Anda di halaman 1dari 31

LOW BACK PAIN (LBP) ISCHIALGIA E.

C HERNIA
NUCLEUS PULPOSUS (HNP) LUMBAL

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KLINIS

Diajukan Sebagai Laporan Kegiatan Praktik Profesi Stase Muskuloskeletal Non


Bedah

Oleh:

YOGA ANTONIYUS
202020641011094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
LOW BACK PAIN (LBP) ISCHIALGIA E.C HERNIA NUCLEUS
PULPOSUS (HNP) LUMBAL

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KLINIS

Diajukan Sebagai Laporan Kegiatan Praktik Profesi Stase Muskuloskeletal Non


Bedah

Oleh:

YOGA ANTONIYUS
202020641011094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LOW BACK PAIN (LBP) ISCHIALGIA E.C HERNIA NUCLEUS


PULPOSUS (HNP) LUMBAL

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KLINIS

Disusun oleh:

YOGA ANTONIYUS

202020641011094

Laporan Kegiatan Praktik Klinis Ini Telah Disetujui dan Dipertahankan Di


Hadapan Tim Penguji
Pada 29 Mei 2021

Pembimbing

Pembimbing Kampus Pembimbing Lahan/CI/CE

Atika Yulianti, SST.Ft., M.Fis Eko Haryati, Amd.Ft


NIDN. 0729078801

Mengetahui,
Kepala Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Safun Rahmanto, SST.Ft., M.Fis.


NIP. UMM 1141400563

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga Penulisan Laporan Kegiatan Praktek Klinis

untuk Stase Muskuloskeletal Non Bedah ini dapat diselesaikan. Laporan Kegiatan

Praktek Klinis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan Stase Muskuloskeletal Non Bedah di RSUD dr.

Murjani Sampit. Saya menyadari bahwa dalam Penulisan Laporan Kegiatan

Praktek Klinis ini masih jauh dari sempurna. Namun, besar harapan saya kiranya

tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan

khususnya tentang : “Low Back Pain (Lbp) Ischialgia E.C Hernia Nucleus

Pulposus (Hnp) Lumbal”

Dengan selesainya penulisan Laporan Kegiatan Praktek Klinis ini,

perkenankanlah saya menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan kepada

yang terhormat:

1. Bapak Dr. Fauzan., M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Bapak Faqih Ruhyanudin, M. Kep., Sp.Kep.MB., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Safun Rahmanto, SST.Ft., M.Fis., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang

4. Ibu Atika Yulianti SST.Ft., M.Fis selaku Dosen Program Studi Pendidikan

Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang sekaligus selaku Pembimbing Kampus serta Penguji yang telah

iii
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan Laporan

Kegiatan Praktik Klinis ini.

5. Ibu Eko Haryati, Amd.Ft, selaku Kepala Fisioterapi RSUD dr. Murjani Sampit

sekaligus selaku Pembimbing Lahan/CI/CE yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan Laporan Kegiatan Praktik

Klinis ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi yang telah

membagikan ilmunya.

Akhir kata saya memohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan

Laporan Kegiatan Praktik Klinis ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa

melimpahkan rahmat dan ridho-Nya.

Sampit, 29 Mei 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
RINGKASAN ..................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
1. Tujuan Umum....................................................................................... 2
2.Tujuan khusus........................................................................................ 2
D. Manfaat .................................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
A. Anatomi Punggung Bawah ....................................................................... 4
B. Nyeri Punggung Bawah ............................................................................ 5
1.Definisi Nyeri Punggung Bawah ............................................................ 5
2.Faktor Risiko ......................................................................................... 6
3.Etiologi.................................................................................................. 8
4.Patogenesis ............................................................................................ 9
5.Klasifikasi ........................................................................................... 10
6.Gejala Klinis ........................................................................................ 11
7.Diagnosis ............................................................................................. 12
8.Diagnosis Banding ............................................................................... 12
9.Penatalaksanaan................................................................................... 13
10. Pencegahan ................................................................................... 13
11. Prognosis ...................................................................................... 14
BAB 3 HASIL ................................................................................................... 15
A. Status Klinis ........................................................................................... 15

v
RINGKASAN

Latar Belakang : Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini sering
dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi faktor etiologi
untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia, jenis kelamin,
pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup menetap, kelemahan
otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan lordosis lumbal, skoliosis,
gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi rendah adalah beberapa faktor
risiko NPB.
Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja sampai
orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk yang
bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja yang
mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai puncaknya
pada mereka yang berusia lebih dari 40.
Tujuan : Lansia yang mengalami nyeri punggung bawah biasanya mengatasi
dengan istirahat, memakai korset ataupun meminum obat antalgin. Para lansia
tersebut belum mengatahui tentang teknik non farmakologi untuk mengatasi
nyeri punggung bawah, khususnya tentang terapi latihan.
Oleh sebab itu pada stase komunitas ini perlu dilakukan identifikasi untuk
memberikan masukan pada komunitas lansia di RSUD dr. Murjani Sampit dalam
menangani masalah nyeri punggung bawah agar dapat dilakukan penanganan
yang sesuai dan tepat agar gangguan ini dapat ditangani secara tuntas.
Kesimpulan : Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan
umur. Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh
siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai
pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa
faktor etiologik tertentu yang lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua.
Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan
insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang
ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun
Kata Kunci : Nyeri Punggung Bawah (NPB), Lansia, Komunitas

