PENDAHULUAN
Umur : 7 Tahun
Agama/suku : Islam/Jawa
Pekerjaan : Pelajar
1.2 Anamnesis
terasa terus menerus saat serangan, kesulitan menelan disangkal, bau mulut
disangkal. Selain itu pasien juga mengeluh batuk pilek sejak 7 hari sebelum
datang ke poli, batuk tidak berdahak, pilek mengeluarkan ingus pada kedua
lubang hidung warna putih, encer, bau (-). Pasien juga mengeluhkan demam,
nyeri telan, dan rasa mengganjal di tenggorok yang dirasakan terutama saat
lalu. Keluhan tersebut meredah jika diberi obat demam yang dibeli di apotek oleh
ibunya. Keluhan demam, bersin-bersin, dan sakit kepala atau sakit di daerah
wajah disangkal pasien. Keluhan nyeri pada telinga, telinga terasa mendengung
dan rasa penuh di telinga disangkal pasien. Keluhan gangguan suara/suara serak,
sukar membuka mulut sesak nafas disangkal pasien. Belum dilakukan pengobatan
Batuk pilek sering kambuh sejak 2 tahun yll. Riwayat asma disangkal, alergi debu
disangkal.
GCS : E4 V5 M6
Vital sign
Nadi : 82 x/menit
RR : 19 x/menit
Suhu : 36,9 °C
Status Generalis
Kepala/Leher
Inspeksi : anemia -, icterus -, sianosis -, dispsneu -, mata cowong -, KGB +/+ (at
JVP -.
Thorax
Paru :
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris,
retraksi -
Perkusi : Sonor/sonor
Jantung :
Abdomen :
Inspeksi : Flat
membesar
Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
Status Lokalis
Telinga
Membran Timpani
Tes pendengaran
Tes bisik modifikasi : telinga kanan normal dan telinga kiri normal.
Hidung
Tenggorok
Bibir : normal
Orofaring
tumor (-)
Tonsil
Dextra Sinistra
Ukuran T3 T2
Warna merah muda merah muda
Udem (+) (+)
Kripte melebar melebar
Detritus (+) (+)
Membran (N) (N)
Ulkus (-) (-)
Tumor (-) (-)
Faring
Oedem : (-)
Granula : (-)
Lateral band : normal
Ukuran : diameter 1 cm
Konsistensi : kenyal
Mobilitas : mobile
Gambar 1 Foto Klinis Pasien
- ♂, 20 tahun
- 7 tahun
- Tonsil dextra hipertofi (T3 berada diantara garis paramedian dengan garis
median)
- Tonil sinistra hipertrofi (T2 melewati pilar anterior belum masuk garis
paramedian)
- MRS
- Tonsilektomi D/S
- Cefixime 2x1 g
- Keluhan pasien
- Tanda-tanda komplikasi post tonsilektomi: bleeding, odem uvula, sesak
nafas
Menjelaskan pada keluarga dan pasien tentang keadaan pasien (radang pada
kanan dan kiri), prognosis (ad vitam, ad sanam: bonam), komplikasi yang
akan terjadi dari tindakan yang akan dilakukan (bleeding, odem uvula, sesak
nafas)
1.12 Advice
- Makan nasi harus dikunyah sampai halus, makanan tidak boleh panas atau
- Kontrol ke poli THT 5 hari setelah KRS atau bila didapatkan keluhan yang
BAB 2
PEMBAHASAN
poli THT RS Siti Khodijah Sepanjang dengan keluhan rasa mengganjal pada
tenggorokan. sejak 7 tahun yang lalu, mengganjal terasa terus menerus saat
sebelum datang ke poli, batuk tidak berdahak, pilek mengeluarkan ingus pada
kedua lubang hidung warna putih, encer, bau (-). Pasien juga mengeluhkan
demam, nyeri telan, dan rasa mengganjal di tenggorok yang dirasakan terutama
yang lalu saat usia 10 tahun. Saat ini amandel di sisi kanan dan kiri membesar,
dirasakan hilang timbul sejak 7 tahun yang lalu. Pasien mengalami serangan 3-4
kali dalam setahun. Pasien rutin merokok 2-3 batang setiap harinya.
keadaan umum baik dengan kesadaran GCS 456, dengan tekanan darah 125/70
mmHg, nadi 82 x per menit, respiratory rate 19 x per menit, suhu badan 36.9°C.
Tidak didapatkan tanda-tanda anemis maupun ikterik pada konjungtiva dan sklera
deksta dan sinistra, thorax, abdomen dan extrimitas dalam batas normal. Pada
pemeriksaan THT telinga dan hidung dalam batas normal, pada pemeriksaan
tonsil sudah melewati pilar anterior tetapi belum masuk garis paramedian,
hiperemis, permukaan tidak rata dan pelebaran kripta disertai detritus pada kedua
tonsil. Pada pemeriksaan penunjang foto thorax PA didapatkan hasil cor dalam
batas normal, pulmo tak tampak fibroinfiltrat, tak tampak perselubungan, tak
tampak kalsifikasi pada kedua lapang paru, kedua sinus phrenicocostalis tajam,
tulang dan soft tissue tak nampak kelainan. Pemeriksaan penunjang darah lengkap
pasien ini menderita tonsillitis kronis. Tonsillitis adalah suatu proses inflamasi
atau peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Tonsilitis
yang disebabkan oleh bakteri ini disebut peradangan lokal primer. Penyembuhan
yang tidak sempurna akan menyebabkan peradangan ringan pada tonsil. Apabila
keadaan ini menetap atau berulang, bakteri patogen akan bersarang di dalam tonsil
dan terjadi peradangan yang kronis. Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil
yang menetap sebagai akibat infeksi akut atau subklinis yang berulang.
