Jawab : Pengaruh Proporsi teoung Ubi Jalar Kuning dan Tepung Kedelai dalam
Tepung Komposit terigu, Ubi Jalar Kuning dan Kedelai Terhadap Mutu Cookies
2. Mengapa saudara tertarik meneliti hal tersebut? Apa pentinya
Jawab:
Saya tertarik untuk melakukan penelitian ini karena cookies merupakan salah satu
cemilan yang sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat di indonesia.
Selama ini cookies dibuat dari tepung terigu, seperti yang kita ketahui bahwa
kebutuhan terigu indonesia tersebut terpenuhi dengan impor gandum karena indonesia
bukan negara penghasil gandum. Oleh karena itu pemanfaatan tepung dari bahan baku
lokal perlu doitingkatkan untuk mnegurangi ketergantungan terhadap tepung terigu.
Hal ini disebabkan karena produk cookies tidak memerlukan pengembangan yang
tinggi. Susanti (2010), menyatakan bahwa penggunakan terigu dapat diganti dengan
100% menggunakan tepung ubi jalar, salah satunya adalah ubi jalar kuning pada
pembuatan cookies.
3. Apa yang melatarbelakangi penelitian saudara?
Jawab :
Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah ingin mengurangi ketergantungan
terhadap penggunaan terigu, karena seperti yang kita ketahui bahwa kebutuhan terigu
indonesia tersebut terpenuhi dengan impor gandum karena indonesia bukan negara
penghasil gandum, sehingga perlu pemanfaatan bahan baku lokal untuk menggali
potensi pangan. Oleh karena itu pemanfaatan tepung dari bahan baku lokal perlu
ditingkatkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu. bahan pangan
yang digunakan untuk mengurangi pemggunaan terigu adalah ubi jalar kuning dan
kedelai. Hal ini disebabkan karena produk cookies tidak memerlukan pengembangan
yang tinggi. Menurut susanti (2010), menyatakan bahwan penggunaan terigu dapat
diganti 100% menggunakan tepung ubi jalar, salah satunya ubi jalar kuning pada
pembuatan cookies.
4. Kenapa memilih menggunakan ubi jalar kuning?
Jawab :
Pemilihan tepung ubi jalar kuning sebagai bahan utama dalam proses pembuatan
cookies karena ubi jalar kuning merupakan bahan pangan yang banyak ditemukan di
Indonesia. Menurut Purwono dan Heni (2007), ubi jalar yang berwarna kuning kaya
akan betakaroten (provitamin A) dan vitamin C. Kandungan betakaroten yang
terdapat dalam tepung ubi jalar kuning cukup tinggi yaitu 2900𝜇g/100 g dimana
berfungsi sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas dalam tubuh (Latifah,
2011).
Fungsi Betakaroten :
- Membantu mencegah kerusakan mata
- Mencegah kerusakan saraf
- Memperkuat kekebalan tubuh
5. Kenapa memilih menggunakan tepung kedelai ?
Jawab
Saya memilih menggunakan tepung kedelai karena seperti yabg kita ketahui ubi jalar
kuning mengandung karbohidrat dan serat yang tinggi namun rendah protein. Salah
satu cara untuk meningkatkan kadar protein cookies ubi jalar kuning adalah dengan
penambahan kacang-kacangan, salah satunya kedelai. Diantara kacang-kacangan
kadar protein kedelai paling tinggi yaitu 40,4 gram dalam 100 gram bahan (Mahmud,
2009).
6. Hipotesis?
Jwab :
hipotesis yang digunakan, yaitu diduga bahwa penggunaan konsentrasi tepung terigu
20%, tepung ubi jalar kuning 60% dan tepung kedelai 20% menghasilkan cookies
terbaik.
Berdasarkan hasil penelitian Mayasari (2015), menyatakan bahwa daya kesukaan
panelis terhadap hasil uji organoleptik pada parameter rasa, aroma, tekstur dan warna
adalah cookies dengan formulasi penambahan tepung ubi jalar 60 %. Semakin tinggi
konsentrasi tepung ubi jalar kuning yang digunakan pada pembuatan cookies,
semakin rendah khususnya terhadap atribut rasa dan tekstur. Menurut hasil penelitian
Jaya (2019), penambahan tepung kedelai terhadap cita rasa dan kadar air cookies ubi
jalar ungu menyatakan bahwa perlakuan terbaik dengan penambahan tepung kedelai
yaitu 20%. Perlakuan ini merupakan perlakuan terpilih dengan hasil uji organoleptik
pada parameter warna dan rasa.
