Anda di halaman 1dari 5

pISSN 2085-9481 eISSN 2597-999X Jurnal Biomedik.

2020;12(2):83-87
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/jbm.12.2.2020.29162
KemenRistekdikti RI No. 28/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/index

Masalah Kesehatan pada Lansia: Sindroma Frailty

Ribka Wowor,1 Frans Wantania2

1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: ribkaladywowor@gmail.com

Abstract: Frailty Syndrome is a geriatric syndrome with characteristics of reduced functional


ability and adaptation functions that caused by the decline in various body systems and also
increased susceptibility to various stress, which decreases a person’s functional performance.
The prevalence of frailty syndrome ranges from 7% at the age above 65 years and 30% at ages
above 80 years. Research on Caucasian races, women suffer more frailty than men (7:5), while
in the African American group found twice that of Caucasians (14:7). Generally, to determine a
frailty syndrome we used the Fried’s clinical criteria when there are three or more of the
weaknesses such as, reduced road speed, complaints of fatigue, decreased activity, and weight
loss. The clinical picture of frailty syndrome is based on weakness, reduced walking speed,
fatigue, low physical activity, and weight loss. The diagnosis is based on clinical signs and
symptoms and their comorbidities.
Keywords: frailty syndrome, weakness

Abstrak: Sindroma frailty adalah suatu sindroma geriatri dengan karakteristik berkurangnya
kemampuan fungsional dan gangguan fungsi adaptasi yang diakibatkan oleh merosotnya
berbagai sistem tubuh, serta meningkatnya kerentanan terhadap berbagai macam stressor, yang
menurunkan performa fungsional seseorang. Prevalensi sindroma frailty berkisar 7% pada usia
diatas 65 tahun dan 30% pada usia diatas 80 tahun. Penelitian terhadap ras Kaukasia, perempuan
lebih banyak menderita frailty dibandingkan laki-laki (7:5), sedangkan pada kelompok Afrika-
Amerika didapatkan dua kali lipat dibandingkan ras Kaukasia (14:7). Umumnya, untuk
menentukan suatu sindroma frailty dipergunakan kriteria klinis dari Fried yaitu bila terdapat tiga
atau lebih dari kelemahan, berkurangnya kecepatan jalan, keluhan cepat lelah, menurunnya
aktivitas, dan berkurangnya berat badan. Gambaran klinis sindroma frailty berdasarkan adanya
kelemahan, berkurangnya kecepatan jalan, rasa cepat lelah, aktivitas fisik yang rendah, dan
hilangnya berat badan. Diagnosis didasarkan atas tanda dan gejala klinis serta penyakit
komorbidnya.
Kata kunci: sindrom frailty, kelemahan

Pendahuluan kat termasuk kelemahan dan kelelahan,


Sindroma frailty paling sering didefi- kompleksitas medis, dan berkurangnya
nisikan sebagai sindrom penurunan fisio- toleransi terhadap intervensi medis dan
logik yang berkaitan dengan penuaan, bedah. Kesadaran akan kelemahan dan
ditandai dengan kerentanan yang jelas risiko terkait untuk hasil kesehatan yang
terhadap kesehatan. Frailty tanpa diragukan merugikan dapat meningkatkan perawatan
lagi merupakan salah satu tantangan untuk subset pasien yang paling rentan ini.
kesehatan masyarakat global paling serius Meskipun tidak ada baku emas untuk
yang akan dihadapi abad mendatang. mendeteksi kelemahan, beberapa alat
Pasien usia tua yang mengalami frailty skrining kelemahan telah dikembangkan
sering kali mengalami gejala yang mening- dan digunakan untuk penilaian risiko dan

83
84 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 12, Nomor 2, Juli 2020, hlm. 83-87