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini
sering dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi
faktor etiologi untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia,
jenis kelamin, pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup
menetap, kelemahan otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan
lordosis lumbal, skoliosis, gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi
rendah adalah beberapa faktor risiko NPB (Tucer et al,2009).
Diperkirakan bahwa 15% sampai 20% dari orang dewasa mungkin
memiliki serangan nyeri punggung bawah dalam satu tahun, dan 50% sampai
80% mengalami setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama masa
hidup mereka. Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja
sampai orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk
yang bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja
yang mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai
puncaknya pada mereka yang berusia lebih dari 40. Pengenalan awal
penyebab nyeri punggung bawah penting untuk pencegahan masalah lebih
lanjut. (Secer et al, 2010)
Di Amerika, 4,1 juta orang memiliki gejala gangguan diskus
intervertebralis antara tahun 1985 dan 1988, dengan prevalensi tahunan
sekitar 2% pada pria dan 1,5% pada wanita. Sebuah studi dari 295 pekerja
beton Finlandia berusia 15-64 tahun mengungkapkan bahwa 42% laki-laki,
dan sebanyak 60% dari pria berusia 45 tahun atau lebih, melaporkan
mengalami nyeri pinggang. Ketika diwawancarai sekitar 5 tahun kemudian,
prevalensi seumur hidup telah meningkat dari 42% menjadi 59%
(Wheeler,2013)
Proses menua secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahapan,
yaitu kelemahan, keterbatasan, dan keterhambatan atau ketidak mampuan

1
2

yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran. Gambaran fungsi


tubuh pada lansia mengenai kekuatan atau tenaga menurun 88%, fungsi
penglihatan menurun sebesar 72%, kelenturan tubuh turun sebesar 67%, daya
ingat sebesar 86%. Penurunan gambaran fungsi tersebut tentu saja
menyebabkan para lansia memerlukan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar sehari-hari (Fathoni et al, 2012)
Lansia yang mengalami nyeri punggung bawah biasanya mengatasi
dengan istirahat, memakai korset ataupun meminum obat antalgin. Para
lansia tersebut belum mengatahui tentang teknik non farmakologi untuk
mengatasi nyeri punggung bawah, khususnya tentang terapi latihan.
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan identifikasi untuk
memberikan masukan pada poli rehab medik di RSUD dr. Murjani Sampit
dalam menangani masalah nyeri punggung bawah agar dapat dilakukan
penanganan yang sesuai dan tepat agar gangguan ini dapat ditangani secara
tuntas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penulisan
ini adalah: Bagaimana Hasil Evaluasi Penatalaksanaan Fisioterapi pada
Pasien dengan Kasus LBP Ischialgia e.c HNP Lumbal di RSUD Dr.Murjani
Sampit?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hasil Evaluasi Penatalaksanaan Fisioterapi pada
Pasien dengan Kasus LBP Ischialgia e.c HNP Lumbal di RSUD
Dr.Murjani Sampit.
2. Tujuan khusus
Mengetahui gambaran faktor individu (Umur, Pekerjaan, Jenis
Kelamin dan IMT) pada Pasien dengan Kasus LBP Ischialgia e.c HNP
Lumbal di RSUD dr. Murjani Sampit
3

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan masyarakat mengenai nyeri punggung bawah yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup hingga aktivitas hidup sehari-hari (ADL), serta
juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara
teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat praktisi sebagai bahan acuan bagi penulis atau penelitian lain yang
lebih lanjut mengenai Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien dengan
Kasus Pasien dengan Kasus LBP Ischialgia e.c HNP Lumbal.
b. Manfaat bagi lokasi yang dituju yaitu sebagai penyebaran informasi dan
pengetahuan mengenai LBP Ischialgia e.c HNP Lumbal serta memberikan
edukasi terhadap permasalahan tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Punggung Bawah


Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis
besar terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra,
diskus intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum
longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas
pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus
yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale.
Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi
apofisial (Haldeman et al, 2002).
Menurut Haldeman et al (2002), Diskus intervertebralis baik anulus
fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka
nyeri,danyang merupakan bagian peka nyeri adalah:
1. Lig. Longitudinale anterior
2. Lig. Longitudinale posterior
3. Corpus vertebra dan periosteumnya
4. Articulatio zygoapophyseal
5. Lig. Supraspinosum. Fasia dan otot