7. Tujuan
Jawab : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tepung terigu dalam
tepung komposit ubi jalar kuning (Ipomea batatas) dan tepung kedelai (Glycine max)
terhadap karakteristik cookies.
- Tujuan dari membuat kerangka penelitian
- Dari menjawab pertanyaan penelitian
- Turunan dari teori yg digunakan
DIAGRAM ALIR
AYAKAN
- tepung yang terbuat dari dua atau lebih bahan pangan yang dicampur menjadi 1
- Campuran dari berbagai jensi tepung
Kadar air
Kadar air adalah persentase kadnungan air pada suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat kering.
Metode langsung (menggunakan oven): yaitu air bahan diuapkan kemudian berat
basah serta berat kering ditimbang.
Metode untuk menentukan kadar air :
1. Basis kering
2. Basis basah
Air Bebas adalah air yang tidak terikat secara fisik atau kimia dalam bahan
pangan.
Air terikat adalah air yang terikat secara fisik atau kimia dalam bahan pangan
Air bebas dapat membantu terjadinya proses kerusakan bahan pangan, seperti
proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik bahkan oleh aktivitas serangga perusak.
Sedangkan air dalam bentuk lain tidak dapat membantu terjadinya kerusakan
bahan pangan. Dalam hal ini digunakan pengertian aktifitas air (AW) untuk
menentukan kemampuan air dalam proses-proses kerusakan bahan makanan.
Hubungan kadar air dan kadar air bebas atau (AW) ditunjukkan dengan
kecendrungan bahwa semakin tinggi kadar air semakin tinggi pula nilai AW.
Penentuan kadar air dengan pengeringan (Thermogravimetri)
Prinsip penguapan air dengan pengeringan adalah penguapan air yang ada dalam
bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian dilakukan penimbangan terhadap
bahan hingga berat konstan yang mengindikasi bahwa semua air yang terkandung
dalam bahan sudah teruapkan.
Kelemahan :
1. Bahan lain selain air dapat ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap
air, seperti alkohol, asam asetat atau minyak atsiri
2. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap lain, seperti gula mengalami dekompossi atau karamelisasi, lemak
mengalami oksidasi.
3. Bahan yang mengandung bahan yang mengikat air secara sulit melepaskan
airnya meskupun sudah dipanaskan.
Hubungan air dan AW
Hubungan kadar air dengan AW ditunjukkan dengan kecendrungan bahwa semakin
tinggi kadar air maka semakin tinggi pula nilai AW nya. Kadar air dinyatakan dengan
(%) pada kisaran skala 1-100%, sedangkan nilai AW dinyatakan dengan desimal pada
kisaran 0-0.1 (Legowo dan Nurmanto 2004).
Ubi Jalar Kuning mengandung karbohidrat
Pati merupakan komponen utama pembentuk tekstur pada produk makanan yang bersifat
mengentalkan dan pembentuk gel.
Pati merupakan bentuk karbohidrat yang paling umum dalam makanan, dibentuk rantai
panjang glukosa yang biasa disebut amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer
tidak bercabang yang bersama-sama dengan amilopektin menjadi komponen penyusun pati.
Amilosa memberikan sifat keras (pera). Amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Rendemen merupakan perbandingan dari berat bahan setelah proses dan berat bahan
sebelum proses (berat bahan mentah)
Rendemen pati ubi jalar kuning : 19,632%
Gluten : protein yang ditemukan pada dalam biji-bijian seperti padi, serelia, gandum.
