Sejarah Manajemen Pengetahuan
Sejarah Manajemen Pengetahuan
1
Michael Armstrong, Managing People: A Practical Guide For Line Managers, diterjemahkan oleh
Bern Hidayat, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009), h. 149
2
P . Tobing, Knowledge Management: Konsep, Arsitektur dan Implementasi (Yogyakarta: Graha Ilmu.
2007), h. 23
3
P . Tobing, Knowledge Management: Konsep, Arsitektur dan Implementasi (Yogyakarta: Graha Ilmu.
2007), h. 23
4
P . Tobing, Knowledge Management: Konsep, Arsitektur dan Implementasi (Yogyakarta: Graha Ilmu.
2007), h. 23
2
analisis intelijen persaingan perlu memperbaiki diri mereka kembali sebagai seorang
profesional intelijen bisnis. Bahkan dasar pembuatan keputusan sebelum analisis laporan
dan data, serta berbagi pengetahuan menjadi isu sentral bagi orang-orang intelijen bisnis.
Akibatnya, objek-objek informasi, pengetahuan perusahaan tersebut berada di dalam
aliran informasi.
Pengamatan ini juga memperjelass pertentangan antara dua pandangan terhadap
pengetahuan perusahaan. Menurut pandangan aliran pemrosesan informasi (information
processing), pengetahuan adalah data dan fakta yang tergantung kepada orang dan
pemaknaannya. Asumsi ini menyebabkan pengetahuan dianggap dapat disimpan didalam
komputer. Sistem intelijen bisnis mulai mengembangkan sistem yang beragam, yang
terdiri dari jaringan manusia dan mesin. Objek informasi dipandang sebagai enabler dari
proses pengetahuan perusahaan, dan dianggap memfasilitasi pemahaman.
Teknologi diarahkan agar lebih berfokus pada perusahaan, penciptaan
kemampuan untuk bereaksi secara temporer serta cepat didalam intelijen bisnis. Seperti
World Wide Web/WWW menyentakkan kesadaran publik ditahun 1994. Visi awal tim
Berners Lee mmengenai web adalah menemukan kembali dan kembali menemukan.
Ketika seluruh dokumen dapat dikaitkan terhadap setiap dokumen penting lainnya, dunia
Web dapat menjadi tempat yang baik. Pengetahuan dapat menjadi bebas dan tersedia
pada saat diutuhkan.
World Wide Web tidak mempunyai tidak mempunyai alat yang efektif untuk
mengelola akses yang benar, serta tidak memiliki dukungan untuk membuat informasi
yang segera dapat ditindaklanjuti. Salah satu pemahaman yang terus berlanjut dan telah
diuji oleh aliran intelijen artifisial sejak awal tahun 1960-an. Yaitu ketika Herbert Simon
dan para pionir artifisial intelijen lainnya percaya bahwa masa depan komputer berada
didalam intelijen pemrosesan informasi. Sementara itu, Douglas Engelbert berpendapat
bahwa komputer merupakan medium baru yang dapat memperbesar proses berfikir
manusia. Engelbert’s Augmentation Research berpusat di stanford Research Institute
menjadi salah satu pelopor inovasi dalam teknologi komputer, memimpin pengembangan
dalam perhitungan interaktif, penggunaan grafik dan sistem kolaborasi. WWW
mengambil konsep sistem Augmentation ini untuk logika tujuan akhir, yaitu mengurangi
permasalahan penyajian pengetahuan, minimal dengan menilai bahwa seluruh
pengetahuan dapat disajikan sebagai dokumen dan dikaitkan dengan mereka.
Intelijen persaingan perusahaan berkembang ke arah intelijen bisnis pada awal
tahun 1990-an, yaitu ketika intelijen bisnis menkonseptualisasi tugas-tugasnya kedalam
6
DAFTAR PUSTAKA