Gambar 2.1 Ruas Ruas Tulang Belakang

Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus

4
5

intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan
otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini
stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan
reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring
(Haldeman et al, 2002)

Gambar 2.2 Anatomi Tulang Belakang


Sumber: macrobiostudent.blogspot.com

B. Nyeri Punggung Bawah


1. Definisi Nyeri Punggung Bawah
Nyeri punggung bawah adalah nyeri pada daerah punggung bawah
yang berkaitan dengan masalah vertebra lumbar, diskus intervertebralis,
ligamentum di antara tulang belakang dengan diskus, medula spinalis, dan
saraf otot punggung bawah, organ internal pada pelvis dan abdomen atau
kulit yang menutupi area lumbar (Medicine dictionary,2012)
Sedangkan menurut Kravitz (2009) nyeri punggung bawah
mengacu pada nyeri di daerah lumbosakral tulang belakang meliputi
jarak dari vertebra lumbar pertama ke tulang vertebra sacral pertama. Ini
adalah area tulang belakang dimana bentuk kurva lordotic. Yang paling
sering menyebabkan nyeri pinggang adalah di segmen lumbal 4 dan 5.
6

Gambar 2.3 Nyeri Punggung BawahSumber : Advance Spine Care, 2010

2. Faktor Risiko
a. Umur
Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan
umur. Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat
dialami oleh siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian
keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini
mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yang
lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini
mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden
tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang
ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.
b. Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap
keluhan nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada
kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya
keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan ini lebih sering
terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu
7

proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang


berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan
terjadinya nyeri pinggang.
c. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko
timbulnya nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi
penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan
terjadinya nyeri pinggang. Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya
sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior maupun lengan posterior
untuk mengangkat beban tubuh.
d. Pekerjaan
Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas
mengangkat beban berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan
dalam penelusuran penyebab serta penanggulangan keluhan ini. Pada
pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli pasar yang biasanya memikul
beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban berat lebih dari 25
kg sehari akan memperbesar risiko timbulnya keluhan nyeri pinggang.3
e. Aktivitas / Olahraga
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang
yang sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh
yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri,
tidur, mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan
nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran yang terbiasa duduk
dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau seorang
mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada
waktu menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan
membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti
tidur pada kasur yang tidak menopang spinal. Kasur yang diletakkan di
atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya
lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung
membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah,
seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih
8

dahulu.Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi


kebiasaan, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan
posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan
posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun
anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan lebih dari
3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan risiko timbulnya nyeri
pinggang.(Adelia,Rizma.,2007)
f. Posisi Tubuh
Posisi lumbar yang berisiko menyebabkan terjadinya nyeri
punggung bawah ialah fleksi ke depan, rotasi, dan mengangkat beban
yang berat dengan tangan yang terbentang. Beban aksial pada jangka
pendek ditahan oleh serat kolagen annular di diskus. Beban aksial yang
lebih lama akan memberi tekanan pada fibrosis annular dan
meningkatkan tekanan pada lempeng ujung. Jika annulus dan lempeng
ujung utuh, maka beban dapat ditahan. Akan tetapi , daya kompresi dari
otot dan beban muatan dapat meingkatkan tekanan intradiskus yang
melebihi kekuatan annulus, sehingga menyebabkan robeknya
annulus dangangguan diskus (Hillus et all, 2010)

3. Etiologi
Etiologi low back pain menurut Adelia Rizma (2007) dapat berupa :
a. Proses degeneratif, seperi spondilosis, HNP, stenosis spinalis, dan
osteoartritis. Perubahan pada vertebrata lumbosakral dapat terjadi pada
arkus dan prosesus artikularis serta ligamen yang menguhubungkan
antar ruas tulang belakang. Perubahan degeneratif juga dapat
menyerang anulus fibrosus dari diskus intervertebralis.
b. Penyakit inflamasi, seperti rheumatoid artritis yang sering timbul
sebagain penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak
terkena secara serentak atau spondilitis ankilopoetika dengan keluhan
sakit punggung dan pinggang yang sifatnya pegal, kaku
c. Osteoporosis, pada orang tua dan jompo terutama menyerang kaum
wanita. Sakit bersifat pegal, tajam dan radikuler
9

d. Kelainan kongenital, yang diperlihatkan foto rontgen polos dari


vertebra lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP.dan
dapat menyerupai HNP.
e. Gangguan sirkulasi, seperti aneurisma aorta abdominalis dapat
menyebabkan LBP yang hebat. Gangguan sirkulasi lain seperti
trombosis aorta terminalis, dengan gejala nyeri yang menjalar sampai
bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi
f. Tumor, dapat berupa tumor jinak seperti osteoma, Paget’s disease,
osteoblastoma, hemangioma, neurioma, meningioma, atau tumor ganas
seperti mieloma multipel, maupun sekunder
g. Infeksi akut, yang disebkam oleh kuman piogenik seperti streptococcus
atau staphylococcus, atau infeksi kronik seperti spondilitis tuberkulosis
dan osteomielitis
h. Psikoneuritik, seperti histeria, depresi, malingering.

