Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN

KEPERAWATAN
KEBUTUHAN
ELIMINASI
SHOLIHATUL MAGHFIRAH
ELIMINASI URINE
PENGKAJIAN
Riwayat keperawatan
• Pola perkemihan: kaji pola berkemih harian,
frekuensi waktu, volume urine yg dikeluarkan
setiap berkemih
• Faktor yang memperngaruhi perkemihan: kaji
faktor yg mempengaruhi seperti riwayat
obat-obatan, penuaan dll
• Kaji asupan dan haluaran cairan
Pemeriksaan fisik
• Kulit: perhatikan turgor kulit dan mukosa
mulut
• Ginjal: jika ada infeksi ginjal akan teraba nyeri
di daerah pinggul, nyeri tekan (terasa ketika
palpasi dan perkusi). Palpasi ginjal: posisi,
bentuk, dan ukuran dpt mengungkapkan
adanya tumor ginjal.
• Kandung kemih: inspeksi pembengkakan di
abdomen bawah; palpasi abdomen bawah ada
tidaknya nyeri tekan dan apakah teraba
distensi yg merupakan tanda kandung kemih
penuh(normal: lunak dan bundar)
• Meatus uretra: inspeksi adakah peradangan
dan luka
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan urine:
• Karakteristik urine:
Warna: kuning pucat -kuning tua (tergantung
kepekatan)
Kejernihan: normal transparan, urine keruh
berbusa pd pasien ginjal tanda tingginya
asupan protein, pekat dan keruh menandakan
adanya infeksi bakteri
Bau: bau khas, jika bau manis/bau
buah-buahan timbul akibat adanya aseton
pada pasien Diabetes mellitus atau kelaparan
Nilai normal analisis urine
• pH: 4,8-8
• Protein: <10mg/100ml
• Keton: tidak ada
• Darah: <2 sel darah merah
• Berat jenis: 1,010-1,030
• Sel darah putih: 0-8 per lapangan berkekuatan
tinggi
Pengumpulan spesimen urine
• Spesimen acak: diambil secara acak, bisa dari
berkemih secara alami atau dari foley kateter
• Spesimen midstream: untuk memperoleh
spesimen yg bebas dari mikroorganisme
dengan cara membersihkan genitalia lalu
biarkan klien berkemih. Biarkan urine yg
pertama keluar terbuang lalu tampung urine
yg keluar pertengahan
• Spesimen steril: untuk kultur, cara
mengambilnya dengan kateter yg menetap.
Dapat juga diambil dari urine bag steril dg
urine yg pertama kali keluar
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Retensi Urin
adalah pengosongan kandung kemih yg tidak
lengkap
Penyebab
- Peningkatan tekanan uretra
- Kerusakan arkus refleks
- Blok spingter
- Disfungsi neurologis (trauma, penyakit saraf)
- Efek agen farmakologis (atropin, antihistamin
dll)
Gejala dan tanda mayor:
Sensasi penuh kandung kemih
Disuria/anuria
Distensi kandung kemih
Gejala dan tanda minor:
Inkontinensia berlebih
Residu urin 150 ml atau lebih (Carpenito 100ml)
Intervensi keperawatan:
Tujuan: dalam waktu 1 x 24 jam setelah dilakukan
tindakan keperawatan retensi urine klien
dapat berkurang/hilang
Kriteria Hasil:
Sensasi penuh kandung kemih hilang
Tidak mengalami Disuria/anuria
Distensi kandung kemih tidak ada
Inkontinensia berlebih tidak ada
Tidak ada Residu urin 150 ml atau lebih (Carpenito
100ml)
2. Inkontinensia urine fungsional
Adalah pengeluaran urin tidak terkendali karena
kesulitan dan tidak mampu mencapai toilet pada
waktu yang tepat
Penyebab:
- Ketidakmampuan atau penurunan mengenali
tanda-tanda berkemih
- Penurunan tonus otot berkemih
- Hambatan mobilisasi
- Faktor psikologis
- Hambatan lingkungan
- Kehilangan sensorik-motorik
- Gangguan penglihatan
Gejala dan tanda mayor:
Mengompol sebelum mencapai atau selama
usaha mencapai toilet
Gejala dan tanda minor:
Mengompol di waktu pagi hari
Intervensi keperawatan:
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan
tindakan keperawatan inkontinensia urin
berkurang
Kriteria hasil: kemampuan mengontrol
berkemih, tidak mengompol
ELEMINASI ALVI
PENGKAJIAN
• Riwayat keperawatan:kaji faktor yg
mempengaruhi eleminasi alvi (pola eleminasi,
karakteristik feses, riwayat diet dan asupan
cairan per hari, riwayat olahraga, riwayat
obat-obatan, status emosi, riwayat sosial,
mobilitas)
Pemeriksaan fisik
• Mulut: melihat kemampuan mengunyah
• Abdomen:
1. Inspeksi adanya massa, warna, bentuk,
kesimetrisan, pola pembuluh darah, lesi,
stoma, gelombang peristaltik (apabila terlihat
tanda adanya obstruksi usus)
2. Auskultasi: bising usus selama 1 menit
3. Palapasi: adakah massa
4. Perkusi: mendeteksi adakah cairan (tumpul),
gas (hipertimpani), massa (tumpul). Normal:
timpani
• Rektum:
1. Inspeksi sekitar anus adakah lesi, inflamasi,
perubahan warna, hemoroid
2. Palpasi spingter anus saat berelaskasi
apakah berkontraksi di jari perawat.
