Oleh :
NIRMA WATI_19010104087
MELY SEPTIANINGSIH_19010104103
FITRA AULIA ALDI_19010104091
2021
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-
nya yang telah diberikan, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“PEMBELAJARAN MENGAMALKAN AL-QURÁN DAN HADIS DI MI/SD” tak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada bapak Ahmad Ghifari Tetambe M.Pd. sebagai dosen
pengampu mata kuliah pembelajaran Alkuran hadisDi MI/SD.
Kami berharap dengan hasil makalah yang kami buat bisa bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan. Agar pembuatan makalah selanjutnya akan
lebih baik lagi. Terima kasih.
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A.Latar
belakang………………………………………………………………………………………......5
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………..
……………………………………………..4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Tujuan pembelajaran mengamalkan Al-Qur’an dan Hadits di MI……………........5
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah menjadi kenyakinan bagi seluruh umat Islam dimanapun berada, bahwa kitab suci
Al-Qur’an itu adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah SWT untuk seluruh umat
manusia, disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab
yang bermutu tinggi, guna menjadi pedoman hidup bagi umat manusia. Selain Al-Qur’an, umat
Islam juga memiliki hadits sebagai pelengkap dalam menjelaskan kandungan Al-Qur’an, juga
berisi rekaman perilaku Nabi Muhammad SAW yang harud diteladani.
B. Rumusan Masalah
BAB II
4
PEMBAHASAN
Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara Malaikat Jibril. Al-Qur’an sangat indah ketika dibaca dan didengarkan oleh telinga,
sangat agung dan bagus ketika dilihat dari keindahan linguistiknya, begitu juga ketika di
tadabburi kandungan maknanya dan lebih indah lagi pada saat manusia mampu memahami dan
mengamalkannya.
Demikian halnya dengan hadits, yang menjadi bentuk rekaman perilaku Nabi
Muhammad SAW dalam mengimplementasikan wahyu yang diterima dalam bentuk amal nyata.
Hadits memegang peranan penting dalam memperjelas isi kandungan Al-Qur’an. Hadits juga
mencatat perilaku-perilaku Nabi SAW yang patut diteladani oleh setiap muslim. Dengan
demikian, setiap muslim harus mampu membaca, menulis, menghafal dan terlebih lagi mampu
untuk mengamalkan kandungan hadits Nabi SAW.
Dengan memahami isi dan kandungan Al-Qur’an dan hadits, sebagai petunjuk dan
pedoman hidup, diharapkan dapat menggugah hati untuk mengamalkan ajaran-ajaran yang
terkandung didalamnya. Adapun tujuan pembelajaran mengamalkan Al-Qur’an dan Hadits
meliputi tiga aspek, yaitu :
Mengamalkan kandungan Al-Qur’an dan hadits menjadi tujuan utama dalam proses
pembelajaran Al-Qur’an dan hadits. Karena keduanya merupakan sumber rujukan dalam
berperilaku umat Islam. Penguasaan dalam hal membaca, menulis, menghafal, mengartikan dan
memahami Al-Qur’an dan hadits tidak akan bermakna jika tidak diwujudkan dalam bentuk amal
perbuatan nyata sesuai yang dituntunkan dalam Al-Qur’an dan hadits.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dari guru untuk menanamkan pentingnya aspek
pengetahuan dalam pembelajaran mengamalkan Al-Qur’an dan hadits ini. Untuk mencapai
tujuan ini, guru dapat memilih metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Sebagai tidak
lanjut apakah murid telah memahami dan mengetahui arti penting kemampuan mengamalkan Al-
5
Qur’an dan hadits sebagaimana yang telah disampaikan, guru dapat menyelenggarakan tanya
jawab dengan murid-murid, dapat diawali dengan bertanya kepada seluruh murid satu kelas, lalu
dilanjutkan mempertanyakan kepada satu per satu murid. Jika jawaban yang diberikan semuanya
bagus, berarti tujuan pembelajaran aspek knowing telah tercapai.
Pelaksanaan yang dimaksud adalah peserta didik terampil dalam mengamalkan kandungan
Al-Qur’an dan hadits. Paling tidak kandungan-kandungan ayat-ayat dari surat-surat tertentu
dalam juz ‘amma ataupun hadits-hadits pilihan yang menjadi materi pelajaran. Untuk mencapai
tujuan ini metode yang dapat digunakan misalnya adalah demonstrasi. Misalnya ketika
mengajarkan tentang pengamalan surat Al-Ma’un, guru dapat menggunakan teknik role play atau
sosio drama. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil yang ditugaskan bermainn
peran untuk menunjukkan dan mengamalkan kandungan surat Al-Ma’un. Ada kelompok
memerankan perbuatan riya yang harus dijauhi, ada kelompok yang bertugas memerankan sikap-
sikap yang menjahui sifat kikir dan pelit, dan ada kelompok yang bertugas memerankan
celakanya orang yang tidak menjalankan shalat. Atau dengan guru memutarkan film yang
merepresentasikan kandungan surat Al-Ma’un. Setelah bermain peran atau menonton fil yang
berkaitan dengan kandungan surat Al-Ma’un yang telah dilaksanakan, guru memberikan
penjelasan mengenai kandungan surat Al-Ma’un. Hal ini perlu dilakukan agar siswa semakin
memahami kandungan dan mampu untuk mengamalkannya.