4. Patogenesis
Ada beberapa mekanisme yang telah diajukan mengenai proses
perkembangan nyeri punggung dan kelumpuhan yang bisa digunakan
untuk menentukan apakah proses patologis yang terlihat pada gambaran
radiologis berhubungan dengan gejala yang dialami pasien.
Nyeri pada bagian manapun memerlukan perlepasan dari agen-
agen inflamasi yang menstimulasi reseptor nyeri dan menyebabkan sensasi
nyeri pada jaringan, tulang belakang merupakan struktur yang unik karena
memiliki banyak jaringan di sekitarnya yang dapat memicu nyeri.
Inflamasi pada sendi tulang belakang, intervertebral diskus, ligamen dan
otot, meninges dan akar saraf dapat menyebabkan nyeri pada punggung
bawah. Jaringan-jaringan ini memberikan respon terhadap nyeri dengan
melepaskan beberapa agen kimia seperti bradikinin, prostalglandin dan
leukotrin. Agen-agen kimia ini mengaktifkan ujung saraf dan
menyebabkan impuls yang menjalar ke korda spinalis. Saraf-saraf
nosiseptif yang teraktivasi akan melepaskan neuropeptida, dimana yang
paling banyak adalah substansi P. Neuropeptida ini bekerja pada
10

pembuluh darah, menyebabkan ekstravasasi, dan menstimulasi sel mast


untuk melepas histamin dan melebarkan pembuluh darah. Sel mast juga
melepaskan leukotrin dan agen-agen inflamasi lainnya yang menarik
leukosit dan monosit. Proses tersebut menghasilkan gejala- gejala
inflamasi seperti pembengkakan jaringan, kongesti vaskular, dan stimulasi
ujung-ujung saraf bebas.
Impuls nyeri tersebut dihasilkan oleh jaringan tulang belakang
yang mengalami inflamasi. Korda spinalis dan otak memiliki mekanisme
khusus dalam memodifikasi nyeri yang berasal dari daerah jaringan spinal.
Di korda spinalis, impuls nyeri terkonversi pada neuron yang juga menjadi
reseptor sensoris. Hal ini menyebabkan perubahan derajat sensasi nyeri
yang ditransmisikan ke otak melalui proses yang disebut gate control
system. Impuls nyeri selanjutnya akan masuk ke proses yang kompleks
dan berlangsung pada berbagai tingakatan sistem saraf pusat. Otak akan
mengeluarkan substansi kimiawi yang merespon nyeri yang disebut
endorfin. Endorfin merupakan analgesik alami yang dapat menghambat
respon terhadap nyeri melalui serotonorgic pathway (Haldeman,2002)

5. Klasifikasi
a. NPB akut
• Nyeri akut yang berpangkal pada tulang, yaitu : metastasis vertebra,
osteoporosis,osteomyelitis vertebra, fraktur
• Nyeri akut yang berpangkal pada otot dan atau syaraf, yaitu :
syndroma nyeri myofacial,nyeri radikuler tanpa kelainan spinal, HNP
b. NPB kronis
• Nyeri Nosiseptif somatis, misal : peoses degeneratif pada spina dan
ataudiskus, spondilolisthesis, syndroma nyeri myofacial
• Nyeri Nosiseptif viseral, misal : nyeri rujukan dari organ pelvis,
ronggaretroperitoneal,kandung empedu, kelenjar pangkreas.
• Nyeri neuropatik, misal : spinal stenosis, neoplasma (tumor)
• Nyeri Psikogenik, misal : histeris, depresi
c. Failed Low Back Syndrome
11

Nyeri berkepanjangan pasca terapi, secara khusus diartikan


sebagai nyeriberkepanjangan pasca bedah atau komplikasi pembedahan
d. Non cancer chronic back syndrome
Nyeri yang disebabkan oleh sebab organik yang berkaitan dengan
kesan nyeri yang abnormal (Ehrlich.,2003)

