160 = Rp 400.000

Jadi bila harga jual/unit naik maka BEP nya akan turun sehingga mempunyai pengaruh
yang menguntungkan bagi perusahaan dan sebaliknya bila harga jual/unit turun maka BEP
nya akan naik sehingga mempunyai pengaruh yang merugikan bagi perusahaan.

2. Pengaruh Perubahan Biaya (FC dan VC) Terhadap BEP


Contoh soal : terkait dengan contoh soal sebelumnya.
Bila VC naik dari Rp 40/unit menjadi Rp 50/unit sedangka FC Harga jual/unit tetap maka :
FC
BEP (unit) =
P- VC

Rp 300.000
BEP (unit) =
Rp 100/unit – Rp 50/unit

Rp 300.000
BEP (unit) =
Rp 50/unit

BEP (unit) = 6.000 unit atau


BEP (Rp) = 6.000 x Rp 100 = Rp 600.000

Jadi bila VC naik maka BEP nya akan naik sehingga mepunyai pengaruh yang merugikan
bagi perusahaan dan sebaliknya bila VC turun maka BEP nya akan turun sehingga
mempunyai pengaruh yang menguntungkan bagi perusahaan

3. Pengaruh Perubahan Sales Mix Terhadap BEP


a). Jumlah Produk A bertambah sedangkan Jumlah Produk B tidak berubah

Manajemen Keuangan 97
Misalkan jumlah produk A bertambah sebesar 50 % sedangkan jumlah produk B tidak
berubah. Perhitungan BEP nampak sebagai berikut :

Keterangan Produk A Produk B Total


Sales 30.000 Unit @Rp 10 Rp 300.000 8.000 Unit @Rp 25 Rp 200.000 Rp 500.000
VC 60% Sales Rp 180.000 40% Sales Rp 80.000 Rp 260.000
FC Rp 40.000 Rp 80.000 Rp 120.000
Total Biaya Rp 220.000 Rp 160.000 Rp 380.000
Laba Kotor Rp 80.000 Rp 40.000 Rp 120.000

Sales Mix = Produk A : Produk B = Rp 300.000 : Rp 500.000 = 1,5 : 1

FC
BEP Total (Rupiah) =
1 – VC

Rp 120.000
BEP Total (Rupiah) =
1- Rp 260.000

500.000

Rp 120.000
BEP Total (Rupiah) =
1- 26/50

Rp 120.000
BEP Total (Rupiah) =
24/50

BEP (Rupiah) = Rp 250.000,-

b). Jumlah Produk B bertambah sedangkan Jumlah Produk A tidak berubah


Misalkan jumlah produk B bertambah sebesar 50 % sedangkan jumlah produk A tidak
berubah. Perhitungan BEP nampak sebagai berikut :

Manajemen Keuangan 98
Keterangan Produk A Produk B Total

Sales 20.000 Unit @Rp 10 Rp 200.000 12.000 Unit @Rp 25 Rp 300.000 Rp 500.000
VC 60% Sales Rp 120.000 40% Sales Rp 120.000 Rp 240.000
FC Rp 40.000 Rp 80.000 Rp 120.000
Total Biaya Rp 160.000 Rp 200.000 Rp 360.000
Laba Kotor Rp 40.000 Rp 100.000 Rp 140.000

Sales Mix = Produk A : Produk B = Rp 200.000 : Rp 300.000 = 1 : 1,5 = 0,67 : 1

FC
BEP Total (Rupiah) =
1 – VC

Rp 120.000
BEP Total (Rupiah) =
1- Rp 240.000

500.000

Rp 120.000
BEP Total (Rupiah) =
1- 24/50

Rp 120.000
BEP Total (Rupiah) =
26/50

BEP (Rupiah) = Rp 230,769,-

Keadaan sebelum dan sesudah adanya perubahan “sales mix” tersebut dapat dilihat tabel
dibawah ini :

Manajemen Keuangan 99
Keterangan Sebelum adanya Produk A bertambah Produk B bertambah
perubahan sebesar 50 % sebesar 50 %
a. Sales Mix (A:B) 1:01 1,5 : 1 0,67 : 1
b. Keuntungan netto Rp 80.000,- Rp 120.000,- Rp 140.000,-
c. Prosentase perubahan
keuntungan
(bertambah-berkurang) - 50% 75%
d. BEP Rp 240.000,- Rp 400.000,- Rp 230.000,-

Analisa tersebut menunjukan bahwa lebih baik perusahaan memperbanyak jumlah produk B,
karena dengan bertambahnya jumlah produk B, maka
a. Keuntungannya lebih besar.
b. Break Even Point - nya lebih rendah

G. Menentukan Penjualan Minimal


Apabila telah ditetapkan besarnya keuntungan yang diinginkan, perusahaan dapat menentukan
penjualan minimal yang harus dicapai untuk memungkinkan diperolehnya keuntungan yang
diinginkan tersebut.

