Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS ILMIAH

(REVOLUSI HIJAU)

Dosen Pengampu:
Prof.Dr.Ir. Aswaldi Anwar,.MS
Disusun Oleh:
Edward Hasudungan Situmorang
(2010212026)

FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................5
BAB II Pembahasan.............................................................................................. 6
2.1 Pengertian Revolusi Hijau…………………………………………………………6
2.2 Latar Belakang Munculnya Revolusi hijau …………………………………6
2.3 Asas Revolusi Hijau ……..…………………………………………………………...7
2.4 Perkembangan Revolusi Hijau ………………………………………………….8
2.5 Perkembangan Revolusi Hijau Di Indonesia………………………………………….
…………………………………………..10
2.6 Dampak Revolusi Hijau Di Bidang
Pertanian………………………………………………………………………………………11
BAB III Penutup ..................................................................................................13
3.1 Kesimpulan .......................................................................................……………..13
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................14

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunianya yang
telah diberikan kepada kita semua hingga saat ini, sehingga saya dapat menyelesaikan
Karya ilmiah tentang Revolusi Hijau

Tidak dapat dipungkiri lagi, hambatan demi hambatan selalu kami temui dalam halnya
penyusunan setiap makalah. Tapi dengan kerja keras serta dorongan dari semua pihak
akhirnya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.

Kekurangan demi kekurangan selalu ada, karena kami hanyalah manusia biasa. Oleh
sebab itu, kritik serta saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
perbaikan pembuatan karya ilmiah ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata saya berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 25 October 2020

Edward Hasudungan Situmorang

BAB I

3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang munculnya revolusi Hijau adalah karena munculnya masalah kemiskinan
yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat tidak
sebanding dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga dilakukan pengontrolan
jumlah kelahiran dan meningkatkan usaha pencarian dan penelitian binit unggul dalam
bidang Pertanian. Upaya ini terjadi didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Thomas Robert Malthus.

Revolusi hijau merupakan suatu program yang dikhususkan pada pembangunan sektor
pertanian. Program ini mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1960-an, yaitu pada masa
kepemimpinan Soeharto. Loekman Soetrisno (2002) menjelaskan bahwa, Tujuan utama
revolusi hijau adalah untuk menaikkan produktifitas sektor pertanian, khususnya sub-
sektor pertanian pangan, melalui paket teknologi pertanian modern. Paket tersebut terdiri
atas pupuk non-organik, obat-obatan pelindung tanaman, dan bibit padi unggul.

Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan
masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya
swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas
strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga
komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani,
penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan
infrastruktur. Grakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras.

Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia
dijalankan sejak rejim Orde Baru berkuasa.

Melalui program ini, pada tahun 1984, Indonesia berhasil menjadi negara swasembada
pangan terbesar. Dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 20 tahun, program revolusi
hijau juga telah berhasil mengubah kebiasaan dan sikap para petani Indonesia yang
awalnya memakai sistem bertani secara tradisional menjadi sistem bertani yang modern
dimana para petani mulai menggunakan teknologi-teknologi pertanian yang ditawarkan
oleh program revolusi hijau.

Perubahan sikap tersebut sangat berpengaruh terhadap kenaikan produktifitas sub-


sektor pertanian pangan, sehingga Indonesia mampu mencapai swasembada pangan.

4
Keberhasilan Indonesia ini adalah akibat dari meningkatnya hasil panen sebagai akibat
berjuta-juta petani di Indonesia, khususnya di Jawa, menggunakan bibit unggul baru dan
pupuk kimia.

Tetapi dibalik itu semua, banyak dampak negatif yang dialami oleh para petani
Indonesia. Salah satunya adalah banyak petani yang malah kehilangan pekerjaan bertani
mereka sehingga tidak sedikit petani yang hidup semakin miskin. Sikap dan kebiasaan
petani pun mulai berubah yang awalnya “anti teknologi” menjadi ketergantungan
terhadap teknologi pertanian yang modern. Selain itu pemakaian bahan-bahan kimia yang
digunakan pada hasil pertaian juga menyebabkan khususnya para petani mengalami
kesusahan dan berpengaruh juga pada masyarakat luas pada umumnya.

Kali ini saya akan membahas secara lebih jelas mengenai pengaruh apa saja yang
diakibatkan oleh revolusi hijau terhadap pertanian serta petani di Indonesia. Dalam
makalah ini akan dibahas sedikit banyak mengenai pengaruh dan dampak apa saja yang
telah ditimbulkan oleh adanya revolusi hijau.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain yaitu:

a. Bagaimana Proses Perkembangan Revolusi Hijau ( Pengertian, Latar belakang,


Asas dan Perkembangan ) ?

b. Bagaimana Penerapan Revolusi hijau ?

c. Apa Dampak dari adanya Revolusi Hijau ?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui proses Perkembangan Revolusi Hijau

b. Mengetahui isi apa saja yang terdapat dalam kebijakan revolusi hijau

c. Mengetahui dampak revolusi hijau pada bidang pertanian

5
BAB II

PEMBAHASAN 

2.1 Pengertian Revolusi Hijau

Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara
bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan
produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi produksi
biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas gandum, padi,
jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi hijau adalah
meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit
unggul.