6. Gejala Klinis
Gejala klinis yang utama pada LBP adalah nyeri. Nyeri punggung
bawah dapat bersifat sementara atau menetap dan lokal atau menjalar.
Nyeri juga dapat bersifat dangkal atau dalam. Hal ini bergantung pada
penyebab dan jenis nyeri.terdapat berbagai jenis nyeri punggung:
a. Nyeri lokal,terjadi di area tertentu di punggung bagian bawah,nyeri
jenis ini paling sering terjadi.Penyebabnya biasa karena terkilir atau
keseleo atau cedera lainnya.Nyeri biasanya menetap,atau terkadang
hilang timbul.Nyeri lokal dapat berkurang atau bertambah dengan
perubahan posisi. Punggung bawah dapat sakit saat dipegang, dapat
terjadi spasme otot.
b. Nyeri yang menjalar, nyeri bersifat tumpul dan terasa menjalar dari
punggung bawah ke tungkai. Nyeri dapat diikuti dengan nyeri tajam,
biasanya hanya mengenai satu sisi tungkai daripada seluruh tungkai.
Nyeri dapat terasa sampai ke kaki atau hanya sampai lutut. Nyeri
yang menjalar biasanya menandakan adanya penekanan pangkal saraf,
misalnya karena HNP, osteoartritis atau stenosis tulang belakang.
Batuk, bersin, mengedan atau membungkuk sambil menjaga kaki agar
tetap lurus dapat memicu munculnya nyeri. Jika terdapat penekanan
berat pada pangkal saraf, atau jika korda spinalis tertekan, maka akan
timbul rasa seperti ditusuk jarum, atau bahkan mati rasa dan hilangnya
fungsi pengendalian berkemih dan pencernaan (inkontinensia).
c. Referred pain, nyeri dirasakan pada lokasi berbeda dari lokasi penyebab
nyeri sebenarnya. Misalnya, pada pasien dengan serangan jantung,
nyeri dirasakan pada lengan kiri. Nyeri jenis ini pada punggung bawah
cenderung bersifat sakit dan dalam, dan sulit untuk menentukan
12

lokasi asal nyeri. Pergerakan tidak memperberat nyeri


tersebut.(Cianflocco,2013)

7. Diagnosis
Ketika rasa sakit yang parah dan tidak hilang dalam waktu 6 sampai
12 minggu, diagnosis tambahan menjadi lebih penting untuk menentukan
perawatan lebih lanjut. Alat diagnostik mencakup:
a. X-ray:memberikan informasi pada tulang belakang,digunakan untuk
menguji ketidakstabilan tulang belakang,tumor dan patah tulang
b. CT scan:Menangkap penampang gambar cakram tulang dan tulang
belakang,dapat digunakan untuk memeriksa herniated disc atau spinal
stenosis
c. Myelogram. Memungkinkan identifikasi masalah dalam tulang
belakang, sumsum tulang belakang dan akar saraf. Suntikan pewarna
kontras menerangi tulang belakang sebelum x-ray atau CT-scan
d. MRI scan. Menampilkan rinci penampang komponen tulang belakang.
Berguna untuk menilai masalah dengan cakram lumbar dan akar saraf,
serta mengesampingkan penyebab nyeri punggung bawah seperti
infeksi tulang belakang atau tumor. Biasanya spesialis tulang belakang
akan memiliki gambaran yang baik dari penyebab nyeri pasien dari
gejala-gejala pasien dan pemeriksaan fisik, dan akan menggunakan tes
diagnostik di atas untuk mengkonfirmasi dan mengklarifikasi diagnosis
dan / atau untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari
gejala-gejala pasien (Ullrich.,2012)

8. Diagnosis Banding
Diagnosa banding LPB, diantaranya :
• Cedera tendon achilles
• Nyeri coccygeal
• Kompresi lumbal akibat fraktur
• Penyakit degeneratif diskus intervertebralis
• Spondylosis lumbal
13

• Spondylolisthesis (Hills et al, 2010)

9. Penatalaksanaan
Jika penyebab spesifik terjadinya nyeri punggung bawah dapat
diketahui,maka perlu diatasi penyebab tersebut.Tidak ada pengobatan yang
spesifik untuk penyebab nyeri muskuloskeletal.Tetapi terdapat beberapa
tindakan yang dapat membantu,biasanya tindakan ini juga dapat digunakan
untuk mengatasi nyeri akibat penekanan tulang belakang tindakan ini
meliputi: perbaiki aktifitas,menggunakan obat pereda nyeri,kompres
hangat atau dingin pada daerah nyeri,dan olahraga.
Untuk nyeri punggung bawah yang baru terjadi,penanganan
dimulai dengan mencegah aktivitas yang memberi stressor pada tulang
belakang,misalnya mengangkat benda berat dan membungkuk.
Penggunaan Acetaminophen terkadang dianjurkan untuk mengatasi
nyeri.Jika terdapat peradangan maka dapat digunakan obat NSAID yang
dapat mengatasi nyeri dan peradangan.jika keduanya tidak dapatmengatasi
nyeri yang ada,maka dapat digunakan obat golongan Opioid.
Pemakaian relaksan otot seperti cyclobenzaprine, diazepam, atau
methocarbamol, terkadang diperlukan untuk mengatasi spasme otot, tapi
kegunaannya sendiri masih kontroversial. Obat obat ini tidak danjurkan
oleh orang tua,karena lebih sering memberi efek samping. (Cianflocco,
2013)