Rumus penjualan minimal sebagai berikut :

FC + Keuntungan yang diinginkan


Penjualan Minimal =
1 – VC

Contoh Soal :
Perusahaan tahun 2009 dalam kondisi BEP, dimana FC = Rp 120.000,- dan penjualan Rp
200.000. Keadaan tahun 2010 diperkirakan lebih baik dari tahun 2009 dan pimpinan
perusahaan menetapkan target keuntungan sebesar Rp 30.000. Berapa besarnya penjualan
minimal yang harus dicapai untuk dapat mencapai target keuntungan tersebut.

Manajemen Keuangan 100


Jawab :
Kondisi BEP adalah biaya total sama dengan penghasilan penjualan atau TC = TR
TC = VC + FC
TR = VC + FC
VC = TR – FC
= Rp 200.000 – Rp 120.000

= Rp 80.000

FC + Keuntungan yang diinginkan


Penjualan Minimal =
1 – VC

Rp 120.000 + Rp 300.000
Penjualan Minimal =
1- Rp 800.000

200.000

Rp 150.000
BEP Total (Rupiah) =
6/10

BEP (Rupiah) = Rp 250.000,-

Jadi untuk dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp 30.000 perusahaan harus dapat
memproduksi dan menjual produknya sebesar Rp 250.000

Manajemen Keuangan 101


Latihan Soal :
Rencana penjualan tahun 2013 meliputi kedua jenis produk adalah sbb :
Data Penjualan :

Nama Produk Jumlah Unit Harga /unit Total

Produk A 15.000 Rp 1.000,- Rp 15.000.000

Produk B 10.000 Rp 750,- Rp 7.500.000

Biaya Variabel Produk A 15.000 Rp 500 Rp 7.500.000

Biaya variabel Produk B 10.000 Rp 300 Rp 3.000.000

Biaya Tetap keseluruhan Rp 5.000.000 setahun.


Dengan data tersebut saudara diminta untuk :
1. Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam Rupiah
2. Menentukan BEP produk A dalam unit
3. Menentukan BEP produk B dalam unit

Manajemen Keuangan 102


DAFTAR PUSTAKA

Brigham, F. Eugene & Michael C. Erhardt. (2011). Financial Management Theory and
Practice (13th ed.). USA: South-Western Cengage Learning.

Harjito, A & Martono. (2013). Manajemen Keuangan (2nd ed.). Yogyakarta: EKONISIA.

Husnan, S. (2009). Manajemen Keuangan Teori & Penerapan. Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta.

Kasmir. (2014). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

M. Hanafi, M. (2014). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Riyanto, B. (2010). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaa (4th ed.). Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta.

Setia Atmaja, L. (2008). Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset.

Sjahrial, D. (2008). Manajemen Keuangan (2nd ed.). Jakarta: Mitra Wacana Media.

Manajemen Keuangan 103


GLOSARIUM

Accouting Rate of Return, adalah metode penilaian investasi yang mengukur seberapa besar
tingkat keuntungan dari investasi.
Aktiva Lancar, Aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat segera berubah menjadi uang
tunai. Termasuk dalam kelompok ini adalah Piutang Dagang, Deposito, Piuta ng Wesel
dan Persediaan
Aktiva Tetap, Aktiva atau harta perusahaan yang tidak bergerak. Masuk dalam kelompok ini
Tanah, Bangunan, Mesin dan Peralatan serta Kendaraan
Annuitas/annuity merupakan suatu perhitungan pada rangkaian pembayaran dengan jumlah
yang sama besar pada setiap interval pembayaran, dimana besar dan kecilnya jumlah
pembayaran pada setiap interval tergantung kepada jumlah pinjama, jangka waktu dan
tingkat bunga.
Average Cost of Capital (Biaya Modal rata-rata) adalah ukuran untuk menentukan diterima
atau ditolaknya suatu usul investasi, yaitu dengan membandingkan rate of return dari usul
investasi dengan cost of capital nya.
Biaya Tetap: Biaya yang tidak berubah dengan penjualan atau tingkat produksi.
Biaya Variabel: Biaya yang berubah dengan penjualan atau tingkat produksi.
Break Even Point, adalah: Titik di mana pendapatan dan beban yang sama. Misalnya, BEP
adalah jumlah produk (atau kursi, kabin, tiket, dll) yang harus dijual untuk sebuah
perusahaan untuk mencapai titik impas. BEP dihitung sebagai biaya tetap dibagi dengan
harga jual dikurangi biaya variabel. Lihat jumlah yang wajar.
Budget Kas adalah estimasi posisi kas untuk satu periode tertentu yang akan datang.
Capital Budgeting: Proses merencanakan pengeluaran atas harta yang hasilnya di harapkan
berlangsung terus lebih lama dari satu tahun
Cash Deviden, adalah deviden yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai.
Cash Discount adalah potongan tunai yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih
cepat dari jangka waktu kredit
Cash Outflow adalah Aliran Kas Keluar.
Cash Inflow adalah Aliran Kas Masuk.

