C HERNIA
NUCLEUS PULPOSUS (HNP) LUMBAL
Oleh:
YOGA ANTONIYUS
202020641011094
Oleh:
YOGA ANTONIYUS
202020641011094
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh:
YOGA ANTONIYUS
202020641011094
Pembimbing
Mengetahui,
Kepala Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
untuk Stase Muskuloskeletal Non Bedah ini dapat diselesaikan. Laporan Kegiatan
Praktek Klinis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu
Praktek Klinis ini masih jauh dari sempurna. Namun, besar harapan saya kiranya
khususnya tentang : “Low Back Pain (Lbp) Ischialgia E.C Hernia Nucleus
yang terhormat:
Muhammadiyah Malang
4. Ibu Atika Yulianti SST.Ft., M.Fis selaku Dosen Program Studi Pendidikan
iii
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan Laporan
5. Ibu Eko Haryati, Amd.Ft, selaku Kepala Fisioterapi RSUD dr. Murjani Sampit
Klinis ini.
membagikan ilmunya.
Akhir kata saya memohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan
Laporan Kegiatan Praktik Klinis ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa
Penulis
iv
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
RINGKASAN ..................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
1. Tujuan Umum....................................................................................... 2
2.Tujuan khusus........................................................................................ 2
D. Manfaat .................................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
A. Anatomi Punggung Bawah ....................................................................... 4
B. Nyeri Punggung Bawah ............................................................................ 5
1.Definisi Nyeri Punggung Bawah ............................................................ 5
2.Faktor Risiko ......................................................................................... 6
3.Etiologi.................................................................................................. 8
4.Patogenesis ............................................................................................ 9
5.Klasifikasi ........................................................................................... 10
6.Gejala Klinis ........................................................................................ 11
7.Diagnosis ............................................................................................. 12
8.Diagnosis Banding ............................................................................... 12
9.Penatalaksanaan................................................................................... 13
10. Pencegahan ................................................................................... 13
11. Prognosis ...................................................................................... 14
BAB 3 HASIL ................................................................................................... 15
A. Status Klinis ........................................................................................... 15
v
RINGKASAN
Latar Belakang : Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini sering
dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi faktor etiologi
untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia, jenis kelamin,
pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup menetap, kelemahan
otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan lordosis lumbal, skoliosis,
gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi rendah adalah beberapa faktor
risiko NPB.
Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja sampai
orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk yang
bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja yang
mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai puncaknya
pada mereka yang berusia lebih dari 40.
Tujuan : Lansia yang mengalami nyeri punggung bawah biasanya mengatasi
dengan istirahat, memakai korset ataupun meminum obat antalgin. Para lansia
tersebut belum mengatahui tentang teknik non farmakologi untuk mengatasi
nyeri punggung bawah, khususnya tentang terapi latihan.
Oleh sebab itu pada stase komunitas ini perlu dilakukan identifikasi untuk
memberikan masukan pada komunitas lansia di RSUD dr. Murjani Sampit dalam
menangani masalah nyeri punggung bawah agar dapat dilakukan penanganan
yang sesuai dan tepat agar gangguan ini dapat ditangani secara tuntas.
Kesimpulan : Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan
umur. Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh
siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai
pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa
faktor etiologik tertentu yang lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua.
Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan
insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang
ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun
Kata Kunci : Nyeri Punggung Bawah (NPB), Lansia, Komunitas
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini
sering dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi
faktor etiologi untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia,
jenis kelamin, pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup
menetap, kelemahan otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan
lordosis lumbal, skoliosis, gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi
rendah adalah beberapa faktor risiko NPB (Tucer et al,2009).
