FAKULTAS TEKNIK
LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
DIKI JUNIANSYAH
Dosen Pembimbing :
SUMBAWA BESAR
Mengetahui :
Telah Diperiksa dan disetujui
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
ii
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) SUMBAWA BESAR
FAKULTAS TEKNIK
Status Berdasarkan SK. Mendikbud RI No : 176/D/0/1998
Program Studi Teknik Sipil BAN-PT. No. 10569/SK/BAN-PT/Ak-ISK/S/VIII/2021,
Program Studi Teknik Mesin BAN-PT. No.10371/SK/BAN-PT/Ak-ISK/Dipl-III/VIII/2021
Alamat : Kampus Pusat : Jl. Raya Bay Pass Sering Sumbawa Besar Phone : (0371) 21236, 23543
Kampus Baru : Jl. Raya Semongkat Sumbawa Besar Faximile : (0371) 21236, 625848
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
DOSEN PEMBIMBING
iii
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) SUMBAWA BESAR
FAKULTAS TEKNIK
Status Berdasarkan SK. Mendikbud RI No : 176/D/0/1998
Program Studi Teknik Sipil BAN-PT. No. 10569/SK/BAN-PT/Ak-ISK/S/VIII/2021,
Program Studi Teknik Mesin BAN-PT. No.10371/SK/BAN-PT/Ak-ISK/Dipl-III/VIII/2021
Alamat : Kampus Pusat : Jl. Raya Bay Pass Sering Sumbawa Besar Phone : (0371) 21236, 23543
Kampus Baru : Jl. Raya Semongkat Sumbawa Besar Faximile : (0371) 21236, 625848
LEMBAR ASISTENSI
TUGAS BESAR MEKANIKA TEKNIK III & IV
DOSEN PEMBIMBING
Mengetahui :
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
v
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) SUMBAWA BESAR
FAKULTAS TEKNIK
Status Berdasarkan SK. Mendikbud RI No : 176/D/0/1998
Program Studi Teknik Sipil BAN-PT. No. 10569/SK/BAN-PT/Ak-ISK/S/VIII/2021,
Program Studi Teknik Mesin BAN-PT. No.10371/SK/BAN-PT/Ak-ISK/Dipl-III/VIII/2021
Alamat : Kampus Pusat : Jl. Raya Bay Pass Sering Sumbawa Besar Phone : (0371) 21236, 23543
Kampus Baru : Jl. Raya Semongkat Sumbawa Besar Faximile : (0371) 21236, 625848
vi
KATA PENGANTAR
Laporan ini tentu jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di Laporan ini, sesuai dengan
pengetahuan yang saya peroleh, baik dari hasil pengamatan maupun prakteknya
dilapangan. Bila ada kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam laporan ini, kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
iv
DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI v
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 5 : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA 51
LAMPIRAN DOKUMENTASI 52
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Praktikum fisika adalah salah satu mata kuliah wajib di Fakultas Teknik
Universitas Samawa, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan
1
praktikum ini diharapkan mahasiswa memperoleh dasar-dasar pengetahuan
dan keterampilan tentang cara pengambilan data dan cara menganalisanya,
khususnya dalam hal Ilmu Dasar FISIKA.
2
V. Praktikum 5 : Kelistrikan
a. Mampu memahami fungsi dan menggunakan dari alat ukur dasar
listrik.
b. Mampu mengukur nilai resistansi dengan menggunakan
multimeter analog.
c. Mampu mengukur nilai kuat arus lsitrik dengan menggunakan
multimeter analog.
d. Mampu mengukur nilai tegangan listrik dengan menggunakan
multimeter analog.
.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
A. Praktikum 1 : Alat Ukur Dasar
4
Mikrometer sekrup juga merupakan alat ukur panjang, biasanya alat
ini digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda yang memerlukan
ketelitian tinggi. Sebuah mikrometer sekrup, ditunjukkan pada gambar 2,
memiliki dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar. Skala luar yang
berada di selubung luar terbagi atas 50 bagian (garis). Ketika selubung luar
ini diputar lengkap 1 kali putaran, maka rahang geser dan selubung luar
akan bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. 1 bagian pada skala putar
bernilai 0,01 mm, angka ini diperoleh dari: (0,5/50) x 1 mm = 0,01 mm.
Angka ini merupakan tingkat ketelitian dari mikrometer sekrup.
B. Praktikum 2 : Pegas
Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung
pada elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya.
Apabila benda masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya
belum dilampaui), beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (∆x)
sebanding dengan besar gaya F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku
juga bagi pegas heliks, selama batas elastisitas pegas tidak terlampaui.
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut
akan kembali pada keadaan semula. Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan
Inggris menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut ada batasnya dan
besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Dari
penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih
sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Secara matematis, dapat
dituliskan sebagai:
5
F = −k ∆x (2.1)
Dengan:
∆x = Pertambahan panjang
tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan
arah gerak pegas tersebut.
