Edukasi Efektif Untuk Pasien Hipertensi Lansia Pada Bakti Sosial
Edukasi Efektif Untuk Pasien Hipertensi Lansia Pada Bakti Sosial
Abstract. Baksos is one of the usual health services. Usually this activity provides free
medical services so that many people are interested in coming to see their health. Elderly
patients are chosen because elderly patients have special treatment and are vulnerable to
life-threatening diseases. whereas hypertensive patients are chosen because the elderly
patients who come are the majority who experience the disease. the condition is
exacerbated by the lack of patient knowledge about hypertension and the patient's
willingness to control routinely. with the existence of good and correct education it is
expected that elderly hypertensive patients can be handled properly.
1. PENDAHULUAN
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2003 ). Edukasi merupakan
proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu (Suliha, 2002). Pendidikan
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sudah semestinya usaha
dalam menumbuh kembangkan pendidikan secara sistematis dan berkualitas perlu terus di
upayakan, sehingga tujuan dari proses pendidikan dapat dicapai secara optimal. Pendidikan
memiliki arti penting bagi individu, pendidikan lebih jauh memberikan pengaruh yang besar
terhadap kemajuan suatu bangsa.
Dalam konteks relasi sosial, khususnya dalam relasi antara masyarakat yang membutuhkan
pendidikan pada tingkat dan jenjang tertentu melalui pendidikan formal dan pemerintah sebagai
penyedia kebutuhan itu terdapat semacam muatan yang menjadi pengikat dalam relasi itu.
Hubungan antara masyarakat dan pemerintah dengan salah satu muatannya adalah kebutuhan atas
pendidikan dipahami dalam konteks organisasi, keberadaannya dapat dilihat dari sudut pandang
muatan dalam jaringan sosial dalam suatu organisasi sosial (Agusyanto, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan terkait pentingnya edukasi atau
pendidikan itu sendiri dalam penelitian ini dalam merencanakan, memantau, mengaplikasikan
metode, mendeskripdsikan, dan mengevaluasi hasil erhadap pengetahuan akan teknik dan metode
apa saja yang diketahui oleh para responden penelitian yakni khususnya para pengunjung lembaga
penyedia layanan kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai pemberian informasi,
instruksi, atau peningkatan pemahaman terkait kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat meliputi
jenis pendidikan terkait potensial kesehatan dan bagaimana potensial kesehatan dapat tercapai atau
terkait bagaimana menghindari masalah penyakit tertentu (Carr, et al., 2014).
Tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992
maupun WHO yakni: “meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat pelayanan kesehatan
maupun program kesehatan lainnya. Pendidikan kesehatan sangat berpengaruh untuk
meningkatkan derajat kesehatan seseorang dengan cara meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk melakukan upaya kesehatan itu sendiri.
Lansia (Lanjut Usia) adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Data Statistik
Indonesia, 2010). Penggolongan lansia menurut Depkes dibagi menjadi tiga kelom- pok yakni
kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), kelompok lansia (65 tahun ke atas), dan lansia resiko tinggi
(lebih dari 70 tahun).
Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia
(aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar
7,18%. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) memperkirakan pada 2025,
lebih dari seperlima penduduk Indonesia adalah orang lanjut usia (Megarani, 2007). Lansia
merupakan kelompok penduduk yang menjadi fokus perhatian para ilmuwan, masyarakat, dan
pemerintah karena membawa berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan jalan
keluarnya, termasuk bidang kesehatan (Cunha, 2010).
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang hampir diderita sekitar 25% penduduk
dunia dewasa (Adrogué & Madias, 2007)Hipertensi didefinisika sebagai tekanan darah sistolik
>140 mm Hg atau tekanan diastolik > 90 mm Hg (Chobanian, et al., 2003)Prevalensi utama
hipertensi pada kulit hitam, pria dan pada orang tua (August, 2003). Insidensi hipertensi
meningkat seiring bertambahnya usia, sekitar 60 % dari semua kematian prematur diakibatkan
oleh hipertensi terjadi di antara pasien dengan hipertensi ringan (Williams & Fisher, 1997).
Prevalensi hipertensi diprediksi meningkat 60% pada tahun 2025, yaitu sekitar 1.56 juta
orang penderita. Hal ini merupakan faktor risiko dari penyakit kardiovaskuler dan bertanggung
jawab terhadap kebanyakan kematian di dunia. Hipertensi primer atau yang dikenal dengan
hipertensi essensial atau idiopatik merupakan kasus hipertensi terbanyak, yaitu sekitar 95% dari
kejadian hipertensi secara keseluruhan (Adrogué & Madias, 2007). Berdasarkan penelitian WHO-
Comunity Study of the Elderly Central Java menemukan bahwa hipertensi dan penyakit
kardiovaskuler merupakan penyakit kedua terbanyak yang diderita lansia setelah artritis, yaitu
sebesar 15,2% dari 1203 sampel (Nugroho, 2000).