Diperkirakan bahwa 15% sampai 20% dari orang dewasa mungkin
memiliki serangan nyeri punggung bawah dalam satu tahun, dan 50% sampai
80% mengalami setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama masa
hidup mereka. Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja
sampai orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk
yang bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja
yang mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai
puncaknya pada mereka yang berusia lebih dari 40. Pengenalan awal
penyebab nyeri punggung bawah penting untuk pencegahan masalah lebih
lanjut. (Secer et al, 2010)
Di Amerika, 4,1 juta orang memiliki gejala gangguan diskus
intervertebralis antara tahun 1985 dan 1988, dengan prevalensi tahunan
sekitar 2% pada pria dan 1,5% pada wanita. Sebuah studi dari 295 pekerja
beton Finlandia berusia 15-64 tahun mengungkapkan bahwa 42% laki-laki,
dan sebanyak 60% dari pria berusia 45 tahun atau lebih, melaporkan
mengalami nyeri pinggang. Ketika diwawancarai sekitar 5 tahun kemudian,
prevalensi seumur hidup telah meningkat dari 42% menjadi 59%
(Wheeler,2013)
Proses menua secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahapan,
yaitu kelemahan, keterbatasan, dan keterhambatan atau ketidak mampuan
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penulisan
ini adalah: Bagaimana Hasil Evaluasi Penatalaksanaan Fisioterapi pada
Pasien dengan Kasus LBP Ischialgia e.c HNP Lumbal di RSUD Dr.Murjani
Sampit?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hasil Evaluasi Penatalaksanaan Fisioterapi pada
Pasien dengan Kasus LBP Ischialgia e.c HNP Lumbal di RSUD
Dr.Murjani Sampit.
2. Tujuan khusus
Mengetahui gambaran faktor individu (Umur, Pekerjaan, Jenis
Kelamin dan IMT) pada Pasien dengan Kasus LBP Ischialgia e.c HNP
Lumbal di RSUD dr. Murjani Sampit
3
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan masyarakat mengenai nyeri punggung bawah yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup hingga aktivitas hidup sehari-hari (ADL), serta
juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara
teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat praktisi sebagai bahan acuan bagi penulis atau penelitian lain yang
lebih lanjut mengenai Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien dengan
Kasus Pasien dengan Kasus LBP Ischialgia e.c HNP Lumbal.
b. Manfaat bagi lokasi yang dituju yaitu sebagai penyebaran informasi dan
pengetahuan mengenai LBP Ischialgia e.c HNP Lumbal serta memberikan
edukasi terhadap permasalahan tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan
otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini
stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan
reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring
(Haldeman et al, 2002)
2. Faktor Risiko
a. Umur
Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan
umur. Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat
dialami oleh siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian
keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini
mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yang
lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini
mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden
tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang
ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.
b. Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap
keluhan nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada
kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya
keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan ini lebih sering
terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu
7
3. Etiologi
Etiologi low back pain menurut Adelia Rizma (2007) dapat berupa :
a. Proses degeneratif, seperi spondilosis, HNP, stenosis spinalis, dan
osteoartritis. Perubahan pada vertebrata lumbosakral dapat terjadi pada
arkus dan prosesus artikularis serta ligamen yang menguhubungkan
antar ruas tulang belakang. Perubahan degeneratif juga dapat
menyerang anulus fibrosus dari diskus intervertebralis.
b. Penyakit inflamasi, seperti rheumatoid artritis yang sering timbul
sebagain penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak
terkena secara serentak atau spondilitis ankilopoetika dengan keluhan
sakit punggung dan pinggang yang sifatnya pegal, kaku
c. Osteoporosis, pada orang tua dan jompo terutama menyerang kaum
wanita. Sakit bersifat pegal, tajam dan radikuler
9
4. Patogenesis
Ada beberapa mekanisme yang telah diajukan mengenai proses
perkembangan nyeri punggung dan kelumpuhan yang bisa digunakan
untuk menentukan apakah proses patologis yang terlihat pada gambaran
radiologis berhubungan dengan gejala yang dialami pasien.
Nyeri pada bagian manapun memerlukan perlepasan dari agen-
agen inflamasi yang menstimulasi reseptor nyeri dan menyebabkan sensasi
nyeri pada jaringan, tulang belakang merupakan struktur yang unik karena
memiliki banyak jaringan di sekitarnya yang dapat memicu nyeri.
Inflamasi pada sendi tulang belakang, intervertebral diskus, ligamen dan
otot, meninges dan akar saraf dapat menyebabkan nyeri pada punggung
bawah. Jaringan-jaringan ini memberikan respon terhadap nyeri dengan
melepaskan beberapa agen kimia seperti bradikinin, prostalglandin dan
leukotrin. Agen-agen kimia ini mengaktifkan ujung saraf dan
menyebabkan impuls yang menjalar ke korda spinalis. Saraf-saraf
nosiseptif yang teraktivasi akan melepaskan neuropeptida, dimana yang
paling banyak adalah substansi P. Neuropeptida ini bekerja pada
10
5. Klasifikasi
a. NPB akut
• Nyeri akut yang berpangkal pada tulang, yaitu : metastasis vertebra,
osteoporosis,osteomyelitis vertebra, fraktur
• Nyeri akut yang berpangkal pada otot dan atau syaraf, yaitu :
syndroma nyeri myofacial,nyeri radikuler tanpa kelainan spinal, HNP
b. NPB kronis
• Nyeri Nosiseptif somatis, misal : peoses degeneratif pada spina dan
ataudiskus, spondilolisthesis, syndroma nyeri myofacial
• Nyeri Nosiseptif viseral, misal : nyeri rujukan dari organ pelvis,
ronggaretroperitoneal,kandung empedu, kelenjar pangkreas.
