Makalah Kelompok III Pengemasan
Makalah Kelompok III Pengemasan
TEKNOLOGI PENGEMASAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Teknologi Pengemasan Atmosfir Termodifikasi (Modified Atmosphere
Packaging/MAP) dan Vakum) Pada Buah Durian” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Teknologi Pengemasan selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat ................................................................................................................ 3
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Buah Durian ....................................................................................................... 4
2.2 Pengemasan ........................................................................................................ 4
2.3 Modified Atmosphere Packaging .................................................................... 5
2.4 Vakum ................................................................................................................. 7
2.5 Pengaruh MAP dan Vakum Terhadap Masa Simpan ................................... 8
2.6 Penggunaan MAP dalam Industri ................................................................... 9
2.7 Prospek Penggunaan Kemasan MAP dan Vakum ...................................... 10
BAB III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1
secara MAP, selain dapat meningkatkan umur simpannya juga dapat menekan
terjadinya kehilangan air (water loss) dan chilling injury.
Teknik lain yang dapat diaplikasikan dalam meningkatkan umur simpan
buah-buahan adalah dengan pengemasan vakum. Faktor yang menentukan
keberhasilan dalam penyimpanan dengan sistem atmosfir termodifikasi ataupun
vakum adalah kemampuan komoditi untuk beradaptasi terhadap perubahan
atmosfir. Konsentrasi CO2 yang terlalu tinggi atau diatas 5% dalam penyimpanan
dengan sistem atmosfir termodifikasi untuk buah tropis, dapat menyebabkan
kerusakan fisiologis, dimana buah tidak dapat matang sempurna. Pada beberapa
jenis buah yang disimpan dengan sistem modifikasi atmosfir ataupun vakum,
faktor infeksi mikroorganisme menjadi masalah utama penyebab kerusakan buah,
oleh karena itu, dalam aplikasinya MAP dapat dikombinasikan dengan
penggunaan bahan anti mikroba.
Dengan demikian maka perlu adanya pembahsan dan kajian ilmiah lebih
lanjut untuk mempertahankan masa simpan dari buah durian. Dengan salah satu
teknologi yang dapat kita gunakan yaitu Modified Atmosphere Packaging/ MAP
dan Vakum.
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah Teknologi Pengemasan dengan judul
Teknologi Pengemasan Atmosfir Termodifikasi (Modified Atmosphere Packaging
/ MAP) dan Vakum) Pada Buah Durian adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu teknologi pengemasan Atmosfir Termodifikasi
(Modified Atmosphere Packaging / MAP) dan Vakum).
2. Untuk mengetahui dampak/ pengaruh terhadap masa simpan durian.
3. Untuk mengetahui bagaimana metode penegemasan tersebut.
4. Untuk mengetahui masa simpan buah durian.
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pengemasan.
6. Menemukan pengaruh pengemasan terhadap umur simpan pada buah
durian.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah Teknologi Pengemasan dengan judul
Teknologi Pengemasan Atmosfir Termodifikasi (Modified Atmosphere Packaging
/ MAP) dan Vakum) adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses kerusakan pada buah durian.
2. Memahami metode, prinsip, pada teknologi pengemasan Pengemasan
Atmosfir Termodifikasi (Modified Atmosphere Packaging / MAP) dan
Vakum)
3. Memberikan Informasi dan pengetahuan tentang teknologi pengemasan
atmosfir termodifikasi dan vakum pada buah durian
4. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca.
3
BAB II. PEMBAHASAN
2.2 Pengemasan
Aktivitas merancang dan memproduksi wadah atau pembungkus suatu
produk. Bungkus atau kemasan yang menarik akan memberikan nilai plus pada
konsumen yang sedang membedakan beberapa produk yang bentuk dan mutunya
hampir sama. Dengan kata lain pengemasan dapat diartikan sebagai proses
4
pembungkusan pada suatu produk agar dapat menjaga kualitas dan menjadi
salah satu faktor menambah nilai jual barang, dengan bentuk dan warna kemasan
yang untuk maka daya tarik pembeli akan semakin meningkat.
