Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

Metode
Pelaksanaan dan
Alat Berat
Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Jalan

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

05
Teknik Teknik Sipil W111700025 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas tentang metode Diharapkan setelah membaca modul ini
pelaksanaan pekerjaan jalan, Pekerjaan mahasiswa dapat : menjelaskan metode
persiapan dan drainase, serta Pekerjaan pelaksanaan pada pekerjaan jalan raya
Perkerasan badan jalan.
Pembahasan

I. PENDAHULUAN
Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang
bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan pengikatnya
yang jalannya biasa juga disebut jalan rabat/rigid beton. Jalan rabat/rigid beton biasanya digunakan
untuk ruas jalan untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat.

Selain itu karena biaya pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya
awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan (tentunya ini akan memakan biaya yang tidak sedikit
pula), sangatlah tepat menggunakan jenis jalan ini.

Pembangunan jalan beton ini dilakukan dengan menggunakan metode dan peralatan beton
yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan tetap mengikuti petunjuk dan persyaratan
teknis pelaksanaan pembangunan jalan beton yang telah ditetapkan.

II. PELAKSANA KERJA


Dalam melaksanakan pekerjaan ini, tenaga inti dan pendukung yang dilibatkan, dengan rincian
pembagian tugas (jobs discretion) sebagai berikut:

1. Site Manager

Site Manager di lapangan adalah sebagai team leader


Tugas Site Manager pada pekerjaan ini adalah sebagaiberikut :
a. Melakukan koordinasi dan supervisi internal team kontraktor untuk seluruh pekerjaan, baik
pekerjaan di lapangan maupun pekerjaan analisa / kantor.
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada seluruh anggota team sesuai dengan
pembagian tugas menurut keahlian masing-masing.
c. Melakukan fungsi mekanisme kerja eksternal yang menyangkut tindakan diskusi atau rapat
dengan pihak Direksi selanjutnya meneruskan kembali kepada semua anggota team.
d. Membuat pedoman dan catatan pelaksanaan yang akan digunakan seluruh anggota team
dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan.
e. Menjalankan tugas keseluruhan secara terus menerus dan koordinatif.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
2 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
2. Quality Control

Quality Control bertugas untuk :

a. Melakukan koordinasi dan supervisi pada pekerjaan agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

b. Memonitoring pekerjaan yang sedang dikerjakan baik spek, maupun keselamatan kerja agar
tidak terjadi kesalahan maupun kecelakaan kerja.

c. Bertanggung jawab kepada Site Manager mengenai cara pelaksanaan di lapangan.

3. Quality

Tugas dari Quality pada pekerjaan ini adalah :

a. Bertanggung jawab kepada Site Manager mengenai rencana pekerjaan dengan keadaan di
lapangan khususnya untuk kondisi tanah tempat pelaksanaan pekerjaan
b. Meneliti apakah rencana kerja yang akan dilaksanakan dapat dipertanggung jawabkan secara
teori.
c. Memberi petunjuk kepada pelaksana tentang keamanan dan standarisasi pekerjaan yang
dikerjakan.

4. Pelaksana Lapangan

Pelaksana lapangan atau pengawas lapangan bertugas untuk:

a. Bertugas untuk membantu Site Manager dalam melakukan pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan di lapangan dalam segala aspek ketelitiannya.

b. Melakukan pendetailan desain serta pengelolaan data mengenai pengukuran yang


dilaksanakan di lapangan terutama mengenai kondisi yang berhubungan dengan ketopografian.

c. Bertanggungjawab kepeda Site Manager mengenai pelaksanaan pekerjaan yang ada di


lapangan.

5. Juru Gambar

Tugas Juru Gambar adalah :

a. Bertanggung Jawab Kepada Site Manager tentang Gambar Rencana Pekerjaan yang akan
dikerjakan.

b. Membuat Gambar Rencana Pekerjaan yg akan dikerjakan sesuai dengan kondisi lapangan.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
3 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
6. Administrasi

a. Bertugas membantu Site Manager dalam melakukan pengelolaan administrasi keproyekan


yang berhubungan laporan tingkat lapangan dalam segala aspek ketelitiannya.

b. Melakukan tugas administrasi perkantoran diantaranya pengarsipan surat masuk dan keluar
yang berhubungan dengan pelaksanaan keproyekan.

c. Mendokumentasikan seluruh kegiatan kedalam bentuk album photo kegiatan dan dilaporkan
kepada Site Manager.

III. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pada pekerjaan ini terdiri dari :

1. Pekerjaan Pendahuluan.

Setelah Penandatangan Kontrak, di adakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan untuk membahas semua hal baik
yang teknis maupun yang non teknis, serta menyampaikan rencana mobilisasi alat,rencana
tempat pembangunan direksi keet, Barak Kerja serta Laboratorium.

Setelah semua disetujui dilakukan rekayasa lapangan guna melihat secara langsung langkah-
langkah yang akan dikerjakan, serta metode-metode yang digunakan.

Terdiri dari pekerjaan :

a. Mobilisasi

Mobilisasi Peralatan pekerjaan yang terdiri dari concrete mixer kapasitas 0,3-0,6 m3, concrete
vibrator serta dump truck 2 buah dilakukan kurang lebih 7 hari setelah mendapatkan Surat
Perintah Mulai Kerja.

b. Pembuatan Direksi Keet, Bangsal Kerja serta Laboratorium

Pembuatan Direksi keet bertujuan untuk kantor baik untuk direksi lapangan maupun
pengawas lapangan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk kantor maupun
tempat rapat antara direksi lapangan, pengawas lapangan.

Pembuatan Bangsal kerja digunakan untuk menyimpan material agar terlindung dari hujan dan
aman, serta tempat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya teknis.

Pembuatan Laboratorium bertujuan untuk dapat mengetahui hasil pekerjaan maupun rencana
pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

c. Pembuatan Papan Nama Proyek.

Pembuatan Papan Nama proyek dipasang ditempat yang dapat dilihat dengan jelas, berisikan
Data pekerjaan tersebut.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
4 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
2. Pekerjaan Persiapan.

Guna kelancaran pekerjaan, sebagian lebar jalan ditutup (arus lalu-lintas dialihkan). Kemudian
dilakukan penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian rencana pekerjaan berdasarkan hasil
pengukuran dan pematokan. Setelah itu, badan jalan dibersihkan dari kotoran kotoran yang ada
seperti rumput akar-akar serta sampah yang dapat mengganggu proses pekerjaan. Apabila ada
badan jalan yang tidak sesuai dilakukan pembentukan badan jalan.

Untuk pekerjaan box culvert dikerjakan sebagian agar tidak mengganggu lalu lintas kendaraan
maupun masuknya material ke lokasi, apabila diperlukan dibuat jembatan sementara .

3. Pekerjaan Utama

Pada paket pekerjaan ini Pekerjaan Utama adalah Pekerjaan Perkerasan Jalan beton dengan
volume = 608,18 m3. Selain Pekerjaan Utama terdapat juga pekerjaan Pendukung yang terdiri dari:

a. Pekerjaan Timbunan Pasir (Levaransir)

b. Penghamparan Plastik Filter

c. Pekerjaan Pasangan Batu

d. Pebuatan Gorong-gorong 1 x 1 x 7 m

Langkah –langkah Pekerjaan di Lapangan


Pembuatan mal (bekesting): Bahannya dari kayu dengan model kotak empat persegi panjang dengan
lebar separuh lebar jalan dan dengan panjang disesuaikan. Ukuran tinggi mal sesuai dengan
ketabalan rabat beton rencana, Hanya saja ukuran ketebalan mal melintang dibuat miring mengikuti
kemiringan melintang normal jalan sebesar 2 % Sedangkan ukuran mal memanjang mengikuti
ketinggian pada kedua ujung mal melintang. Hal ini dilakukan agar kemiringan jalan yang
dikehendaki sesuai dengan rencana kemiringan jalan.

Pemasangan mal kotak ini dilakukan di atas tanah asli hanya pada satu sisi jalan saja sehingga bagian
atau sisi lainnya dapat dilewati oleh kendaraan ringan dengan model papan catur (nanti setelah
pengecoran selesai baru berpindah ke sisi lainnya) sekaligus dapat dilewati oleh kendaraan maupun
alat-alat kerja.

Setelah pemasangan kotak mal selesai dilakukan maka:

a. Pemasangan/penggelaran plastik dengan maksud sebagai breaker di atas tanah agar tidak terjadi
perlekatan antara tanah dan pasir alas . Plastik itu juga dilekatkan pada mal kotak slab dan secara
rapat melekat pada tanah.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
5 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
b. Penghamparan pasir alas dengan ketebalan sesuai rencana, setelah dihampar dilakukan perataan
pasir lalu dilakukan penyiraman pasir tersebut. Tujuan penyiraman adalah untuk mendapatkan
kepadatan pasir yang maksimal.