• Nyeri neuropatik, misal : spinal stenosis, neoplasma (tumor)
• Nyeri Psikogenik, misal : histeris, depresi
c. Failed Low Back Syndrome
11
6. Gejala Klinis
Gejala klinis yang utama pada LBP adalah nyeri. Nyeri punggung
bawah dapat bersifat sementara atau menetap dan lokal atau menjalar.
Nyeri juga dapat bersifat dangkal atau dalam. Hal ini bergantung pada
penyebab dan jenis nyeri.terdapat berbagai jenis nyeri punggung:
a. Nyeri lokal,terjadi di area tertentu di punggung bagian bawah,nyeri
jenis ini paling sering terjadi.Penyebabnya biasa karena terkilir atau
keseleo atau cedera lainnya.Nyeri biasanya menetap,atau terkadang
hilang timbul.Nyeri lokal dapat berkurang atau bertambah dengan
perubahan posisi. Punggung bawah dapat sakit saat dipegang, dapat
terjadi spasme otot.
b. Nyeri yang menjalar, nyeri bersifat tumpul dan terasa menjalar dari
punggung bawah ke tungkai. Nyeri dapat diikuti dengan nyeri tajam,
biasanya hanya mengenai satu sisi tungkai daripada seluruh tungkai.
Nyeri dapat terasa sampai ke kaki atau hanya sampai lutut. Nyeri
yang menjalar biasanya menandakan adanya penekanan pangkal saraf,
misalnya karena HNP, osteoartritis atau stenosis tulang belakang.
Batuk, bersin, mengedan atau membungkuk sambil menjaga kaki agar
tetap lurus dapat memicu munculnya nyeri. Jika terdapat penekanan
berat pada pangkal saraf, atau jika korda spinalis tertekan, maka akan
timbul rasa seperti ditusuk jarum, atau bahkan mati rasa dan hilangnya
fungsi pengendalian berkemih dan pencernaan (inkontinensia).
c. Referred pain, nyeri dirasakan pada lokasi berbeda dari lokasi penyebab
nyeri sebenarnya. Misalnya, pada pasien dengan serangan jantung,
nyeri dirasakan pada lengan kiri. Nyeri jenis ini pada punggung bawah
cenderung bersifat sakit dan dalam, dan sulit untuk menentukan
12
7. Diagnosis
Ketika rasa sakit yang parah dan tidak hilang dalam waktu 6 sampai
12 minggu, diagnosis tambahan menjadi lebih penting untuk menentukan
perawatan lebih lanjut. Alat diagnostik mencakup:
a. X-ray:memberikan informasi pada tulang belakang,digunakan untuk
menguji ketidakstabilan tulang belakang,tumor dan patah tulang
b. CT scan:Menangkap penampang gambar cakram tulang dan tulang
belakang,dapat digunakan untuk memeriksa herniated disc atau spinal
stenosis
c. Myelogram. Memungkinkan identifikasi masalah dalam tulang
belakang, sumsum tulang belakang dan akar saraf. Suntikan pewarna
kontras menerangi tulang belakang sebelum x-ray atau CT-scan
d. MRI scan. Menampilkan rinci penampang komponen tulang belakang.