Pengemasan sangat berpengaruh terhdap kualitas barang, jika terjadi suatu
kesalahan atau kerusakan pada saat proses pengemasan, maka dapat di nyatakan
suatu barang tersebut tidak layak untuk di jual atau di edarkan kepada pasar
konsumen. Pengemasan juga menjadi proses terakhir pemnbuatan sebuah produk
sebelum di kirim dan di jual kepasaran.
5
cod), mackerel, filet salmon dan produk holtikultura seperti buah-buahan dan
sayuran. Penggunaan MAP yang dipadukan dengan penyimpanan dingin dapat
memperpanjang umur simpan produk-produk tersebut seperti whiting yang
dikemas dengan MAP memiliki umur simpan 20 hari jika disimpan pada suhu
4oC. Inovasi dan kreativitas dalam pengembangan teknologi pengemasan akan
terus menyediakan MAP yang berorientasi pada keinginan konsumen,
pengembangan produk, ramah lingkungan, dan hemat biaya (Wulandari, 2012).
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan MAP
Faktor yang menentukan keberhasilan dari penggunaan MAP dalam
penyimpanan dengan sistem atmosfir termodifikasi ataupun vakum adalah
kemampuan komoditi untuk beradaptasi terhadap perubahan atmosfir
konsentrasi CO2 yang terlalu tinggi atau diatas 5% dalam penyimpanan dengan
sistem atmosfir termodifikasi untuk buah tropis, dapat menyebabkan kerusakan
fisiologis jika terlalu cepat untuk dilakukan pengemasan, dimana kerusakan dari
fisiologis buah tidak dapat matang secara sempurna.
Pada beberapa jenis buah yang disimpan dengan sistem modifikasi
atmosfir ataupun vakum, faktor infeksi mikroorganisme menjadi masalah utama
penyebab kerusakan buah, oleh karena itu dalam pengaplikasiannya MAP dapat
dikombinasikan dengan penggunaan bahan anti mikroorganisme. Sehingga
mikroorganisme tersebut tidak dapat tumbuh didalam kemasan. Salah satu
alternatif bahan yang dapat digunakan dalam bahan anti mikroba yaitu ekstrak
lengkuas. Kelebihana dari ekstrak lengkuas ini selain bahan ini bersifat alami
jadi tidak mempengaruhi fisiologis buah ataupun sayuran juga tidak memberikan
pengaruh yang membahayakan kesehatan tubuh (Dinas, 2015).
Faktor yang mempengaruhi penggunaan MAP yaitu juga ditinjau dari
kelebihan serta kekurangan penggunaan teknologi MAP yaitu. Menunda proses
kematangan produk, menurunkan laju respirasi produk, mengurangi etilen dalam
produk, mengurnagi sensitivitas produk terhadap kerja etilen dan mengurangi
perubahan komposisi akibat kematangan, berpotensi meningkatkan umur
simpan 50-400%, memperbaiki, memperbaiki penampilan dan produk dapat
didistribusikan pada area pemasaran yang luas serta menyediakan produk
6
bermutu tinggi. Sedangkan kelemahan dari MAP yaitu adanya biaya tambah,
memerlukan control suhu, diperlukannya formulasi gas yang berbeda,
meningkatkan volume kemasan dan semua keuntungan dari penggunaan MAP
akan hilang jika kemasan rusak atau bocor (Elisa, 2013).
2.4 Vakum
Vakum atau pengemasan vakum adalah metode kemasan yang
menghilangkan udara dari paket sebelum di sealing/press. Metode ini bisa
digunakan secara manual ataupun otomatis seperti memasukan produk kedalam
kantong plastik vacuum, mengeluarkan udara dari dalam plastik dan penyegelan
plastik. Pengemasan plastik vakum ini dapat diharapkan menggunakan plastik
dengan ukuran yang pas sesuai dengan bentuk produk yang akan dikemas.
