“ORGANISASI KEARSIPAN”
OLEH :
JURUSAN VOKASI
FAKULTAS MANAJEMEN REKOD DAN ARSIP
UNIVERSITAS INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Organisasi
Kearsipan” ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa serta masyarakat Indonesia
mengenai Organisasi Kearsipan.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan,
dorongan, arahan, dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan
makalah ini.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak baik bagi
penulis maupun pembaca. Namun ”tak ada gading yang tak retak”, begitu penyusunan
makalah ini, tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf. Untuk itu, penulis mengharapkan
adanya kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arsip................................................................................. 4
2.2 Pengertian Organisasi Kearsipan....................................................... 4
2.3 Jenis dan Fungsi Lembaga Kearsipan................................................ 5
2.4 Sumber Hukum Kearsipan................................................................. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan............................................................................................ 9
3.2 Saran.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
Penulis diharapkan mampu lebih memahami dan menambah wawasannya
tentang Organisasi Kearsipan sehingga dalam penulisan makalah berikutnya
mampu memberikan informasi yang lebih bermanfaat lagi untuk pembaca.
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat menambah wawasannya tentang Organisasi
Kearsipan sehingga akan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
1.4.3 Manfaat Bagi Pemerintah
Pemerintah diharapkan mampu memberikan informasi yang lebih kepada
pemerintah tentang Organisasi Kearsipan serta mampu memberikan fasilitas
dan pelayanan yang berkaitan dengan Organisasi Kearsipan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi dapat diartikan sebagai dua atau lebih orang yang berada di dalam satu
wadah yang sama dan memiliki satu tujuan. Tujuan tersebut nantinya akan dicapai bersama
dengan anggota dari organisasi tersebut melalui kerjasama dari pihak yang bersangkutan.
Perlu pula diketahui bahwa di dalam organisasi dapat ditemukan berbagai ilmu.Menurut
Robbins (1994: 4) mengatakan, bahwa:
“Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.”
Selanjutnya Hasibuan (2011:120) memberikan pengertian organisasi sebagai berikut:
4
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Kearsipan (bahasa
Inggris Filling) adalah suatu proses kegiatan pengaturan arsip (file) mulai dari penciptaan,
penerimaan, pencatatan, penyimpanan. Proses kearsipan menggunakan sistem tertentu dalam
penyusunan, pemeliharaan arsip agar dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat serta
untuk pemusnahan arsip berdasarkan kriteria tertentu (Maulidi, 2017).
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa organisasi kearsipan adalah proses
yang dilalui bersama didalam sebuah unit kearsipan yang di dalamnya ada penyusunan,
pemiliharaan arsip, agar dapat di temukan kembali dan dapat dipergunakan kembali.
Sedangkan arsip Arsip merupakan bagian dari rnata sejarah bangsa, sumber informasi
pengambilan keputusan dan bukti prestasi intansi / perorangan yang harus dikelola, ditata,
dipelihara, diselamatkan dan dilestarikan. Dalam pengertian, dasar tentang arsip disebutkan
bahwa :
1) Arsip harus merupakan (evidence) dari sebuah kegiatan.
2) Arsip harus dalam bentuk yang nyata (tangible).
3) Arsip harus dapat ditemukan kembali (retrievable).
Agar arsip dapat ditemukan kembali (retrievel) maka medium arsip harus disimpan
dalam sebuah tempat (storage) tertentu yang sering dikenal dengan istilah depo atau tempat
penyimpanan arsip. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa lembaga kearsipan
sangat diperlukan agar arsip dapat terselamatkan baik dari aspek medium maupun
informasinya.
7
g. Surat Edaran No. SE/01/1981 tentang Penanganan Arsip Inaktif Sebagai
Pelaksanaan Ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah Tentang Penyusutan
Arsip.
h. Surat Edaran No. SE/02/1983 tentang Pedoman Umum untuk Menentukan
Nilaiguna Arsip.
