Anda di halaman 1dari 64

UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)

FAKULTAS TEKNIK

LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PRODI TEKNIK SIPIL

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK II

DIKI JUNIANSYAH

Dosen Pembimbing :

1. Dra. Hj. ENI NURAINI, MT 2. NANANG TAWAF, ST., MT

NIDN. 0011126107 NIDN. 0801018002

SUMBAWA BESAR

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Fisika Dasar disusun oleh : Kelompok VI (Enam)

Nama Anggota : Diki Juniansyah


NIM : 18.01.05.0.011-01
Fakultas : Teknik
Program Studi : Teknik Sipil

Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan akademi KURIKULUM


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) Sumbawa Besar.

Sumbawa Besar, 2022

Mengetahui :
Telah Diperiksa dan disetujui
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dra. Hj. ENI NURAINI, MT NANANG TAWAF, ST., MT


NIDN. 0011126107 NIDN. 0801018002

Ketua Program Studi Dekan Fakultas Teknik

(ADY PURNAMA, ST, M.Eng) (NANANG TAWAF, ST,M.T)


NIDN. 0801018002
NIDN.0802098401

ii
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) SUMBAWA BESAR
FAKULTAS TEKNIK
Status Berdasarkan SK. Mendikbud RI No : 176/D/0/1998
Program Studi Teknik Sipil BAN-PT. No. 10569/SK/BAN-PT/Ak-ISK/S/VIII/2021,
Program Studi Teknik Mesin BAN-PT. No.10371/SK/BAN-PT/Ak-ISK/Dipl-III/VIII/2021
Alamat : Kampus Pusat : Jl. Raya Bay Pass Sering Sumbawa Besar Phone : (0371) 21236, 23543
Kampus Baru : Jl. Raya Semongkat Sumbawa Besar Faximile : (0371) 21236, 625848

LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

NAMA : DIKI JUNIANSYAH


NIM : 18.01.05.0.011-01
FAKULTAS : TEKNIK
PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL

N TANGGAL KET / URAIAN PARAF


O

DOSEN PEMBIMBING

NANANG TAWAF, ST., MT


NIDN, 0801018002

iii
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) SUMBAWA BESAR
FAKULTAS TEKNIK
Status Berdasarkan SK. Mendikbud RI No : 176/D/0/1998
Program Studi Teknik Sipil BAN-PT. No. 10569/SK/BAN-PT/Ak-ISK/S/VIII/2021,
Program Studi Teknik Mesin BAN-PT. No.10371/SK/BAN-PT/Ak-ISK/Dipl-III/VIII/2021
Alamat : Kampus Pusat : Jl. Raya Bay Pass Sering Sumbawa Besar Phone : (0371) 21236, 23543
Kampus Baru : Jl. Raya Semongkat Sumbawa Besar Faximile : (0371) 21236, 625848

LEMBAR ASISTENSI
TUGAS BESAR MEKANIKA TEKNIK III & IV

NAMA : DIKI JUNIANSYAH


NIM : 18.01.05.0.011-01
FAKULTAS : TEKNIK
PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL

N TANGGAL KET / URAIAN PARAF


O

DOSEN PEMBIMBING

Dra. Hj. ENI NURAINI, MT


NIDN. 0011126107
iv
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) SUMBAWA BESAR
FAKULTAS TEKNIK
Status Berdasarkan SK. Mendikbud RI No : 176/D/0/1998
Program Studi Teknik Sipil BAN-PT. No. 10569/SK/BAN-PT/Ak-ISK/S/VIII/2021,
Program Studi Teknik Mesin BAN-PT. No.10371/SK/BAN-PT/Ak-ISK/Dipl-III/VIII/2021
Alamat : Kampus Pusat : Jl. Raya Bay Pass Sering Sumbawa Besar Phone : (0371) 21236, 23543
Kampus Baru : Jl. Raya Semongkat Sumbawa Besar Faximile : (0371) 21236, 625848

SURAT PUAS PRAKTIKUM


NOMOR : ……/……/FT 2021

Sumbawa besar, 2022

NAMA : DIKI JUNIANSYAH


NIM : 18.01.05.0.011-01
FAKULTAS : TEKNIK
PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL

Laporan Praktikum Dengan Hasil Evaluasi Sebagai Berikut :


NAMA PRAKTIKUM : FISIKA DASAR
SEMESTER : VI (ENAM)
NILAI :A/B/C/D/E

Mengetahui :
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dra. Hj. ENI NURAINI, MT NANANG TAWAF, ST., MT


NIDN. 0011126107 NIDN. 0801018002

Ketua Program Studi Dekan Fakultas Teknik

(ADY PURNAMA, ST, M.Eng) (NANANG TAWAF, ST,M.T)


NIDN.0802098401 NIDN. 0801018002

v
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) SUMBAWA BESAR
FAKULTAS TEKNIK
Status Berdasarkan SK. Mendikbud RI No : 176/D/0/1998
Program Studi Teknik Sipil BAN-PT. No. 10569/SK/BAN-PT/Ak-ISK/S/VIII/2021,
Program Studi Teknik Mesin BAN-PT. No.10371/SK/BAN-PT/Ak-ISK/Dipl-III/VIII/2021
Alamat : Kampus Pusat : Jl. Raya Bay Pass Sering Sumbawa Besar Phone : (0371) 21236, 23543
Kampus Baru : Jl. Raya Semongkat Sumbawa Besar Faximile : (0371) 21236, 625848

vi
KATA PENGANTAR

Seraya mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan


Rahmat serta Hidayah-Nya, sehinggah kita masih dalam keadaan sehat. Dan
khususnya, kami (penyusun) bisa menyelesaikan laporan Praktikum Fisika
Dasar ini.

Laporan ini tentu jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di Laporan ini, sesuai dengan
pengetahuan yang saya peroleh, baik dari hasil pengamatan maupun prakteknya
dilapangan. Bila ada kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam laporan ini, kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Sumbawa, Januari 2022

iv
DAFTAR ISI

JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI v

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Praktikum 2

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 4

BAB 3 : METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu & Tempat 13

3.2 Alat & Bahan 13

3.3 Prosedur Percobaan 19

BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan 24

4.2 Grafik Hasil Pengamatan 36

BAB 5 : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA 51

LAMPIRAN DOKUMENTASI 52

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika dasar merupakan mata kuliah dasar pada pembelajaran fisika.
Dalam proses pembelajarannya, fisika dasar tidak hanya mengkaji berbagai
teori dari para ilmuwan namun juga dapat membuktikan teori tersebut dan
menyelesaikan permasalahan ilmiah melalui suatu kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memverifikasi suatu
konsep pembelajaran (Kuswanto, Astalini, & Kurniawan, 2017). Selain dapat
membantu dalam menunjang teori, dengan kegiatan praktikum mahasiswa
dapat dilatih dalam menumbuhkan keterampilan melakukan eksperimen,
seperti keterampilan dalam menggunakan alat ukur, keterampilan dalam
memilih metode pengambilan data pengukuran, keterampilan mengolah data
yang diperoleh dan sebagainya (Kustijono, 2011).
Salah satu praktikum paling dasar dalam pembelajaran fisika yaitu
praktikum Fisika dasar I. Dalam praktikum Fisika dasar I, materi yang paling
awal dan sangat penting dalam menunjang kegitan praktikum selanjutnya
yaitu materi pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan yang
membandingkan besaran yang diukur dengan alat ukur sebagai satuannya.
Percobaan yang dilakukan pada praktikum pengukuran yaitu pengukuran
menggunakan alat ukur mulai dari mengukur panjang benda, diameter benda,
kedalaman benda, suhu, hingga 2 mengukur arus dan tegangan listrik. “Ketika
melakukan pengukuran tidak terlepas dari besaran dan satuan. Selain itu,
pengukuran dalam praktikum untuk mendapatkan data dapat dilakukan secara
tunggal ataupun berulang. Pengetahuan mengenai aturan angka penting dan
operasinya, memegang peranan bagaimana data hasil pengukuran disajikan”
(Rohmawati, Sucahyo, Arif, & Anggrayni, 2015). Untuk itu dalam praktikum
pengukuran tidak hanya harus dapat menggunakan alat ukur, namun harus
didukung dengan pengetahuan lainnya seperti pengetahuan aturan angka
penting dan pengetahuan terhadap ketelitian alat ukur yang digunakan.