10. Pencegahan
Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah
adalah dengan olahraga secara teratur.Latihan aerobik dan olahraga untuk
meregangkan dan mengencangkan otot sangat membantu.
Aerobik, berenang, dan berjalan, memperbaiki kebugaran tubuh
secara menyeluruh dan juga memperkuat otot otot. Latihan tertentu dapat
meregangkan dan memperkuat otot-otot perut, bokong, dan punggung
sehingga dapat menstabilkan tulang punggung. Pada beberapa
orang,latihan peregangan dapat menambah nyeri punggung,untuk itu
14

latihan perlu dilakukan secara hati- hati.Secara umum,olahraga yang


menimbulkan atau menambah nyeri harus dihentikan.(Cianflocco, 2013)

11. Prognosis
Prognosis LBP baik pada tipe mekanik. Setelah 1 bulan
pengobatan, 35% pasien dilaporkan membaik, dan 85% pasien membaik
setelah 3 bulan. Dilaporkan tingkat kekumatan LBP mencapai 62% pada
tahun pertama. Setelah 2 tahun, 80% pasien setidaknya mengalami satu
kali kekumatan. (Hills et al,2010)
BAB 3
HASIL
A. Status Klinis

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama : Ny. Tri Hartati
Umur : 67 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Alamat : Jl. Semekto RT. 12, Baamang Hulu

II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT


A. DIAGNOSIS MEDIS : Low Back Pain Ischialgia e.c HNP Lumbal
B. CATATAN KLINIS : Tidak Ada
C. RUJUKAN DARI DOKTER : Mohon dilakukan proses Fisioterapi pada
Ny. Tri Hartati dengan Kondisi Nyeri Punggung Belakang Ischialgia

III. SEGI FISIOTERAPI


A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

B. ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
1. KELUHAN UTAMA
Px mengeluhkan adanya nyeri pada pinggang belakang bagian
bawah, Nyeri dirasakan hilang timbul dan menjalar sepanjang tungkai
belakang.

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1 bulan lalu px bangun tidur dan menggeliat, lalu terasa keram

15
16

pada punggung bagian belakang. Nyeri dirasakan dari pinggang


belakang hingga ke kaki, nyeri bertambah saat tidur ke bangun dan
posisi duduk.

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Px tidak merasa mengalami penyakit lain yang dapat
mempengaruhi penyakit sekarang

4. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA


Pada tahun 2014 Px mengaku pernah melakukan operasi jantung.
Px juga melakukan cek darah rutin dan didapati riwayat Hipertensi dan
Diabetes Militus

5. RIWAYAT PENGOBATAN
Amlodipine 1 x 10mg

6. ANAMNESIS SISTEM
a. Kepala dan Leher
Px Mengeluhkan adanya pusing akibat hipertensi

b. Kardiovaskular
Gangguan endurance

c. Respirasi
Pola napas pasien normal

d. Gastrointestinal
BAB pasien terkontrol

e. Urogenital
BAK pasien terkontrol

f. Musculoskeletal
Px belum bisa terlalu lama duduk dan berjalan jarak jauh

g. Nervorum
Terdapat nyeri menjalar sepanjang tungkai bawah

C. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
a) TANDA-TANDA VITAL
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Denyut nadi : 75 x/menit
17

Pernapasan : 30 x/menit
Temperatur : 36,9 0C
Tinggi badan : 154 Cm
Berat badan : 51 Kg

b) INSPEKSI (STATIS & DINAMIS)


Statis :
- Px menggunakan korset
- Punggung tampak sedikit membungkuk
Dinamis :
- Saat berjalan px terlihat menahan nyeri dan juga pincang
- Ekpresi px tampak terlihat menahan rasa sakit pada saat ingin duduk
keatas bed.

c) PALPASI
Spasme pada otot-otot erector spine

d) PERKUSI
Tidak dilakukan

e) AUSKULTASI
Tidak dilakukan

f) GERAK DASAR

Aktif Pasif Isometrik


Sendi Gerakan
ROM Nyeri ROM Endfeel Tahanan Nyeri
Fleksi Terbatas + Terbatas Soft Minimal +
Ekstensi Terbatas + Terbatas Hard Minimal +
Lat.fleksi D Terbatas + Terbatas Soft Minimal +
Trunk Lat.Flexi S Terbatas + Terbatas Soft Minimal +
Rotasi Dextra Terbatas + Terbatas Elastic Minimal +
Rotasi Sinistra Terbatas + Terbatas Elastic Minimal +