Konstanta gaya pegas adalah suatu karakter dari suatu pegas yang
menunjukkan perbandingan besarnya gaya terhadap perbedaan panjang yang
disebabkan oleh adanya pemberian gaya tersebut. Satuan konstanta gaya
pegas adalah N/m, dimensi konstanta pegas: [M][T ]-2.
C. Praktikum 3 : Kalorimeter
6
Gambar 3.1 Desain Kalorimeter
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh
suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya
tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
D. Praktikum 4 : Hidrostatika
7
Besarnya Tekanan Hidrostatis dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
P=q×g×h
Keterangan :
P = Tekanan Hidrostatik (N/m2).
ρ = Massa Jenis Zat Cair (kg/m3).
g = Percepatan Gravitasi (m/s2).
h = Kedalaman Dari Permukaan Zat Cair (m)
E. Praktikum 5 : Kelistrikan
8
Berdasarkan tampilan display atau meter yang digunakan maka
multimeter /multitester dibedakan menjadi 2 jneis yaitu Multimeter Analog
dan Multimeter Digital. Fungsi ukur yang dimiliki setiap multimeter ada
beberapa macam tergantung tipe dan merk multimeter. Akan tetapi pada
umumnya setiap multimeter / multitester memiliki 3 fungsi ukur utama yaitu
sebagai alat ukur arus, tegangan dan resistansi. Berikut adalah beberapa
fungsi ukur yang ada pada multimeter.
1) Ohm Meter (Ω)
Ohm meter merupakan salah satu fungsi multimeter yang
berfungsi untuk mengetahui nilai resistansi suatu resistor atau komponen
elektronika yang memiliki unsur resistansi. Pada fungsi ohm meter ini
untuk multimeter analog saklar selektor berfungsi sebagai multiplier
sedangkan pada multimeter digital saklar selektor berfungsi sebagai
batas ukur maksimum suatu resistansi yang dapat dihitung oleh
multimeter tersebut.
Langkah-langkah pengukuran hambatan dengan multimeter
analog adalah sebagai berikut:
a) Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm ( Ω ).
b) Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K).
c) Tiap kali jangkah di pindah pada posisi Ohm (x1, x10, x100, x1K /
10K) maka harus selalu melakukan calibrasi agar pengukuran
resistansinya akurat.
d) Cara melakukan kalibrasi pada pengukuran resistansi, Probe Merah
& Hitam kita hubungkan maka jarum akan menyimpang ke posisi
Nol.
e) Apabila jarum belum sampai pada posisi Nol maka knop ADJ untuk
Ohm Meter dapat di putar untuk mengatur jarum supaya tepat pada
posisi Nol.
f) Bila knop ADJ Ohm Meter sudah di putar-putar tetapi tidak mau
sampai pada posisi Nol berarti batu baterai yang ada pada
Multimeter harus di ganti.
g) Hubungkan Probe Hitam & Probe Merah pada resistor yang akan di
9
ukur resistansinya (probe di bolak balik tidak masalah).
10
Gambar 6.2 Cara pengukuran kuat arus listrik (DCA)
e) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
Skala Maksimum
11
Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
12
BAB 3
METODE PERCOBAAN
2 Mikrometer Sekrup
13
4 Lembar kertas HVS atau
Potongan Map Plastik
5 Uang logam
2 Set beban
14
3 Stopwatch
4 Statif
5 Penggaris/ Mistar
2 Termometer Batang
15
3 Gelas Ukur 100 ml
4 Pemanas Bunsen
5 Air
16
1 Penggaris/Mistar
3 Selotip hitam
4 Air biasa
5 Paku
17
6 Kamera (bila ada)
V. Praktikum 5 : Kelistrikan
2 Resistor
3 Lampu
18
4 Papan sirkuit/Papan
PCB
5 Kabel penghubung
6 Sakelar
19
8 Solder (bila diperlukan)
20
pada table.
4) Tuliskan hasil pengukuran (Hasil pengukuran = rata-rata
ketidakpastian)
5) Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk mengukur ketebalan kertas/
potongan map plastik dan ketebalan uang logam.
Langkah percobaan 1
1) Menyusun alat–alat seperti gambar.
2) Mengukur panjang pegas catat hasilnya pada table.
3) Menggantungkan beban massa 25 gram pada pegas.
4) Mengukur panjang pegas setelah diberi beban.
Langkah percobaan 2
1. Seperti lagkah percobaan 1, langkah 1, 2, 3, dan 4
2. Menyimpangkan beban kebawah 2 cm lalu lepaskan
21
3. Mengukur waktu dalam 5 kali osilasi dengan stopwatch catat
hasilnya pada tabel.
4. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan beban berbeda
yang sesuai percobaan 1.
22
1) Mengisi tabung tampungan dengan air hingga penuh.
2) Menghitung tinggi air dengan mistar yang telah disiapkan.
3) Melepas selotip yang ada pada tabung secara berurutan dari atas
ke bawah.
a. Mengamati dan mengukur jarak pancuran air dari tabung
tampungan.
b. Catat hasil pengukuran ke dalam tabel yang telah disiapkan.
c. Hitung tekanan pada masing-masing lubang pada percobaan 1
Diketahui: P = ρ g h (ρ air : 1000 kg/m³).
