PARFUM
Oleh :
KELOMPOK 3
NAMA :
2021
DAFTAR ISI
BAB IV KESIMPULAN....................................................................................... 17
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gaharu merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi
untuk bahan industri parfum, dupa, dan obat-obatan. Gaharu menghasilkan gubal
yang merupakan bahan utama dalam pembuatan minyak yang berguna untuk
melekatkan minyak wangi dimana penggunaan minyak gubal gaharu memiliki
kualitas yang sangat baik dibandingkan dengan alkohol.
2
1. Melukai Bagian Batang
Pohon Pohon jenis penghasil gaharu yang telah berumur 2-3 tahun
batangnya dilukai pada bagian kulitnya. Dari cara ini diharapkan masuknya
mikroorganisme ke dalam bagian batang, cabang, ranting yang terluka tadi,
sehingga menyebabkan terjadinya pembentukan gaharu pada bagian tersebut.
Salah satu caranya dengan pengeboran pada batang pohon gaharu. Lubang bor
dibuat berpola spiral dengan kemiringan 45º dengan diamater mata bor ±3 mm.
Jarak antar lubang ±4 cm dan jarak vertikalnya ±21 cm.
2. Penyuntikan Inokulan
3
Penyuntikan inokulan dapat berupa cairan jamur fusarium sp sebanyak ±0,5-
2,5 mL.
4
3. Aquilaria microcarpa (Sumatra dan Kalimantan)
4. Aquilaria filaria (Papua dan Maluku)
5. Aquilaria cumingiana (Sulawesi)
6. Aquilaria tomntosa (Papua)
7. Grynops audate dan Grynops podocarpus (Irian)
8. Grynops versteegii (Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Irian)
9. Wikstoemia androsaemifolia (Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan
Sulawesi).
5
BAB II
ISI
2.2 Parfum
Kata 'Parfum' berasal dari kata latin parfume artinya 'melalui secepatnya'.
Bila manusia mulai dan membuat parfum, tidak diketahui dengan jelas. Sejarah
hanya mencatat sekitar 5000 tahun yang lalu, para penganut animisme dan pemeluk
berbagai kepercayaan kuno lainnya, sudah biasa menyajikan korban persembahan
kepada para dewa melalui pembakaran. Ini dapat dijelaskan karena para dewa yang
tidak berwujud, lebih mudah menerima korban persembahan dalam bentuk yang
tidak berwujud pula. Melalui pembakaran, korban persembahan akan berubah
menjadi secepatnya. Dan melalui secepatnya itulah, persembahan dapat langsung
melambung tinggi menuju sasaran. KART Dengan berkembangnya rasa estetika,
manusia juga mulai berusaha agar secepatnya mempersembahkan juga berbau
harum. Hal itu dirasakkan akan lebih sesuai dengan kedudukan para dewa
6
pujaannya. Maka bahan bakar dari kayu-kayuan dan bunga-bungaan yang
menimbulkan aroma harum, mulai banyak digunakan. Mungkin pada saat yang
sama itu pula, mulai dilakukan secara sadar untuk membuat parfum, sehingga dapat
menghasilkan parfum seperti adanya sekarang. Di Mesir purba, pembuatan parfum
yang ditangani oleh para pendeta di istana firaun juga dilakukan oleh dokter raja.
Dalam usaha menemukan ramuan obat-obatan pengawet mumi raja, para pendeta
berhasil membuat parfum. Parfum yang digunakan untuk membersihkan kain
pembalut mumi. Ketika Lord Carnarvon dari inggris dalam tahun 1922 menggali
makam Raja Tuthankhamon di 'Lembah para Raja', parfum yang diperkirakan
dibuat pada tahun 1350 sebelum Masehi. Jadi sudah sekitar 33 abad yang ternyata
masih dalam keadaan baik dan berbau harum. Di Inggris, parfum mulai digunakan
secara meluas, setelah berakhirnya Perang Salib. Para kesatria dalam Perang Salib
membawa kembali ke negaranya aneka kosmetika, termasuk parfum, yang
diperoleh dari istana para sultan Timur Tengah, yang sudah maju dalam pembuatan
kosmetika termasuk parfum. Di Perancis, parfum banyak digunakan sejak zaman
Louis ke XIII. Setelah Revolusi Perancis keadaannya menurun. Kemudian timbul
kembali pada zaman Napoleon, yang merupakan masa dimana kosmetika termasuk
parfum, memperoleh peran penting dalam kehidupan sosial. Permaisuri Joshepine
misalnya, tercatat sebagai tokoh yang sangat menyukai perhatian terhadap parfum.