Di luar ketentuan di atas sebenarnya masih banyak peraturan yang ada sangkut
pautnya dengan kearsipan seperti Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (WvS), Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (BW), Kitab Undang-undang Hukum Dagang (WvK), Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (UU No. 8 Tahun 1981), Herziene Inlands Reglement
(HIR), UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN Jo. UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan
UU No. 5 Tahun 1986, UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, UU No. 11
Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU No. 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik, UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dan lain-
lain.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan dari penjelasan bab-bab diatas, maka kami menarik kesimpulan:
1. Bahwasanya arsip sangatlah penting dan menjadi hal yang sangat fundamental
bagi suatu organisasi atau institusi, dikarenakan arsip merupakan satu rekam
peristiwa yang menunjukan bahwasanya organisasi tersebut benar-benar
melakukan aktifitas atau kegiatan berdasarkan arsip tersebut. Untuk itulah
arsip setidaknya memiliki konten yang sangat kuat dalam pembuktian suatu
peristiwa, tidak hanya isi namun konteks dan juga struktur juga sangat
diperlukan.
2. Organisasi kearsipan adalah proses yang dilalui bersama didalam sebuah unit
kearsipan yang di dalamnya ada penyusunan, pemiliharaan arsip, agar dapat di
temukan kembali dan dapat dipergunakan kembali.
3. Jenis dan fungsi lembaga kearsipan yakni : (1) Lembaga Kearsipan, lembaga
kearsipan adalah lembaga yang berfungsi, tugas, dan tanggung jawab di
bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan arsip. Pengelolaan arsip statis
merupakan suatu rangkaian kegiatan pengumpulan, penyimpanan, perawatan,
penyelamatan, penggunaan dan pembinaan ataspelaksanaan serah arsip dalam
satu kesatuan sistem kearsipan (Anjani, 2017). Lembaga kearsipan terdidiri
dari : ANRI sebagai Lembaga Kearsipan Nasional, Lembaga Kearsipan
Propinsi, Lembaga Kearsipan Kabupaten/Kota, Lembaga Kearsipan Perguruan
Tinggi, (2) unit kearsipan, Unit Kearsipan/Records Center adalah satuan kerja
di lingkungan organisasi yang bertugas mengelola arsip inaktif dan biasanya
juga berfungsi sebagai pembina kearsipan di lingkungan organisasinya, (3)
Pencipta Arsip, (4) Penyelengara Kearsipan, (5) Unit Pengelolah.
4. Sumber hukum kearsipan antara lain : (1) UU No. 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan, (3) UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, (4)
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip, (5)
Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penyerahan Dan
Pemusnahan Dokumen Perusahaan, (6) Peraturan Pemerintah No. 88 Tahun
1999 tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan Ke Dalam
9
Mikrofilm Atau Media Lainnya Dan Legalisasi, (7) Keputusan Presiden No.
26 Tahun 1974 tentang Arsip Nasional Republik Indonesia.
3.2 Saran
Dari penarukan kesimpulan diatas, kami memberikan beberapa kepada :
1. Pemerintah. Agar tetap melaksanakan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya dalam menjalankan tugas di masing-masing jenis
lembaga kearsipan, agar sekiranya dapat mencapai setiap tujuan dibentuknya
lembaga kearsipan.
2. Masyarakat. Agar kiranya mempunyai kesadaran dalam membantu setiap kendala
yang dialami pemerintah dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan dalam menjalankan tugas nya di lembaga kearsipan.
10
DAFTAR PUSTAKA
ANRI. 2003. Pengkajian Efektifitas dan Percepatan pembentukan lembaga kearsipan daerah
propinsi kabupaten/kota. Jakarta: ANRI
Musliichah dengan artikel berjudul Perbaikan birokrasi lembaga kearsipan perguruan tinggi
dalam rangka peningkatan mutu layanan arsip pada www.duniaarsip.com
PP no. 28 tahun 2012 terkait pelaksanaan Undang-Undang No. 43 Tahun 2009
Rais, Soenyoto. Pengelolaan Organisasi. Surabaya: Airlangga University Press
Susiasih Damalita, S.Pd dalam Artikel dimuat pada Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis
(EMAS) FE Unimas Mojokerto, Vol. 3 no. 1, Desember 2009 – ISSN 1978-7146
UU no. 43 Tahun 2009 tentang kearsipan
Widjaya, A.W. 1990. Himpunan Undang-undang dan peraturan kearsipan Indonesia.
Jakarta:PT Rajawali Nandang Alamsah Deliarnoor. 1996. Pentingnya Aspek Hukum
Kearsipan Pada Kurikulum Program D III Kearsipan. GEMA ARSIP No. 3 Tahun
III/1996.
11