2.2 Latar Belakang Munculnya Revolusi hijau

Revolusi hijau diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan
gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960). Revolusi hijau menekankan pada
SEREALIA: padi, jagung, gandum, dan lain-lain. (serealia adalah tanaman biji-bijian)

Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut :

a. Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II.

b. Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.

c. Adanya lahan tidur.

d. Upaya peningkatan produksi pangan.

Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert
Malthus (1766 – 1834) yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan adalah
masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan
penduduk dengan peningkatan produksi pertanian.

6
Pertumbuhan penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64,
128, dst.) sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3,
5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu:

a. Gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah


kelahiran;

b. Gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.

2.3 Asas Revolusi Hijau

Tekanan pokok revolusi hijau ialah menaikkan produksi pangan. Sering dikatakan
bahwa strategi revolusi hijau adalah satu-satunya yang ada untuk meningkatkan bekalan
pangan (Shiva,1993). Maka varietas unggul diciptakan yang berdaya tanggap besar
terhadap masukan. Revolusi hijau padi dapat meningkatkan produksi gabah secara
dramatis di daerah-daerah yang air dapat dikendalikan atau diirigasi, laju adopsi varietas
unggul tinggi, pupuk yang bertindak cepat digunakan secara berbanyak-banyak, hama dan
penyakit utama dikendalikan secara kimiawi dan/atau ketahanan varietas, dan insentif
yang menarik berupa subsidi atau dukungan harga. Dengan menanam varietas unggul
berumur pendek dapat dilakukan monokultur ganda (Chang, 1991). Menurut Shiva (1993)
revolusi hijau tidak didasarkan atas kemandirian akan tetapi ketergantungan, tidak
berdasarkan keanekaragaman akan tetapi keseragaman. Pertanian dikembangkan dari
sudut pandang peningkatan dukungan sektor publik, yaitu kredit, subsidi, dukungan harga
dan penyediaan prasarana, dan peningkatan masukan belian (purchased inputs).

Indonesia berhasil dengan revolusi hijau padi karena beruntung memiliki iklim dan
tanah yang sesuai, mampu menyediakan dana cukup karena bertepatan dengan
memuncaknya harga komoditas andalan ekspor minyak bumi di pasaran dunia, organisasi
penyuluhan yang telah terbina baik, dan suasana polotik serta keamanan yang pada
umumnya mantap. Dengan dana yang tersedia cukup dapat dibangun sarana irigasi yang
mahal, dikembangkan lahan rawa pasang surut, menyediakan kredit, dan memberikan
subsidi kepada sarana produksi serta dukungan harga.

7
2.4 Perkembangan Revolusi Hijau

Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya PD I yang berakibat hancurnya lahan


pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation di Meksiko,
Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement Centre)
merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI (International Rice
Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru yang produktif yang disebut
padi ajaib atau padi IR-8.

Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International Agriculture
Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat penelitian
international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang mendapatkan hadiah nobel karena
gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang
bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang
diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit. Upaya
meningkatkan produktivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai beriku :

a) Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah.


b) Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern seperti
bajak dan mesin penggiling.
c) Penggunaan pupuk-pupuk baru.
d) Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya dengan alat
penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.

Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya peningkatan


produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Intensifikasi Pertanian

Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan


formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi,
dan pemberantasan hama).

b. Ekstensifikasi Pertanian

8
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas
lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.

c. Diversifikasi Pertanian

Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara


penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah
ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).

d. Rehabilitasi Pertanian

Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara


pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut.

1) Penanaman yang terus menerus.

2) Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).

3) Erosi karena penebangan liar.

4) Irigasi yang tidak teratur.

Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut.

1) Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan.

2) Melakukan tebang pilih.

3) Pembibitan kembali.

4) Penanaman sejuta pohon.

5) Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan.

6) Seleksi tanaman (tanaman pelindung/tua).

