Makalah Revolusi Hijau 2019
Makalah Revolusi Hijau 2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang munculnya revolusi Hijau adalah karena munculnya
masalah kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk
yang sangat pesat tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan.
Sehingga dilakukan pengontrolan jumlah kelahiran dan meningkatkan usaha
pencarian dan penelitian binit unggul dalam bidang Pertanian. Upaya ini terjadi
didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Thomas Robert Malthus.
Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas
(bimbingan masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan
produksi pangan, khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut
dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau
dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga komponen
pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani,
penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan
kredit dan infrastruktur. Grakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada
swasembada beras.
Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang
dan Indonesia dijalankan sejak rejim Orde Baru berkuasa. Revolusi hijau
mendasarkan diri pada empat pilar penting: penyediaan air melalui sistem
irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai
dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan penggunaan varietas
unggul sebagai bahan tanam berkualitas. Melalui penerapan teknologi non-
tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan
memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-
tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Revolusi Hijau?
2. Bagaimana perkembangan Revolusi Hijau, Teknologi dan Industrialisasi?
1
3. Bagaimana Penerapan Revolusi Hijau?
4. Apakah dampak revolusi hijau bagi masyarakat Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Mengerti tentang pengertian dari Revolusi Hijau
2. Mengetahui Perkembangan Revolusi Hijau, Teknologi dan Industrialisasi
3. Memahami Penerapan dari Revolusi Hijau
4. Mengenal akan dampak revolusi hijau bagi masyarakat Indonesia
2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
3
karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon dan
sulfur heksafluorokrida di atmosfer dan hal tersebut dapat berdampak pada
lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya lapisan itu, sangat
dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang sama sekali dari alam
semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat negatif yang akan menimpa
makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain: penyakit-penyakit akan menyebar
secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan hilangnya
suatu daerah karena akan mencairnya es yang ada di Kutub Utara dan Selatan.
Hal yang dapat dipilih untuk mengatasi masalah inisalah satunya dengan menjaga
fungsi hutan dengan mempertahankan tanaman hutan. Ketika menggarap lahan
dengan tanaman hutan yang memiliki nilai ekonomis dapat menambah sumber
ekonomi. (Sylviani, Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 5).
Salah satu yang termasuk kedalam upaya penyelamatan lingkungan adalah
dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan,menurut Nasution (1995)
pertanian berkelanjutan adalah kegiatan pertanian yang memaksimalkan
manfaat sosial dan syarat memelihara produktivitas dan efisiensi kualitas
lingkungan hidup, dan produktivitas sumber daya sepanjang masa. Sedangkan
menurut Reintjes (1999), pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber
daya pertanian untuk memenuhi perubahan kebutuhan manusia sambil
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumber daya alam. (https://www.anakagronomy.com)
Menurut Salikin (2003:6) Pertanian berkelanjutan berisi ajakan moral untuk
berbuat kebijakan pada sumber daya dengan mempertimbangkan tiga aspek, yaitu
pertama kesadaran lingkungan yaitu dimana sistem budidaya pertanian tidak
boleh menyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbangan adalah indikator
adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya dikendalikan oleh
sistem alam. Kedua, bernilai ekonomis yaitu dimana sistem budidaya pertanian
harus mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang
lain, untuk jangka pendek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam
sistem ekologi maupun di luar sistem ekologi. Motif-motif ekonomi saja tidak
cukup menjadi alasan pembenar (justifikasi) untuk mengeksploitasi sumberdaya
pertanian secara tidak bertanggung jawab. Ketiga, berwatak sosial atau
4
kemasyarakatan dimana sistem pertanian harus selaras dengan norma-norma
sosial dengan budaya yang di anut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di
sekitarnya.
Pada intinya pertanian berkelanjutan yang terangkum dalam Undang-
Undang No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian selaras dengan
alam yakni pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah dan seimbang dengan
lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah-kaidah
ilmiah.
Mekanisme pertanian yang mengingkari kaidah-kaidah ekosistem dalam
jangka pendek memang sesuai dengan produktivitas lahan dan hasil, tetapi dalam
jangka panjang dapat mengakibatkan kehancuran lingkungan, sehingga terjadi
degradasi yang mengancam lahan pertanian masyarakat itu sendiri.
Kopi adalah salah satu jenis tanaman berbentuk pohon yang memiliki akar
tunggang, dengan kata lain tanaman kopi adalah tanaman yang tidak mudah
tumbang, sehingga cukup berguna menjaga agar tidak terjadi erosi tanah dan kopi
sangat cocok dalam menyangga daerah ketinggian. Kopi adalah tanaman yang
dapat tumbuh pada ketinggian 1300 Mdpl, dengan demikian kopi cocok ditanam
pada daerah ketinggian (perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=6151).