V. Praktikum 5 : Kelistrikan
23
dan 3 baterai secara berurutan atau jumlah tegangan yang digunakan.
Deskripsikan kembali hasil pengamatan Anda ke dalam Tabel yang
disiapkan
4. Ukurlah kuat arus ( I ) yang mengalir pada lampu 1, 2, dan 3 secara
bergantian, kemudian catatlah hasil pengamatan Anda ke dalam
Tabel yang telah disiapkan. (Pahami terlebih dahulu cara
menggunakan alat ukur ampere meter (DC) dan cara membaca hasil
pengukuran)
5. Ukurlah tegangan listrik ( V ) yang bekerja pada lampu 1, 2, dan 3
secara bergantian, kemudian catatlah hasil pengamatan Anda ke
dalam Tabel yang telah disiapkan. (Pahami terlebih dahulu cara
menggunakan alat ukur voltmeter DC dan cara membaca hasil
pengukuran)
24
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.2 pengukuran, dan hasil pengukuran pada sambungan pipa paralon
25
Hasil Peng. Diameter Luar (X) 3.59
Hasil Peng. Kedalam Sambuangan Pipa (X) 2.06
Kegiatan pertama pada percobaan alat ukur dasar menggunakan jangka sorong dan
mikrometer sekrup yaitu menentukan diameter dalam, diameter luar dan kedalaman pada
suatu benda uji berupa pipa paralon menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan
dengan ketelitian agar data ukuran untuk mengetahui skala utama dan skala nonius tidak
salah baik dari humman eror atau dari alat. Pada percobaan ini dilakukan 6 kali pengukuran
sehingga dapat diketahui hasil pengukuran rata-rata dari benda uji tersebut yaitu, 2.77 untuk
diameter dalam,3.59 untuk diameter luar dan 2.06 untuk kedalaman sambungan pipa..
selisih
Hasil
pengukuran
percobaan pengukuran
Pembacaan dengan rata-rata
ke-n
skala skala ukuran
utama nonius (Xn)
1 0.5 0.37 0.87 0.00 0.87
2 0.5 0.34 0.84 -0.03 0.88
3 0.5 0.40 0.90 0.03 0.88
4 0.5 0.38 0.88 0.01 0.87
5 0.5 0.37 0.87 0.00 0.87
6 0.5 0.35 0.85 -0.02 0.88
ΣΔx 5.21 0
x̅ 0.87
Kegiatan kedua pada percobaan alat ukur dasar menggunakan jangka sorong dan
mikrometer sekrup yaitu menentukan ketebalan pada suatu benda uji berupa kertas/map
plastik menggunakan mikrometer sekrup. Pengukuran dilakukan dengan ketelitian agar data
ukuran untuk mengetahui skala utama dan skala nonius tidak salah baik dari humman eror
atau dari alat. Pada percobaan ini dilakukan 6 kali pengukuran sehingga dapat diketahui
selisih pengukuran dan hasil pengukuran dari benda uji tersebut.
26
Tabel 1.4 Tabel hasil pengukuran ketebalan uang logam
Pembacaan selisih
percobaan Hasil
skala skala ukuran pengukuran
ke-n pengukuran
utama nonius (Xn) dengan rata-rata
1 2 0.36 2.36 0.35 2.19
2 2 0.48 2.48 0.47 2.25
3 2 0.48 2.48 0.47 2.25
4 2 0.39 2.39 0.38 2.20
5 2 0.35 2.35 0.34 2.18
6 2 0.39 2.39 0.38 2.18
ΣΔx 12.06 2
x̅ 2.01
Kegiatan ketiga pada percobaan alat ukur dasar menggunakan jangka sorong dan
mikrometer sekrup yaitu menentukan ketebalan pada suatu benda uji berupa uang logam
menggunakan mikrometer sekrup. Pengukuran dilakukan dengan ketelitian agar data ukuran
untuk mengetahui skala utama dan skala nonius tidak salah baik dari humman eror atau dari
alat. Pada percobaan ini dilakukan 6 kali pengukuran sehingga dapat diketahui selisih
pengukuran dan hasil pengukuran dari benda uji tersebut.
27
b. Data Hasil Pengamatan pada percobaan pegas
Tabel 2.1 pengamatan panjang pegas
Perpanjanga
Massa Panjang
No. n
Beban Pegas Pegas Gaya Nilai konsanta
(g) (cm) (cm) pegas (N/m)
1 50 9.8 2.5 490 196.000
2 100 9.8 5.0 980 196.000
3 150 9.8 6.7 1470 219.403
4 200 9.8 8.8 1960 222.727
5 250 9.8 10.0 2450 245.000
6 300 9.8 10.9 2940 269.725
Kegiatan pertama pada percobaan pegas yaitu menentukan hubungan gaya yang
bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang yang dialami pegas setiap ditambahi beban
sebanyak enam beban. Pada percobaan ini, satu buah pegas dengan panjang awal 9.8 cm
diberikan beban sebesar 50 g, 100 g, 150 g, 200 g, 250 g, dan 300 g, yang digantungakan
satu persatu pada statif kemudian diukur pertambahan panjangnya dengan menggunakan
penggaris. Sehingga diperoleh perpanjangan pegas sesuai dengan urutan beban yang
diberikan adalah, 2.5 cm, 5.0 cm, 6.7 cm, 8.8 cm, 10.0 cm dan 10.9 cm.