Praktikum fisika adalah salah satu mata kuliah wajib di Fakultas Teknik
Universitas Samawa, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan

1
praktikum ini diharapkan mahasiswa memperoleh dasar-dasar pengetahuan
dan keterampilan tentang cara pengambilan data dan cara menganalisanya,
khususnya dalam hal Ilmu Dasar FISIKA.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum fisika ini terbagi ke dalam 5 jenis praktikum :
I. Praktikum 1 : Alat Ukur Dasar
a. Mengetahui cara penggunaan dan membaca alat-alat ukur; jangka
sorong, dan mikrometer sekrup.
b. Membaca dan menuliskan skala dengan benar dan hasil
pengukuran atau perhitungan.

II. Praktikum 2 : Pegas


a. Memahami konsep hukum elastisitas hooke pada pegas spiral.
b. Menentukan besarnya konstanta pegas dengan metode
perubahan panjang dan osilasi pegas.

III. Praktikum 3 : Kalorimeter


a. Untuk memperoleh penguatan pemahaman tentang kalor,
kapasitas kalor zat dan kalor jenis zat.
b. Untuk mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan
kalor jenis zat padat.
c. Mampu menggunakan set kalorimeter.
d. Mampu menggunakan teori ralat dan mengetahui ralat alat.
e. Mampu dan terampil menggunakan termometer.

IV. Praktikum 4 : Hidrostatika

a. Mampu memahami cara menentukan besar tekanan hidrostatis


pada kedalaman tertentu pada zat cair dan

b. Mampu mengetahui hubungan antara jarak pancuran air dan


tekanan hidrolisis.

2
V. Praktikum 5 : Kelistrikan
a. Mampu memahami fungsi dan menggunakan dari alat ukur dasar
listrik.
b. Mampu mengukur nilai resistansi dengan menggunakan
multimeter analog.
c. Mampu mengukur nilai kuat arus lsitrik dengan menggunakan
multimeter analog.
d. Mampu mengukur nilai tegangan listrik dengan menggunakan
multimeter analog.
.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
A. Praktikum 1 : Alat Ukur Dasar

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur


menggunakan alat ukur dengan suatu satuan. Pengukuran besaran relatif
terhadap suatu standar atau satuan tertentu. Dikatakan relatif di sini,
maksudnya adalah setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-
beda, sehingga hasil pengukuran yang diperoleh berbeda pula. Ketelitian
dapat didefinisikan sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam
suatu pengukuran, dan ini sangat berkaitan dengan skala terkecil dari alat
ukur yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran. Sebagai contoh,
pengukuran besaran panjang dengan menggunakan penggaris (mistar),
jangka sorong dan mikrometer sekrup. Ketiga alat ukur ini memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda-beda (Zemansky).

Gambar 1.1 Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki bagian


utama yaitu rahang tetap dan rahang geser. Alat ukur ini memiliki tingkat
ketelitian yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 0,1 mm sampai 0,05 mm.
Skala panjang yang tertera pada rahang sorong disebut nonius atau vernier.
Jangka sorong yang akan digunakan memiliki skala nonius yang panjangnya
10 cm dan terbagi atas 20 bagian, sehingga beda satu skala nonius dengan
skala utama adalah 0,05 mm (Sutrisno, 2001).

4
Mikrometer sekrup juga merupakan alat ukur panjang, biasanya alat
ini digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda yang memerlukan
ketelitian tinggi. Sebuah mikrometer sekrup, ditunjukkan pada gambar 2,
memiliki dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar. Skala luar yang
berada di selubung luar terbagi atas 50 bagian (garis). Ketika selubung luar
ini diputar lengkap 1 kali putaran, maka rahang geser dan selubung luar
akan bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. 1 bagian pada skala putar
bernilai 0,01 mm, angka ini diperoleh dari: (0,5/50) x 1 mm = 0,01 mm.
Angka ini merupakan tingkat ketelitian dari mikrometer sekrup.

Gambar 1.2 Mikrometer Skrup

B. Praktikum 2 : Pegas

Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung
pada elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya.
Apabila benda masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya
belum dilampaui), beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (∆x)
sebanding dengan besar gaya F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku
juga bagi pegas heliks, selama batas elastisitas pegas tidak terlampaui.

Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut
akan kembali pada keadaan semula. Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan
Inggris menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut ada batasnya dan
besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Dari
penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih
sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Secara matematis, dapat
dituliskan sebagai:

5
F = −k ∆x (2.1)

Dengan:

F = w (gaya berat) = gaya pegas = gaya yang bekerja padaa pegas

k = tetapan pegas (N / m),

∆x = Pertambahan panjang

tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan
arah gerak pegas tersebut.
Konstanta gaya pegas adalah suatu karakter dari suatu pegas yang
menunjukkan perbandingan besarnya gaya terhadap perbedaan panjang yang
disebabkan oleh adanya pemberian gaya tersebut. Satuan konstanta gaya
pegas adalah N/m, dimensi konstanta pegas: [M][T ]-2.

C. Praktikum 3 : Kalorimeter

Pengertian kalorimeter adalah suatu alat yang di gunakan untuk


menentukan kalori dengan cara mengukur perubahan suhu dan perubahan
efek termal. Kalorimeter juga alat yang di gunakan beberapa percobaan
yang berkaitan dengan kalori. Alat ini memungkinkan perpindahan kalor ke
lingkungan sekitar seminimum mungkin. Fungsi utama kalorimeter adalah
mengukur dan mendeteksi kalor pada suatu perubahan reaksi kimia.
Sebuah kalorimeter terdiri dari dua bejana yang terpisahkan oleh suatu
ruang udara. Bejana disebelah dalam terbuat dari aluminium mengkilat
untuk mengurangi penyerapan kalor oleh dinding bejana.Tutup bejana
terbuat dari kayu yang merupakan penghantar yang buruk agar tidak banyak
panas yang hilang. Kalorimeter dapat digunakan untuk mengukur kalor jenis
suatu zat.

6
Gambar 3.1 Desain Kalorimeter
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh
suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya
tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

D. Praktikum 4 : Hidrostatika

Tekanan Hidrostatis memiliki arti yaitu tekanan yang diakibatkan


oleh zat cair yang diam pada suatu kedalaman tertentu. Besarnya tekanan
hidrostatis juga tergantung dari ketinggian zat cair, massa jenis zat cair, dan
percepatan gravitasi bumi.
Akibat gaya gravitasi tersebut, berat partikel air akan menekan
partikel – partikel dibawahnya, dan begitu juga dengan partikel – partikel air
di bawahnya akan saling menekan hingga ke dasar air sehingga tekanan
dibawah tersebut akan lebih besar dari tekanan diatas. Jadi, semakin dalam
kita menyelam dari permukaan air, maka akan semakin banyak juga volume
air yang ada di atas kita dengan permukaan air sehingga tekanan yang
diberikan air pada tubuh kita juga akan semakin besar.
Tekanan Hidrostatis pada titik kedalaman berapapun tidak akan
dipengaruhi oleh berat air, luasan permukaan air, ataupun bentuk bejana air.
Tekanan hidrostatis tersebut akan menekan ke segala arah. Satuan tekanan
adalah Newton per meter kuadrat (N/m2) atau Pascal (Pa).

7
Besarnya Tekanan Hidrostatis dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
P=q×g×h
Keterangan :
P = Tekanan Hidrostatik (N/m2).
ρ = Massa Jenis Zat Cair (kg/m3).
g = Percepatan Gravitasi (m/s2).
h = Kedalaman Dari Permukaan Zat Cair (m)

E. Praktikum 5 : Kelistrikan

Multimeter atau sering juga disebut dengan istilah


multitester merupakan salah satu toolkit penting bagi para praktisi
elektronika. Multimeter adalah gabungan dari beberapa alat ukur elektronik
yang dikemas dalam satu kemasan. Pada umumnya setiap “multimeter”
minimal memiliki 3 fungsi ukur yaitu sebagai alat ukur arus (Ampere Meter),
alat ukur tegangan (Volt Meter) dan alaut ukur resistansi (Ohm Meter).
Karena 3 fungsi ukur tersebut selalu dimiliki oleh multimeter / multitester
maka sering juga disebut sebagai AVO meter. Akan tetapi sesuai
perkembangan teknologi maka multimeter pada saat ini ada yang telah
memiliki fungsi lain sebagai alut ukur kapasitansi kapasitor, sebagai alat
ukur frekuensi dan sebagai alat ukur faktor penguatan transistor.