studi epidemiologi. Selama dua dekade cepat lelah, menurunnya aktivitas, dan
terakhir, strategi untuk mengelola kelemah- berkurangnya berat badan (Tabel 1).10
an telah berkembang secara substansial.1,2 Sindroma ini bukan merupakan suatu
Gambaran klinis sindroma frailty penyakit tetapi suatu keadaan antara
berdasarkan adanya kelemahan, berkurang- fungsional dan nonfungsional, serta antara
nya kecepatan jalan, rasa cepat lelah, sehat dan sakit. Terdapat dua fase dari
aktivitas fisik yang rendah, dan hilangnya sindroma frailty, yaitu tahap awal dan tahap
berat badan. Diagnosis didasarkan atas akhir. Tahap awal disebut juga sebagai pre-
tanda dan gejala klinis serta penyakit frailty (terdapat 1 atau 2 kriteria). Tahap
komorbidnya.3,4 Penanganan sindroma akhir dari sindroma frailty ialah keadaan
frailty yang terbaik dilakukan ialah mene- yang dikenal dengan istilah failure to
rapkan langkah pencegahan untuk memper- thrive. Tahap ini digambarkan sebagai
lambat progresivitas dari sindroma frailty hilangnya berat badan, wasting, depen-
yang sudah terjadi serta dampaknya.4-6 densi, dan mungkin termasuk gangguan
kognitif yang tidak dapat diterangkan.11
Epidemiologi
Prevalensi sindroma frailty menurut Penatalaksanaan Sindroma Frailty
The Cardiovascular Health Study mencapai Penanganan pasien dengan sindroma
7% pada usia lanjut di masyarakat berusia frailty sangat bervariasi karena penyebab-
65 tahun ke atas dan mencapai 30% pada nya pada masing-masing individu tidaklah
usia lanjut 80 tahun atau lebih. Prevalensi sama. Langkah pertama ialah memberikan
pada perempuan dengan hendaya berusia penanganan yang tepat terhadap penyakit
65 tahun menurut The Women’s Health and atau masalah medis yang mendasarinya.
Aging Study mencapai 28%.7,8 Penelitian di Biasanya, individu dengan sindroma frailty
Indonesia yang dilakukan di Bandung me- memiliki masalah medis yang tidak khas.12
nunjukkan prevalensi sindroma frailty se- Penentuan tujuan dengan pasien dan
besar 9,4% yang didominasi oleh wanita.9 keluarganya sangat penting dalam membe-
rikan perawatan untuk individu yang
Kriteria Diagnosis Sindroma Frailty lemah, menetapkan prioritas individu,
Diagnosis sindroma frailty menurut menimbang risiko dan manfaat intervensi,
Fried ditegakkan berdasarkan tiga atau dan membuat keputusan mengenai agresi-
lebih dari lima kriteria yaitu kelemahan, vitas perawatan.
berkurangnya kecepatan jalan, keluhan

Tabel 1. Kriteria klinis sindroma Frailty menurut Fried8


Kelemahan Menggunakan dinamometer.
Laki-laki dikatakan positif bila handgrip
<30kg
Wanita dikatakan positif bila <18kg
Kecepatan berjalan yang lambat Waktu tempuh 4 meter lebih dari 6 detik
dikatakan positif
Kelelahan 0= jarang, 1= kadang (1-2 hari), 2=
sedang (3-4 hari), 3= sepanjang waktu.
Nilai positif yaitu 2 atau 3
Aktivitas fisik yang kurang 3 bulan tanpa weight bearing activity atau
menghabiskan waktu >4 jam duduk atau
melakukan jalan pendek <1 kali perbulan
Penurunan berat badan yang tidak jelas ≥4,5 kg dalam tahun terakhir atau 5% dari
berat badan
Wowor, Wantania: Masalah kesehatan pada lansia … 85

