Anda di halaman 1dari 2

1. A.

Mahkamah Pidana Internasional (bahasa Inggris: International Criminal Court, disingkat ICC atau
ICCt) merupakan sebuah pengadilan permanen untuk menuntut individual atas tindakan genosida,
kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang. ICC dirancang untuk membantu sistem yudisial
nasional yang telah ada. Hukum pidana internasional dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu
penyerahan suatu kasus oleh negara pihak, penyelidikan dan penuntutan, persidangan, pengambilan
keputusan, terakhir banding dan peninjauan kembali. Mahkamah Pidana Internasional memiliki
kompetensi dan yurisdiksi konstitusional-internasional untuk mengadili individu-individu yang
bertanggung jawab atas terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan, berarti setiap tindakan
pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, atau perbuatan-perbuatan lain yang dilakukan Abd Al-
Rahman.

B. Kejahatan perang yang dilakukan Abd Al-Rahman: sengaja mengarahkan serangan kepada penduduk
sipil, perampokan, penghancuran property musuh. Alasannya karena tindakan pelanggaran, dalam
cakupan hukum internasional, terhadap hukum perang oleh satu atau beberapa orang, baik militer
maupun sipil.

Kejahatan terhadap kemanusiaan: pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, penyiksaan, perlakuan


kejam. Hal ini mengacu pada tindakan pembunuhan massal dengan penyiksaan terhadap tubuh orang-
orang sebagai suatu kejahatan penyerangan terhadap yang lain, juga menggambarkan kejahatan
terhadap umat manusia sebagai tindakan yang sangat keji.

C. PBB mempunyai kewenangan untuk membantu melindungi populasi dari genosida, kejahatan perang,
pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Jika pihak nasional, pihak yang berwenang
jelas gagal untuk melindungi populasi mereka dari empat spesifik kejahatan kekejaman massal, maka
masyarakat internasional siap mengambil tindakan kolektif melalui Dewan Keamanan (Security Council).
PBB juga berperan penting dalam penanganan kasus Abd Al-Rahman itu sendiri sebagai pelaku
kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

2. A. Dasar hukum tanggung jawab negara dalam Hukum Pidana Internasional yang berupa kewajiban
untuk menuntut pelaku tindak pidana internasional ditemui dalam berbagai instrumen hukum
internasional. Di antara instrumen hukum internasional yang mengatur kewajiban negara untuk
menuntut pelaku sebagai berikut: 1) Konvensi tentang pencegahan dan
penghukuman atas kejahatan genosida; 2) Konvensi tentang Keterbatasan Keterbatasan Ketertiban
terhadap Kejahatan Perang dan Kejahatan terhadap Kemanusiaan; 3) Konvensi Jenewa 1949; 4) Protokol
Tambahan I tahun 1997; 5) Statuta Mahkamah Internasional Ad Hoc Den Haag dan Rwanda; 6) Statuta
Roma.

B. Terhadap tindak pidana ini Negara berkewajiban untuk: a)Membuat perundangan atau perjanjian
untuk melaksanakan ekstradisi bagi pelaku tindak pidana ini;
b) Berkewajiban berdasarkan proses-proses konstitusional, perundangan dan ketentuan hukum lainnya
yang menjamin penuntutan dan pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana ini.
C. Perbuatan Al-Mahdi dikatakan sebagai kjahatan perang karena Al Mahdi dengan sengaja
mengarahkan serangan terhadap monumen bersejarah dan bangunan yang didedikasikan untuk agama,
termasuk sembilan mausoleum dan satu masjid di Timbuktu,Mali.

3. A. Interpol ICPO memiliki fungsi sebagai suatu jaringan informasi untuk perwakilan di negara
anggotanya dan sebagai pihak ketiga dalam suatu perjanjian ekstradisi.

B. Seharusnya aparat kepolisian tidak boleh melakukan tindakan represif kekerasan pada demonstran
karena tugas polisi adalah menjamin dan melindungi masyarakat, dan patuh dengan hukum pidana yang
berlaku sesuai dengan pasal Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Pasal 3. Siapapun yang melanggar dan
menggunakan kekerasan di luar hukum, terlepas dari jabatannya, harus diadili berdasarkan hukum yang
berlaku. Segala bentuk pengunaan kekerasan berlebihan oleh aparat kepolisian harus diinvestigasi
dengan independen, transparan, dan akuntabel. Dalam kenyataan sehari-hari tugas Polisi, umumnya
bersifat preventif, yang berlandaskan pada hukum tertulis dan tidak tertulis. Pada negara-negara yang
telah maju, selalu berusaha dikembangkan sistem dan cara-cara patroli, karena tulang punggung
organisasi. Kepolisian terletak pada satuan patroli polisi yang berseragam. Dan di berbagai negara,
petugas-petugas patroli dibekali oleh kemampuan umum dan kemampuan khusus sesuai dengan daerah
tugasnya masing-masing.

C. Dalam Article 10 ayat (1) Autralia-Indonesia Extradition Treaty menyebutkan bahwa dalam keadaan
yang mendesak maka negara pihak dalam perjanjian dapat menggunakan sarana ICPO-Interpol untuk
melakukan penahanan sementara oleh negara diminta atas seseorang yang dicari oleh negara peminta,
sementara menunggu permintaan ekstradisi oleh negara peminta kepada negara diminta melalui jalur
diplomasi. Sehingga peran dari ICPO-Interpol dalam ekstradisi tidak hanya terbatas terhadap
penyebaran informasi buronan dan ekstradisi yang dilakukan oleh negara peminta yang belum memiliki
perjanjian ekstradisi dengan negara diminta saja, melainkan dapat juga dimasukan sebagai alternatif lain
oleh para negara dalam perjanjian ekstradisi mereka apabila jalur diplomasi belum dapat ditempuh.

4. A. Pertanggung jawaban atas pembunuhan 55 orang tentara Kanada, termasuk 18 tentara Kanada
yang dieksekusi di Markas Resimen di Abbaye d’Ardenne.

B. Ya terjadi actus reus pada Pasukan yang dipimpin Meyer menginterogasi 18 tentara kanada dan
menembak mereka dalam jarak 150 meter dari pos komando tempat dimana Meyer berada.

C. Ya anggota bawahan dari suatu struktur semua harus bertanggung jawab kepada seorang komandan
tunggal.

Anda mungkin juga menyukai