Di Indonesia sendiri, sejak dahulu para wanita memiliki kebiasaan memberikan
"ratus" secepatnya pada pakaiannya, guna menimbulkan aroma harum anggun
sewaktu dipakainya nanti. Dalam cerita pewayangan juga disebutkan, keberhasilan
Arjuna sebagai tokoh pujaan para wanita bukan saja karena ketampanan dan
kesaktiannya, melainkan juga karena keharuman tubuh.
Aroma parfum memiliki variasi yang tidak terbatas jumlahnya. Campuran
kadar wewangian yang sedikit berbeda, sudah dapat menimbulkan perbedaan
aroma. Paling sedikit 200 minyak esensial yang banyak digunakan dalam
pembuatan parfum, sedangkan terdapat sekitar 800 lainnya yang digunakan dari
waktu ke waktu. Meski demikian aroma parfum pada dasarnya dikelompokkan
hanya dalam 7 kelompok aroma dasar yaitu:
1. single floral, yang diambil dari aroma bunga tunggal.
7
2. multi floral, disebut juga bouquet fragrance, yang berasal dari aroma berbagai
bunga.
3. fruity citrus, yang berasal dari aroma buah-buahan, seperti jeruk, apel dan
sebagainya.
4. woody mossy, berasal dari aroma kayu, rumput, daun, lumut.
5. species, berasal dari aroma rempah-rempah.
6. orientals, berasal dari kombinasi wewangian pekat, termasuk yang berasal dari
kelenjar hewan.
7. modern blend oldehyde, yang merupakan hasil sintesa di labolatorium.
Parfum Gaharu EsDP Sunan Kalijaga adalah salah satu produk Parfum
Gaharu Premium Alami yang berbahan dasar (basenotes) utama gaharu (oud)
terbaik yang telah diformulasikan dan dikombinasikan dengan minyak-minyak
atsiri (minyak esensial) dari bunga-bungaan, kayu-kayuan, rempah- rempah-
rempah, dan bahan-bahan alami lainnya, ditambah dengan fixative dan carrier
hingga 100% menghasilkan aroma yang khas, naturalis, orientalis, spiritualis,
aromaterapis, menyegarkan, tahan lama, dan ngangenin.
Parfum Gaharu Natural Original merupakan perpaduan antara: Natural
Gaharu, Sandalwood, Ambergris, Honey, Oleo Resin, Rose, dan lain-lain hingga
100%, melahirkan aroma oriental yang kaya dan tahan lama. Sudah terkirim ke 12
negara dan mendapat feedback positif dari: Eropa, Arab, dan Asia. Ini adalah
Parfum Gaharu Natural Premium Made in Indonesia.
Perlu diketahui bahwa Gaharu & Minyak Gaharu merupakan salah satu
bahan yang sangat penting dalam pembuatan parfum berkelas dunia. Tentu tidak
semua kualitas gaharu memenuhi kriteria untuk dapat dijadikan bahan parfum
tersebut. Semakin tua umurnya dan semakin tinggi kualitasnya maka akan semakin
baik pula parfum yang dihasilkan.
8
sebagai pangharum. Adapun negara tujuan eksport gaharu diantaranya adalah
Singapura, Timur Tengah, Taiwan, Jepang, Hongkong, Korea dan Malaysia.
Adapun eksport terbanyak ke negara Singapura baru Timur Tengah di urutan ke-2.
Karena aromanya harum, maka perusahaan minyak wangi memanfaatkan
resin sebagai bahan utama minyak wangi aroma. Di Ser, perusahaan parfum di
Sapporo, Hokkaido, Jepang, menghabiskan waktu selama 15 tahun untuk
menyempurnakan proses ekstrak gaharu menjadi minyak yang dapat dipakai
sebagai wewangian. Di Ser mencampurkan minyak gaharu dengan aroma minyak
mawar, nilam, kayu cedar, dan cendana pada parfum ini. Parfum gaharu tersebut
dijual seharga lebih dari 1.000 dollar AS (sekitar Rp 14 juta) untuk ukuran botol 33
ml. Sementara itu, parfum gaharu buatan lokal dengan kualitas eau de parfum (8-
15% senyawa aromatik) dijual dengan kisaran harga Rp 900 ribu – 1 juta per 30 ml.