Ketika orang dewasa yang lebih tua otot ekstremitas setelah menjalani program
berkembang di sepanjang spektrum kele- latihan aerobik selama 9 bulan.14
mahan dan mengembangkan penyakit yang Latihan resistensi pada sindroma
lebih parah dan/atau cacat, menjadi sema- frailty ditujukan untuk meningkatkan
kin penting untuk menyesuaikan perawatan massa otot. Meskipun terjadi penurunan
medis dengan kebutuhan pasien yang massa otot sejalan dengan bertambahnya
rentan ini sambil tetap menjaga nilai-nilai usia, latihan resistensi terbukti masih dapat
dan tujuan individu dalam pikiran. Peni- meningkatkan massa otot. Latihan resisten-
laian geriatrik komprehensif (CGA) dapat si juga mempunyai pengaruh pada perfor-
membantu memandu pengembangan renca- ma motorik lansia. Panduan dari U.S.
na manajemen dan intervensi untuk pasien Department of Health and Human Services
yang lemah.2 merekomendasikan untuk semua populasi
Untuk pasien lanjut usia yang kuat, di atas 65 tahun harus melakukan latihan
praktisi medis harus secara tepat mengobati aerobik 150 menit dalam satu minggu.
penyakit kronis yang diketahui, mengelola Beberapa penelitian menganjurkan latihan
penyakit akut dan kronik, serta memastikan resistensi tetapi untuk individu frail sebaik-
langkah-langkah penyaringan yang sesuai nya dimulai dengan latihan aerobik.14,15
dengan usia dan perawatan pencegahan.1,2
Untuk pasien yang lemah maupun kuat, Dukungan Nutrisi
intervensi yang dapat diberikan meliputi Malnutrisi dan kelemahan terbukti
rehabilitasi (latihan fisik) dan dukungan sangat terkait dalam tinjauan sistematis
nutrisi.13 tahun 2017. Meskipun tidak ada studi yang
termasuk prospektif di alam, peningkatan
Aktivitas Fisik pada Lansia asupan protein dan kualitas makanan tam-
Beberapa penelitian menunjukkan paknya menjadi faktor pelindung terhadap
manfaat latihan fisik pada lansia yang kelemahan. Bila dikombinasikan dengan
sehat, bahkan pada keadaan sindroma olahraga, intervensi diet juga terbukti
frailty yang berat. Manfaat latihan fisik merupakan bagian penting dari pendekatan
berupa peningkatan mobilitas, perbaikan multimodal untuk mencegah dan mengo-
performa dalam melakukan aktivitas se- bati kelemahan, tetapi bukti lebih lanjut
hari-hari, memperbaiki cara berjalan, masih diperlukan.1,2
mengurangi risiko terjatuh, meningkatkan Asupan kalori dan protein yang
densitas mineral tulang, dan memperbaiki adekuat merupakan dasar dari terapi frailty.
kualitas hidup secara umum.13 Nutrisi yang paling berperan dalam pence-
Pada lansia terjadi penurunan aktivitas gahan dan penanganan sindroma frailty
fisik yang dapat diukur dari beberapa ialah protein. Asupan protein yang dianjur-
parameter seperti kapasitas aerobik, ke- kan dari RDA (Recommended Dietary
kuatan otot dan kelelahan. Bukti-bukti Allowance) sebesar 1-1,2 gram/kg berat
penelitian yang ada menunjukkan bahwa badan per hari. Protein dengan asam amino
latihan fisik secara teratur dapat mencegah essensial lebih diutamakan pada penderita
terjadinya sindroma frailty. Latihan fisik sindroma frailty terutama yang mengan-
untuk pencegahan dan terapi sindroma dung leusin seperti ikan, telur, dan ayam.
frailty dibagi menjadi latihan aerobik dan Pada pemberian protein harus diperhatikan
latihan resistensi. Terdapat 2 mekanisme kondisi spesifik tertentu dari pasien lansia
dimana latihan aerobik dapat mencegah seperti gangguan ginjal atau hati.16
sindroma frailty yaitu memperbaiki ambil- Asupan vitamin D juga berperan pen-
an oksigen secara maksimal (VO2 peak) ting dalam penanganan sindroma frailty.
dan meningkatkan massa otot. Studi inter- Kadar vitamin D yang rendah berhubungan
vensi dari 64 penderita sindroma frailty dengan gangguan keseimbangan, jatuh,
menunjukkan bahwa peningkatan 14% dari fraktur, dan nyeri; kesemuanya dapat
VO2 peak dan peningkatan 12% dari massa menyebabkan imobilisasi sehingga akhir-
86 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 12, Nomor 2, Juli 2020, hlm. 83-87

