PENYULUHAN
I. ANALISA DATA
A. LATAR BELAKANG
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki
dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya
sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang
berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga
dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode
keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan
untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.
Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-
kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna
untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali,
dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun ke atas
wanita masih mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut.
Penyuluhan ini adalah upaya pemberdayaan, meningkatkan kesehatan, serta
meningkatkan pengetahuan tentang pasangan usia subur (PUS). Dalam penyuluhan
ini akan dibahas mengenai pengertian pasanagn usia subur (PUS), wanita dan pria
usia subur, pentingnya konseling pra kehamilan, serta tugas pasangan suami istri
selama konseling pra kehamilan.
V. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi
VII. MEDIA
a. PPT
b. Leaflet
IX. EVALUASI
X. PENGESAHAN
XI. LAMPIRAN
Usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode
keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk
meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda
atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas
reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.
Pelayanan kesehatan yang dapt diberikan kepada pasangan usia subur yaitu:
1. Pelayanan Kesehatan pada Catin.
Pelayanan yang diberikan yaitu:
a. Pemeriksaan kesehatan kedua catin, agar salah satu/kedua catin tersebut menderita
penyakit dapat diketahui sebelumnya.
b. Apabila ternyata sakit agar segera berobat,sehingga pada saat pernikahan kedua
catin benar-benar dalam keadaan sehat.
c. Penjelasan tentang kesehatan dalam perkawinan, terutama yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, masa nifas dan KB. Misalnya anemia pada waktu hamil
yang berdampak pada ibu dan bayinya.
d. Pemberiaan imunisasi TT pada catin perempuan untuk mencegah tetanus pada
bayi yang akan dilahirkannya.
e. Memberikan pengetahuan bagaimana sikap seorang PUS ini harus sesuai dengan
kodratnya, tidak sama dengan sebelum dia menikah, atau masih gadis. Dia harus
mampu melayani suaminya, bukan kebutuhan bathiniah saja tapi rohaniah dan
yang laennya juga.
f. Apabila seorang wanita datang untuk memakai KB maka bidannya harus
menanyakan apakah suaminya setuju dengan ia memakai KB. Bila perlu si wanita
tadi datang bersama suaminya, jadi suaminya juga ikut dalam menentukan
kontrasepsi yang baik dan aman untuk istrinya.
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur.
Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum
haid datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh
karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang
wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks
perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan
perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa
indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir
leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi
(metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan
perubahan payudara.
3) Tes Darah
Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga
bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi
seperti ini, beberapa tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari
tidak lancarnya siklus haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan
hormon yang berperan pada kesuburan seorang wanita.
4) Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui seorang wanita subur juga dapat diketahui dari organ tubuh
seorang wanita. Beberapa organ tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada
leher, dan organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin
berlebihan akan mengganggu proses pelepasan sel telur. Sedangkan pemeriksaan
buah dada ditujukan untuk mengetahui hormon prolaktin di mana kandungan
hormon prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur.
Selain itu, pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk
mengetahui sistem reproduksinya normal atau tidak.
5) Track record
a) Kuantitas
b) Pergerakan
Pergerakan sperma atau motilitas yang baik harus memiliki gerakan yang
gesit untuk mencapai dan membuahi sel telur. Sebelum membuahi sel telur,
sperma harus tetap hidup saat berenang menyeberangi leher rahim, rahim, dan
saluran tuba. Agar kemungkinan pembuahan bisa terjadi, setidaknya 40 persen
sperma harus memiliki kemampuan bergerak yang baik.
c) Struktur
Normalnya, bentuk sperma terdiri atas kepala yang berbentuk oval dan
berekor panjang. Bentuk tersebut semata-mata untuk menyukseskan gerakan
mereka menuju sel telur. Normalnya, struktur sperma akan membantu
meningkatkan peluang untuk terjadinya pembuahan alias kehamilan.
a) Usia
b) Gaya hidup
Selain usia, gaya hidup juga berpengaruh kepada kualitas dan kesehatan
sperma. Pada pria perokok, spermanya akan mengalami kerusakan akibat
zat-zat yang terkandung di dalam rokok. Selain itu, banyak mengonsumsi
minuman beralkohol juga berisiko merusak sperma.
Agar tetap subur, testis harus memiliki suhu 1 atau 2 derajat Celsius lebih
dingin dibandingkan suhu tubuh. Untuk itu, hindari penggunaan celana
dalam yang terlalu ketat, berendam di air hangat, dan mandi air hangat
karena hal itu bisa meningkatkan suhu di sekitar testis sehingga
memperlambat produksi sperma. Paparan radiasi dan bahan kimia dapat
merusak kesuburan, seperti glikol ester, bahan yang biasa ditemukan pada
cat.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi menular seksual, seperti klamidia dan
gonore, berisiko menghambat proses pembuahan. Klamidia menyebabkan
pembengkakan dan rasa sakit pada skrotum.