Manajemen Keuangan 104


Current Accounts, adalah salah satu dari dua komponen utama neraca pembayaran
Current Ratio: Rasio antara aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.
Coumpaund value (nilai majemuk) adalah penjumlahan dari uang pada permulaan periode
(Modal Pokok + Bunga pada periode tersebut). Atau menghitung jumlah akhir pada akhir
periode dari sejumlah uang yang dimiliki sekarang
Cost of bonds adalah biaya penggunaan modal yang berasal dari utang jangka
panjang/obligasi
Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena
digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi.
Cost of preferred stock adalah Biaya Penggunaan Modal Yang Berasal Dari saham Preferen.
Cost of New Common Stock biaya penggunaan modal dari emisi saham biasa baru/biaya
saham baru.
Cost of Retairned Earning, biaya penggunaan modal yang berasal dari laba yang ditahan.
Debitur: Semua pihak yang berhutang pada organisasi
Depresiasi: Sejumlah/proporsi nilai dari nilai awal sebuah aset tak bergerak untuk dibebankan
sebagai pengeluaran organisasi dalam laporan Pendapatan & Pengeluaran.
Discount Payback Period, adalah lama periode dalam tahun yang diharapkan untuk
mendapatkan kembali biaya investasi yang dikeluarkan dalam satu project.
Fixed Cost, atau biaya tetap adalah biaya atau pengeluaran bisnis yang tidak tergantung pada
perubahan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan.
Forcasting, adalah proses perkiraan besarnya atau jumlah pada waktu yang akan datang
berdasarkan data masa lampau yang dianalisis secara ilmiah.
Flotation cost biaya emisi
Future Value adalah perhitungan uang yang dimiliki saat ini dan diinvestasikan dengan
penetapan bunga sehingga mengalami proses bunga berbunga (compounding) sehingga
nilai akan berubah pada masa yang akan datang.
Hutang Lancar, adalah kewajiban yang harus dibayar dalam tempo satu tahun
Internal Rate of Return, adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang
dan aliran kas yang diharapkan akan diterima.
Inventory, adalah persediaan

Manajemen Keuangan 105


Net Persent Value, adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai
sekarang dari arus kas yang keluar pada periode waktu tertentu.
Payback Period, adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas netto.
Perhitungan secara amortisasi merupakan perhitungan pinjaman untuk dibayar kembali
dalam jumlah yang sama dan dilakukan secara periodik dari waktu ke waktu.
Persedian minimal kas adalah jumlah minimal kas yang harus dipertahankan oleh
perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban fiancialnya sewaktu-waktu.
Present Value menghitung nilai uang pada waktu sekarang bagi sejumlah uang yang baru
akan kita miliki beberapa waktu kemudian.
Profitability Index, adalah metode untuk menghitung perbandingan antara nilai arus kas
bersih yang akan datang dengan nilai investasi yang sekarang.
Rate of return , tingkat pendapatan investasi .
Time Value of Money adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap
apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut disebut dengan bunga.
Trade Credit (Biaya kredit perniagaan) adalah explisit, jika Debitur gagal membayar tepat
pada waktunya maka akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan “Cash
Discount”.
Varaibel Cost, adalah biaya yang dapat berubah secara proporsional dengan aktivitas bisnis.

Manajemen Keuangan 106


DAFTAR INDEKS

Forcasting, 105
A
Future Value, 45, 46, 105
Accouting Rate of Return, 104
Aktiva Lancar, 19, 57, 85, 87, 104
H
Aktiva Tetap, iv, 19, 56, 57, 104
Annuitas/annuity, 104 Hutang Lancar, 85, 87, 105
Average Cost of Capital, 27, 104
I
B
Internal Rate of Return, 70, 105
Biaya Tetap, 12, 90, 91, 92, 102, 104 Inventory, 85, 105
Biaya Variabel, 90, 102, 104
Break Even Point, iv, 90, 91, 92, 100, 104 N
Budget Kas, iii, 37, 38, 40, 104
Net Persent Value, 106