menyebabkan gejala fokal. Drainase yang buruk pada kripta akan menyebabkan
terjadinya retensi debris sel, sehingga dapat menjadi medium yang baik untuk
sistemik. Dalam jangka waktu yang panjang, parenkim tonsilaris akan menjadi
Beberapa hal mengenai fokal infeksi: “Fokus” infeksi merupakan perubahan lokal
pembuluh darah.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu
berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses
penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan
mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh
detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul
Pada pasien ini sudah menderita tonsilitis sejak 7 tahun yang lalu dan
dalam 7 tahun ini mengalami serangan 3-4 kali dalam setahun. Faktor predisposisi
tonsillitis kronis bisa karena rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis
makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan
pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat. Selain itu mempunyai riwayat
yang melalui hidung maupun mulut. Bakteri yang masuk dihancurkan oleh
makrofag, sel – sel polimorfonuklear. Jika tonsil berulang kali terkena infeksi
maka pada suatu waktu tonsil tidak bisa membunuh bakteri – bakteri semuanya,
akibatnya bakteri bersarang di tonsil. Pada keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh
dari tonsil berubah menjadi sarang infeksi (tonsil sebagai fokal infeksi). Sewaktu-
waktu bakteri bisa menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada keadaan umum yang
menurun.
Pada saat pasien mengeluhkan demam, nyeri telan, dan rasa mengganjal di
tenggorok. Biasanya nyeri tenggorok dan nyeri menelan dirasakan lebih dari 4
minggu dan kadang dapat menetap. Brook dan Gober seperti dikutip oleh
kepada adanya pembesaran tonsil sebagai akibat infeksi tonsil yang berulang.
infeksi tonsil. Pada tonsil yang normal jarang ditemukan adanya bakteri pada
kripta, namun pada tonsilitis kronis bisa ditemukan bakteri yang berlipat ganda.
Bakteri yang menetap di dalam kripta tonsil menjadi sumber infeksi yang
tidak rata, dengan kripta yang melebar disertai adanya detritus, hal ini akibat dari
leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang terkelupas dan secara klinis detritus
fibrinoid dengan obstruksi kripta tonsil, namun dapat juga ditemukan tonsil yang
relatif kecil akibat pembentukan sikatrik yang kronis. Pembesaran tonsil dapat
sleep apnue dan gangguan suara. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tonsil
yang membesar dalam berbagai ukuran, dengan pembuluh darah yang dilatasi
pada permukaan tonsil, arsitektur kripta yang rusak seperti sikatrik, eksudat pada
Tarapi yang direncanakan untuk pasien adalah tonsilektomi. Hal ini sesuai
Otitis media efusa/ otitis media supuratif. Pada pasien ini telah terjadi infeksi
berulang 3-4 kali dalam 7 tahun terahir, dan hipertrofi tonsil hingga menimbulkan
keluhan mengganjal dan dirasa mengganggu. Pasien saat ini dapat dilakukan
perawatan premed inj ceftriaxon 2 g iv dan puasa. Terapi post operasi inf ringer
laktat D5% 2:1, cefixime 2x1 g, ketopain 3x30 mg. Terapi KRS amoxicillin-
clavulanic acid 3x500 mg selama 5 hari po, mefenamic acid 3x500 mg po, boleh
makan makanan kasar seperti nasi tapi harus dikunyah sampai halus, makanan
tidak boleh panas atau hangat sebelum dimakan harus didinginkan terlebih
dahulu.
Follow up
BAB 3
KESIMPULAN
tenggorkan sejak 7 tahun yang lalu, mengganjal terasa terus menerus saat
sebelum datang ke poli, batuk tidak berdahak, pilek mengeluarkan ingus pada
kedua lubang hidung warna putih, encer, bau (-). Pasien juga mengeluhkan
demam, nyeri telan, dan rasa mengganjal di tenggorok yang dirasakan terutama
yang lalu saat usia 10 tahun. Setelah dilkukanpemeriksaan fisik, tonsil membesar
median dan T2 (sinistra) pembesaran tonsil sudah melewati pilar anterior tetapi
belum masuk garis paramedian, hiperemis, permukaan tidak rata dan pelebaran
kripta disertai detritus pada kedua tonsil dengan kesimpulan: tonsillitis kronis.
Setelah dilakukan tonsilektomi dan dirawat di Rumah Sakit selama 2 hari dengan
Keluhan nyeri telan, rasa mengganjal pada tenggorok, dan batuk pilek membaik
DAFTAR PUSTAKA
Dalam : Beiley, BJ. Head & Neck Surgery Otolaryngology, Vol 1, Thrid
Utama, Jakarta.
Soepardi, E., Iskandar, N., Bashiruddin, J. and Restuti, D. (2012). Buku Ajar
Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed.
56.
LAMPIRAN
Operasi tonsilektomi