nya terjadi sindroma frailty. Kebutuhan DAFTAR PUSTAKA


vitamin D yang dianjurkan RDA untuk usia 1. Abbasi M, Rolfson D, Khera AS, Dabravolksaj
51-70 tahun sebesar 400 IU/hari; untuk usia D, Dent E, Xia L. Identification and
>70 tahun 600 IU/hari; dan untuk penderita management of frailty in the primary
osteoporosis sampai 1000 IU/hari.17 care setting. CMAJ. 2018;190(38):
1134-1140. doi:10.1503/cmaj.171509.
Pemeriksaan rutin kadar vitamin D
2. Dent E, Martin FC, Bergman H, Woo J,
secara umum tidak diperlukan untuk Romero-ortuno R, Walston JD. Frailty
pengobatan jangka panjang suplementasi 2 management of frailty : opportunities,
vitamin D, akan tetapi pada pasien yang challenges, and future directions.
dicurigai mengalami toksikosis vitamin D Lancet. 2019;394(10206):1376-86.
atau hiperkalsemia, pengukuran vitamin D 3. Mangien KK. The frail and institutionalized
dapat dilakukan. Terapi yang diberikan elder. In: Guccione AA, editor. Geria-
dapat dihentikan bila gejala yang berhu- tric Physical Therapy (2nd ed).
bungan dengan defisiensi vitamin D teratasi Missouri: Mosby, 2000; p.445-54.
maupun kadar vitamin D telah mencapai 4. Cherniack EP, Florez HJ, Troen BR. Emerging
kadar optimal >75 nmol/L.18,19 Selain itu, therapies to treat frailty syndrome in the
diperlukan pengawasan pemeriksaan kadar elderly. Altern Med Rev. 2007;12(3):
246-58.
kalsium berkala setiap bulan setelah memu-
5. Peddi R, Morley J. The Physiology of aging.
lai terapi vitamin D dosis tinggi. Gejala In: Meldon SW, Ma OJ, Woolard R,
hiperkalsemia dapat timbul bila kadar editors. Geriatric Emergency Medicine.
kalsium >11 mg/dl dan gejala hiperkal- New York: McGraw-Hill, 2004; p. 4-
semia berat akan timbul bila kadar kalsium 11.
>15 mg/dl yang merupakan keadaan 6. Verdery RB. Failure to thrive in the elderly
darurat karena dapat menyebabkan koma [Review]. ClinGeriatr Med. 1995;
dan henti jantung.19,20 11(4):653-60.
7. Buckinx F, Rolland Y, Reginster JY, Ricour C,
Simpulan Petermans J, and Bruyere O. Burden of
Sindroma frailty adalah suatu sindroma frailty in the elderly population:
perspectives for a public health chal-
geriatri dengan ciri khas berkurangnya
lenge. Arch Public Health. 2015;
kemampuan fungsional dan gangguan 73(19):1-7.
fungsi adaptasi yang disebabkan merosot- 8. Setiati S. Geriatric medicine, sarkopenia, frailty
nya berbagai sistem tubuh, serta mening- dan kualitas hidup pasien usia lanjut:
katnya kerentanan terhadap berbagai ma- tantangan masa depan pendidikan,
cam stresor. Akibatnya, terjadi penurunan penelitian dan pelayanan kedokteran di
performa fungsional seseorang. Indonesia. eJournal Kedokteran Indo-
Penata-laksanaan sindroma ini memer- nesia. 2013;1(3):234-42.
lukan penanganan secara holistik. Penilaian 9. Rahmadani IR, Dwipa L, Pratiwi YS. Elderly
geriatrik komprehensif (CGA) dapat mem- characteristics with frailty syndrome by
bantu memandu pengembangan rencana frailty index questionnaire – 40 (FI -
40) at Bandung Nursing Home. Journal
manajemen dan intervensi untuk pasien
of Medicine and Health. 2018;2(2):
yang lemah. Untuk pasien lanjut usia yang 756-83.
kuat, praktisi medis harus secara tepat 10. Clegg A, Young J, Iliffe S, Rikert MO,
mengobati penyakit kronis yang diketahui. Rockwood K. Frailty in Elderly People.
Untuk pasien yang lemah dan kuat, Lancet. 2013;381(9868):752-62.
intervensi yang dapat diberikan meliputi 11. Chen X, Mao G, Leng SX. Frailty Syndrome:
rehabilitasi (latihan fisik) dan dukungan an Overview. Clin Interv Aging. 2014;
9:433-41
Konflik Kepentingan 12. Shaheen M, Puri S, Tandon N. An overview
Penulis menyatakan tidak terdapat of frailty in elderly. JIAG. 2016;
konflik kepentingan dalam studi ini. 12(2):58-65.
13. Martono HH, Darmojo RB. Olah raga dan
Wowor, Wantania: Masalah kesehatan pada lansia … 87

kebugaran pada usia lanjut. In: risk of frailty syndrome: a systematic


Darmojo RB, Martono HH, editors. review and dose-response meta-
Buku Ajar Geriatrik (Ilmu Kesehatan analysis. BMC Geriatrics. 2018;18:
Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit 206-16.
Fakultas Kedokteran Universitas Indo- 18. Rawson K. Vitamin D deficiency – clinical
nesia, 2006; p. 93-101. guidelines for adults. North West
14. Aguirre LE, Villareal DT. Physical exercise Commisioning Support Unit. 2015;
as therapy for frailty. Nestlé Nutrition 1(1):1-6
Institute Workshop Series. 2015 19. Kennel KA, Drake MT, Hurley DL. Vitamin
November;83:83-92. D deficiency in adults: when to test and
15. Liu CK, Fielding RA. Exercise as an how to treat. Journal of Mayo Clinic
intervention for frailty. Clin Geriatr Practice. 2010;85(5):752-8.
Med J. 2011;27:101-10 20. Setyohadi B, Arsana PM, Soeroto AY,
16. Goisser S, Guyonnet S,Volkert D. The role of Suryanto A, Abdullah M. Buku
nutrition in frailty: an overview. J EIMED PAPDI DASAR (Kegawatan
Frailty Aging. 2016;5(2):74-7. Penyakit Dalam) Buku 1 (2nd ed).
17. Yhun Ju S, Young Lee J, Do Hoon K. Low Jakarta: Internal publishing, 2012; p.
25-hydroxyvitamin D levels and the 390-9.

Anda mungkin juga menyukai