Kemasan vacum biasanya digunakan untuk menghilangkan oksigen dari dalam
kemasan plastik vacuum, dimana ketika oksigen sudah dikeluarkan diharapkan
waktu kadarluasa suatu produk akan lebih panjang lagi. Penggunaan plastik ini
dapat memperpanjang waktu display produk, dengan bentuk yang fleksibel, serta
untuk mengurangi ukuran suatu kemasan produk.
Kemasan Vacuum mengurangi oksigen atmosfer, membatasi pertumbuhan
bakteri aerobik dan jamum menjega penguapan komponen volatil. Hal ini juga
sering digunakan untuk menyimpan makanan kering dalam jangka waktu yang
panjang, seperti seral, kacang-kacangan, daging, keju, ikan asap, kopi, teh,
keripik, rendang, ayam presto, sosis, nugget, dan lain-lain. Pada dasarnya dalam
jangka pendek pengemasan vacuum dapat digunakan untuk menyimpan
makanan segar, sayuran, daging dan cairan, karena dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Vacuum packing dapat diaplikasikan untuk produk bukan
makanan. Misalnya pakaian, komponen elektronik, guling, bantal, dan tempat
tidur dapat disimpan dalam kantong menggunakan alat vacuum cleaner rumah
tangga atau vacuum sealer external. Penggunaan makanan yang halus dan
mudah hancur oleh proses pengepakan vacuum sealer ( seperti keripik kentang ),
dapat menggunakan cara alternatif dengan memasukan gas nitrogen kedalam
7
kemasan. Cara ini mempunyai efek yang sama dengan proses vakum yaitu
menghambat kerusakan dengan menghilangkan oksigen.
8
metabolisme dari produk yang akan mempengaruhi kondisi produk mulai dari
aroma, rasa, hingga penampakan, selain mempengaruhi laju pertumbuhan
bakteri, pengemasan vakum mempengaruhi tingkat kadar air pada produk
pengemasan vakum, dimana semakin tinggi kadar air dalam bahan makanan
maka semakin cepat proses hidrolisa berlangsung yang mengindikasikan
ketengikan dan semakin besar pula asam lemak bebas yang terbentuk yang
mempengaruhi penurunan kualitas mutu dari produk, hal ini disebabkan karena
kemasan vakum merupakan suatu pengemasan produk pangan yang kedap
udara, sehingga produk didalamnya terlindung dari pertukaran gas atau air dari
luar selama penyimpanan. Pengemasan vakum juga akan akan memperkecil
kerusakan komposisi gizi dan kontaminasi bakteri yang sangat merugikan
sehingga mempengaruhi/memperpanjang daya simpan dari produk. Pada
prinsipnya pengemasan secara vakum adalah pengeluaran gas dan uap air dari
produk yang dikemas, (Rabiyatul Adawiyah, dkk 2016).
9
terkadang membuat kesalahan proses, terjadi pada proses pole burning.
Kesalahan dalam material handling yang mengakibatkan benturan yang
menimbulkan defect pada komponen, terjadi pada proses heat sealing.
Kesalahan pada proses changeover mesin, mengakibatkan ketidaksesuaian
antara setting mesin dan material, terjadi pada proses heat sealing,
shortmtest II, dan IRT.
c. Unnecessary Inventory Waste jenis inventory terjadi pada adanya
inventory produk jadi yang belum terjual,penyebab terjadinya adalah
kesalahan komunikasi mengenai antara subbagian assembly dan gudang
produk jadi.
d. Unnecessary Motion Pemborosan unnecessary motion terjadi pada:
1) Proses stacking, di mana operator harus mengambil komponen yang
diletakkan diatas rak yang berjarak 1 meter dari meja kerja.