Keterampilan dalam mengamalkan kandungan Al-Qur’an dan hadits tidak hanya sekedar untuk
diketahui tetapi juga menjadi miliknya dan menyatu dengan kepribadiannya. Dalam contoh di
atas, setelah siswa benar-benar terampil mengamalkan kandungan Al-Qur’an, misalnya
mengamalakan kandungan surat Al-Ma’un, maka setiap perilakunya sesuai yang dituntunkan
dalam surat Al-Ma’un. Ia selalu menjalankan shalat lima waktu, tidak menyepelekan ajaran
Islam, tidak melakukan perbuatan riya, dan selalu berbuat dermawan.
Pembelajaran untuk mencapai aspek being yang tinggi lebih mengarahkan pada usaha
pendidikan agar murid melaksanakan apa yang diketahuinya itu dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menjaga pelaksanaan dan pengamalan murid terhadap kandungan surat-surat Al-Qur’an
dan hadits tetap baik, maka perlu untuk melakukan pembiasaan. Proses pembiasaan dilakukan
agar siswa benar-benar menguasai dan terampil dalam melaksanakan dan mengamalkan surat-
surat Al-Qur’an dan hadits yang menjadi materi pelajaran.[3]
6
B. Desain pembelajaran mengamalkan kandungan Al-Qur’an dan hadits
Untuk mencapai tujuan tersebut langkah-langkah yang ditempuh oleh guru adalah
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
7
1) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh metode simulasi. Dalam
hal ini guru menetapkan surat yang akan diambil kandungannya untuk diajarkan cara
mengamalkannya. Contohnya ketika mengajarkan cara mengamalkan kandungan surat Al-
Ma’un. Di antara topik yang terkandung dalam surat Al-Ma’un adalah larangan untuk melalaikan
ajaran agama, larangan meninggal shalat, larangan berbuat riya, dan larangan berbuat kikir atau
pelit.
2) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan. Dalam hal ini
guru berdasarkan topik dan tujuan yang telah ditetapkan, menjelaskan terlebih dahulu gambaran
topik dan tujuan yang telah ditetapkan, menjelaskan terlebih dahulu gambaran topik dan tujuan
yang hendak dicapai.
3) Guru menyiapkan skenario yang akan diperankan oleh siswa. Pembuatan skenario ini tentu
saja berdasarkan topik yang telah ditetapkan sebelumnya. Skenario dibuatkan oleh guru karena
untuk siswa sekolah dasar belum bisa secara sepenuhnya untuk membuat skenario sendiri.
Pembuat skenario diusahakan tidak terlalu rumit dengan dialog-dialog yang panjang. Usahakan
murid mampu memerankannya dengan baik tanpa kesulitan.
Contoh skenario :
Rina : “Iya dong!” “Tidak seperti bajunya Karim tuh.. kumer begitu” ... “bajuku ini
beli di Mall lho.. mahal” . .
Karim(datang dan menghampiri Ahmad dan Rina) lalu berkata: “Sepertinya ucapan salam
Ahmad tadi belum kamu jawab Rin!” “Seorang muslim yang baik itu harus menjawab salam” . .
Karim : “O..iya rin, bajuku ini memang sudah kumel tapi cuma ini yang aku punya, yang
penting masih layak untuk dipakai.”
8
Ahmad : “iya rin, kamu nggak boleh pamer dan sombong karena baju kamu baru”. “kamu
ingat nggak apa yang akan didapatkan oleh orang yang suka pamer dan sombong seperti yang
ada dalam surat Al-Ma’un?”
4) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan
oleh pemeran, serta waktu yang disediakan
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang
terlibat dalam pemeran simulasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Guru mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan dengan memberikan motivasi agar peserta
didik lebih bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengamalkan kandungan surat Al-Ma’un
5) Pastikan semua murid dapat melakukan simulasi dengan baik dan benar
6) Ciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan
8) Setelah satu kelompok berperan berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk melakukan
permaianan
9
9) Lakukan dengan langkah yang sam untuk topik-topik lainnya hingga semua topik dalam surat
Al-Ma’un selasai diperankan.
c. Tahap mengakhiri[5]
1) Melakukan diskusi baik tentang jalannnya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan
2) Merumuskan kesimpulan
3) Bagikan lembar kerja siswa mengenai kandungan surat Al-Ma’un yang harus dikerjakan oleh
siswa.
