Anda di halaman 1dari 4

Raden Mas Agusta Wahyu Dewanto (181010200589)

1. Jelaskan apa jaminan sosial dan bagaimana pengaturannya di Indonesia!

2. Jelaskan apa perbedaan BPJS dan ASKES!

3. Bagaimana HUKP dan BW mengatur terkait perbuatan melawan hukum (PMH)?

4. Jelaskan apa itu wanprestasi dan apa yang membedakannya dengan PMH!

5. Jelaskan apa itu illegal logging dan bagimana dasar hukumnya di Indonesia!

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan cyber crime dan bagaimana pengaturannya di
Indonesia!

7. Jelaskan apa itu HAM dan bagaimana perkembangan HAM di Indonesia!

8. Bagaimana proses terjadinya money laundring dan bagaimana pengaturannya di Indonesia!

Jawaban:

1. Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah sistem jaminan sosial yang ditetapkan di
Indonesia dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2004. Jaminan sosial adalah salah satu
bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara guna menjamin
warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam
deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. Utamanya
adalah sebuah bidang dari kesejahteraan sosial yang memperhatikan perlindungan sosial,
atau perlindungan terhadap kondisi yang diketahui sosial, termasuk kemiskinan, usia lanjut,
kecacatan, pengangguran, keluarga dan anak-anak, dan lain-lain.

2. -BPJS kesehatan telah menanggung sepenuhnya faskes ( fasilitas kesehatan ) semua biaya
diserahkan kepada BPJS, sedangkan ASKES ketentuan pelayanan obat itu ditagih secara
terpisah dengan pelayanan kesehatannya dan fasilitas kesehatan tidak menyediakan
pelayanan obat.
-ASKES hanya ditujukan untuk pegawai instasi pemerintah seperti PNS, CPNS, pejabat
negara, TNI, Polisi dll. Sedangkan BPJS kesehatan ditujukan untuk semua warga indonesia
agar mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik.
Dalam bidang pelayanan publik, PT Askes hanya melayanai terkait kesehatan pegawai negeri
ataupun pemerintahan. Sedangkan BPJS Kesehatan sendiri difungsikan oleh pemerintah
untuk melayani kesehatan masyarakat umum, tidak memandang kelompok tertentu.

Sehingga, pelayanan terbaik dari kedua program jaminan kesehatan diatas adalah BPJS
Kesehatan. Dengan alasan, semua masyarakat negara Indonesia bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik, serta program tersebut sudah mewajibkan setiap
warga negara Indonesia menjadi peserta program tersebut. Menjadikan setiap masyarakat
dari berbagai golongan dapat menikmati pelayanan kesehatan secara gratis di fasilitas
kesehatan yang sudah bekerjasama dengan pihak BPJS Kesehatan.

3. Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad) dalam konteks perdata diatur dalam Pasal
1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek (“BW”), dalam Buku III
BW, pada bagian “Tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan demi Undang-Undang”, yang
berbunyi:

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang
yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”

Sedangkan dalam KUHP “perbuatan melawan hukum” yang tercantum di dalam rumusan
delik yang menjadi bagian inti delik sebagai “melawan hukum secara khusus” (contoh Pasal
372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana/KUHP), sedangkan “melawan hukum” sebagai
unsur yang tidak disebut dalam rumusan delik tetapi menjadi dasar untuk menjatuhkan
pidana sebagai “melawan hukum secara umum” (contoh Pasal 351 KUHP).

perbedaan perbuatan “melawan hukum” dalam konteks Hukum Pidana dengan dalam konteks
Hukum Perdata adalah lebih dititikberatkan pada perbedaan sifat Hukum Pidana yang bersifat publik
dan Hukum Perdata yang bersifat privat.

4. Perbedaan wanprestasi dengan PMH

Ditinjau dari Wanprestasi PMH


Sumber – Pasal 1238, 1239, 1243 KUHPerdata – Pasal 1365 sd 1380
hukum KUHPer.
– Timbul dari Persetujuan/perjanjian
– Timbul akibat perbuatan
orang
Unsur- a. Ada perjanjian oleh para pihak; a. Adanya suatu
unsurnya b. Ada pihak melanggar atau tidak perbuatan;
melaksakan isi perjanjian yang sudah b. Perbuatan tersebut
disepakati; melawan hukum;
c. Sudah dinyatakan lalai tapi tetap juga c. Adanya kesalahan pihak
tidak mau melaksanakan isi perjanjian. pelaku;
d. Adanya kerugian bagi
korban;
e. Adanya hubungan
kausal antara perbuatan
dan kerugian.
Timbulnya Hak menuntut ganti rugi dalam wanprestasi Hak menuntut ganti rugi
hak muncul dari Pasal 1243 KUHper, yang pada dalam PMH tidak perlu
menuntut prinsipnya membutuhkan pernyataan lalai peringatan lalai. Kapan saja
(somasi) terjadi PMH, pihak yang
merasa dirugikan berhak
langsung menuntut ganti
rugi.