C. PENTINGNYA KONSELING PRA KEHAMILAN
Bagi pasangan usia subur yang mendambakan kehamilan, sangat dianjurkan untuk dapat
mengikuti konseling prakehamilan. Anda bisa menghubungi dokter atau bidan untuk
berkonsultasi.
1. Data biografi anda secara lengkap. Antara lain usia saat ini, umur ketika menikah,
lama pernikahan berapa kali menikah, pekerjaan ( beberapa pekerjaan tertentu erat
kaitannya dengan masalah kesehatan ).
2. Riwayat kesehatan. - Riwayat kesehatan keluarga Penyakit yang terdapat pada
keluarga dan yang tinggal serumah saat ini.. - Riwayat kesehatan anda berdua
Penyakit yang pernah diderita ataupun yang sedang diderita saat ini, misal pernah
operasi atau tidak, misalnya calon ibu hamil pernah mengalami operasi kista atau
myoma uterus dsb. penyakit gagal ginjal, kelianan jantung, diabetes, infeksi virus
dan sebagainya , data psikologis.
3. Riwayat genetika. Apakah dalam keluarga terdapat kelainan keturunan baik
kejiwaan maupun kelainan darah dan cacat bawaan . Beberapa contoh penyakit
genetik antara lain anemia sel sabit, hemofili.Penyakit karena penyimpangan
kromosom adalah retardasi mental dan kelainan kejiwaan yang diturunkan salah
satunya yaitu schizophrenia.
4. Beberapa pertanyaan yang sangat peka dan pribadi. Meliputi beberapa hal yang
berkaitan dengan kemungkinan akan terjadi resiko penyimpangan genetik dalam
keluarga. Misalnya pernikahan antar keluarga ( konsanguinitas), kehamilan incest.
Penyimpangan perilaku seks dan sebagainya. Jadi sebaiknya informasi harus
diberikan dengan jujur.
5. Perilaku hidup - Aktifitas seksual, kecanduan obat maupun alkohol, perokok - Pola
makan ( tentang status gizi ) - Aktifitas olahraga
D. TUGAS PASANGAN SUAMI ISTRI SELAMA KONSELING PRA KEHAMILAN
1. Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita
sampai dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam
pengawasan
2. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga teratur. Berusaha untuk
menurunkan berat badan bila obesitas ( kegemukan ) dan menambah berat badan bila
terlalu kurus. Anda bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan
penilaian BMI atau indeks massa tubuh.
3. Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat, morfinis, pecandu narkotika
dan obat terlarang lainnya, kecanduan alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks
bebas.
4. Meningkatkan status gizi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
nutrisi dan mikro element atau vitamin yang diperlukan tubuh dalam persiapan
kehamilan misalnya vitamin E, vitamin C, asam folat, protein yang cukup bagi kedua
pasangan, dan sebagainya.
5. Persiapan secara psikologis dan mental agar kehamilan yang akan dijalani tidak
menimbulkan ketegangan. Hindari hal – hal yang akan memberi pengaruh buruk
dalam keseimbangan hormonal. Misalnya tekanan psikis dalam rumah tangga,
kehamilan yang menjadi beban misalnya tuntutan keluarga untuk mendapat jenis
kelamin tertentu pada anak pertama, masalah ekonomi keluarga, kekerasaan dalam
rumah tangga dan sebagainya. Bagi yang pernah mengalami keguguran sebelumnya
dan berniat ingin hamil lagi, berusahalah untuk mengurangi kecemasan akibat
pengalaman traumatis kehamilan yang lalu. Tetap berpikir positif dalam segala hal
agar kehamilan yang akan dijalani dapat berlangsung baik.
6. Perencanaan finansial yang matang untuk persiapan pemeliharaan kesehatan dan
persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan. Masalah ini menjadi salah satu
faktor penting karena timbulnya ketegangan psikis, tidak terpenuhinya kebutuhan gizi
yang baik pada kehamilan dan sebagainya tak jarang timbul akibat ketidaksiapan
pasangan dalam hal finansial.
7. Bertanya dan berkonsultasi dengan dokter atau bidan dan tenaga kesehatan lainnya
bila menemukan masalah atau kesulitan dalam upaya persiapan kehamilan, misalnya
kesulitan untuk melepaskan kecanduan obat, atau perilaku buruk yang berkaitan
dengan gangguan psikologis. Sehingga dokter atau bidan akan melakukan konseling
rujukan pada ahli psikologi atau psikiatri bila diperlukan. Semoga informasi ini dapat
menjadi bekal untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat bagi pasangan suami istri.