10
Pembelajaran mengamalkan kandungan hadits bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah mejadi
tindak lanjut dari pembelajaran memahami hadits. Keterampilan siswa dalam membaca, menulis,
menghafal, mengartikan, dan memahami hadits pada gilirannya akan mengantarkan siswa agar
mampu mengamalkan kandungan hadits. Pengetahuan siswa terhadap segala aspek tentang suatu
hadits sudah seharusnya terserap dalam kepribadiannya, sehingga siswa mampu
mengejawantahkan dan terbiasa melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
mampu mengamalkan kandungan hadits menjadi tujuan utama dari rangkain pembelajaran hadits
Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran
mengamalkan kandungan hadits dengan metode simulasi adalah sebagai berikut :
a) Tahap persiapan
1) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh metode simulasi.
Contohnya ketika mengajarkan cara mengamalkan kandungan hadits tentang persaudaraan
dengan sesama, maka guru mencarikan topik yang terkandung dalam hadits tentang persaudaraan
dengan sesama tersebut.
3) Guru menyiapkan skenario yang akan diperankan oleh siswa. Pembuatan skenario ini tentu
saja berdasarkan topik yang telah ditetapkan sebelumnya. Skenario dibuatkan oleh guru karena
untuk siswa sekolah dasar belum bisa secara sepenuhnya untuk membuat skenario sendiri.
Pembuat skenario diusahakan tidak terlalu rumit dengan dialog-dialog yang panjang. Usahakan
murid mampu memerankannya dengan baik tanpa kesulitan.
11
Contoh skenario :
Irfan : “Farhan! Kamu dicari Ahsan, katanya pulang sekolah tadi kamu mengejek adiknya
ya?
Farhan : “Memang kenapa? Adik Ahsan itu memang gendut kan? Jadi aku panggil dia si
gendut.”
Irfan : “Hei kamu nggak boleh begitu! Sesama muslim harus saling menghormati dan
bersaudara!”
Ahsan datang mengahampiri Irfab dan Farhan, lalu berkata: “Hei Farhan! Kamu harus minta
maaf kepada adikku, dia menangis terus sejak pulang sekolah tadi!
Tuti yang sejak tadi memperhatikan ketiga temannya berkata : “Iya Farhan, kamu itu telah
berbuat salah dengan mengejek adiknya Ahsan. Kamu harus minta maaf kepadanya. Kamu
masih ingatkan hadits tentang persaudaraan antara sesama muslim? Kita dilarang menyakiti satu
sama lain.”
Farhan :”Astaghfirullah, aku lupa! Baiklah aku akan minta maaf kepadanya. Ayo Ahsan
antar aku menemui adikmu.”
Ahsan, Irfan, dan Tuti berkata serempak : “Nah begitu dong! Itu baru namanya muslim sejati.”
4) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan
oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang
terlibat dalam pemeran simulasi.
12
b) Tahap pelaksanaan
1) Guru mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan dengan memberikan motivasi agar peserta
didik lebih bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengamalkan kandungan hadits tentang
persaudaraan antar sesama.
5) Pastikan semua murid dapat melakukan simulasi dengan baik dan benar
6) Ciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan
8) Setelah satu kelompok berperan berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk melakukan
permaianan.
c) Tahap mengakhiri[6]
1) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan
3) Bagikan lembar kerja siswa mengenai kandungan hadits tentang persaudaraan antar sesama
yang harus dikerjakan oleh siswa untuk dikerjakan.
13
Pengamalan kandungan hadits tentang persaudaraan
No Perilaku Jawaban
1 Suka meminjamkan buku Ya
kepada teman sekelas
2 Berkelahi dengan teman
3 Mengejek teman yang memiliki
cacat tubuh
4 Mengerjakan PR berkelompok
5 Memberi contekan ketika ujian
6 Mencemooh teman yang berbaju
kumal
7 Memberikan sumbangan kepada
orang miskin
BAB III
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dan pendekatan serta pengamalan pembelajaran Al-qur’an dan Hadits adalah agar
murid mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan terampil
melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi
orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan Sumber belajar dan media
belajar adalah kedua komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dalam
menunjang pembelajaran, dengan penyampaian komunikasi yang apik dan dapat dipahami serta
diterima oleh peserta didik.
B. Saran
Guru harus menguasai materi terlebih dahulu sebelum menyampaikan pelajaran dan
dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar dan media
pembelajaran yang tepat. Karena sumber belajar dan media yang tepat adalah unsur penunjang
dalam proses komunikasi, maka jenis bentuk dan fungsinya sangat ditentukan oleh jenis, bentuk,
dan tujuan komunikasi itu sendiri.
15
DAFTAR PUSTAKA
16