2) Proses strap welding dan dry sealing, di mana operator harus
mengambil welder yang digantung tidak tepat di atas meja kerja.
e. Transportation Sering terjadi proses pemanasan mesin di tengah proses
yang menyebabkan terdapat jarak yang panjang antara mesin IRT dengan
mesin heat sealing. Hal ini disebabkan oleh dibutuhkannya waktu untuk
changeover mesin yang dilakukan di tengah proses, sehingga mesin yang
sudah siap yang digunakan terlebih dahulu walaupun letaknya berbeda
line.
10
menekan laju respirasi pada buah. Adapun keuntungan dari kemaasan MAP
yaitu dapat menunda proses kematangan, menurunkan laju respirasi,
mengurangi produksi etilen, mengurangi sensitivitas produk terhadap kerja
etilen, mengurangi perubahan komposisi akibat kematangan kekurangannya
yaitu pada CO2 lebih dari batas toleransi sampai kerusakan fisiologis, O2
kurang dari batas toleransi sampai respirasi anaerob dan memerlukan control,
diperlukan formulasi gas yang berbeda, peralatan yang khusus, perhatian
terhadap keamanan pangan, meningkatkan volume kemasan, sehingga
keuntungan akan hilang jika kemasan terbuka atau bocor.
Plastik vakum adalah salah satu jenis plastik yang umumnya digunakan
untuk mengemas ataupun membungkus berbagai jenis makanan. Sistem
pengemasan hampa udara dimana tekanannya kurang dari 1 atm dengan cara
mengeluarkan O2 dari proses masa simpan, sehingga memperpanjang umur
simpan. Biasanya kemasan pastik vakum dibuat untuk mengemas macam-
macam produk seperti : makanan ringan atau snack, berbagai makanan beku,
bahan makanan yang bisa diolah kembali yaitu buah, sayuran, daging, ikan dan
lain-lain. Dengan perkembangan yang sudah modern, maka hadirlah teknologi
pengemasan vakum makanan yang menjadi alternative terbaik untuk
mengurangi penggunaan bahan pengawet. Tujuan dari pengemasan ini dalah
untuk mengurangi kadar bunga es pada produk-produk yang dimsukkan
kedalam feezer dan juga memperkecil kerusakan komposisi gizi dan
kontaminasi bakteri yang sangat merugikan. Sehingga tetap menjaga kualitas
serta kesegaran produk dipasaran. Pengemasan dengan plastic vakum juga akan
membuat makanan tempak lebih rapi dan praktis, dengan demikian akan
meningkatkan nilai jual dari produk makanan itu sendiri. Keunggulan lain dari
plastic vakum adalah bisa mencegah oksigen masuk kedalam kantong dan
menjaga kelembapan produk sehingga bisa memperpanjang umur/masa simpan
produk.
11
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan didapatkan bahwa penggunaan
MAP dalam industri Holtikultura dan Hewani (sapi, ikan dan ayam) merupakan
salah satu alternative dalam pengemasan produk tersenut agar tahan lama dan
tidak rusak dalam waktu pengiriman. Penggunaan MAP merupakan alternative
pilihan yang bagus jika pelaku usaha sudah mengalami perkembangan yang
pesat.
Tetapi potensi ini penggunaan MAP tidak baik jika digunakan secara
berlebihan hal ini dikarenakan pengaruh bahan kimia sebagai larutan anti
mikroba dan juga pengemasan MAP sangat lemah jika kemasan tersebut rusak
atau bocor jika dalam pengiriman produk terdapat kecelakaan atau keteledoran
dalam prosesnya, sehingga penggunaan MAP jika digunkan dalam industri harus
digunakan secara seimbang dan berhati-hati.
3.2 Saran
Sebaiknya proses untuk pengemasan dilakukan dengan keadaan benar-benar
steril agar pengemasan dapat maksimal dan tidak ada terkontimasi. Dilakukan
dengan memperhatikan cara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
teknologi pengemasn, agar dapat berjalan sempurna sesuai kebutuhan
pemanfaatannya. Diharapkan kedepannya dapat terus meningkatkan rasa ingin
tahu terhadap metode teknologi pengemasan ini, dan mengembangkan untuk
meningkatkan masa simpan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13