Gluten berperan
- berperan dalam mempengaruhi elastisitas adonan dan bertindak sebegai perekat
untuk menyatukan makanan, yang pada akhirnya mempengaruhi kekenyalan
produk yang dipanggang
Gluten ada 2 yaitu : glutenin ( ELASTISITAS ADONAN ) dan gliadin ( MEMBRIKAN
KEMAMPUAN ROTI UNTUK MENGEMBANG SAAT DIPANGGANG
Asam amino esensial : asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus
diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Contoh : lisin, leusin, fenilalann, histidin
Asam amino non esensial : asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh: contoh : asam
aspartame, sistein, asam glutamat
KEDELAI
Kandungan asam amino penting yang terdapat dalam kedelai yaitu isoleusin, leusin,
lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptopan, dan valin yang rata – rata tinggi, kecuali
metionin dan fenilalanin. Kedelai juga mengandung kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan B
ALASAN
Pembuatan tepung kedelai dapat dibuat dengan beberapa cara, salah satunya adalah
dengan melakukan proses pemanasan. Pembuatan tepung kedelai melalui proses pemanasan
penting. Pembuatan tepung kedelai menggunakan metode basah (perebusan) karena pada
proses pengolahan tepung kedelai menghasilkan warna tepung kedelai berwarna putih,
sedangkan jika menggunakan metode kering (disangrai) kedelai akan berubah menjadi
kecokelatan dan akan mempengaruhi warna tepung kedelai (Warisno, 2010). Tujuan dari
perebusan yaitu untuk menghilangkan aroma langu pada kedelai yang disebabkan oleh enzim
lipoksigenase yang terdapat didalam kedelai yang akan muncul ketika adanya pengolahan
dan juga tujuan dari perendaman dan perebusan itu sendiri untuk menghilangkan rasa pahit
yang dihasilkan oleh senyawa glikosida pada biji kedelai, sehingga tepung kedelai yang
digunakan hanya menyisahkan rasa kacang kedelai tanpa adanya rasa pahit yang disebabkan
JAWAB : pada saat penghancuran kedelao enzim lipoksigenasi segera mengkatalisasi reaksi
asam lemak tak jenuh terutama asam lemak linoleat dan linolenat yang mengakibatkan
perkembangn otak
Asam lemak bebas (FFA) : asam lemak yang berada sebagai asam bebeas tidak terikat
- untuk melunakkan tekstur biji kedelai, sehingga pada saat penggilingan akan
memberikan hasil yang lebih baik dan menurunkan kandungan oligosakarida
( penyebab flatuensi), mengeluarkan gas secara berlebihan.
- Selain itu juga memudahkan pada tahap pengupasan kulit ari.
- Meningkatkan kadar air sehingga konduktivitas panas biji kedelai lebih baik
- Mempermudah destruksi antitripsin. ( senyawa protein yang bersifat sebagai
aintinutrisi) yaitu memepunyai kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim
tripsindi dalam saluran pencernaan
PROTEIN
Sifat-sifat protein :
1. Sukar larut dalam air
2. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau basa
3. Dapat mengalami kerusakan ( terdenaturasi )akibat pemanasan
Denaturasi protein : pemutusan ikatan yang lemah dalam molekul protein sehingga
mengubah struktur yang sangat teratur dalam protein dan juga menghilangkan fungsi
biologisnya.
Denaturasi protein terjadi pada suhu berapa : denaturasi dapat mengubah sifat protein
menjadi sukar larut dalam air. Penggumpalan ini dapat disebakan oleh pemanasan,
penambahan asam, penambahan enzim. Pada suhu 80celcius.
Gugus Karboksil :
KADAR ABU : Residu anorganik, dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organic
dalam bahan pangan.
Penetapan kadar abu : dilakukan untuk mengetahui kandungan komponen yang tidak
menguap yang tetap tinggal pada pembakaran dan pemijaran senyawa organik. Semakin
tinggi kadar abu suatu bahan, mka swmakin tinggi kemurniannya.
Mengapa penentuan kdar abu dalam suatu bahan pangan menjadi penting ? Penentuan
kadar abu bertujuan untuk menentukan kualitas pengolahan, mengetahui jenis bahan yang
digunakan dan sebagai parameter penentu nilai gizi dalam makanan
Perbedaan uji BNJ dan BNT?
- BNJ : sering disebut uji tukey HSD (Honestly Significan Difference).
Penggunaan uji ini sangat sederhana karena hanya menggunakan 1 nilai untuk
menguji semua kombinasi perlakuan yang akan dibandingkan.
- BNt : singkatan dari beda nyata terkecil, di spps sering di sebut dengan uji LSD
(Least Significant Difference). Metode ini dijadikan nilai bnt sebagai acuan dalam
- Duncan : berbeda dengan BNT dan BNJ. Kalau BNT atau BNJ perbandingan
terhadap rata-rata perlkuan hanya menggunakan 1 nilai pembanding. Sefangkan
Duncan (DMRT) nilai pembandingnya sebanyak P-1 atau tergantung bayaknya
perlakuan. Artinya apabila perlakuan ada berjumlah 10 maka pembandingnya 9.
- Polinomial : digunakan untuk menguji trend pengaruh perlakuan terhadap respon
(linier, kuadratik, kubik dst) berlaku untuk perlakuan yang bersifat kuantitatif.