Berguna untuk menilai masalah dengan cakram lumbar dan akar saraf,
serta mengesampingkan penyebab nyeri punggung bawah seperti
infeksi tulang belakang atau tumor. Biasanya spesialis tulang belakang
akan memiliki gambaran yang baik dari penyebab nyeri pasien dari
gejala-gejala pasien dan pemeriksaan fisik, dan akan menggunakan tes
diagnostik di atas untuk mengkonfirmasi dan mengklarifikasi diagnosis
dan / atau untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari
gejala-gejala pasien (Ullrich.,2012)
8. Diagnosis Banding
Diagnosa banding LPB, diantaranya :
• Cedera tendon achilles
• Nyeri coccygeal
• Kompresi lumbal akibat fraktur
• Penyakit degeneratif diskus intervertebralis
• Spondylosis lumbal
13
9. Penatalaksanaan
Jika penyebab spesifik terjadinya nyeri punggung bawah dapat
diketahui,maka perlu diatasi penyebab tersebut.Tidak ada pengobatan yang
spesifik untuk penyebab nyeri muskuloskeletal.Tetapi terdapat beberapa
tindakan yang dapat membantu,biasanya tindakan ini juga dapat digunakan
untuk mengatasi nyeri akibat penekanan tulang belakang tindakan ini
meliputi: perbaiki aktifitas,menggunakan obat pereda nyeri,kompres
hangat atau dingin pada daerah nyeri,dan olahraga.
Untuk nyeri punggung bawah yang baru terjadi,penanganan
dimulai dengan mencegah aktivitas yang memberi stressor pada tulang
belakang,misalnya mengangkat benda berat dan membungkuk.
Penggunaan Acetaminophen terkadang dianjurkan untuk mengatasi
nyeri.Jika terdapat peradangan maka dapat digunakan obat NSAID yang
dapat mengatasi nyeri dan peradangan.jika keduanya tidak dapatmengatasi
nyeri yang ada,maka dapat digunakan obat golongan Opioid.
Pemakaian relaksan otot seperti cyclobenzaprine, diazepam, atau
methocarbamol, terkadang diperlukan untuk mengatasi spasme otot, tapi
kegunaannya sendiri masih kontroversial. Obat obat ini tidak danjurkan
oleh orang tua,karena lebih sering memberi efek samping. (Cianflocco,
2013)
10. Pencegahan
Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah
adalah dengan olahraga secara teratur.Latihan aerobik dan olahraga untuk
meregangkan dan mengencangkan otot sangat membantu.
Aerobik, berenang, dan berjalan, memperbaiki kebugaran tubuh
secara menyeluruh dan juga memperkuat otot otot. Latihan tertentu dapat
meregangkan dan memperkuat otot-otot perut, bokong, dan punggung
sehingga dapat menstabilkan tulang punggung. Pada beberapa
orang,latihan peregangan dapat menambah nyeri punggung,untuk itu
14
11. Prognosis
Prognosis LBP baik pada tipe mekanik. Setelah 1 bulan
pengobatan, 35% pasien dilaporkan membaik, dan 85% pasien membaik
setelah 3 bulan. Dilaporkan tingkat kekumatan LBP mencapai 62% pada
tahun pertama. Setelah 2 tahun, 80% pasien setidaknya mengalami satu
kali kekumatan. (Hills et al,2010)
BAB 3
HASIL
A. Status Klinis
B. ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
1. KELUHAN UTAMA
Px mengeluhkan adanya nyeri pada pinggang belakang bagian
bawah, Nyeri dirasakan hilang timbul dan menjalar sepanjang tungkai
belakang.
15
16
5. RIWAYAT PENGOBATAN
Amlodipine 1 x 10mg
6. ANAMNESIS SISTEM
a. Kepala dan Leher
Px Mengeluhkan adanya pusing akibat hipertensi
b. Kardiovaskular
Gangguan endurance
c. Respirasi
Pola napas pasien normal
d. Gastrointestinal
BAB pasien terkontrol
e. Urogenital
BAK pasien terkontrol
f. Musculoskeletal
Px belum bisa terlalu lama duduk dan berjalan jarak jauh
g. Nervorum
Terdapat nyeri menjalar sepanjang tungkai bawah
C. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
a) TANDA-TANDA VITAL
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Denyut nadi : 75 x/menit
17
Pernapasan : 30 x/menit
Temperatur : 36,9 0C
Tinggi badan : 154 Cm
Berat badan : 51 Kg
c) PALPASI
Spasme pada otot-otot erector spine
d) PERKUSI