9
wanginya, semakin tinggi konsentrasi bahan pewangi akan membuat wanginya
menjadi lebih kuat dan tahan lama.
10
BAB III
PROSES PEMBUATAN
11
3. Metode Distilasi Uap Langsung
Metode Distilasi Uap Langsung atau Metode Direct Steam Distillation
yakni cara penyulingan dimana bahan baku yang digunakan tidak terikat langsung
dengan air ataupun dengan api. Hanya saja uap yang digunakan dengan tekanan
tinggi yang dapat difungsikan untuk menyuling minyak. Untuk membuat uap yang
memiliki tekanan sangat tinggi pada boiler, yakni uap mengalir melewati pipa dan
akan masuk kedalam katel yang berisi dengan bahan baku. Dan nantinya uap yang
keluar akan terhubung dengan kondensor, supaya minyak dapat terpisah dengan
air yakni dengan menggunkan separator yang disesuaikan dengan berat jenis massa
minyak. Cara ini memerlukan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 72 jam
untuk penyulingan. Minyak pertama yang dihasilkan bias anya masih terdapat sisa-
sisa dari kayu gaharu oleh karena itu minyak perlu dijemur dibawah sinar matahari
dengan waktu 10 sampai dengan 15 menit didalam botol yang tertutup rapat .
3.2.2 Bahan
Bahan -bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan parfum ini adalah :
1. 2 sdm minyak pembawa (bisa minyak jojoba, almond, atau biji anggur)
2. 6 sdm alkohol kadar 50-95%
3. 2,5 sdm air, gunakan air mineral atau suling, bukan air leding
4. 30 tetes minyak esensial gaharu (Bisa dicampur dengan aroma minyak mawar,
nilam, kayu cedar dan cendana).
12
3.2.2 Prosedur Pembuatan Parfum
2. Masukkan minyak esensial gaharu 30 tetes. Mulailah dari not dasar, lalu
tengah dan terakhir atas. Perbandingan idealnya adalah 20% dasar, 50%
tengah, dan 30% atas. Perhatikan wewangian yang Anda tambahkan. Jika
salah satu wewangian beraroma sangat keras, tambahkan sedikit saja
sehingga tidak mengalahkan lainnya.
13
4. Diamkan parfum tersebut selama paling sedikit 48 jam. Matikan cahaya dan
diamkan agar proses pembuatan parfum selesai sekitar 48 jam. Anda bisa
membiarkannya maksimal 6 minggu, yaitu saat wanginya menguap sangat
kuat. Periksa botol secara teratur untuk memeriksa perkembangan
wewangian Anda.
14
7. Pindahkan parfum ke botol lain. Dengan saringan kopi dan corong,
tuangkan parfum ke botol kaca berwarna gelap. Pastikan botol dalam
keadaan bersih. Tambahkan label di botol yang mencantumkan bahan dan
tanggal pembuatannya untuk memudahkan pemeriksaan terhadap daya
tahannya.
8. Cobalah membuat variasi. Untuk membuat parfum padat (seperti lip balm),
caranya sama seperti pembuatan parfum semprot atau cair, tetapi gantilah
air dengan lilin lebah cair. Masukkan lilin lebah ke parfum dan tuangkan
campuran yang masih hangat tersebut ke wadah untuk dipadatkan.Lilin
lebah bisa dibeli di banyak toko makanan.
3.3 Proses Kreatif Mengembangkan Aroma
Proses pembuatan parfum yang melelahkan baru saja dimulai setelah
minyak esensial diekstraksi dan dikumpulkan. Mereka kemudian dicampur dengan
ahli menurut formula tertentu. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan
resep unik dan sebanyak 800 bahan yang beragam. Setelah aroma akhirnya tercipta,
kemudian dicampur dengan alkohol dalam jumlah yang bervariasi. Mayoritas
parfum terdiri dari 10 hingga 20% minyak parfum yang dilarutkan dalam alkohol
dan sedikit air. Jumlah alkohol adalah faktor penentu apakah cairan yang dicampur
akan menjadi cologne, parfum, atau eau de toilette. Parfum, yang memiliki aroma
15
paling kuat mengandung hingga 40% minyak esensial; eau de toilette hingga 15%
dan cologne, sekitar 10% kandungan minyak.
16
BAB IV
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Guether, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Jakarta : Universitas Indonesia.
18