Health Promotion Pada Infant Remaja
Health Promotion Pada Infant Remaja
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak 1
Anggota Kelompok:
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan kerja keras penulis makalah yang berjudul “Health Promotion Pada
Infant-Remaja” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
tugas untuk menempuh mata kuliah Keperawatan Anak I. Penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terselesaikan jika tidak ada bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis
menyampaikan ungkapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini diantaranya:
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna atau masih perlu
perbaikan. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik serta saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki penyusunan
makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab II Pembahasan...................................................................................................4
3.1 Kesimpulan...................................................................................................27
3.2 Saran.............................................................................................................27
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pada umumnya kekurangan gizi terjadi pada balita, karena pada umur
tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat dan termasuk kelompok
yang rentan gizi, karena pada masa itu merupakan masa peralihan antara
saat disapih dan mulai mengikuti pola makan orang dewasa. Kurangnya
pengetahuan tentang gizi dan kesehatan pada orang tua, khususnya ibu
merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita.
Keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan banyak mempengaruhi pola
makan di daerah pedesaan. Terdapat pantangan makan pada balita
misalnya anak kecil tidak diberikan ikan karena dapat menyebabkan
cacingan, kacang-kacangan juga tidak diberikan karena dapat
menyebabkan sakit perut atau kembung.
b) Metode Demonstrasi
f) Metode Bermain
g) Pembiasaan
h) Metode Bernyanyi
b. Kemitraan
Selain melakukan tahap advokasi, Dinkes selanjutnya
membangun strategi kemitraan. Strategi ini dijalankan dengan
bekerjasama dengan beberapa instansi terkait, yang dianggap
mampu membantu proses penanggulangan narkoba di
Kabupaten Wajo. Adapun instansi yang terlibat kerjasma lintas
sektor yaitu puskesmas, sekolah dan polres.
Bentuk kemitraan yang dilakukan antara dinas kesehatan
dan puskesmas berupa penyuluhan kepada remaja yang
bertujuan menambah tingkat pengetahuan remaja tentang
dampak pergaulan bebas, seks bebas, dan napza bagi kesehatan,
sehingga diharapkan terciptanya pemberdayaan remaja terhadap
penanggulangan narkoba berupa pembentukan kader kesehatan
remaja. Bentuk kemitraan yang dilakukan antara dinas
kesehatan dan sekolah dalam penanggulangan narkoba yaitu
membatu mengumpulkan remaja pada saat dinas kesehatan
melakukan penyuluhan di sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh
informasi mengenai manfaat kemitraan yang disampaikan oleh
informan berupa terciptanya efektifitas penyuluhan, pekerjaan
terasa ringan dan dianggap mampu membantu pemberantasan
narkoba, pencegahan seks bebas dan pergaulan bebas pada
remaja.
c. Pemberdayaan
Pemberdayaaan yang dilakukan dinas kesehatan terhadap
upaya penanggulangan narkoba dengan cara membentuk kader
kesehatan remaja di sekolah. Tujuannya adalah memberikan
pemahaman terhadap remaja tentang bahaya penyalahgunaan
napza, seks bebas bagi kesehatan, sehingga remaja memiliki
kesadaran untuk ikut terlibat memerangi tindak penyalahgunaan
narkoba, pergaulan bebas dan seks bebas.
Pembentukan kader kesehatan remaja yang ditujukan
kepada siswa remaja diharapkan dapat menumbuhkan partisipasi
aktif dari siswa akan pentingnya penanggulangan narkoba dalam
segala aktivitasnya sehari-hari. Partisipasi yang bertanggung
jawab sebaiknya dimiliki setiap masyarakat dan organisasi
lokal.
4. Program Promosi Kesehatan pada Remaja
1. Sosialisasi
Sosialisa pada remaja dimulai dari dalam lingkungan yaitu
keluarga, tetangga, sekolah, dan organisasi umum. Remaja
sebagai permasalahan, seperti masa peralihan, kebutuhan untuk
mandiri, menyebabkan timbulnya gejolak yang macam-macam.
faktor lingkungan bagi remaja dalam proses sosialisasi
memegang peranan penting, sebab proses sosialisasi pemuda
terus berlanjut dengan segala daya imitasi dan identitasnya.
lebih-lebih pada masa peralihan atau transisi dari masa muda
menjelang dewasa, ketika sering terjadi konflik nilai, wadah
pembinanya harus lebih fleksible, mampu dan mengerti dalam
membina remaja tanpa harus mematikan jiwa mudanya yang
penuh dengan vitalitas hidup.
2. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dikalangan remaja sangat
dibutuhkan dalam membibing remaja untuk lebih
memperhatikan kesehatan hidup. Batasan pendidikan kesehatan
meliputi:
1) Perbaikan sanitasi lingkungan
2) Perubahan perilaku sehat pada remaja
3) Mencegah penyakit menular
4) Pendidikan kebersihan perorangan
5) Pelayanan medis
6) Untuk menjamin setiap orang hidup yang layak
dalam pemeliharaan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
agar mereka dapat mandiri menolong diri sendiri juga mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial
budaya local dan didukung oleh kebijakan masyarakat yang berwawasan
kesehatan. Tujuan Promosi Kesehatan menurut WHO yaitu, Mengubah
perilaku individu/masyarakat di bidang Kesehatan, Menjadikan kesehatan
sebagai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat., Menolong individu agar
mampu secara mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai
tujuan hidup sehat, Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat
sarana pelayanan kesehatan yang ada. Sasaran dari health promotion ada 3
yaitu, Primer, Secunder dan Tersier. Kegiatan promosi kesehatan pada infant-
remaja berbeda-beda tergantung usia, baik bayi/infant, anak-anak, pra –
sekolah, sekolah maupun remaja.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan acuan oleh tenaga kesehatan, baik
perawat maupun tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan health
education/pendidikan kesehatan dari infant sampai remaja. Semoga dapat
dijadikan acuan oleh pembaca khususnya orang tua dalam menjaga kesehatan
anak demi pertumbuhan dan perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Andzani, Dwi Shafa. “Konsep Promosi Kesehatan”. Dalam
(https://www.academia.edu/36607694/Konsep_Promosi_Kesehatan) diakses
tanggal 20 september 2019.