Gambar 6.1 Multimeter Analog dan Multimeter Digital

8
Berdasarkan tampilan display atau meter yang digunakan maka
multimeter /multitester dibedakan menjadi 2 jneis yaitu Multimeter Analog
dan Multimeter Digital. Fungsi ukur yang dimiliki setiap multimeter ada
beberapa macam tergantung tipe dan merk multimeter. Akan tetapi pada
umumnya setiap multimeter / multitester memiliki 3 fungsi ukur utama yaitu
sebagai alat ukur arus, tegangan dan resistansi. Berikut adalah beberapa
fungsi ukur yang ada pada multimeter.
1) Ohm Meter (Ω)
Ohm meter merupakan salah satu fungsi multimeter yang
berfungsi untuk mengetahui nilai resistansi suatu resistor atau komponen
elektronika yang memiliki unsur resistansi. Pada fungsi ohm meter ini
untuk multimeter analog saklar selektor berfungsi sebagai multiplier
sedangkan pada multimeter digital saklar selektor berfungsi sebagai
batas ukur maksimum suatu resistansi yang dapat dihitung oleh
multimeter tersebut.
Langkah-langkah pengukuran hambatan dengan multimeter
analog adalah sebagai berikut:
a) Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm ( Ω ).
b) Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K).
c) Tiap kali jangkah di pindah pada posisi Ohm (x1, x10, x100, x1K /
10K) maka harus selalu melakukan calibrasi agar pengukuran
resistansinya akurat.
d) Cara melakukan kalibrasi pada pengukuran resistansi, Probe Merah
& Hitam kita hubungkan maka jarum akan menyimpang ke posisi
Nol.
e) Apabila jarum belum sampai pada posisi Nol maka knop ADJ untuk
Ohm Meter dapat di putar untuk mengatur jarum supaya tepat pada
posisi Nol.
f) Bila knop ADJ Ohm Meter sudah di putar-putar tetapi tidak mau
sampai pada posisi Nol berarti batu baterai yang ada pada
Multimeter harus di ganti.
g) Hubungkan Probe Hitam & Probe Merah pada resistor yang akan di

9
ukur resistansinya (probe di bolak balik tidak masalah).

h) Setelah Probe terhubung maka di layar Multimeter Jarum akan


bergerak yang menunjukan nilai resistansinya.

2) Ampere Meter (A)


Ampere meter adalah salah satu fungsi ukur pada multimeter yang
berfungsi untuk mengukur arus listrik. Pada multimeter pada umumnya
terdiri dari 2 jenis ampere meter yaitu ampere meter DC dan amper
meter AC. Pada multimeter analog dan digital pada fungsi ampere meter
ini saklar selektor berfungsi sebagai batas ukur maksimum, oleh karena
itu arus yang akan diukur harus diprediksikan dibawah batas ukur
multimeter yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kerusakan pada multimeter.

Langkah-langkah pengukuran kuat arus dengan multimeter analog


adalah sebagai berikut:
a) Posisikan Saklar Selektor ke DCA.
b) Cari skala yang sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika
Arus yang akan diukur adalah 200mA maka putarlah saklar selector
ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih,
maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus
menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.

c) Putuskan Jalur catu daya (power supply)/ baterai yang terhubung ke


beban (lampu/resistor).

d) Hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan


tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe
Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan
kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.

10
Gambar 6.2 Cara pengukuran kuat arus listrik (DCA)
e) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

Hasil Pengukuran = Skala terbaca × Batas Ukur

Skala Maksimum

3) Volt Meter (V)


Volt meter merupakan fungsi ukur untuk mengetahui level
tegangan listrik. Sama halnya dengan fungsi multimeter sebagai ampere
meter. Pada fungsi volt meter ini saklar selektor yang ada pada
multimeter baik digital maupun analog berfungsi sebagaibatas ukur
maksimum, oleh karena itu harus diprediksikan level tegangan yang
akan diukur harus dibawah nilai batas ukur yang dipilih.

Langkah-langkah pengukuran tegangan dengan multimeter


analog adalah sebagai berikut:
a) Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV.
b) Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur.
Jika ingin mengukur 8 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt
(khusus Analog Multimeter). **Jika tidak mengetahui tingginya
tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala
tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan
pada multimeter.
c) Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur.
Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal

11
Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.

Gambar 6.2 Cara pengukuran tegangan listrik (DCV)


d) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

12
BAB 3
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu & Tempat


Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum dilakukan di Laboraturium
Terpadu Fakultas Teknik Universitas Samawa, pada hari Senin, 01 Maret 2021.
Dari 08.00 – 02.30.

3.1. Alat & Bahan


Adapun Alat & Bahan yang di gunakan dalam 5 jenis praktikum fisika ini
adalah :
I. Praktikum 1 : Alat Ukur Dasar

N Nama Alat dan Bahan Gambar


o
1 Jangka sorong

2 Mikrometer Sekrup

3 Sambungan Pipa Paralon

13
4 Lembar kertas HVS atau
Potongan Map Plastik

5 Uang logam

II. Praktikum 2 : Pegas

N Nama Alat dan Bahan Gambar


o
1 Pegas

2 Set beban

14
3 Stopwatch

4 Statif

5 Penggaris/ Mistar

III. Praktikum 3 : Kalorimeter

Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:


N Nama Alat dan Bahan Gambar
o
1 Kalori Meter Lengkap
Dengan Pengaduk

2 Termometer Batang

15
3 Gelas Ukur 100 ml

4 Pemanas Bunsen

5 Air

IV. Praktikum 4 : Hidrostatika

N Nama Alat dan Bahan Gambar


o

16
1 Penggaris/Mistar

2 Tabung Tampungan Air

3 Selotip hitam

4 Air biasa

5 Paku

17
6 Kamera (bila ada)

V. Praktikum 5 : Kelistrikan

Nama Alat dan Bahan Gambar


1 Multimeter (Ohm
meter, ampere meter,
dan volt meter)

2 Resistor

3 Lampu

18
4 Papan sirkuit/Papan
PCB

5 Kabel penghubung

6 Sakelar

7 Baterai 1,5 volt (3


buah)/ Adaptor

19
8 Solder (bila diperlukan)

3.2 Prosedur Percobaan


I. Praktikum 1 : Alat Ukur Dasar

a). Pengukuran dengan Jangka Sorong


1) Ukurlah diameter bagian luar pipa, diameter bagian dalam pipa,
kedalaman pipa, masing-masing sebanyak 5 kali dan catat hasil
pengukurannya dalam tabel dengan menggunakan jangka sorong.
2) Dari tabel di atas hitung rata-rata ketiga objek yang diukur.
3) Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata, kemudian
tuliskan hasilnya dalam tabel.

4) Tulislah hasil pengukuran (hasil pengukuran = rata-rata


ketidakpastian)
5) Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk mengukur ketebalan kertas/
potongan map plastik dan ketebalan uang logam.

b). Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup


1) Ukurlah ketebalan dinding Pipa, ketebalan kertas HVS/potongan
map plastik, dan ketebalan uang logam masing-masing sebanyak 5
kali dan catat hasil pengukurannya dalam tabel.
2) Dari hasil pengukuran pada langkah 1 di atas hitung rata-rata
ketebalan gelas, ketebalan kertas A4/potongan map plastik, dan
ketebalan uang logam. Kemudian, tuliskan hasil perhitungan Anda
ke dalam tabel yang disediakan.
3) Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata dan catat

20
pada table.
4) Tuliskan hasil pengukuran (Hasil pengukuran = rata-rata
ketidakpastian)
5) Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk mengukur ketebalan kertas/
potongan map plastik dan ketebalan uang logam.

II. Praktikum 2 : Pegas

Langkah percobaan 1
1) Menyusun alat–alat seperti gambar.
2) Mengukur panjang pegas catat hasilnya pada table.
3) Menggantungkan beban massa 25 gram pada pegas.
4) Mengukur panjang pegas setelah diberi beban.

5) Mengulangi langkah 3, dan 4 untuk beban yang berbeda

Gambar 2. 1 Pengukuran perbubahan panjang pegas

Langkah percobaan 2
1. Seperti lagkah percobaan 1, langkah 1, 2, 3, dan 4
2. Menyimpangkan beban kebawah 2 cm lalu lepaskan

21
3. Mengukur waktu dalam 5 kali osilasi dengan stopwatch catat
hasilnya pada tabel.
4. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan beban berbeda
yang sesuai percobaan 1.