Pekerjaan Beton
Lingkup Pekerjaan

Meliputi Pekerjaan :

a. Cor Beton K-225 untuk pekerjaan Perkerasan Jalan beton.

b. Cur Beton K-250 untuk pekerjaan Gorong-gorong Box

c. Cor Beton K-175 untuk lantai kerja Gorong-gorong Box

1. Cor Beton

Persyaratan Umum

a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang
diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet),
yang memiliki karakteristik tertentu.

b. Agregat meliputi yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat
halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur
dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar serta
memberikan suatu permukaan akhir yang halus.

c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan
ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk
memudahkan pengerjaan selama pencampuran.

d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau
bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan
kecuali diminta demikian di dalam persyaratan kontrak khusus.

e. Peraturan (Code) Beton

Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia – PBI Tahun 1971 atau perbaikan
yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan
secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak
disebut dalam PBI 1971.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
6 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland

1). Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Direksi Proyek, dan
memenuhi syarat S.400 menurut Standar Semen Indonesia (NI -8-1972).

2). Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan mutu semen yang baik dari satu jenis merk atas
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.

3). Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk dipergunakan.

4). Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban dimana gudang tempat penyimpanannya mempunyai ventilasi cukup dan tidak
kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm diatas lantai. Tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m sesuai syarat penumpukan semen dan setiap
pengiriman semen baru dipisahkan dari semen yang lama dan diberi tanda dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengiriman.

b. Pasir

1). Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat – zat alkali dan substansi – substansi yang dapat
merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5 %.

2). Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.

c. Air

Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih, tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan – bahan organis dan bahan lain yang dapat merusak mutu beton
maupun mempengaruhi daya lekat semen dan harus memenuhi NI-3

d. Agregat

1. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi
batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari
sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.

2. Agregat harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan dan dengan keadaan mutu (sifat)
yang diberikan pada Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih dari tiga perempat
ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan
cetakan. (acuan)

3. Agregat halus bergradasi baik dari kasar sampai halus hampir seluruh partikel lolos saringan
4,75 mm.

4. Semua agregat halus, harus bebas dari jumlah cacat kotoran organik, dan jika dimintakan
demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik menggunakan
pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
7 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.

3. Persyaratan Pelaksanaan

- Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton

a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia l991.Bilamana tidak
ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh
kubus yang bersisi 15 ( 0,06 ) cm diuji pada umur 28 hari.

b. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat

c. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ,dipakai "campuran yang direncanakan" (Designed Mix).Campuran yang
direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang disyaratkan.

- Pengadukan Beton

Bahan-bahan pembentuk beton dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu
‘MOLEN'. Tim Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan
dan warna yang merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan,
kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi.

- Pengangkutan Beton

Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton sedemikian rupa sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan
nilai slump.

Proses Pelaksanaan Pengecoran Beton :

a. Beton yang berasal dari molen dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan
secara manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan concrete
vibrator. Proses perataan dan pemadatan terjadi karena alat concrete vibrator tersebut selain
meratakan juga bergetar sehingga terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal,
pemadatan dibantu dengan menggunakan vibrator beton, kemudian dilakukan perataan manual.

b. Kotak yang pertama dicor kemudian pengecoran dilanjutkan pada kotak berikutnya.

c. Setelah slab beton selesai dipadatkan maka pelat beton tersebut ditutupi dengan atap plastik
untuk menghindari sinar matahari secara langsung yang dapat membuat beton mengering tidak
secara alamiah juga untuk mencegah terjadinya retak rambut.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
8 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
d. Membuatan alur (grooving) dilakukan secara manual setelah beton dalam keadaansetengah
mengeras ± 3 - 4 jam sesudah pengecoran

e. Pada hari kedua setelah pengecoran selesai, dilakukan proses curing dengan menggelar karung
goni di atas plat beton dan disiram dengan air 3 kali sehari selama seminggu

f. Pada hari ketiga setelah pengecoran maka mal (bekesting) samping dibuka dilanjutkan dengan
pemasangan mal memanjang (samping) tanpa memasang mal melintang karena pelat beton
yang sudah dicor berfungsi sebagai mal melintang.

g. Kemudian sebagai pemisah antara dua pelat beton (yang sudah dicor dengan hendak dicor)
dilekatkan gabus (styro foam) dengan tebal 0,5 cm untuk membentuk deletasi (celah) untuk
muai dan susut plat beton.

h. Demikianlah sistem pengecoran tersebut dilakukan pada satu sisi jalan dengan lebar 2.25m dan
diselesaikan sesuai dengan panjang rencana jalan itu.