Pada awalnya kopi masuk ke Sumatera Barat pada zaman penjajahan
Belanda, terbukti dengan banyaknya daerah-daerah yang terdapat tanaman kopi
hasil dari peninggalan penjajahan Belanda. Pada zaman penjajahan Belanda,
Belanda membawa bibit kopi ke negara Indonesia untuk dikembangkan dan dijual
oleh Belanda. Pernyataan kopi masuk ke Sumatera Barat dibawa oleh Belanda ini
didukung oleh pernyataan informan Masril Katik Bandaro ada wawancara
tanggal 2 Ferbruari 2018 yang sudah di terjemahkan berikut :
“Karena cocok untuk Nagari Lasi, karena pada zaman penjajahan belanda
menanam kopi. Jadi tanaman yang di tanam oleh Belanda samapi ssekarang
masih ada sisa satu atau dua batang. Karena ada sejarah yang mengatakan
seperti itu maka itu saja yang di tanam karena cocok untuk Nagari Lasi”
5
Komunitas tersebut adalah Komunitas Selaras Alam. Komunitas Selaras Alam
adalah sebuah wadah perkumpulan bagi berbagai kalangan yang bergerak di
bidang lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat dan pendidikan. Komunitas
ini muncul karena adanya keresahaan atas kondisi lingkungan hidup, lingkungan
sosial, dan hilangnya tempat bagi masyarakat untuk bertukar informasi dan
berkumpul. Komunitas Selaras Alam yang ada di Nagari Lasi, Komunitas
Selaras Alam terdiri dari anggota sekitar 150 anggota mengembangkan
perkebunan kopi ditengah domiasi perkebunan palawija yang ada di
Nagari Lasi.
Nagari Lasi yang berpotensi untuk bercocok tanam tanaman palawija
ditanami tanaman kopi oleh Komunitas Selaras Alam merupakan hal yang
menarik yang akan peneliti jabarkan pada bab pembahasan. Penilitian ini
berfokus kepada penyebab-penyebab komunitas desa hutan dan juga bagaimana
mempertahankan fungsi hutan namun dibalik sebagai mempertahankan fungsi
hutan hal tersebut juga bisa menjadi sumber pendapatan. Sehingga hal tersebut
membuat penelitian ini menjadi menarik dikarenakan belum ada penelitian
mengenai hal ini oleh mahasiswa jurusan Sosiologi sebelumnya.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
jagung yang mengakibatkan tingginya hasil panen komoditas tersebut.
Tujuan Revolusi hijau adalah mengubah petani-petani gaya lama (peasant)
menjadi petani-petani gaya baru (farmers), memodernisasikan pertanian gaya
lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi nasional. Revolusi hijau ditandai
dengan semakin berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca dan alam
karena peningkatan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan
produksi bahan makanan.
Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menggalakan revolusi
hijau ditempuh dengan cara :
1. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi Pertanian di Indonesia dikenal dengan nama Panca Usaha
Tani yang meliputi :
a. Pemilihan Bibit Unggul
b. Pengolahan Tanah yang baik
c. Pemupukan
d. Irigasi
e. Pemberantasan Hama
2. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian, yaitu Memperluas lahan tanah yang dapat
ditanami dengan pembukaan lahan-lahan baru (misal mengubah lahan
tandus menjadi lahan yang dapat ditanami, membuka hutan, dsb).
3. Diversifikasi Pertanian
Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian
melalui sistem tumpang sari. Usaha ini menguntungkan karena dapat
mencegah kegagalan panen pokok, memperluas sumber devisa,
mencegah penurunan pendapatan para petani.
4. Rehabilitasi Pertanian
Merupakan usaha pemulihan produktivitas sumber daya pertanian
yang kritis, yang membahayakan kondisi lingkungan, serta daerah rawan
8
dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah
tersebut. Usaha pertanian tersebut akan menghasilkan bahan makanan
dan sekaligus sebagai stabilisator lingkungan.
9
pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani,
penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan
kredit dan infrastruktur. Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada
swasembada beras.
Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia
tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang
berswasembada pangan secara tetap, tetapi hanya mampu dalam waktu lima
tahun, yakni antara tahun 1984 – 1989.
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting :
1. Penyediaan air melalui sistem irigasi,
2. Pemakaian pupuk kimia secara optimal,
3. Penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme
pengganggu, dan
4. Penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
10
Sedangkan proses penerapan revolusi hijau di Indonesia dilakukan
dengan berbagai upaya yang diatur oleh pemerintah diantaranya :
1. Pemerintah memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada petani.
2. Kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian berjalan lancar sering
perkembangan teknologi dan komunikasi.
3. Tumbuhan yang ditanam terspesialisasi atau yang dikenal dengan
monokultur, yaitu menanami lahan dengan satu jenis tumbuhan saja.