28
No Massa Waktu 5 x Periode T2 Konstanta Nilai gravitasi g
Beban Osilasi t Getaran (sekon)2 k (N/m) (m.s-2)
(g) (sekon) T(sekon)
1 50 1.30 0.300 0.090 21910 29.586
2 100 1.56 0.430 0.185 21330 41.091
3 150 2.03 0.530 0.281 21060 36.400
4 200 2.66 0.650 0.423 18669 28.266
5 250 3.12 0.660 0.436 22635 25.682
6 300 3.18 0.670 0.449 26357 29.667
Kegiatan kedua pada percobaan pegas yaitu mengamati nilai k pada pegas dengan
metode osilasi. Pada percobaan ini, satu buah pegas dengan diberikan beban sebesar 50 g,
100 g, 150 g, 200 g, 250 g, dan 300 g, yang digantungakan satu persatu pada statif
kemudian dihitung waktu setiap 5 kali osilasi Sehingga diperoleh waktu osilasi sesuai
dengan urutan beban yang diberikan adalah, 1.30 sekon, 1.56 sekon, 2.03 sekon, 2.66 sekon,
3.12 sekon dan 3.18 sekon. Dari waktu osilasi yang sudah didapat maka nilai k pada
percobaan ini dapat di tentukan yaitu, 21910 N/m, 21330 N/m, 21060 N/m, 18669 N/m,
22635 N/m dan 26357 N/m.
No Mad Map
T1 T2
(gram) (gram) Ts (°C)
(°C) (°C)
1 60 60 30 50 38
2 60 60 32 50 40
3 60 60 32 50 40
4 60 60 32 50 40
5 60 60 32 50 40
x̅ 39.6
29
Pada pengamatan kalorimeter di uji sebanyak 5 kali percobaan untuk menentukan
kalori dengan cara mengukur perubahan suhu dan perubahan efek ternal. Diketahui fungsi
utama kalorimeter adalah mengukur dan mendeteksi kalor pada suatu perubahan reaksi
kimia. Dengan mengamati perubahan temperatur pada termometer dengan langkah awal
dengan menetapkan massa air dingin 60 gram suhu air panas tepat ketika akan dimasukkan
ke kalorimeter 50 derajat celcius, dan dimasukkan dengan cepat kedalam kalorimeter. Suhu
ini dicatat sebagai T2. Aduk campuran air dingin dan air panas tersebut diaduk sambil amati
perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Setelah penujukkan termometer
stabil dan suhunya hampir turun, catat suhunya sebagai TS. Cara ini dilakukan sebanyak 5
kali percobaan sehingga didapat nilai TS yaitu, 38 0C, 40 0C, 40 0C, 40 0C dan 40 0C
keterangan :
mad = Massa air dingin
map = Massa air panas
T1 = Suhu kesetimbangan antara Kalorimeter dan air dingin
T2 = Suhu air panas tepat ketika akan dimasukkan ke Kalorimeter
Ts = Suhu kesetimbangan antara kalorimeter, air dingin dan air panas
Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan :
30
2. 15 36 147000 1.44
3. 15 23 147000 1.53
untung menghitung tekanan pada percobaan setiap lubang diketahui
P = ρ g h (ρ air : 1000 kg/m³).
Kegiatan pertama pada percobaan hidrostatika, yaitu Untuk mengetahui besar
tekanan hidrostatis pada kedalaman tertentu pada zat cair dan mengetahui hubungan antara
jarak pancuran air dan tekanan hidrostatis. Pada tabung percobaan terdapat 3 buah lubang
untuk pancuran dengan jarak antar lubang 15 cm. Pada percobaan ini lubang pada tabung
ditutup kemudian diisi air. Setelah air terisi penuh siapkan stopwatch dan batu untuk
menghitung waktu pancuran dan menadai jarak terjauh pancuran. Setelah itu lubang dibuka
satu persatu, sehingga diperoleh jarak pancuran dengan kedalaman yang sama yaitu 15 cm
adalah 44 cm, 36 cm dan 23 cm. Waktu pancuran yaitu 1.37 menit, 1.44 menit dan 1.53
menit.
