Psikoneuroimunologi
Psikoneuroimunologi
“PSIKONEUROIMUNOLOGI”
KELOMPOK 10
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2013
PSIKONEUROIMUNOLOGI
A. Pengertian Psikoneuroimunologi
Psikoneuroimunologi adalah suatu bidang penelitian baru yang
menghubungkan proses-proses psikologi, neural, dan imunologis. Banyak dokter telah
memperhatikan hubungan antara kehilangan yang penting, seperti kematian orang
yang dicintai dan penyakit yang menyusul. Hubungan itu sering terasa sangat hebat
bila orang yang mengalami kehilangan itu tidak dapat mengungkapkan emosi-emosi
yang kuat, misalnya kesedihan yang biasanya terjadi karena orang sendiri mengalami
tragedi itu. Hipotesis bahwa stres yang ditimbulkan kehilangan atau pemisah yang
hebat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan dengan demikian ikut menyebabkan
sejumlah penyakit fisik.
Sistem kekebalan memiliki dua tugas pokok, yakni mengetahui adanya benda-
benda asing (yang disebut antigen) dan menonaktifkan atau menghilangkan benda-
benda itu. Sistem kekebalan itu terdiri dari beberapa kelompok sel berbeda yang
dinamakan limfosit-limfosit. Penelitian belakangan telah memberikan suatu
pemahaman awal mengenai bagaimana stres dan faktor-faktor emosional
menyebabkan perubahan-perubahan hormon yang kadang-kadang dapat mengurangi
efisiensi dari sistem kekebalan dan dengan demikian meningkatkan kerentanan
terhadap penyakit.
Para ahli psikoneuroimunologi meneliti sekaligus tiga sistem tubuh, sistem
saraf, sistem endokrin, dan sistem kekebalan yang berkomunikasi antara yang satu
dengan yang lainnya melalui sinyal-sinyal kimia yang kompleks. Ada kemungkinan
hal ini sedang diteliti terutama pada orang-orang yang menderita salah satu dari dua
kondisi psikologis yang berat, yakni skizofrenia dan depresi.
B. Sejarah Psikoneuroimunologi
Stres merupakan sebuah terminologi yang sangat populer dalam percakapan
sehari-hari. Stres adalah salah satu dampak perubahan sosial dan akibat dari suatu
proses modernisasi yang biasanya diikuti oleh poliferasi teknologi, perubahan tatanan
hidup serta kompetisi antar individu yang makin berat.
Pada awal tahun 1950-an para ahli perilaku mempelajari hubungan perilaku
dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat kompleks dan salah satu isu menarik
adalah hubungan antara stres dengan sistem kekebalan tubuh.
Akhir-akhir ini berkembang penelitian tentang hubungan antar perilaku, kerja
saraf, fungsi endokrin dan imunitas. Penelitian-penelitian tersebut telah mendorong
munculnya konsep baru yaitu psikoneuroimunologi. Martin (1938) mengemukakan
ide dasar konsep psikoneuroimunologi yaitu : a. Status emosi menentukan fungsi
sistem kekebalan, b. Stres dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi dan
karsinoma. Dikatakan lebih lanjut bahwa karakter, perilaku, pola coping dan status
emosi berperan pada modulasi sistem imun. Holden (1980) dan Ader (1981)
mengenalkan istilah psikoneuroimunologi : yaitu kajian yang melibatkan berbagai
segi keilmuan, neurologi, psikiatri, patobiologi dan imunologi. Selanjutnya konsep ini
banyak digunakan pada penelitian dan banyak temuan memperkuat keterkaitan stres
terhadap berbagai patogenesis penyakit termasuk infeksi dan neoplasma.
Cahyono, J.B. Suharjo B. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta : Kanisius
Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta : Gramedia.
Tambayong, Jan. 1994. Buku Ajar Histologi Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Umar, Husein. 1998. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
http://www.analisadaily.com/news/15939/hubungan-stres-dengan-kesehatan-tubuh/, diakses
pada tanggal 1 Desember 2013 pukul 20.15