plapasi dinding rektum raba tekstur
permukaannya
• Pemeriksaan penunjang
• Karakteristik feses normal:
✔ Warna: kuning, jk hitam berarti melena (ada
perdarahan di sal cerna atas), pucat
(mengandung lemak berarti ada malabsorbsi
lemak)
✔ Bau: menyengat
✔ Konsistensi: lunak berbentuk
✔ Frekuensi: bayi 4-6 kali sehari, dewasa: 2-3 kali
seminggu
✔ Bentuk: menyerupai rektum, jk sempit mgkn
ada obstruksi atau peristaltik cepat
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Inkontinensia fekal
Adalah perubahan kebiasaan buang air besar
dari pola normal yg ditandai dengan pengeluaran
feses secara involunter/tidak disadari
Penyebab:
- Kerusakan susunan saraf motorik bawah
- Penurunan tonus otot
- Gangguan kognitif
- Penyalahgunaan laksatif
- Kehilangan pengendalian spingter rektum
- Pascaoperasi penutupan kolostomi
- Ketidakmampuan mencapai toilet
- Diare kronis
- Stres berlebihan
Tanda gejala mayor
Tidak mampu mengontrol pengeluaran feses
Tidak mampu menunda defekasi
Feses keluar sedikit-sedikit dan sering
Tanda gejala minor:
Bau feses
Kulit perianal kemerahan
Intervensi keperawatan:
Tujuan: dalam waktu ....x24 jam klien mampu
megontrol eleminasi fekal
Kriteria hasil: (merujuk pada kondisi normal
tanda dan gejala)
2. Konstipasi
Adalah penurunan defekasi normal yang
disertai pengeluaran feses sulit dan tidak
tuntas serta feses kerig dan banyak
Penyebab:
Penurunan motilitas usus
Ketidakcukupan asupan serat dan cairan
Kelemahan otot abdomen
Aktivitas fisik kurang
(cek buku SDKI)
Gejala dan tanda mayor:
Defekasi kurang dari 2 kali seminggu
Pengeluaran feses lama dan sulit
Feses keras
Peristaltik usus menurun
Gejala dan tanda minor:
Mengejan saat defekasi
Distensi abdomen
Kelemahan umum
Teraba massa pada rektal
Intervensi keperawatan
Tujuan: dalam waktu ...x24 jam tidak terjadi
konstipasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Kriteria hasil: (merujuk pada kondisi normal
gejala dan tanda)
3. Diare
Adalah pengeluaran feses yg sering, lunak dan
tidak berbentuk
Penyebab:
▪ Inflamasi pencernaan
▪ Iritasi pencernaan
▪ Malabsorbsi
▪ Proses infeksi
▪ Stres
▪ Keracunan makanan
▪ Penggunaan laksatif
▪ Efek samping obat ( analgesik, antasida dll)
Gejala dan tanda mayor:
Defekasi lebih dari 3x dalam 24 jam
Feses lembek atau cair
Gejala dan tanda minor:
Frekuensi peristaltik usus meningkat
Bising usus hiperaktif
Intervensi keperawatan:
Tujuan: dalam waktu ....x24 jam setelah dilakukan
tindakan keperawatan diare hilang
Kriteria hasil: (merujuk pada nilai normal gejala dan
tanda)

Anda mungkin juga menyukai