III. Praktikum 3 : Kalorimeter

Berikut langkah-langkah percobaan:


1) Siapkan alat dan bahan, kemudian susunlah alat percobaan.
2) Panaskan air sebanyak 50 ml dengan menggunakan pemanas
bunsen yang tersedia!
3) Masukkan air dingin sekitar 50 gr (1 gr = 1 ml) kedalam
kalorimeter. Catat massa air dingin sebagai mad.
4) Dengan menggunakan termometer ukur suhu kesetimbangan
awal antara air dingin dan kalorimeter sebagai t1.
5) Ambil 50 ml air yang telah dipanaskan (dari langkah 2),
buatlah temperatur air panas 50°C dan dimasukkan dengan
cepat kedalam kalorimeter. Catat suhu ini sebagai t2.
6) Aduk pelan-pelan campuran air dingin dan panas tersebut
sambil amati terus perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh
termometer. Setelah penujukkan termometer stabil dan suhunya
hampir turun, catat suhunya sebagai ts.
7) Buanglah air pada kalorimeter, lalu ulangi langkah butir 3
sampai dengan 8 sebanyak 3 kali.
8) Catat data yang anda peroleh pada lembar data pengamatan
yang tersedia.

IV. Praktikum 4 : Hidrostatika

22
1) Mengisi tabung tampungan dengan air hingga penuh.
2) Menghitung tinggi air dengan mistar yang telah disiapkan.
3) Melepas selotip yang ada pada tabung secara berurutan dari atas
ke bawah.
a. Mengamati dan mengukur jarak pancuran air dari tabung
tampungan.
b. Catat hasil pengukuran ke dalam tabel yang telah disiapkan.
c. Hitung tekanan pada masing-masing lubang pada percobaan 1
Diketahui: P = ρ g h (ρ air : 1000 kg/m³).

V. Praktikum 5 : Kelistrikan

Sebelum mengukur perhatikan posisi nol jarum set bila di perlukan


dan baca spesifikasi dan perhatikan penempatan meter yang benar.
Sesudah itu saat membaca nilainya manfaatkan cermin.
1. Lakukan pengukuran nilai tahanan/resistansi pada masing- masing
komponen elektronik yang telah disiapkan secara bergantian.
Catatlah hasil pengamatan Anda ke dalam Tabel Hasil Pengamatan.
(Ikuti cara penggunaan alat sesuai dengan penjelasan yang
diberikan)
2. Hubungkan sakelar yang ada pada papan rangkaian, kemudian amati
kondisi lampu. Deskripsikanlah hasil pengamatan Anda ke dalam
Tabel yang telah disiapkan.
3. Ulangi langkah kedua dengan manambah jumlah baterai sejumlah 2

23
dan 3 baterai secara berurutan atau jumlah tegangan yang digunakan.
Deskripsikan kembali hasil pengamatan Anda ke dalam Tabel yang
disiapkan
4. Ukurlah kuat arus ( I ) yang mengalir pada lampu 1, 2, dan 3 secara
bergantian, kemudian catatlah hasil pengamatan Anda ke dalam
Tabel yang telah disiapkan. (Pahami terlebih dahulu cara
menggunakan alat ukur ampere meter (DC) dan cara membaca hasil
pengukuran)
5. Ukurlah tegangan listrik ( V ) yang bekerja pada lampu 1, 2, dan 3
secara bergantian, kemudian catatlah hasil pengamatan Anda ke
dalam Tabel yang telah disiapkan. (Pahami terlebih dahulu cara
menggunakan alat ukur voltmeter DC dan cara membaca hasil
pengukuran)

24
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


a. Data Hasil Pengamatan pada percobaan alat ukur dasar
Tabel 1.1 pengukuran diameter dalam, diameter luar, dan kedalaman smbungan pipa
paralon

Diameter dalam Diameter luar kedalaman sambungan


u ukura
k n
u
r
N skala skala skala skala skala skala
ukura a
O utam noniu utam noniu utam noniu
n (Xi) n
a s a s a s (Xi)
(
X
i
)
1 2.5 0.06 2.56 3.4 0.08 3.48 1.9 0.42 2.32
2 2.5 0.01 2.51 3.3 0.48 3.78 1.9 0.22 2.12
3 2.5 0.70 3.20 3.3 0.83 4.13 1.9 0.12 2.02
4 2.5 0.20 2.70 3.2 0.07 3.27 1.9 0.01 1.91
5 2.5 0.40 2.90 3.2 0.08 3.28 1.9 0.05 1.95
x̅   2.77   3.59   2.06

Tabel 1.2 pengukuran, dan hasil pengukuran pada sambungan pipa paralon

Diameter Luar Kedalaman


No
Diameter Dalam (Δx = xi − x̅) (Δx = xi − x̅)
(Δx = xi − x̅)
1 -0.214 -0.11 0.26
2 -0.264 0.19 0.06
3 0.426 0.54 -0.04
4 -0.074 -0.32 -0.15
5 0.126 -0.31 -0.11
ΣΔx 0 0 0
Hasil Peng. Diameter Dalam (X) 2.77

25
Hasil Peng. Diameter Luar (X) 3.59
Hasil Peng. Kedalam Sambuangan Pipa (X) 2.06

Kegiatan pertama pada percobaan alat ukur dasar menggunakan jangka sorong dan
mikrometer sekrup yaitu menentukan diameter dalam, diameter luar dan kedalaman pada
suatu benda uji berupa pipa paralon menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan
dengan ketelitian agar data ukuran untuk mengetahui skala utama dan skala nonius tidak
salah baik dari humman eror atau dari alat. Pada percobaan ini dilakukan 6 kali pengukuran
sehingga dapat diketahui hasil pengukuran rata-rata dari benda uji tersebut yaitu, 2.77 untuk
diameter dalam,3.59 untuk diameter luar dan 2.06 untuk kedalaman sambungan pipa..

Tabel 1.3 Tabel hasil pengukuran ketebalan kertas/map plastik

selisih
Hasil
pengukuran
percobaan pengukuran
Pembacaan dengan rata-rata
ke-n
skala skala ukuran
utama nonius (Xn)
1 0.5 0.37 0.87 0.00 0.87
2 0.5 0.34 0.84 -0.03 0.88
3 0.5 0.40 0.90 0.03 0.88
4 0.5 0.38 0.88 0.01 0.87
5 0.5 0.37 0.87 0.00 0.87
6 0.5 0.35 0.85 -0.02 0.88
ΣΔx 5.21 0  
x̅ 0.87    

Kegiatan kedua pada percobaan alat ukur dasar menggunakan jangka sorong dan
mikrometer sekrup yaitu menentukan ketebalan pada suatu benda uji berupa kertas/map
plastik menggunakan mikrometer sekrup. Pengukuran dilakukan dengan ketelitian agar data
ukuran untuk mengetahui skala utama dan skala nonius tidak salah baik dari humman eror
atau dari alat. Pada percobaan ini dilakukan 6 kali pengukuran sehingga dapat diketahui
selisih pengukuran dan hasil pengukuran dari benda uji tersebut.

26
Tabel 1.4 Tabel hasil pengukuran ketebalan uang logam

Pembacaan selisih
percobaan Hasil
skala skala ukuran pengukuran
ke-n pengukuran
utama nonius (Xn) dengan rata-rata
1 2 0.36 2.36 0.35 2.19
2 2 0.48 2.48 0.47 2.25
3 2 0.48 2.48 0.47 2.25
4 2 0.39 2.39 0.38 2.20
5 2 0.35 2.35 0.34 2.18
6 2 0.39 2.39 0.38 2.18
ΣΔx 12.06 2  
x̅ 2.01    

Kegiatan ketiga pada percobaan alat ukur dasar menggunakan jangka sorong dan
mikrometer sekrup yaitu menentukan ketebalan pada suatu benda uji berupa uang logam
menggunakan mikrometer sekrup. Pengukuran dilakukan dengan ketelitian agar data ukuran
untuk mengetahui skala utama dan skala nonius tidak salah baik dari humman eror atau dari
alat. Pada percobaan ini dilakukan 6 kali pengukuran sehingga dapat diketahui selisih
pengukuran dan hasil pengukuran dari benda uji tersebut.

Catatan : hasil pengukuran anda dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan

= Ralat deviasi standar

x̅ = Rata-rata hasil pengukuran


x = Hasil pengukuran

27
b. Data Hasil Pengamatan pada percobaan pegas
Tabel 2.1 pengamatan panjang pegas

Perpanjanga
Massa Panjang
No. n  
Beban Pegas Pegas Gaya Nilai konsanta
(g) (cm) (cm)   pegas (N/m)
1 50 9.8 2.5 490 196.000
2 100 9.8 5.0 980 196.000
3 150 9.8 6.7 1470 219.403
4 200 9.8 8.8 1960 222.727
5 250 9.8 10.0 2450 245.000
6 300 9.8 10.9 2940 269.725

Kegiatan pertama pada percobaan pegas yaitu menentukan hubungan gaya yang
bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang yang dialami pegas setiap ditambahi beban
sebanyak enam beban. Pada percobaan ini, satu buah pegas dengan panjang awal 9.8 cm
diberikan beban sebesar 50 g, 100 g, 150 g, 200 g, 250 g, dan 300 g, yang digantungakan
satu persatu pada statif kemudian diukur pertambahan panjangnya dengan menggunakan
penggaris. Sehingga diperoleh perpanjangan pegas sesuai dengan urutan beban yang
diberikan adalah, 2.5 cm, 5.0 cm, 6.7 cm, 8.8 cm, 10.0 cm dan 10.9 cm.