31
30 22.3 28 21.8 18 20.68
20 19.87 18 23.05 13 24.89
10 24.27 8 27.59 8 23.03
Resistor Lampu 1
Pengukuran ke
JP SM BU HP JP SM BU HP
Sumber tegangan 3 Volt
1 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
2 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
3 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
4 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
5 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
6 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
Σ 0.16 0.16
Arus Listrik
Sumber tegangan 6 Volt
1 24 100 1 0.24 26 100 1 0.26
2 24 100 1 0.24 26 100 1 0.26
3 24 100 1 0.24 24 100 1 0.24
4 24 100 1 0.24 24 100 1 0.24
5 24 100 1 0.24 24 100 1 0.24
6 24 100 1 0.24 24 100 1 0.24
Σ 0.24 0.25
Arus Listrik
Sumber tegangan 9 Volt
1 32 100 1 0.32 34 100 1 0.34
2 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
3 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
4 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
5 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
6 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
Σ 0.34 0.34
33
Arus Listrik
Pada pengukuran arus tegangan listrik kami melakukan 6 kali percobaan pada setiap
sumber tegangan yakni sumber tegangan 3 volt, 6 volt dan 9 volt. Dan memiliki dua objek
pengukuran yakni resistor dan lampu dimana batas ukur (BU) yang dipakai adalah 1
Ampere, skala maksimum (SM) sebesar 100 dengan hasil resistor = jarum petujuk (JP)
dengan rata-rata 16,17 di tegangan 3 volt, 24,17 di tegangan 6 volt, 34,17 di tegangan 9 volt.
dan untuk Lampu jarum petujuk (JP) dengan rata-rata 16 di tegangan 3 volt, 22,67 di
tegangan 6 volt, 34 di tegangan 9 volt.
Resistor Lampu 1
Pengukuran ke
JP SM BU HP JP SM BU HP
Sumber tegangan 3 Volt
1 20 100 10 2 98 100 1 0.98
2 19.5 100 10 1.95 98 100 1 0.98
3 19.5 100 10 1.95 98 100 1 0.98
4 19.5 100 10 1.95 98 100 1 0.98
5 20 100 10 2 98 100 1 0.98
6 20 100 10 2 98 100 1 0.98
Σ 1.98 0.98
Arus Listrik
Sumber tegangan 6 Volt
1 30 100 10 3 25 100 10 2.5
2 30 100 10 3 25 100 10 2.5
3 30 100 10 3 25 100 10 2.5
4 30 100 10 3 25 100 10 2.5
5 30 100 10 3 25 100 10 2.5
6 30 100 10 3 25 100 10 2.5
Σ 3.0 2.5
Arus Listrik
Sumber tegangan 9 Volt
1 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
2 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
3 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
34
4 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
5 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
6 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
Σ 3.6 5.2
Arus Listrik
Pada pengukuran tegangan listrik kami melakukan 6 kali percobaan pada setiap
sumber tegangan yakni sumber tegangan 3 volt, 6 volt dan 9 volt. Dan memiliki dua objek
pengukuran yakni resistor dan lampu dimana batas ukur (BU) yang dipakai adalah 10
Ampere, skala maksimum (SM) sebesar 100 dengan hasil resistor = jarum petujuk (JP)
dengan rata-rata 18 di tegangan 3 volt, 25,67 di tegangan 6 volt, 36,3 di tegangan 9 volt. dan
untuk Lampu jarum petujuk (JP) dengan rata-rata 12 di tegangan 3 volt, 30 di tegangan 6
volt, 52 di tegangan 9 volt.
a. Bila ingin mengukur ketebalan benang, alat ukur apakah yang cocok digunakan?
Mengapa demikian
Jawaban : Mikrometer sekrup
Alasan : karena mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi yaitu mencapai 0,01 mm
atau 0,001 cm sehingga dapat mengukur ketebalan benda yang memiliki
ukuran kecil dan tipis.
b. Mengapa setiap kali melakukan pengukuran terhadap objek, belum tentu mendapatkan
harga yang sama, padahal kita mengukur objek yang sama?
Jawaban : karena di sebabkan posisi melihat alat ukur yang berbeda (tidak tepat di
depan alat ukur). Kondisi lingkungan pengukuran yang tidak mendukung.
c. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi adanya ralat pada saat kita melakukan
pengukuran panjang suatu benda!
Jawaban : - keterbatasan alat ukur
- Kondisi lingkungan pengukuran yang kurang mendukung (misalnya
pengamat yang melakukan pengukuran dalam keadan lelah sehingga
berakibat kurang tepat dalam pembacaan).
35
d. Tuliskan beberapa contoh benda ke dalam tabel dibawah ini serta tentukan jenis alat
yang cocok digunakan!