5. penebangan (logging) adalah kegiatan memanen proses biologis dan ekosistem yang telah
terakumulasi selama daur hidupnya. Kegiatan ini harus dicapai dengan rencana sehingga
menimbulkan dampak negatif seminimal mungkin. Penebangan dapat dilakukan oleh siapa
saja selama mengikuti kriteria pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management).
Pembalakan liar atau lebih dikenal dengan illegal logging adalah kegiatan pemanenan pohon
hutan, pengangkutan, serta penjualan kayu maupun hasil olahan kayu yang tidak sah dan tidak
memiliki izin dari otoritas setempat. Secara umum, kegiatan ini dilakukan terhadap areal
hutan yang dilarang untuk pemanenan kayu. Konsep pembalakan liar yaitu dilakukannya
pemanenan pohon hutan tanpa izin dengan tidak dilakukannya penanaman kembali sehingga
tidak dapat dikategorikan ke dalam pengelolaan hutan lestari. Kegiatan penebangan sudah
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Menurut undang-undang tersebut, pembalakan liar
adalah semua kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang terorganisasi. Hal
tersebut mengandung arti kegiatan ini bisa dilakukan oleh suatu kelompok yang di dalamnya
terdiri dari dua orang atau lebih yang bertindak bersama melakukan pemanenan kayu sebagai
kegiatan perusakan hutan.
6. Kejahatan dunia maya secara luas didefinisikan sebagai aktivitas ilegal apa pun yang
melibatkan komputer, perangkat digital lain, atau jaringan komputer. Contoh cyber crime di
antaranya yaitu ancaman keamanan cyber seperti rekayasa sosial, eksploitasi kerentanan
perangkat lunak, dan serangan jaringan.
Hukum Indonesia yang mengatur cybercrime adalah Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ( UU ITE), bagian mengatur yurisdiksi yang bagian
ke-2 mencakup dasar teritorial subjektif bagi setiap orang melakukan cybercrime dan
dikualifikasi berbahaya di Indonesia.

7. Hak asasi manusia adalah hak dan kebebasan fundamental bagi semua orang, tanpa
memandang kebangsaan, jenis kelamin, asal kebangsaan atau etnis, ras, agama, bahasa atau
status lainnya. Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk hidup,
kebebasan dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ada juga hak sosial, budaya dan ekonomi,
termasuk hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan, hak atas pangan, hak untuk bekerja
dan hak atas pendidikan.Hak asasi manusia dilindungi dan didukung oleh hukum dan
perjanjian internasional dan nasional.

Perkembangan HAM Di Indonesia


1908 - 1945 (SEBELUM KEMERDEKAAN). Pada periode ini, mulai lahir beberapa organisasi
pergerakan nasional yang berjuang dalam penegakan HAM hingga mendorong munculnya
kesadaran di tengah masyarakat untuk memperjuangkan HAM.
1945 - SEKARANG (PASCA KEMERDEKAAN). Pada periode ini, muncul penekakan pada hak-
hak dasar seperti berekspresi, hak untuk bebas dari penjajahan dalam bentuk apapun,
memeluk agama dan lain sebaggainya. Salah satu buktinya adalah kelahiran banyak parati
politik. Selain itu, ciri khas lain yang muncul dari periode ini adalah diselenggarakannya
pemilihan umum yang diikuti oleh seluruh warga negara sebagai bukti partisipasi untuk
memilih para pemimpin, bukan hanya yang mewakili mereka sebagai anggota dewan
legislatif, kepala daerah, maupun pemimpin di tingkat nasional yakni presiden dan wakil
presiden.

8. Pada dasarnya proses pencucian uang dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) tahap
kegiatan, yakni placement, layering dan integration.
Placement merupakan fase menempatkan uang yang dihasilkan dari suatu aktivitas
kejahatan misalnya dengan pemecahan sejumlah besar uang tunai menjadi jumlah kecil yang
tidak mencolok untuk ditempatkan dalam sistem keuangan baik dengan menggunakan
rekening simpanan bank, atau dipergunakan untuk membeli sejumlah instrumen keuangan
(misalnya cek atau giro) yang akan ditagihkan dan selanjutnya didepositokan di rekening
bank yang berada di lokasi lain. Placement dapat pula dilakukan dengan pergerakan fisik dari
uang tunai, baik melalui penyelundupan uang tunai dari suatu negara ke negara lain, dan
menggabungkan antara uang tunai yang berasal dari kejahatan dengan uang yang diperoleh
dari hasil kegiatan yang sah.
Layering, diartikan sebagai memisahkan hasil tindak pidana dari sumbernya yaitu aktivitas
kejahatan yang terkait melalui beberapa tahapan transaksi keuangan. Dalam hal ini terdapat
proses pemindahan dana dari beberapa rekening atau lokasi tertentu sebagai hasil
placement ke tempat lainnya melalui serangkaian transaksi yang kompleks yang didesain
untuk menyamarkan/menyembunyikan sumber uang “haram” tersebut.
Integration, yaitu upaya untuk menetapkan suatu landasan sebagai suatu ’legitimate
explanation' bagi hasil kejahatan. Disini uang yang ‘dicuci’ melalui placement maupun
layering dialihkan ke dalam kegiatan-kegiatan resmi sehingga tampak tidak berhubungan
sama sekali dengan aktivitas kejahatan sebelumnya yang menjadi sumber dari uang yang di-
laundry. Pada tahap ini uang yang telah dicuci dimasukkan kembali ke dalam sirkulasi
dengan bentuk yang sejalan dengan aturan hukum.

Anda mungkin juga menyukai