Konstanta pegas dapat ditentukan dengan persamaan :


F
F = k x Δx k=
Δx
gaya yang merenggangkan benda
Nilai konsanta pegas =
pertambahan panjang

Tabel 2.2 pengamatan nilai k pada pegas dengan metode osilasi

28
No Massa Waktu 5 x Periode T2 Konstanta Nilai gravitasi g
Beban Osilasi t Getaran (sekon)2 k (N/m) (m.s-2)
(g) (sekon) T(sekon)
1 50 1.30 0.300 0.090 21910 29.586
2 100 1.56 0.430 0.185 21330 41.091
3 150 2.03 0.530 0.281 21060 36.400
4 200 2.66 0.650 0.423 18669 28.266
5 250 3.12 0.660 0.436 22635 25.682
6 300 3.18 0.670 0.449 26357 29.667

Kegiatan kedua pada percobaan pegas yaitu mengamati nilai k pada pegas dengan
metode osilasi. Pada percobaan ini, satu buah pegas dengan diberikan beban sebesar 50 g,
100 g, 150 g, 200 g, 250 g, dan 300 g, yang digantungakan satu persatu pada statif
kemudian dihitung waktu setiap 5 kali osilasi Sehingga diperoleh waktu osilasi sesuai
dengan urutan beban yang diberikan adalah, 1.30 sekon, 1.56 sekon, 2.03 sekon, 2.66 sekon,
3.12 sekon dan 3.18 sekon. Dari waktu osilasi yang sudah didapat maka nilai k pada
percobaan ini dapat di tentukan yaitu, 21910 N/m, 21330 N/m, 21060 N/m, 18669 N/m,
22635 N/m dan 26357 N/m.

Konstanta pegas dapat ditentukan dengan persamaan :


√m 4 Π ²m
T=2Π k=
k T²

c. Data Hasil Pengamatan pada percobaan calorimeter


Tabel 3.1 hasil pengamatan percobaan calorimeter

No Mad Map
T1 T2
(gram) (gram) Ts (°C)
(°C) (°C)
1 60 60 30 50 38
2 60 60 32 50 40
3 60 60 32 50 40
4 60 60 32 50 40
5 60 60 32 50 40
x̅ 39.6

29
Pada pengamatan kalorimeter di uji sebanyak 5 kali percobaan untuk menentukan
kalori dengan cara mengukur perubahan suhu dan perubahan efek ternal. Diketahui fungsi
utama kalorimeter adalah mengukur dan mendeteksi kalor pada suatu perubahan reaksi
kimia. Dengan mengamati perubahan temperatur pada termometer dengan langkah awal
dengan menetapkan massa air dingin 60 gram suhu air panas tepat ketika akan dimasukkan
ke kalorimeter 50 derajat celcius, dan dimasukkan dengan cepat kedalam kalorimeter. Suhu
ini dicatat sebagai T2. Aduk campuran air dingin dan air panas tersebut diaduk sambil amati
perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Setelah penujukkan termometer
stabil dan suhunya hampir turun, catat suhunya sebagai TS. Cara ini dilakukan sebanyak 5
kali percobaan sehingga didapat nilai TS yaitu, 38 0C, 40 0C, 40 0C, 40 0C dan 40 0C

keterangan :
mad = Massa air dingin
map = Massa air panas
T1 = Suhu kesetimbangan antara Kalorimeter dan air dingin
T2 = Suhu air panas tepat ketika akan dimasukkan ke Kalorimeter
Ts = Suhu kesetimbangan antara kalorimeter, air dingin dan air panas
Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan :

= Ralat deviasi standar

x̅ = Rata-rata hasil pengukuran


x = Hasil pengukuran

d. Data Hasil Pengamatan pada percobaan hidrostatika


Tabel 4.1 hasil pengamatan percobaan 1 hidrostatika

NO Kedalaman Jarak (s) Tekanan (P) Waktu (t)


(h)
1. 15 44 147000 1.37

30
2. 15 36 147000 1.44
3. 15 23 147000 1.53
untung menghitung tekanan pada percobaan setiap lubang diketahui
P = ρ g h (ρ air : 1000 kg/m³).
Kegiatan pertama pada percobaan hidrostatika, yaitu Untuk mengetahui besar
tekanan hidrostatis pada kedalaman tertentu pada zat cair dan mengetahui hubungan antara
jarak pancuran air dan tekanan hidrostatis. Pada tabung percobaan terdapat 3 buah lubang
untuk pancuran dengan jarak antar lubang 15 cm. Pada percobaan ini lubang pada tabung
ditutup kemudian diisi air. Setelah air terisi penuh siapkan stopwatch dan batu untuk
menghitung waktu pancuran dan menadai jarak terjauh pancuran. Setelah itu lubang dibuka
satu persatu, sehingga diperoleh jarak pancuran dengan kedalaman yang sama yaitu 15 cm
adalah 44 cm, 36 cm dan 23 cm. Waktu pancuran yaitu 1.37 menit, 1.44 menit dan 1.53
menit.

Tabel 4.2 hasil pengamatan percobaan 2 hidrostatika

NO Kedalaman Jarak (s) Tekanan (P) Waktu (t)


1. 15 38 147000 16.05
2. 30 51 294000 51.38
3. 45 43 441000 233.34
keterangan : kedalaman (h) dalam percobaan 2 merupakan jarak lubang
Kegiatan kedua pada percobaan hidrostatika, yaitu Untuk mengetahui besar tekanan
hidrostatis pada kedalaman tertentu pada zat cair dan mengetahui hubungan antara jarak
pancuran air dan tekanan hidrostatis. Pada tabung percobaan terdapat 3 buah lubang untuk
pancuran dengan jarak antar lubang 15 cm. Pada percobaan ini lubang pada tabung ditutup
kemudian diisi air. Setelah air terisi penuh siapkan stopwatch dan batu untuk menghitung
waktu pancuran dan menadai jarak terjauh pancuran. Setelah itu lubang dibuka secara
bersamaan, sehingga diperoleh jarak pancuran dengan kedalaman yang berbeda yaitu 15
cm, 30 cm dan 45 cm adalah 38 cm, 51 cm dan 43 cm. Waktu pancuran yaitu 16.05 sekon,
51.38 sekon dan 233.34 sekon.

Tabel 4.3 hasil pengamatan percobaan 3 hidrostatika

Lubang I Lubang II Lubang III


Jarak Waktu Jarak Waktu Jarak Waktu
40 2.62 38 2.48 23 1.51

31
30 22.3 28 21.8 18 20.68
20 19.87 18 23.05 13 24.89
10 24.27 8 27.59 8 23.03

Kegiatan ketiga pada percobaan hidrostatika, yaitu Untuk mengetahui waktu


pancuran pada tiap kelipatan jarak yang ditentukan dari masing-masing lubang. Pada tabung
percobaan terdapat 3 buah lubang untuk pancuran dengan jarak antar lubang 15 cm. Pada
percobaan ini lubang pada tabung ditutup kemudian diisi air. Setelah air terisi penuh siapkan
stopwatch dan batu untuk menghitung waktu pancuran dan menadai kelipatan jarak
pancuran. Setelah itu lubang dibuka satu persatu, sehingga diperoleh waktu pancuran sesuai
dengan kelipatan jarak yang sudah di tentukan untuk lubang I yaitu 120.62 sekon, 22.30
sekon, 19.87 sekon dan 24.27 sekon. Waktu pancuran sesuai dengan kelipatan jarak yang
sudah di tentukan untuk lubang II yaitu 120.48 sekon, 21.80 sekon, 23.05 sekon dan 27.59
sekon. Waktu pancuran sesuai dengan kelipatan jarak yang sudah di tentukan untuk lubang
III yaitu 60.51 sekon, 20.68 sekon, 24.89 sekon dan 23.03 sekon.

e. Data Hasil Pengamatan pada percobaan kelistrikkan


Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan :

= Ralat deviasi standar

x̅ = Rata-rata hasil pengukuran


x = Hasil pengukuran

Tabel 5.1 hasil pengamatan resistansi Ω

NO X1 X10 X100 X1k/10k Keterangan


1 20       hanya ada nilai X1 karena
2 22       nilai di X10 keatas terlalu
3 22      
4 18.5       besar. Sehingga nilai yang
5 18.6       digunakan adalah nilai
6 18.6       X1,dan jika
Σ 19.37      
dipaksakan,lampu akan
     
mati dan terputus.
32
resistansi Ω  

Kegiatan pertama pada percobaan kelistrikan yaitu mengamati 2 buah resistor


menggunakan multimeter analog. Dalam pengamatan ini dilakukan 6 kali percobaan
terhadap kedua resistor dan untuk masing-masing resistor dilakuna 3 kali percobaan. Hasil
pengamatan untuk resistor I yaitu berada pada posisi x1 dengan nilai 20 Ω, 22 Ω dan 22 Ω.
Hasil pengamatan untuk resistor II yaitu berada pada posisi x1 dengan nilai 18.5 Ω, 18.6 Ω
dan 18.6 Ω. Sehingga rata-rata nilai tegangan pada kedua resistor adalah 19.37 Ω.