Aspek yang diukur Jenis Alat Ukur
No Nama Benda
1 2 3 4 5 6
1 cincin √ √ Jangka sorong
2 Buku √ Mikrometer sekrup
3 Gelas √ √ √ Jangka sorong
4 kelereng √ Jangka sorong
5 Bingkai foto √ Mikrometer sekrup
Keterangan :
1. Panjang
2. Lebar
3. Tinggi
4. Diameter Dalam
5. Diameter Luar
6. Jari-jari
5
4
Hasil Pengukuran
3
2
1
0
Diameter dalam Diameter luar kedalaman sambungan
36
Pada grafik pengukuran pipa paralon memiliki tiga media ukur yakni diameter
dalam, diameter luar, dan kedalaman sambungan.pada percobaan pertama diameter
dalam dari pipa paralon 2.56 cm, kemudian pada percobaan kedua grafiknya turun
menjadi 2,51 cm, pada percobaan ketiga naik menjadi 3.2 cm, pada percobaan keempat
turun menjadi 2.7 cm, dan pada percobaan kelima naik menjadi 2.9 cm. pada diameter
luar grafik percobaan pertama menunjukkan angka 3.4 8cm, percobaan kedua
menunjukkan 3.78 cm, pada percobaan ketiga menunjukkan 4.13 cm, pada percobaan
ke empat grafiknya turun menjadi 3.27 cm dan pada percobaan kelima grafiknnya
kembali naik dengan nilai 3.28 cm. dan untuk pengukuran kedalaman sambungan
menunjukkan nilai dari percobaan pertama sampai percobaan keempat menurun dan
pada percobaan kelima nilainya mengalami kenaikan dari nilai percobaan keempat
sehingga grafik digambarkan menurun dari nilai 2.32 cm, 2.12 cm, 2.02 cm, 1.91 cm,
dan mengalami kenaikan pada nilai 1.95 cm dari nilai percobaan keempat.
0.6
0.4
0.2
0
skala utama skala nonius ukuran (Xn)
Pada benda uji map/plastic, kami melakukan percobaan sebanyak enam kali
sehingga kami mendapatkan hasil untuk pengukuran skala utama di setiap percobaan
37
sama yaitu 0.5 mm sehingga model grafiknya mendatar dan untuk skala nonisusnya
mengalami perbedaan di setiap percobaa yaitu 0.37 mm, 0.34 mm, 0.40 mm, 0.38 mm,
0.37 mm dan 0.35 mm. Sehingaa modelgrafiknya naik turun karena menyesuaikan
dengan nilai skala noniusnya. Begitu juga dengan ukurannya karena ukuran merupakan
hasil dari penjumlahan skala utama dan skala nonius maka grafik untuk ukuran sama
modelnya dengan grafik skala nonius, perbedaannya terdapat pada nilai dimana nilai
untuk ukuran lebih besar dari nilai skala nonius yaitu 0.87 mm, 0.84 mm, 0.90 mm,
0.88 mm, 0.87 mm dan 0.85 mm.
2
1.5
1
0.5
0
skala utama skala nonius ukuran (Xn)
Pada benda uji uang logam, kami melakukan percobaan sebanyak enam kali
sehingga kami mendapatkan hasil untuk pengukuran skala utama di setiap percobaan
sama yaitu 2 mm sehingga model grafiknya mendatar dan untuk skala nonisusnya
mengalami perbedaan di setiap percobaa yaitu 0.36 mm, 0.48 mm, 0.48 mm, 0.39 mm,
0.35 mm dan 0.39 mm. Sehingaa modelgrafiknya naik turun karena menyesuaikan
dengan nilai skala noniusnya. Begitu juga dengan ukurannya karena ukuran merupakan
hasil dari penjumlahan skala utama dan skala nonius maka grafik untuk ukuran sama
modelnya dengan grafik skala nonius, perbedaannya terdapat pada nilai dimana nilai
untuk ukuran lebih besar dari nilai skala nonius yaitu 2.36 mm, 2.48 mm, 2.48 mm,
2.39 mm, 2.35 mm dan 2.39 mm.
38
4.2.2. Data Hasil Pengamatan pada percobaan pegas
a. pengamatan panjang pegas.
12
10
Hasil Pengukuran
8
6
4
2
0
Panjang pegas (m) Masa beban (kg) Perpanjang pegas (m)
Pada grafik pengamatan panjang pegas dilakukan enam kali percobaan dengan
panjang pegas semula adalah 9.8 cm, sehingga gambar grafiknya mendatar. Setiap
percobaan ditambah beban sebesar 50 gram, sehingga gambar grafik untuk pembebanan
naik. Percobaan pertama dengan beban 50 gram panjang pegas bertambah 2.5 cm,
percobaan kedua dengan beban 100 gram panjang pegas bertambah 5 cm, percobaan
ketiga dengan beban 150 gram panjang pegas bertambah 6.7 cm, pada percobaan
keempat dengan beban 200 gram panjang pegas bertambah 8.8 cm, pada percobaan
kelima dengan beban 250 gram panjang pegas bertambah 10 cm dan pada percobaan
keenam dengan beban 300 gram panjang pegas bertambah 10.9 cm, sehingga gambar
grafiknya naik.
39
3.5
3
Hasil Pengukuran
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Massa Beban (Kg) Waktu 5 x Osilasi t (sekon) Periode Getaran T(sekon)
Pada grafik metode osilasi dilakukan enam kali percobaan. Setiap percobaan
ditambah beban sebesar 50 gram, sehingga gambar grafik untuk pembebanan naik.