g) KOGNITIF, INTRA-PERSONAL, INTER-PERSONAL


Kognitif : Normal (pasien mampu mengingat kejadian
keluhan pertamanya)
Intrapersonal : Normal ((pasien mempunyai semangat untuk
sembuh)
Interpersonal : Normal (pasien mampu mengikuti intruksi
fisioterapi dengan baik)
18

h) KEMAMPUAN FUNGSIONAL DASAR, AKTIVITAS


FUNGSIONAL, & LINGKUNGAN AKTIVITAS
Fungsional Dasar :
- Terdapat nyeri pada gerakan flexi, ekstensi, lateral flexi d&s, rotasi
d&s lumbal
- Terdapat keterbatasan ROM pada gerakan flexi,
ekstensi, lateral flexi d&s, rotasi d&s lumbal
- Px mampu tidur miring kiri dan kanan secara mandiri namun dengan
perlahan
Aktivitas Fungsional :
- Terdapat gangguan jalan pada pasien, krena
terdapat nyeri dan gangguan keseimbangan
- Pasien mengalami kesulitan saat berpindah posisi dikarenakan muncul
nyeri
- Aktivitas sehari-hari dibantu oleh suami dan anggota keluarga lain
Lingkungan aktivitas :
- Lingkungan rumah mendukung dalam proses kesembuhan Px
- Keluarga pasien sangat mendukung kesembuhan pasien

2. PEMERIKSAAN SPESIFIK
a. Pemeriksaan nyeri dengan skala NRS (numberic ratting scale)

Nyeri diam :4
Nyeri gerak : 5 (berpindah posisi dari tidur ke duduk)
Nyeri tekan :6

b. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dengan Midline

Gerakan LGS
Fleksi 8 Cm
Ekstensi 4,5 Cm
Lat.fleksi Dextra 16 Cm
Lat.Flexi Sinistra 10Cm
19

c. Valsavah Test : (+)


d. Anti Patrick Test : (-)
e. SLR (Straight Leg Rise) Test : (+)
f. Lasegue Test : (+)
20

D. UNDERLYING PROCCES
Menggeliat setelah bangun tidur

Kompresi pada discus invertebralis

Kompresi hebat dan fragmentasi Nucleus Pulposus

Anulus pecah/robek

Nucleus Pulposus yang tertekan mencari jalan keluar melalui sobekan anulus fibrosus

Ligamentum Longitudinal terdorong

HNP (Hernia Nucleus Pulposus)

LBP (Low Back Pain)

Muscle Soft Tisue Nervus

Spasme Pain Tear Impingement

Px enggan bergerak Imflamasi Unstable Pharastesia

Keterbatasan LGS Disalignment

IR Penurunan ADL Antalgic Gait TENS

Vasodilatasi Stimulasi saraf sensoris


Muscle Imbalance

Sirkulasi menjadi lancar Blocking nyeri


Incorect Posture

Otot menjadi rileks Impuls dihantarkan ke otak

Spasme berkurang Penghambatan nyeri

Nyeri menurun Nyeri menurun

Peningkatan aktivitas funsional px


21

E. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Low back pain (LBP) Ischialgia e.c Hernia nucleus pulposus (HNP) Lumbal
Impairment
- Nyeri Pinggang bawah bagian belakang

Functional Limitation
- Pasien mengalami kesulitan untuk berjalan
- Pasien mengalami kesulitan untuk berpindah posisi (ex: dari tidur ke duduk)
- Pasien menglami kesulitan saat berjalan

Disability
- Pasien kesulitan untuk beraktivitas diuar rumah, baik individu maupun sosial

F. PROGNOSIS
Qua at Vitam : Bonam
Qua at Sanam : Dubia at Bonam
Qua at Fungsionam : Dubia at Bonam
Qua at cosmeticam : Dubia at Malam

G. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan Treatment
a. Jangka Pendek
- Menurunkan intensitas nyeri
- Menurunkan spasme otot
- Aktivasi dan meningkatkan kekuatan otot
- Mencegah kondisi pasien semakin memburuk
- Koreksi postur (asimetric pelvic & khyposis)
b. Jangka Panjang
- Melanjutkan rencana jangka pendek
- Meningkatkan kemandirian pasien
2. Rencana Tindakan
a. Teknologi Fisioterapi
1) Infrared (IR)
2) Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
b. Edukasi
Dianjurkan pada pasien untuk membatasi aktivitas yang
mengakibatkan pembebanan pada pinggang secara berlebihan

H. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Infrared (IR)
Persiapan alat, cek kabel dan cek bohlam, posisi px tidur tengkurap
dalam keadaan nyaman, daerah yang akan diterapi bebas dari kain, sinar
tegak lurus dengan daerah yang akan diterapi, atur jarak antara 45-60
cmselama 15 menit, atur jarak sampai px merasa hangat pada bagian
yang disinari. Apabila terlalu panas jauhkan jarak sinar dengan area
22

yang diterapi begitupun sebaliknya

2. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)