i. Setelah pengecoran pada sisi kiri selesai sesuai dengan panjang jalan rencana,pemasangan mal
(bekesting) pada sisi kanan jalan tersebut dilakukan lagi. Hanya saja mal memanjang pada salah
satu sisi sudah tidak diperlukan lagi karena sudah ada pelat beton yang telah dicor. Pengecoran
dilanjutkan dengan memakai sistem yang sama hanya pada sisi memanjang

j. Kemudian pada saat pengecoran akan dilakukan, disisipkan/dilekatkan gabus (styro foam) di
antara kedua pelat beton (antara pelat beton lama dan yang baru yang akan dicor) pada
sisi/sambungan memanjang agar tidak terjadi lekatan dan membuat dilatasi (celah) untuk muai
susut pelat beton.

Kendali Mutu:

• Pengendalian mutu mulai dari proses pencampuran di batching plant dilakukan oleh pengawas
teknik kontraktor, staf teknis dinas, dan pengawas teknik konsultan terhadap komposisi dan berat
masing-masing agregat sesuai dengan job mix formula.

• Sedangkan pada pengecoran di lapangan dilakukan pengambilan sampel 2 kubus tiap 5 m3


campuran. lalu dilakukan perendaman di lokasi pekerjaan.

• Setelah itu dilakukan pengetesan terhadap kuat tekan kubus beton dengan umur 7, 14, dan 28
hari) dengan menggunakan fasilitas peralatan laboratorium beton Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur menggunakan batu pilihan yang disambungkan dalam
adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan penyangga untuk menahan
beban yang datang

(1) Kondisi Lapangan Pekerjaan

a. Semua galian harus selalu bebas dari air dan melengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan,
peralatan dan tenaga kerja untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
9 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan dinding cut off dan bendungan sementara
(cofferdam).

b. Pompa cadangan harus disiapkan oleh Kontraktor di tempat pekerjaan selama pelaksanaan
pekerjaan

(2) Penjadwalan Pekerjaan

a. Sebuah jadwal pekerjaan disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah penggalian dan
penyiapannya telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar berdasarkan tingkat
sebenarnya pelaksanaan pasangan batu.

b. Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk memberi kondisi yang baik dan
kering pada waktu penggunaan pasangan batu.

c. Parit-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar sedemikian


sehingga jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu, kecuali sebuah
jalan pengalihan (alternatif) disediakan.

(3) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan harus diperbaiki sesuai
dengan rencna kerja.

b. menyelesaikan struktur pasangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian
yang dalam menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek atau kelalaian

BAHAN-BAHAN

(1) Batu

a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak, dan harus memiliki
satu daya tahan (awet).

b. Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi
seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila, dipasang bersama-sama dan
memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan.

(2) Adonan

Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian semen
terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan.

(3) Drainase Porous

Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut filter,
lapisan dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada spesifikasi ini
untuk Drainase Porous.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
10 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
(4) Beton

Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan batu harus
disediakan yang sesuai dengan spesifikasi ini.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) Persiapan Untuk Pasangan Batu

a. Penggalian dan persiapan dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan Galian.

b. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sebelum pekerjaan
pasangan batu dimulai.

c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam gambar rencana, dasar pondasi dinding
penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga
terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horizontal atau
(untuk tanah miring) dalam bagian horizontal bertangga..

(2) Pelaksanaan Pasangan Batu

a. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yng sudah disiapkan harus juga dibasahi.

b. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas 2 –
5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua
rongga diantara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.

c. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi
yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapis pertama. Batu
pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan disudut-sudut. Harus
diperhatikan dan dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya.

d. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan yang
terlihat batu harus diatur sejajar dengan pemukaan dinding yang sedang dibangun.

e. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau gerakan
batu yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana perlu untuk
menopang dan memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya. Penggilasan atau
memutar-mutar batu diatas pekerjaan batu yang sudah dipasang tidak diizinkan.

f. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali harus
dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batunya hanya dipasang
diatas adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau tergeser
sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan
yang diperas dan dipasang kembali dengan adonan segar.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
11 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
(3) Penyelesaian Pasangan Batu

a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung.

b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal dari semua pasangan batu akan
diselesaikan dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai
permukaan rata dengan kemiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap air
hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus tersebut akan dimasukkan di dalam
ukuran khusus dari struktur.

c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar, permukaan
yang nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda adonan.

d. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk pekerjaan
beton dalam spesifikasi ini.

e. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah penyelesaian
pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana ditetapkan, atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan spesifikasi yang
relevan.