4. Pengembangan teknik kultur jaringan untuk memperoleh bibit unggul yang
diharapkan yang tahan terhadap serangan penyakit dan hanya cocok ditanam
di lahan tertentu.
5. Petani menggunakan bibit padi hasil pengembagan Institut Penelitian Padi
Internasional (IRRI=International Rice Research Institute) yang
bekerjasama dengan pemerintah, bibit padi unggul tersebut lebih dikenal
dengan bibit IR.
6. Pola pertanian berubah dari pola subsistensi menjadi pola kapital dan
komersialisasi.
7. Negara membuka investasi melalui pembangunan irigasi modern dan
pembagunan industri pupuk nasional.
8. Pemerintah mendirikan koperasi-koperasi yang dikenal dengan KUD
(Koperasi Unit Desa).
11
penduduk ini masih tetap berlanjut sampai sekarang dan merupakan suatu
upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, selain untuk
meningkatkan produksi pertanian.
Dengan menggunakan varietas-varietas unggul dan melaksanakan
program transmigrasi, harapan masyarakat dan bangsa indonesia dalam
peningkatan produksi pertanian semakin cerah. Penghasilan petani mulai
mengalami peningkatan dibandingkan dengan ahun0tahun sebelumnya. Oleh
karena itu revolusi hijau sangat besar peran serta manfaatnya dalam mencapai
peningkatan hasil produksi pertanian.
12
Pestisida telah lama diketahui menyebabkan iritasi mata dan kulit,
gangguan pernapasan, penurunan daya ingat, dan pada jangka panjang
menyebabkan kanker. Bahkan jika ibu hamil mengkonsumsi makanan dan
minuman yang mengandung residu pestisida, maka janin yang dikandungnya
mempunyai risiko dilahirkan dalam keadaan cacat. Penggunaan pestisida juga
menyebabkan terjadinya peledakan hama —suatu keadaan yang kontradiktif
dengan tujuan pembuatan pestisida— karena pestisida dalam dosis berlebihan
menyebabkan hama kebal dan mengakibatkan kematian musuh alami hama
yang bersangkutan.
Penyuluh pertanian tidak pernah menyampaikan informasi secara utuh
bahwa pupuk kimia sebenarnya tidak dapat memperbaiki sifat-sifat fisika
tanah, sehingga tanah menghadapi bahaya erosi. Penggunaan pupuk buatan
secara terus-menerus juga akan mempercepat habisnya zat-zat organik,
merusak keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah, sehingga
menimbulkan berbagai penyakit tanaman. Akibatnya, kesuburan tanah di
lahan-lahan yang menggunakan pupuk buatan dari tahun ke tahun terus
menurun.
13
pilar penyangga pertumbuhan ekonomi sehingga cukup banyak orang
beralih ke sektor agribisnis.
Maka keberhasilan revolusi hijau dapat dirangkum dalam beberapa
poin berikut :
a. Memberikan lapangan kerja bagi para petani maupun buruh pertanian.
b. Daerah yang tadinya hanya dapat memproduksi secara terbatas dan hanya
untuk memenuhi kebutuhan minimal masyarakatnya dapat menikmati
hasil yang lebih baik karena revolusi hijau.
c. Kekurangan bahan pangan dapat teratasi.
d. Sektor pertanian mampu menjadi pilar penyangga perekonomian
Indonesia terutama terlihat ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi
sehingga orang beralih usaha ke sektor agrobisnis.
14
produksi membuat ongkos produksi pertanian cenderung meningkat.
Akhirnya terjadi inefisensi produksi dan melemahkan kegairahan bertani.
Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produksi gabah. Namun
berakibat:
a. Berbagai organisme penyubur tanah musnah
b. Kesuburan tanah merosot / tandus
c. Tanah mengandung residu (endapan pestisida)
d. Hasil pertanian mengandung residu pestisida
e. Keseimbangan ekosistem rusak
f. Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama.
15
semua, ada penderitaan kaum petani. Belum lagi kerusakan sistem ekologi
pertanian yang kerugiannya tidak dapat dinilai dengan uang.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
16
tanpa memberikan penjelasan mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat
penggunaan bahan kimia secara terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Sumodiningrat, 1950. Menuju Swasembada Pangan. Jakarta
Sumber Internet :
http://herydotus.wordpress.com/2012/01/25/revolusi-hijau-revolusi-agraria.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=394786&val=6422&titl=
Teknologi%20Revolusi%20Hijau%20Lestari%20untuk%20Ketahanan%20
Pangan%20Nasional%20di%20Masa%20Depan
http://mujtahid269.blogspot.co.id/2013/07/revolusi-hijau-di-indonesia.html
http://www.materisma.com/2014/08/dampak-revolusi-hijau-dan.html
17