9
2.5 Perkembangan Revolusi Hijau Di Indonesia

Revolusi Hijau di Indonesia sudah dimulai sejak berlakunya UU Agraria pada tahun
1870 yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda, sehingga di Indonesia dapat
dikembangkan berbagai jenis tanaman. Dalam perkembangannya pada masa Orde Baru,
program Revolusi Hijau digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produksi
pangan di Indonesia, terutama produksi beras. Revolusi Hijau dilaksanakan secara
sistematis, terprogram, dan terus-menerus sehigga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan Indonesia mampu meningkatkan
swasembada pangan yaitu penghasil beras sehingga Presiden Soeharto mendapat
Penghargaan Nobel

Usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk meningkatkan swasembada


pangan nasional yaitu:

a. Program Bimbingan Massal (Bimas) untuk meningkatkan produksi beras.


b. Program Intensifikasi Massal (Inmas) yang merupakan kelanjutan Bimas.
c. Program Intensifikasi Khusus (Insus) yang merupakan upaya peningkatan
produksi per unit.
d. Sapta Usaha Tani yang meliputi : 1. Pengolahan tanah secara intensif 2.
Penggunaan varietas unggul 3. Pengairan 4. Pemupukan 5. Pemberantasan hama 6.
Pengaturan populasi jarak tanam 7. Pengolahan pasca panen

Untuk meningkatkan produksi pangan dan pertanian umum , dilakukan lima usaha
pokok , yaitu : 1. Intensifikasi pertanian Kegiatan pengembangan produksi hasil pertanian
yaitu dengan menerapkanteknologi tepat guna ( panca usaha Tani ) untuk tiap luas tanah
pertanian yangmeliputi penggunaan bibit unggul, pengelolaan tanah yang baik, irigasi
yang teratur,penggunaan pupuk dan pemberantasan hama .

• Ekstensisfikasi pertanian Peningkatan produksi dengan perluasan daerah usaha melalui


penggunaan daerah pasang surut di Sumatera dan Kalimantan untuk persawahan,
perluasan jaringan, irigasi dan pembukaan lahan cadangan di luar Jawa.

10
• Diversifikasi Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian
melalui sistimtumpang sari.ini dapat lebih menguntungkan karena dapat mencegah
kegagalan panen pokok, menambah devisa, dan mencegah penurunan hasil panen

• Rehabilitas pertanian Usaha pemulihan dilakukan dengan cara produktivitas sumber


daya pertanian yang kritis, membahayakan kondisi lingkungan serta daerah rawan, hal
tersebutdilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatPengaruh Revolusi hijau
Positif

• Mekanisasi Peningkatan produksi dengan menggunakan tenaga / peralatan mesin.

2.6 Dampak Revolusi Hijau Di Bidang Pertanian

Revolusi Hijau berdampak pada peningkatan hasil pertanian, khususnya padi. Hal
inilah yang membuat Indonesia mampu melakukan swasembada beras pada tahun 1979
dan 1985. Pada dua tahun tersebut Indonesia berhasil meningkatkan produksi pangan
sampai 49%.
Adapun dampak positif dari adanya Revolusi Hijau, adalah sebagai berikut.
a. Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian/varietas unggul.
b. Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan.
c. Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.
Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil dalam
swasembada pangan.
Namun Revolusi Hijau ini juga memberi dampak negative terhadap bidang pertanian,
yaitu sebagai berikut.

a. Berbagai organisme penyubur tanah musnah Kesuburan tanah merosot / tandus


b. Tanah mengandung residu ( endapan pestisida )
c. Hasil pertanian mengandung residu pestisida
d. Keseimbangan ekosistem rusak
e. Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama
f. Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus menerus.
g. Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
h. Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan mesin

11
Penerapan Revolusi Hijau juga mendapat kritik sejalan dengan meningkatnya
kesadaran akan kelestarian lingkungan karena mengakibatkan kerusakan lingkungan
yang parah. Selain kritik tersebut di atas masih ada kritik lain lagi yitu Revolusi Hijau tidak
dapat menjangkau seluruh strata negara berkembang karena ia tidak memberi dampak
nyata di wilayah Afrika.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari data serta pembahasan tadi dapat disimpulkan bahwa Revolusi hijau merupakan
suatu program yang dikhususkan pada pembangunan sektor pertanian. Melalui program
ini pada tahun 1984, Indonesia berhasil menjadi negara swasembada pangan terbesar.

Dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 20 tahun, program revolusi hijau juga telah
berhasil mengubah kebiasaan dan sikap para petani Indonesia yang awalnya memakai
sistem bertani secara tradisional menjadi sistem bertani yang modern dimana para petani
mulai menggunakan teknologi-teknologi pertanian yang ditawarkan oleh program
revolusi hijau.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abbas S.1997. Revolusi Hijau dengan Swasembada Beras dan jagung.


Jakarta( Dept.Pertanian PDF)
http://faperta.ugm.ac.id/download/publikasi_dosen/tejoyuwono/1991/1995%20revo.p
df
https://gim-bi.com/pengertian-revolusi-hijau/
https://www.slideshare.net/raharjiatiarbuningtiyas/pelaksanaan-revolusi-hijau-di-
indonesia-pada-masa-orde
http://kampus.okezone.com/read/2011/03/11/95/433941/revolusi-hijau-dan-dampak-
industrialisasi
https://rimbakita.com/revolusi-hijau/
https://www.dosenpendidikan.co.id/revolusi-hijau/
https://slideplayer.info/slide/12999526/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sejarah/revolusi-hijau-sejarah-kelas-12/

14

Anda mungkin juga menyukai