Posisi px tidur tengkurap, px dalam keadaan nyaman, posisi terapis
berada diamping px. Pasang elektroda disisi dextra dan sinistra tulang
ekor, menggunakan arus frekuensi 100 Hz, durasi 200 µsec dengan
waktu 15 menit. Kemudian naikkan intensitasnya sampai px merasakan
adanya rangsangan berupa getaran yang nyaman, kemudian naikkan
intensitasnya hingga batas toleransi px

I. HASIL EVALUASI AKHIR


1. Nyeri dengan skala NRS (Numeric Rating Scale)

Nilai
Nyeri
T0 T1 T2 T3
Diam 3 3 3 2
Tekan 5 5 5 4
Gerak 4 4 4 4

2. Lingkup Gerak Sendi (LGS) dalam Cm dengan Midline


Flexi Extensi Lateral Flexi Lateral Flexi
Pertemuan
Trunk Trunk Dextra Sinistra
T0 8 Cm 4,5 Cm 16 Cm 10 Cm
T1 8 Cm 4,5 Cm 16 Cm 10 Cm
T2 8 Cm 4,5 Cm 16,8 Cm 10,2 Cm
T3 8,3 Cm 4,8 Cm 17 Cm 10,5 Cm

J. EDUKASI DAN KOMUNIKASI

-
K. CATATAN PEMBIMBING PRAKTIK

L. CATATAN TAMBAHAN
-

Sampit, 30 Juni 2021


Pembimbing

(Eko Haryati Amd.Ft)


DAFTAR PUSTAKA

Adelia, R., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from:


http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-
pain/ [Accesed 5 Mei 2013]

Advance Spine Care, 2010. Low Back Pain. Available from:


http://www.advancedspinecare.info/lowbackpain.html [Accesed 7 Mei
2013]

Basuki K., 2009. Faktor Resiko Kejadian Low Back Pain Pada Operator
Tambang Perusahaan Nickel di Sulawesi Selatan. Makassar: Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia

Benita, N., 2008. Factors Associated with Low Back Pain in Hospital
Employees.
Johannesburg: University of the Witwatersrand.

Cianflocco, A.J., 2013. Low back pain. Available from:


http://www.merckmanuals.com/home/bone_joint_and_muscle_disorders/l
ow_back_and_neck_pain/low_back_pain.html [Accesed 7 Mei 2013]

Ehrlich G.E., 2003. Low back pain. Bulletin of the World Health Organization 81:
671-676.

Fathoni,H.et al,2012.Hubungan sikap dan posisi kerja dengan low back pain pada
perawat RSUD Purbalingga.Fakultas Ilmu Keperawatan,Universitas
Soedirman,Jawa Tengah

Fitria,R., 2012. Nyeri Punggung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Mahaputra Muhammad Yamin. Available from:
http://www.macrobiostudent.blogspot.com [Accesed 10 Mei 2013]
Haldeman, S.D. et al, 2002. An Atlas of BACK PAIN. USA: The Parthenon
Publishing Group.

Hills, E.C. 2012. Mechanical Low Back Pain. Available from:


http://emedicine.medscape.com/article/310353-overview [Accesed 10 Mei
2013]

Kwon M.A., Shim W.S., Kim M.H, Gwak M.S., Hahm T.S., Kim A.S., Kim C.S.,
Chai Y.L.L., Park J.H., Cho H.S., Kim T.H., 2006. A Correlation Between
Low Back Pain and Associated Factors :a Study Involving 722 Patients
who had Undergone Physical Examination. Korea: Journal of Korean
Medicine

Medical dictionary,2013.Low back pain research.available from:

23
http://www.online-medical-dictionary.org/ [Accesed 10 Mei 2013]
Samara D., 2005. Lama dan Sikap Duduk sebagai Faktor Resiko Terjadinya
NyeriPinggang Bawah. Jakarta: Jurnal Kedokteran Trisakti

Secer, M. et al., 2010. Nonspecific Low Back Pain in a Group of Young Adult
Men. Turkish Neurosurgery (21) 2: 135-139

Silitonga,R,2013.Struktur Organ Manusia dan Fungsinya.available from:


http//www.rolionard.blogspot.com [Accesed 10 Mei 2013]

Tucer, B. et al., 2009. Risk Factors For Low Back Pain and Its Relation with Pain
Related Disability and Depression in a Turkish Sample. Turkish
Neurosurgery (19) 4: 327-332

Ullrich P.F., Jr., MD, 2012. Diagnosing Lower Back Pain. Available from:
http://www.spine-health.com/conditions/lower-back-pain/diagnosing-
lower-back-pain [Accesed 5 Mei 2013]

Wheeler,A.H.2013.Low Back Pain and Sciatica.Available from:


http://emedicine.medscape.com/article/1144130-overview [Accesed 15
April

Anda mungkin juga menyukai