Percobaan pertama dengan beban 50 gram waktu yang diperlukan untuk lima kali
osilasi adalah 1.3 sekon dengan priode getaran = 0.300 sekon, percobaan kedua dengan
beban 100 gram waktu yang diperlukan untuk lima kali osilasi adalah 1.56 sekon
dengan periode getaran = 0.430 sekon, percobaan ketiga dengan beban 150 gram waktu
yang diperlukan untuk lima kali osilasi adalah 2.03 sekon dengan periode getaran =
0.530 sekon, pada percobaan keempat dengan beban 200 gram waktu yang diperlukan
untuk lima kali osilasi adalah 2.66 sekon dengan periode getaran = 0.650 sekon, pada
percobaan kelima dengan beban 250 gram waktu yang diperlukan untuk lima kali
osilasi adalah 3.12 sekon dengan periode getaran = 0.660 sekon dan pada percobaan
keenam dengan beban 300 gram waktu yang diperlukan untuk lima kali osilasi adalah
3.18 sekon deangan periode getaran = 0.670 sekon. sehingga gambar grafiknya naik.
40
70
60
50
40
Hasil Pengukuran
30
20
10
0
) ) ) ) )
r am r am (ºC (ºC s (°C
(g s (g T1 T2 T
gin na
Din P a
i r A ir
A
sa ssa
as M
a
M
Pada praktikum ketiga yakni praktikum kalorimeter, pada praktikum ini kami
melakukan percobaan sebanyak 5 kali, kami mengukur suhu air yg dimasukan ke dalam
tabung kalorimeter dimulai dengan memasukan air dingin sebanyak 60 mm dengan
suhu air 30 ºC, 32 ºC, 32 ºC, 32 ºC, 32 ºC secara berturut-turut. Kemudian dimasukin
air panas dengan suhu rata-rata 50ºC. dan dimasukan lalu dicampur di tabung dan
mengukur suhunya kembali sehingga mendapatkan hasil 38 ºC, 40 ºC, 40 ºC, 40 ºC, 40
ºC secara berturut.
160000
140000
120000
Hasil Pengukuran
100000
80000
60000
40000
20000
0
Kedalaman (h) Jarak (s) Waktu (t) Tekanan (P)
41
Pada percobaan hidrostatika ini kami melakukan satu kali percobaan dengan
cara dengan membuka satu-persatu lubang pada pipa uji dengan kedalam yang sama
untuk menetukan titik terjauh pancuran, Sehingga diperoleh hasil dari percobaan
pertama untuk titik terjauh pancuran yaitu pada lubang pertama dengan jarak = 44 cm,
500000
400000
Hasil Pengukuran
300000
200000
100000
0
Kedalaman (h) Jarak (s) Waktu (t) Tekanan (P)
Pada percobaan hidrostatika ini kami melakukan satu kali percobaan dengan
cara membuka lubang secara bersamaan pada pipa uji untuk menetukan titik terjauh
pancuran. Percobaan kedua untuk titik terjauh pancuran yaitu pada lubang kedua
dengan jarak = 51 cm
35
30
25
20
15
10
5
0
42
Pada percobaan hidrostatika ini kami melakukan satu kali percobaan dengan
cara membuka satu-persatu lubang pada pipa uji untuk menetukan menentukan waktu
pancuran pada setiap kelipatan jarak yang di tentukan.Untuk lubang pertama kami
menggunakan kelipatan jarak 10 cm, maka diperoleh waktu dari titik terjauh pancuran
sampai pancuran itu berakhir adalah 2.62 menit, 22.3 sekon, 19.87 sekon dan 24.27
sekon. Untuk lubang kedua kami masih menggunakan kelipatan jarak 10 cm, maka
diperoleh waktu dari titik terjauh pancuran sampai pancuran itu beakhir adalah 2.48
menit, 21.8 sekon, 23.05 sekon dan 27.59 sekon. Dan untuk lubang ketiga kami
menggunakan kelipatan jarak 5 cm, maka diperoleh waktu dari titik terjauh pancuran
sampai pancuran itu berakhir adalah 1.51 menit, 20.68 sekon, 24.89 sekon dan 23.03
sekon.
20
19.5
19
18.5
18
17.5
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
Pada pengamatan resistansi kami mengamati dua buah resistor yang berbeda
dengan masing-masing tiga kali pengamatan. Pada pengamatan resistor pertama kami
mendapat nilai 20 Ω, 22 Ω dan 18.5 Ω. Pada pengamatan resistor kedua kami mendapat
nilai 18.5 Ω, 18.6 Ω dan 18.6 Ω. Sehingga gambar grafiknya naik turun.
43
1). 3 volt
0.18
0.16
0.14
Hasil Pengukuran
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6
Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 3 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yang sama antara lampu dan resistor yaitu 0.16
ampere, sehingga gambar grafiknya mendatar.
2). 6 volt
0.27
0.26
Hasil Pengukuran
0.26
0.25
0.25
0.24
0.24
0.23
0.23
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6
Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 6 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yitu 0.24 ampere untuk resistor dan 0.26 ampere
untuk lampu. sehingga gambar grafiknya naik turun.