C
P
Capital Budgeting, iv, 27, 60, 61, 104
Cash Deviden, 104 Payback Period, 62, 65, 78, 106
Cash Discount, 28, 104, 106 Perhitungan secara amortisasi, 52, 106
Cash Inflow, 36, 104 Persedian minimal kas, 37, 106
Cash Outflow, 36, 104 Present Value, 46, 47, 49, 52, 66, 69, 106
Cost of bonds, 31, 105 Profitability Index, 106
Cost of Capital, 27, 44, 105
Cost of New Common Stock, 34, 105 R
Cost of preferred stock, 31, 105
Cost of Retairned Earning, 32, 105 Rate of return, 106
Coumpaund value, 105
Current Accounts, 86, 105 T
Current Ratio, 8, 105
Time Value of Money, 106
Trade Credit, 106
D
Debitur, 22, 28, 29, 105, 106 V
Depresiasi, 17, 64, 84, 105
Discount Payback Period, 105 Varaibel Cost, 106

F
Fixed Cost, 90, 92, 105
Flotation cost, 105

Manajemen Keuangan 107


Manajemen Keuangan 108
Manajemen Keuangan 109
Manajemen Keuangan 110
Manajemen Keuangan 111
Manajemen Keuangan 112
Manajemen Keuangan 113
Manajemen Keuangan 114
PROFIL PENULIS

Dr (c) Dede Suleman, S.E., M.M., Lahir di Tegal , Jawa Tengah.


menyelesaikan S1 dari Universitas Azzahra, jurusan Ekonomi, dan gelar
Magister Manajemen dari Universitas BSI Bandung dan 2019 ini
merupakan kandidat Doktor (c) Manajemen Marketing dari Universitas
Mercubuana, Jakarta. Dede Suleman mengawali karier sebagai profesional
di bidang ekspor dan import, kemudian sejak 2007 mulai menggeluti usaha
di bidang Restaurant dengan mendirikan merk My Bento yang merupakan
restaurant jaringan di Indonesia dan beliau saat ini menjabat sebagai
Direktur Pemasaran pada Duta Selaras Pangan.

Beberapa Penghargaan Telah diraih mulai “As nominee Indonesia Young Entrepreneurship
Franchise Award pada tahun 2009”, “Program Wirausaha Muda Bank Mandiri 2011”,” Anugrah
Wirausaha Indonesia 2016”,”Indonesia digital Popular Award 2017 dan 2019”. Sejak Tahun 2011
tercatat aktif sebagai Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Manajemen
Universitas Bina Sarana Informatika dan sudah sertifikasi sejak tahun 2018 sebagai dosen bidang
ilmu manajemen. Kontribusi penulisannya sudah ada dalam skala nasional maupun Internasional
terindex scopus dan lebih meneliti pada perilaku konsumen, pemasaran, operasional waralaba,
manajemen keuangan dan pajak dan Tema perilaku peerubahan era di marketing 4.0

Ratnawaty Marginingsih, S.E., M.M. Lahir di Jakarta, menyelesaikan


Studi S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen KOSGORO (saat ini menjadi
IBI-K57) Jakarta dan S2 Magister Manajemen di Universitas BSI
Bandung. Pernah bekerja di ABN AMRO Bank, Royal Bank of Scotland
(RBS Bank) dan PT WOM Finace, Tbk pada divisi Risk Management.
Penulis juga telah mengikuti sertifikasi kompetensi BNSP dalam bidang
Pelaksana Ekspor Impor dan Kewirausahaan Industri. Tercatat sebagai
anggota Forum Akademisi Indonesia dan anggota Asosiasi Dosen
Indonesia (ADI). Sejak Tahun 2009 aktif sebagai Dosen Tetap pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Manajemen Universitas Bina
Sarana Informatika.
Kontribusi penulisan yang dihasilkan dalam skala nasional maupun internasional minat penelitian
pada bidang manajemen keuangan, perbankan dan manajemen lainnya.

Isnurrini Hidayat Susilowati, SE.MM. lahir di Magelang Jawa Tengah


menyelesaikan studi S1 di FE Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan
S2 Magister Manajemen di Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor. Pernah
bekerja di PT.Bank Danamon Indonesia, Tbk Bone dan Pare-Pare Sulawesi
Selatan sebagai Kepala Operasional dan Administrasi dan di PT. Bank
Niaga, Tbk pada Divisi Marketing Komunikasi sebagai Koordinator
Marketing Even. Penulis juga telah mengikuti sertifikasi kompetensi BNSP
dalam bidang Pelaksana Ekspor Impor dan Kewirausahaan Industri.
Tercatat sebagai anggota Forum Akademisi Indonesia dan anggota Asosiasi
Dosen Indonesia (ADI). Sejak tahun 2010 aktif sebagai dosen pada
Manajemen Keuangan 115
Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Manajemen Universitas Bina
Sarana Informatika Jakarta.

Manajemen Keuangan 116

Anda mungkin juga menyukai