Tabel 5.2 Pengukuran arus listrik (I)

Resistor Lampu 1
Pengukuran ke
JP SM BU HP JP SM BU HP
Sumber tegangan 3 Volt
1 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
2 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
3 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
4 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
5 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
6 16 100 1 0.16 16 100 1 0.16
Σ 0.16 0.16
       
Arus Listrik    
Sumber tegangan 6 Volt
1 24 100 1 0.24 26 100 1 0.26
2 24 100 1 0.24 26 100 1 0.26
3 24 100 1 0.24 24 100 1 0.24
4 24 100 1 0.24 24 100 1 0.24
5 24 100 1 0.24 24 100 1 0.24
6 24 100 1 0.24 24 100 1 0.24
Σ 0.24 0.25
       
Arus Listrik    
Sumber tegangan 9 Volt
1 32 100 1 0.32 34 100 1 0.34
2 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
3 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
4 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
5 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
6 34 100 1 0.34 34 100 1 0.34
Σ 0.34 0.34
       

33
Arus Listrik    

Pada pengukuran arus tegangan listrik kami melakukan 6 kali percobaan pada setiap
sumber tegangan yakni sumber tegangan 3 volt, 6 volt dan 9 volt. Dan memiliki dua objek
pengukuran yakni resistor dan lampu dimana batas ukur (BU) yang dipakai adalah 1
Ampere, skala maksimum (SM) sebesar 100 dengan hasil resistor = jarum petujuk (JP)
dengan rata-rata 16,17 di tegangan 3 volt, 24,17 di tegangan 6 volt, 34,17 di tegangan 9 volt.
dan untuk Lampu jarum petujuk (JP) dengan rata-rata 16 di tegangan 3 volt, 22,67 di
tegangan 6 volt, 34 di tegangan 9 volt.

Tabel 5.3 Tegangan listrik (V)

Resistor Lampu 1
Pengukuran ke
JP SM BU HP JP SM BU HP
Sumber tegangan 3 Volt
1 20 100 10 2 98 100 1 0.98
2 19.5 100 10 1.95 98 100 1 0.98
3 19.5 100 10 1.95 98 100 1 0.98
4 19.5 100 10 1.95 98 100 1 0.98
5 20 100 10 2 98 100 1 0.98
6 20 100 10 2 98 100 1 0.98
Σ 1.98 0.98
       
Arus Listrik    
Sumber tegangan 6 Volt
1 30 100 10 3 25 100 10 2.5
2 30 100 10 3 25 100 10 2.5
3 30 100 10 3 25 100 10 2.5
4 30 100 10 3 25 100 10 2.5
5 30 100 10 3 25 100 10 2.5
6 30 100 10 3 25 100 10 2.5
Σ 3.0       2.5
           
Arus Listrik    
Sumber tegangan 9 Volt
1 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
2 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
3 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2

34
4 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
5 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
6 36 100 10 3.6 52 100 10 5.2
Σ 3.6 5.2
       
Arus Listrik    

Pada pengukuran tegangan listrik kami melakukan 6 kali percobaan pada setiap
sumber tegangan yakni sumber tegangan 3 volt, 6 volt dan 9 volt. Dan memiliki dua objek
pengukuran yakni resistor dan lampu dimana batas ukur (BU) yang dipakai adalah 10
Ampere, skala maksimum (SM) sebesar 100 dengan hasil resistor = jarum petujuk (JP)
dengan rata-rata 18 di tegangan 3 volt, 25,67 di tegangan 6 volt, 36,3 di tegangan 9 volt. dan
untuk Lampu jarum petujuk (JP) dengan rata-rata 12 di tegangan 3 volt, 30 di tegangan 6
volt, 52 di tegangan 9 volt.

2. Jawablah pertanyaan berikut!

a. Bila ingin mengukur ketebalan benang, alat ukur apakah yang cocok digunakan?
Mengapa demikian
Jawaban : Mikrometer sekrup
Alasan : karena mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi yaitu mencapai 0,01 mm
atau 0,001 cm sehingga dapat mengukur ketebalan benda yang memiliki
ukuran kecil dan tipis.
b. Mengapa setiap kali melakukan pengukuran terhadap objek, belum tentu mendapatkan
harga yang sama, padahal kita mengukur objek yang sama?
Jawaban : karena di sebabkan posisi melihat alat ukur yang berbeda (tidak tepat di
depan alat ukur). Kondisi lingkungan pengukuran yang tidak mendukung.
c. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi adanya ralat pada saat kita melakukan
pengukuran panjang suatu benda!
Jawaban : - keterbatasan alat ukur
- Kondisi lingkungan pengukuran yang kurang mendukung (misalnya
pengamat yang melakukan pengukuran dalam keadan lelah sehingga
berakibat kurang tepat dalam pembacaan).

35
d. Tuliskan beberapa contoh benda ke dalam tabel dibawah ini serta tentukan jenis alat
yang cocok digunakan!
Aspek yang diukur Jenis Alat Ukur
No Nama Benda
1 2 3 4 5 6
1 cincin √ √ Jangka sorong
2 Buku √ Mikrometer sekrup
3 Gelas √ √ √ Jangka sorong
4 kelereng √ Jangka sorong
5 Bingkai foto √ Mikrometer sekrup

Keterangan :
1. Panjang
2. Lebar
3. Tinggi
4. Diameter Dalam
5. Diameter Luar
6. Jari-jari

4.2 Grafik Hasil Pengamatan


4.2.1. Grafik Data Hasil Pengamatan pada percobaan alat ukur dasar
a. pengukuran diameter dalam, diameter luar, dan kedalaman smbungan pipa paralon.

5
4
Hasil Pengukuran

3
2
1
0
Diameter dalam Diameter luar kedalaman sambungan

36
Pada grafik pengukuran pipa paralon memiliki tiga media ukur yakni diameter
dalam, diameter luar, dan kedalaman sambungan.pada percobaan pertama diameter
dalam dari pipa paralon 2.56 cm, kemudian pada percobaan kedua grafiknya turun
menjadi 2,51 cm, pada percobaan ketiga naik menjadi 3.2 cm, pada percobaan keempat
turun menjadi 2.7 cm, dan pada percobaan kelima naik menjadi 2.9 cm. pada diameter
luar grafik percobaan pertama menunjukkan angka 3.4 8cm, percobaan kedua
menunjukkan 3.78 cm, pada percobaan ketiga menunjukkan 4.13 cm, pada percobaan
ke empat grafiknya turun menjadi 3.27 cm dan pada percobaan kelima grafiknnya
kembali naik dengan nilai 3.28 cm. dan untuk pengukuran kedalaman sambungan
menunjukkan nilai dari percobaan pertama sampai percobaan keempat menurun dan
pada percobaan kelima nilainya mengalami kenaikan dari nilai percobaan keempat
sehingga grafik digambarkan menurun dari nilai 2.32 cm, 2.12 cm, 2.02 cm, 1.91 cm,
dan mengalami kenaikan pada nilai 1.95 cm dari nilai percobaan keempat.

b. Tabel hasil pengukuran ketebalan kertas map/plastic


1
0.8
Hasil Pengukuran

0.6
0.4
0.2
0
skala utama skala nonius ukuran (Xn)

Pada benda uji map/plastic, kami melakukan percobaan sebanyak enam kali
sehingga kami mendapatkan hasil untuk pengukuran skala utama di setiap percobaan