Tidak dilakukan
e) AUSKULTASI
Tidak dilakukan
f) GERAK DASAR
2. PEMERIKSAAN SPESIFIK
a. Pemeriksaan nyeri dengan skala NRS (numberic ratting scale)
Nyeri diam :4
Nyeri gerak : 5 (berpindah posisi dari tidur ke duduk)
Nyeri tekan :6
Gerakan LGS
Fleksi 8 Cm
Ekstensi 4,5 Cm
Lat.fleksi Dextra 16 Cm
Lat.Flexi Sinistra 10Cm
19
D. UNDERLYING PROCCES
Menggeliat setelah bangun tidur
Anulus pecah/robek
Nucleus Pulposus yang tertekan mencari jalan keluar melalui sobekan anulus fibrosus
E. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Low back pain (LBP) Ischialgia e.c Hernia nucleus pulposus (HNP) Lumbal
Impairment
- Nyeri Pinggang bawah bagian belakang
Functional Limitation
- Pasien mengalami kesulitan untuk berjalan
- Pasien mengalami kesulitan untuk berpindah posisi (ex: dari tidur ke duduk)
- Pasien menglami kesulitan saat berjalan
Disability
- Pasien kesulitan untuk beraktivitas diuar rumah, baik individu maupun sosial
F. PROGNOSIS
Qua at Vitam : Bonam
Qua at Sanam : Dubia at Bonam
Qua at Fungsionam : Dubia at Bonam
Qua at cosmeticam : Dubia at Malam
G. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan Treatment
a. Jangka Pendek
- Menurunkan intensitas nyeri
- Menurunkan spasme otot
- Aktivasi dan meningkatkan kekuatan otot
- Mencegah kondisi pasien semakin memburuk
- Koreksi postur (asimetric pelvic & khyposis)
b. Jangka Panjang
- Melanjutkan rencana jangka pendek
- Meningkatkan kemandirian pasien
2. Rencana Tindakan
a. Teknologi Fisioterapi
1) Infrared (IR)
2) Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
b. Edukasi
Dianjurkan pada pasien untuk membatasi aktivitas yang
mengakibatkan pembebanan pada pinggang secara berlebihan
H. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Infrared (IR)
Persiapan alat, cek kabel dan cek bohlam, posisi px tidur tengkurap
dalam keadaan nyaman, daerah yang akan diterapi bebas dari kain, sinar
tegak lurus dengan daerah yang akan diterapi, atur jarak antara 45-60
cmselama 15 menit, atur jarak sampai px merasa hangat pada bagian
yang disinari. Apabila terlalu panas jauhkan jarak sinar dengan area
22
Nilai
Nyeri
T0 T1 T2 T3
Diam 3 3 3 2
Tekan 5 5 5 4
Gerak 4 4 4 4
-
K. CATATAN PEMBIMBING PRAKTIK
L. CATATAN TAMBAHAN
-
Basuki K., 2009. Faktor Resiko Kejadian Low Back Pain Pada Operator
Tambang Perusahaan Nickel di Sulawesi Selatan. Makassar: Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia
Benita, N., 2008. Factors Associated with Low Back Pain in Hospital
Employees.
Johannesburg: University of the Witwatersrand.
Ehrlich G.E., 2003. Low back pain. Bulletin of the World Health Organization 81:
671-676.
Fathoni,H.et al,2012.Hubungan sikap dan posisi kerja dengan low back pain pada
perawat RSUD Purbalingga.Fakultas Ilmu Keperawatan,Universitas
Soedirman,Jawa Tengah
Kwon M.A., Shim W.S., Kim M.H, Gwak M.S., Hahm T.S., Kim A.S., Kim C.S.,
Chai Y.L.L., Park J.H., Cho H.S., Kim T.H., 2006. A Correlation Between
Low Back Pain and Associated Factors :a Study Involving 722 Patients
who had Undergone Physical Examination. Korea: Journal of Korean
Medicine
23
http://www.online-medical-dictionary.org/ [Accesed 10 Mei 2013]
Samara D., 2005. Lama dan Sikap Duduk sebagai Faktor Resiko Terjadinya
NyeriPinggang Bawah. Jakarta: Jurnal Kedokteran Trisakti
Secer, M. et al., 2010. Nonspecific Low Back Pain in a Group of Young Adult
Men. Turkish Neurosurgery (21) 2: 135-139
Tucer, B. et al., 2009. Risk Factors For Low Back Pain and Its Relation with Pain
Related Disability and Depression in a Turkish Sample. Turkish
Neurosurgery (19) 4: 327-332
Ullrich P.F., Jr., MD, 2012. Diagnosing Lower Back Pain. Available from:
http://www.spine-health.com/conditions/lower-back-pain/diagnosing-
lower-back-pain [Accesed 5 Mei 2013]