3). 9 volt
44
0.35
0.34
Hasil Pengukuran
0.34
0.33
0.33
0.32
0.32
0.31
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6
Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 9 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yang sama antara lampu dan resistor yaitu 0.34
ampere, sehingga gambar grafiknya mendatar.
2.5
Hasil Pengukuran
2
1.5
1
0.5
0
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6
Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 3 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yitu 1.98 ampere untuk resistor dan 0.98 ampere
untuk lampu. sehingga gambar grafiknya naik turun.
2). 6 volt
45
3.2
3
Hasil Pengukuran
2.8
2.6
2.4
2.2
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6
Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 6 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yitu 3.00 ampere untuk resistor dan 2.5 ampere
untuk lampu. sehingga gambar grafiknya mendatar.
3). 9 volt
6
5
Hasil Pengukuran
4
3
2
1
0
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6
Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 9 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yitu 3.60 ampere untuk resistor dan 5.2 ampere
untuk lampu. sehingga gambar grafiknya mendatar.
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari praktikum fisika ini terbagi ke dalam 5 jenis praktikum :
I. Praktikum 1 : Alat Ukur Dasar
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki bagian utama yaitu
rahang tetap dan rahang geser. Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang cukup
tinggi, yaitu berkisar antara 0,1 mm sampai 0,05 mm. Skala panjang yang tertera pada
rahang sorong disebut nonius atau vernier. Jangka sorong yang akan digunakan
47
memiliki skala nonius yang panjangnya 10 cm dan terbagi atas 20 bagian, sehingga
beda satu skala nonius dengan skala utama adalah 0,05 mm (Sutrisno, 2001).
Mikrometer sekrup juga merupakan alat ukur panjang, biasanya alat ini
digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda yang memerlukan ketelitian tinggi.
Sebuah mikrometer sekrup, ditunjukkan pada gambar 2, memiliki dua macam skala,
yaitu skala tetap dan skala putar. Skala luar yang berada di selubung luar terbagi atas 50
bagian (garis). Ketika selubung luar ini diputar lengkap 1 kali putaran, maka rahang
geser dan selubung luar akan bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. 1 bagian pada
skala putar bernilai 0,01 mm, angka ini diperoleh dari: (0,5/50) x 1 mm = 0,01 mm.
Angka ini merupakan tingkat ketelitian dari mikrometer sekrup.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit.
48
1) Siapkan alat dan bahan, kemudian susunlah alat percobaan.
2) Panaskan air sebanyak 50 ml dengan menggunakan pemanas bunsen yang
tersedia!
3) Masukkan air dingin sekitar 50 gr (1 gr = 1 ml) kedalam kalorimeter. Catat
massa air dingin sebagai mad.
4) Dengan menggunakan termometer ukur suhu kesetimbangan awal antara air
dingin dan kalorimeter sebagai t1.
5) Ambil 50 ml air yang telah dipanaskan (dari langkah 2), buatlah temperatur air
panas 50°C dan dimasukkan dengan cepat kedalam kalorimeter. Catat suhu ini
sebagai t2.
6) Aduk pelan-pelan campuran air dingin dan panas tersebut sambil amati terus
perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Setelah penujukkan
termometer stabil dan suhunya hampir turun, catat suhunya sebagai ts.
7) Buanglah air pada kalorimeter, lalu ulangi langkah butir 3 sampai dengan 8
sebanyak 3 kali.
8) Catat data yang anda peroleh pada lembar data pengamatan yang tersedia.
Keterangan :
P = Tekanan Hidrostatik (N/m2).
ρ = Massa Jenis Zat Cair (kg/m3)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2).
h = Kedalaman Dari Permukaan Zat Cair (m)
49
V. Praktikum 5 : Kelistrikan
Fungsi ukur yang dimiliki setiap multimeter ada beberapa macam tergantung tipe
dan merk multimeter. Akan tetapi pada umumnya setiap multimeter / multitester
memiliki 3 fungsi ukur utama yaitu sebagai alat ukur arus, tegangan dan resistansi.
Berikut adalah beberapa fungsi ukur yang ada pada multimeter.
5.2 Saran
50
Untuk praktikum fisika dasar yaitu, sebelum melakukan percobaan praktikan harus
memahami dan mengetahui hal yang akan dilakukan. Mengetahui fungsi dari setiap alat
dan cara penggunaannya. Praktikum dilakukan dengan teliti agar mendapat data yang
akurat. Praktikan juga harus memperhatikan intruksi dari asisten agar praktikum berjalan
dengan lancar dan sesuai.
6
51
DAFTAR PUSTAKA
https://materibelajar.co.id/pengertian-listrik/
http://fti.unissula.ac.id/download/Modul%20Praktikum%20TI/Smt2%20MODUL
%20FISIKA.pdf
52
Lampiran Dokumentasi
1. Praktikum 1 : Alat Ukur Dasar
2. Praktikum 2 : Pegas
53
3. Praktikum 3 : Kalorimeter
4. Praktikum 4 : Hidrostatika
54
5. raktikum 5 : Kelistrikan
.
55
56