37
sama yaitu 0.5 mm sehingga model grafiknya mendatar dan untuk skala nonisusnya
mengalami perbedaan di setiap percobaa yaitu 0.37 mm, 0.34 mm, 0.40 mm, 0.38 mm,
0.37 mm dan 0.35 mm. Sehingaa modelgrafiknya naik turun karena menyesuaikan
dengan nilai skala noniusnya. Begitu juga dengan ukurannya karena ukuran merupakan
hasil dari penjumlahan skala utama dan skala nonius maka grafik untuk ukuran sama
modelnya dengan grafik skala nonius, perbedaannya terdapat pada nilai dimana nilai
untuk ukuran lebih besar dari nilai skala nonius yaitu 0.87 mm, 0.84 mm, 0.90 mm,
0.88 mm, 0.87 mm dan 0.85 mm.

c. Tabel hasil pengukuran ketebalan uang logam


3
2.5
Hasil Pengukuran

2
1.5
1
0.5
0
skala utama skala nonius ukuran (Xn)

Pada benda uji uang logam, kami melakukan percobaan sebanyak enam kali
sehingga kami mendapatkan hasil untuk pengukuran skala utama di setiap percobaan
sama yaitu 2 mm sehingga model grafiknya mendatar dan untuk skala nonisusnya
mengalami perbedaan di setiap percobaa yaitu 0.36 mm, 0.48 mm, 0.48 mm, 0.39 mm,
0.35 mm dan 0.39 mm. Sehingaa modelgrafiknya naik turun karena menyesuaikan
dengan nilai skala noniusnya. Begitu juga dengan ukurannya karena ukuran merupakan
hasil dari penjumlahan skala utama dan skala nonius maka grafik untuk ukuran sama
modelnya dengan grafik skala nonius, perbedaannya terdapat pada nilai dimana nilai
untuk ukuran lebih besar dari nilai skala nonius yaitu 2.36 mm, 2.48 mm, 2.48 mm,
2.39 mm, 2.35 mm dan 2.39 mm.

38
4.2.2. Data Hasil Pengamatan pada percobaan pegas
a. pengamatan panjang pegas.
12
10

Hasil Pengukuran
8
6
4
2
0
Panjang pegas (m) Masa beban (kg) Perpanjang pegas (m)

Pada grafik pengamatan panjang pegas dilakukan enam kali percobaan dengan
panjang pegas semula adalah 9.8 cm, sehingga gambar grafiknya mendatar. Setiap
percobaan ditambah beban sebesar 50 gram, sehingga gambar grafik untuk pembebanan
naik. Percobaan pertama dengan beban 50 gram panjang pegas bertambah 2.5 cm,
percobaan kedua dengan beban 100 gram panjang pegas bertambah 5 cm, percobaan
ketiga dengan beban 150 gram panjang pegas bertambah 6.7 cm, pada percobaan
keempat dengan beban 200 gram panjang pegas bertambah 8.8 cm, pada percobaan
kelima dengan beban 250 gram panjang pegas bertambah 10 cm dan pada percobaan
keenam dengan beban 300 gram panjang pegas bertambah 10.9 cm, sehingga gambar
grafiknya naik.

b. pengamatan nilai k pada pegas dengan metode osilasi.

39
3.5
3

Hasil Pengukuran
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Massa Beban (Kg) Waktu 5 x Osilasi t (sekon) Periode Getaran T(sekon)

Pada grafik metode osilasi dilakukan enam kali percobaan. Setiap percobaan
ditambah beban sebesar 50 gram, sehingga gambar grafik untuk pembebanan naik.
Percobaan pertama dengan beban 50 gram waktu yang diperlukan untuk lima kali
osilasi adalah 1.3 sekon dengan priode getaran = 0.300 sekon, percobaan kedua dengan
beban 100 gram waktu yang diperlukan untuk lima kali osilasi adalah 1.56 sekon
dengan periode getaran = 0.430 sekon, percobaan ketiga dengan beban 150 gram waktu
yang diperlukan untuk lima kali osilasi adalah 2.03 sekon dengan periode getaran =
0.530 sekon, pada percobaan keempat dengan beban 200 gram waktu yang diperlukan
untuk lima kali osilasi adalah 2.66 sekon dengan periode getaran = 0.650 sekon, pada
percobaan kelima dengan beban 250 gram waktu yang diperlukan untuk lima kali
osilasi adalah 3.12 sekon dengan periode getaran = 0.660 sekon dan pada percobaan
keenam dengan beban 300 gram waktu yang diperlukan untuk lima kali osilasi adalah
3.18 sekon deangan periode getaran = 0.670 sekon. sehingga gambar grafiknya naik.

4.2.3. Data Hasil Pengamatan pada percobaan calorimeter


a. hasil pengamatan percobaan calorimeter

40
70
60
50
40

Hasil Pengukuran
30
20
10
0
) ) ) ) )
r am r am (ºC (ºC s (°C
(g s (g T1 T2 T
gin na
Din P a
i r A ir
A
sa ssa
as M
a
M

Pada praktikum ketiga yakni praktikum kalorimeter, pada praktikum ini kami
melakukan percobaan sebanyak 5 kali, kami mengukur suhu air yg dimasukan ke dalam
tabung kalorimeter dimulai dengan memasukan air dingin sebanyak 60 mm dengan
suhu air 30 ºC, 32 ºC, 32 ºC, 32 ºC, 32 ºC secara berturut-turut. Kemudian dimasukin
air panas dengan suhu rata-rata 50ºC. dan dimasukan lalu dicampur di tabung dan
mengukur suhunya kembali sehingga mendapatkan hasil 38 ºC, 40 ºC, 40 ºC, 40 ºC, 40
ºC secara berturut.

4.2.4. Data Hasil Pengamatan pada percobaan hidrostatika


a. hasil pengamatan percobaan 1 hidrostatika

160000
140000
120000
Hasil Pengukuran

100000
80000
60000
40000
20000
0
Kedalaman (h) Jarak (s) Waktu (t) Tekanan (P)

41
Pada percobaan hidrostatika ini kami melakukan satu kali percobaan dengan
cara dengan membuka satu-persatu lubang pada pipa uji dengan kedalam yang sama
untuk menetukan titik terjauh pancuran, Sehingga diperoleh hasil dari percobaan
pertama untuk titik terjauh pancuran yaitu pada lubang pertama dengan jarak = 44 cm,

b. hasil pengamatan percobaan 2 hidrostatika

500000
400000
Hasil Pengukuran

300000
200000
100000
0
Kedalaman (h) Jarak (s) Waktu (t) Tekanan (P)

Pada percobaan hidrostatika ini kami melakukan satu kali percobaan dengan
cara membuka lubang secara bersamaan pada pipa uji untuk menetukan titik terjauh
pancuran. Percobaan kedua untuk titik terjauh pancuran yaitu pada lubang kedua
dengan jarak = 51 cm

c. hasil pengamatan percobaan 3 hidrostatika


45
40
Hasil Pengukuran

35
30
25
20
15
10
5
0

42
Pada percobaan hidrostatika ini kami melakukan satu kali percobaan dengan
cara membuka satu-persatu lubang pada pipa uji untuk menetukan menentukan waktu
pancuran pada setiap kelipatan jarak yang di tentukan.Untuk lubang pertama kami
menggunakan kelipatan jarak 10 cm, maka diperoleh waktu dari titik terjauh pancuran
sampai pancuran itu berakhir adalah 2.62 menit, 22.3 sekon, 19.87 sekon dan 24.27
sekon. Untuk lubang kedua kami masih menggunakan kelipatan jarak 10 cm, maka
diperoleh waktu dari titik terjauh pancuran sampai pancuran itu beakhir adalah 2.48
menit, 21.8 sekon, 23.05 sekon dan 27.59 sekon. Dan untuk lubang ketiga kami
menggunakan kelipatan jarak 5 cm, maka diperoleh waktu dari titik terjauh pancuran
sampai pancuran itu berakhir adalah 1.51 menit, 20.68 sekon, 24.89 sekon dan 23.03
sekon.

4.2.5. Data Hasil Pengamatan pada percobaan kelistrikkan


a. hasil pengamatan resistansi Ω
21
20.5
Hasil Pengukuran

20
19.5
19
18.5
18
17.5
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

Pada pengamatan resistansi kami mengamati dua buah resistor yang berbeda
dengan masing-masing tiga kali pengamatan. Pada pengamatan resistor pertama kami
mendapat nilai 20 Ω, 22 Ω dan 18.5 Ω. Pada pengamatan resistor kedua kami mendapat
nilai 18.5 Ω, 18.6 Ω dan 18.6 Ω. Sehingga gambar grafiknya naik turun.

b. Pengukuran arus listrik (I)

43
1). 3 volt

0.18
0.16
0.14

Hasil Pengukuran
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6

Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 3 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yang sama antara lampu dan resistor yaitu 0.16
ampere, sehingga gambar grafiknya mendatar.