Baksos merupakan kegiatan yang umum dilakukan oleh seorang koass, bahkan ketika masih
menjalani pendidikan pre-klinik. kegiatan tersebut biasanya menawarkan agenda pengobatan
gratis sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk melakukan pengecekan kesehatan.
Sebagian besar pasien yang datang jarang melakukan pengecekan kesehatan rutin. Bahkan
beberapa dari pasien tersebut baru menyadari penyakit yang diderita ketika melakukan pengecekan
kesehatan di Baksos.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimanakah edukasi untuk pasien hipertensi
lansia pada Bakti sosial di Balai Desa Krajan, Gatak, Sukoharjo? Yang kedua adalah hasil apa
yang dicapai dalam dukasi untuk pasien hipertensi lansia pada Bakti sosial di Balai Desa Krajan,
Gatak, Sukoharjo? Kemudaian pa saja yang harus ditekankan dan dihidari dalam dukasi untuk
pasien hipertensi lansia pada Bakti sosial di Balai Desa Krajan, Gatak, Sukoharjo?
Tujuan dari penelitian ini adalah agar pembaca mengetahui bagaimana dukasi untuk
pasien hipertensi lansia pada Baksos di Balai Desa Krajan, Gatak, Sukoharjo. Harapannya dengan
adanya penelitian ini pembaca dapat melakukan edukasi yang lebih efektif pada Baksos yang
akan/sedang pembaca lakukan.
2. METODE
Penilitian deskriptif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomenan alamiah maupun fenomena buatan manusia
(Sukmadinata, 2006:72). Data penelitian didapatkan dengan cara melakukan wawancara dan
mengamati cara edukasi koass yang betugas saat melayani pasien pada Baksos di Balai Desa
Krajan, Gatak, Sukoharjo.
4. SIMPULAN
Edukasi disampaikan dengan cara penyampaian langsung antara koass dan pasien. koass
menyampaikan isi edukasi dengan menggunakan bhasa sehari-hari pasien dan dengan cara singkat
dan lugas. Edukasi dikatakan efektif jika pasien benar-benar memahami apa yang disampaikan dan
mau melakukan arahan dengan baik seperti keteraturan minum obat, perbaikan pola hidup dan
melakukan kontrol rutin. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa edukasi merakukan proses
dimana yang tidak tau menjadi tau dan penerima edukasi mau melakukan arahan dari pemberi
edukasi
Edukasi yang dilakukan dalam penelitian ini termask tidak efektif karena koass tidak bisa
memastikan apakah pasien melkukan arahan dengan baik dikarenakan baksos tidak dilakukan
secara rutin. Kendala bahasa dan waktu yang sempit juga menjadi faktor lain dari ketidakefektifan
edukasi.
5. SARAN
Untuk kedepannya, ketika mengadakan Baksos, seharusnya dilakukan secara rutin agar
koass dapat memantau perkembangan pasien. Selain itu dikarenakan kondisi yang ramai
seharusnya pihak yang mengadakan Baksos dapat menyediakan koass yang mencukupi agar waktu
untuk edukasi bisa lebih lama. Kecakapan koass dalam menggunakan bahasa sehari-hari pasien
juga perlu diperhatikan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Jurnal
Adrogué, H. J., & Madias, N. (2007). Sodium and potassium in the pathogenesis of hypertension.
New England journal of medicine, 356(19), 1966-1978.
August, P. (2003). Initial treatment of hypertension. New England Journal of Medicine, 348(7),
610-617.
Chobanian, A. V., Bakris, G., Black, H., Cushman, W., Green, L., Izzo Jr, J., & Roccella, E.
(2003).
he seventh report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation,
and
treatment of high blood pressure: the JNC 7 report. jama 289(19), 2560-2571.
Williams, G. H., & Fisher, N. (1997). Williams, G. H., & Fisher, N. D. (1997). Genetic approach
to diagnostic and therapeutic decisions in human hypertension. Current opinion in
nephrology and hypertension, 6(2), 199-204.
Lainnya
Megarani, A. M. (2007). Pada 2025, Seperlima Penduduk Indonesia Lansia. Retrieved from http:
//www.Tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/11/12
Data Statistik Indonesia. (2010). Retrieved from http://www.datastatistik-indonesia.com