2). 6 volt

0.27
0.26
Hasil Pengukuran

0.26
0.25
0.25
0.24
0.24
0.23
0.23
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6

Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 6 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yitu 0.24 ampere untuk resistor dan 0.26 ampere
untuk lampu. sehingga gambar grafiknya naik turun.
3). 9 volt

44
0.35
0.34

Hasil Pengukuran
0.34
0.33
0.33
0.32
0.32
0.31
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6

Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 9 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yang sama antara lampu dan resistor yaitu 0.34
ampere, sehingga gambar grafiknya mendatar.

c. Tegangan listrik (V)


1). 3 volt

2.5
Hasil Pengukuran

2
1.5
1
0.5
0
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6

Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 3 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yitu 1.98 ampere untuk resistor dan 0.98 ampere
untuk lampu. sehingga gambar grafiknya naik turun.

2). 6 volt

45
3.2
3

Hasil Pengukuran
2.8
2.6
2.4
2.2
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6

Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 6 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yitu 3.00 ampere untuk resistor dan 2.5 ampere
untuk lampu. sehingga gambar grafiknya mendatar.

3). 9 volt

6
5
Hasil Pengukuran

4
3
2
1
0
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6

Pada pengamatan kuat arus listrik dengan tegangan 9 volt dengan batas ukur 1
ampere kami mengukur dua objek yaitu lampu dan resistir. Dari hasil pengamatan kami
diperoleh nila rata-rata pengamatan yitu 3.60 ampere untuk resistor dan 5.2 ampere
untuk lampu. sehingga gambar grafiknya mendatar.

46
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari praktikum fisika ini terbagi ke dalam 5 jenis praktikum :
I. Praktikum 1 : Alat Ukur Dasar

2) Gambar 1.1 Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki bagian utama yaitu
rahang tetap dan rahang geser. Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang cukup
tinggi, yaitu berkisar antara 0,1 mm sampai 0,05 mm. Skala panjang yang tertera pada
rahang sorong disebut nonius atau vernier. Jangka sorong yang akan digunakan

47
memiliki skala nonius yang panjangnya 10 cm dan terbagi atas 20 bagian, sehingga
beda satu skala nonius dengan skala utama adalah 0,05 mm (Sutrisno, 2001).
Mikrometer sekrup juga merupakan alat ukur panjang, biasanya alat ini
digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda yang memerlukan ketelitian tinggi.
Sebuah mikrometer sekrup, ditunjukkan pada gambar 2, memiliki dua macam skala,
yaitu skala tetap dan skala putar. Skala luar yang berada di selubung luar terbagi atas 50
bagian (garis). Ketika selubung luar ini diputar lengkap 1 kali putaran, maka rahang
geser dan selubung luar akan bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. 1 bagian pada
skala putar bernilai 0,01 mm, angka ini diperoleh dari: (0,5/50) x 1 mm = 0,01 mm.
Angka ini merupakan tingkat ketelitian dari mikrometer sekrup.

Gambar 1.2 Mikrometer Skrup

II. Praktikum 2 : Pegas

beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (∆x) sebanding dengan besar


gaya F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi pegas heliks, selama
batas elastisitas pegas tidak terlampaui.
Konstanta gaya pegas adalah suatu karakter dari suatu pegas yang menunjukkan
perbandingan besarnya gaya terhadap perbedaan panjang yang disebabkan oleh
adanya pemberian gaya tersebut. Satuan konstanta gaya pegas adalah N/m, dimensi
konstanta pegas: [M][T ]-2.

III. Praktikum 3 : Kalorimeter

Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit.

Berikut langkah-langkah percobaan:

48
1) Siapkan alat dan bahan, kemudian susunlah alat percobaan.
2) Panaskan air sebanyak 50 ml dengan menggunakan pemanas bunsen yang
tersedia!
3) Masukkan air dingin sekitar 50 gr (1 gr = 1 ml) kedalam kalorimeter. Catat
massa air dingin sebagai mad.
4) Dengan menggunakan termometer ukur suhu kesetimbangan awal antara air
dingin dan kalorimeter sebagai t1.
5) Ambil 50 ml air yang telah dipanaskan (dari langkah 2), buatlah temperatur air
panas 50°C dan dimasukkan dengan cepat kedalam kalorimeter. Catat suhu ini
sebagai t2.
6) Aduk pelan-pelan campuran air dingin dan panas tersebut sambil amati terus
perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Setelah penujukkan
termometer stabil dan suhunya hampir turun, catat suhunya sebagai ts.
7) Buanglah air pada kalorimeter, lalu ulangi langkah butir 3 sampai dengan 8
sebanyak 3 kali.
8) Catat data yang anda peroleh pada lembar data pengamatan yang tersedia.

IV. Praktikum 4 : Hidrostatika

Tekanan Hidrostatis pada titik kedalaman berapapun tidak akan dipengaruhi


oleh berat air, luasan permukaan air, ataupun bentuk bejana air. Tekanan hidrostatis
tersebut akan menekan ke segala arah. Satuan tekanan adalah Newton per meter
kuadrat (N/m2) atau Pascal (Pa).

Besarnya Tekanan Hidrostatis dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:


P=q×g×h

Keterangan :
P = Tekanan Hidrostatik (N/m2).
ρ = Massa Jenis Zat Cair (kg/m3)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2).
h = Kedalaman Dari Permukaan Zat Cair (m)

49
V. Praktikum 5 : Kelistrikan

Fungsi ukur yang dimiliki setiap multimeter ada beberapa macam tergantung tipe
dan merk multimeter. Akan tetapi pada umumnya setiap multimeter / multitester
memiliki 3 fungsi ukur utama yaitu sebagai alat ukur arus, tegangan dan resistansi.
Berikut adalah beberapa fungsi ukur yang ada pada multimeter.

Ohm Meter (Ω)


Ohm meter merupakan salah satu fungsi multimeter yang berfungsi untuk
mengetahui nilai resistansi suatu resistor atau komponen elektronika yang memiliki
unsur resistansi. Pada fungsi ohm meter ini untuk multimeter analog saklar selektor
berfungsi sebagai multiplier sedangkan pada multimeter digital saklar selektor
berfungsi sebagai batas ukur maksimum suatu resistansi yang dapat dihitung oleh
multimeter tersebut.

Ampere Meter (A)


Ampere meter adalah salah satu fungsi ukur pada multimeter yang berfungsi
untuk mengukur arus listrik. Pada multimeter pada umumnya terdiri dari 2 jenis
ampere meter yaitu ampere meter DC dan amper meter AC. Pada multimeter analog
dan digital pada fungsi ampere meter ini saklar selektor berfungsi sebagai batas ukur
maksimum, oleh karena itu arus yang akan diukur harus diprediksikan dibawah
batas ukur multimeter yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kerusakan pada multimeter.

Volt Meter (V)


Volt meter merupakan fungsi ukur untuk mengetahui level tegangan listrik.
Sama halnya dengan fungsi multimeter sebagai ampere meter. Pada fungsi volt
meter ini saklar selektor yang ada pada multimeter baik digital maupun analog
berfungsi sebagaibatas ukur maksimum, oleh karena itu harus diprediksikan level
tegangan yang akan diukur harus dibawah nilai batas ukur yang dipilih.

5.2 Saran

50
Untuk praktikum fisika dasar yaitu, sebelum melakukan percobaan praktikan harus
memahami dan mengetahui hal yang akan dilakukan. Mengetahui fungsi dari setiap alat
dan cara penggunaannya. Praktikum dilakukan dengan teliti agar mendapat data yang
akurat. Praktikan juga harus memperhatikan intruksi dari asisten agar praktikum berjalan
dengan lancar dan sesuai.
6

51
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum fisika dasar, 2021,laboraturium terpadu fakultas teknik, universitas


samawa, disusun oleh Dra. Eni Nuraini, M.T. Nanang Tawaf, S.T., M.T Syarif
Fitriyanto, M.Pd

https://materibelajar.co.id/pengertian-listrik/

http://fti.unissula.ac.id/download/Modul%20Praktikum%20TI/Smt2%20MODUL
%20FISIKA.pdf

52
Lampiran Dokumentasi
1. Praktikum 1 : Alat Ukur Dasar

2. Praktikum 2 : Pegas

53
3. Praktikum 3 : Kalorimeter

4. Praktikum 4 : Hidrostatika

54
5. raktikum 5 : Kelistrikan

.
55
56

Anda mungkin juga menyukai