PENGENDALIAN LAPANGAN

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama
berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi dengan
perhatian khusus mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

❖ Pekerjaan Pembuatan Gorong-Gorong.

Dalam pekerjaan ini ukuran gorong-gorong adalah 1 x 1 x 7 m. Langkah-langkah pekerjaan


Gorong-gorong :

• Galian tanah

Galian tanah dilakukan sesuai dengan ukuran gorong-gorong tersebut setengan lebar
jalan agar jalan masih dapat dilewati, setelah selesai digali dilakukan pembersihan sisa-
sisa kotoran di bekas galian tersebut.

Aliran air yang melintasi bekas galian ditutup untuk kelancaran proses pengecoran.

• Bekesting

Ukuran bekesting dibuat sesuai ukuran gorong-gorong, menggunakan kayu yang lurus
dan dikerjakan tempat yang rata.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
12 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
• Penulangan

Penulangan dibuat sesuai ukuran baik bentuk maupun diameter tulangan. Pembengkokan
tulangan dilakukan dengan teliti agar ukuran tidak salah.

Setelah Bekesting dan Penulangan selesai dibuat, kemudian dirangkai pada galian yang
telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya dilakukan pengecoran yang sebelumnya dilakukan
pengecoran lantai kerja.

❖ Pekerjaan Finishing

Pekerjaan finishing yaitu pekerjaan pembersihan lokasi tempat pekerjaan dari bahan-
bahan/ benda-benda yang tidak terpakai atau sisa-sisa bahan untuk pekerjaan.

❖ Pekerjaan Akhir

Pekerjaan akhir antara lain adalah uji coba (running test) terhadap sistem yang dibuat
dan diterima baik dengan Berita Acara Serah Terima oleh Pengguna Jasa, serta
menyelesaikan administrasi akhir dari pekerjaan lapangan.

❖ Pekerjaan Inspeksi & Test

Pekerjaan ini dilakukan melalui kontrol dari pengguna jasa melalui koordinasi langsung
dengan pelaksana pekerjaan dalam hal ini pihak pelaksana di lapangan. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan standar pelaksanaan yang ada.

IV. TAHAP PERENCANAAN JALAN RAYA


Tahap perencanaan jalan raya yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan gambar
Diperlukan untuk mengetahui bentuk serta tata letak jalan yang akan dibangun,
serta mempermudah dalam proses konstruksi, sebab pembangunan tanpa petunjuk berupa
gambar maka tidak akan terlaksana dengan baik dan seringkali menyebabkan kerugian.

Perencanaan gambar
meliputi:
- Gambar konstruksi

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
13 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
- Gambar Potongan Melintang

- Gambar Situasi

2. Pegadaan
Pengadaan merupakan pelengkap penting dalam pembangunan.Pengadaan dapat terbagi
menjadi 2 yaitu:
- Pengadaan Alat : Excavator, Buldozer, Tandem Roller, Alsphalt Finisher.

- Pengadaan Bahan
Untuk melaksanakan pembangunan maka pengadaan bahan diperlukan terlebih dahulu untuk
merencanakan anggaran biaya yang akan dikeluarkan untuk suatu proyek serta pelaksanaan
pembangunan, bahan-bahan yang diperlukan berupa asphalt, kerikil, semen, pasir, batu kali,
sirtu, dan batu pecah.

3. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana anggaran biaya merupakan perhitungan biaya bangunan berdasarkan gambar bangunan
dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan dibangun, sehingga dengan adanya RAB dapat
dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Berikut adalah contoh RAB untuk pembangunan
jalan raya:

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
14 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
4. Survei Lokasi
Survei merupakan pengamatan yang dilakukan langsung pada lokasi yang akan dibangun suatu
bangunan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai baik buruknya lokasi tersebut. Survei
dilakukan sebelum melaksanakan pembangunan karena hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan untuk
pembangunan tersebut.

5. Pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan pembangunan merupakan tahapan konstruksi untuk menghasilkan wujud nyata dari
berbagai tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Konstruksi jalan raya meliputi berbagai
tahapan pula yaitu seperti :
- Pembersihan lahan
Pembersihan ini bertujuan untuk mempermudah proses konstruksi dengan cara
membersihkan dari sampah maupun pepohonan untuk kemudian diratakan. Pengerjaan ini dapat
dilakukan dengan bantuan alat berupa Excavator.
- Perataan tanah
Dengan menggunakan alat berupa Buldozer maka tanah dapat dengan mudah diratakan.
- Penghamparan material pondasi bawah
Penghamparan material pondasi bawah berupa batukali menggunakan alat transportasi dump
truk kemudian diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan alat Tandem roller , kemudian
dilakukan lagi pada saat penghamparan lapis pondasi atas danlapir permukaan.
- Penghamparan lapis asphalt
Penghamparan asphalt dilakukan dengan menggunakan alat berupa Asphalt finisher untuk
asphalt yang sudah terlebih dahulu dipanaskan hingga mencair.
- Pemadatan jalan
Setelah asphalt berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya yang sudah diukur
menggunakan theodolit sesuai perencanaan pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan dengan
Buldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang direncanakan.
- Finishing pemadatan dan perataan jalan raya
Finishing merupakan tahap akhir konstruksi jalan yang dilakukan dengan menggunakan alat
Peneumatic roller.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
15 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
KESIMPULAN
Teknik Pelaksanaan Pembangunan Jalan Dari Awal Hingga Akhir

Seperti pembangunan konstruksi umum lainnya, pembangunan jalan tentu membutuhkan


perencanaan yang benar-benar matang. Setelah perencanaan dibuat dan disetujui oleh pihak-pihak
yang berwenang dan dana disediakan, barulah teknik pelaksanaan pembangunan jalan bisa dimulai.
Berikut ini tahapan-tahapan pelaksanaan pembangunan jalan dimulai dari awal.

Pekerjaan Pembersihan

Lahan yang ditentukan untuk pembangunan jalan tentu memiliki beragam kondisi. Ada yang hanya
ditumbuhi rumput saja, tetapi banyak pula yang dipadati semak belukar dan pepohonan. Untuk
itulah pekerjaan pembersihan harus dilakukan. Pekerjaan pembersihan meliputi penebangan
pepohonan, pembersihan semak belukar dan menggali akar-akar tanaman supaya tidak tumbuh
kembali.

Gimbalan rumput sebaiknya tidak dibuang begitu saja. Gimbalan rumput bisa digunakan untuk
menutup bahu jalan. Jika rumput-rumput tersebut kelak bisa tumbuh dengan baik, maka
rerumputan itu akan berfungsi sebagai pelindung erosi khususnya di area miring dan bahu-bahu
jalan.

Pekerjaan pembersihan ini tak hanya berlaku untuk tumbuh-tumbuhan saja, tetapi juga untuk
bongkahan-bongkahan batu yang berukuran besar dan mengganggu pelaksanaan pembangunan
jalan. Bongkahan batu-batu tersebut dipindahkan dengan cara didorong, atau dipecahkan sehingga
menjadi batu-batu berukuran kecil. Acapkali pekerjaan membersihkan batu-batu ini memakan waktu
yang cukup lama dan tenaga yang besar.

Setelah dibersihkan, terkadang tahapan pembuangan permukaan tanah diperlukan. Khususnya di


wilayah-wilayah banjir yang memiliki tumpukan endapan lumpur dan lembah-lembah sungai.
Pembuangan permukaan tanah ini diperlukan agar permukaan tanah memiliki kekuatan daya
dukung yang baik untuk pembangunan jalan.

Pekerjaan Tanah

Sesudah tahapan pembersihan selesai dilakukan, selanjutnya perlu dilakukan pekerjaan tanah.
Pekerjaan tanah terdiri dari penggalian drainase dan pengurugan pada tempat-tempat yang
membutuhkan urug atau timbunan. Pekerjaan tanah ini bertujuan untuk membentuk badan jalan.
Untuk mendapatkan penimbunan berkualitas baik, perlu diperhatikan supaya semua tanah benar-
benar dipadatkan. Sebaiknya penimbunan dilakukan lapisan demi lapisan dengan ketebalan 15cm.
Lapisan demi lapisan harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan dengan lapisan
berikutnya.

Pada pekerjaan tanah ini, jarak pemindahan tanah yang hendak digunakan untuk penimbunan akan
mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan juga lama waktu pengerjaannya. Jika jarak
tanah urug dekat, maka proses penimbunan akan berjalan lebih cepat. Sebaliknya, bila jarak
pemindahan tanah urug jauh, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tanah ini bisa lebih
lama.

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
16 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Setelah itu, barulah dilakukan penggalian saluran-saluran di samping kiri dan kanan jalan. Tanah
galian saluran bisa diletakkan di bagian tengah jalan dan diratakan sehingga terbentuk bahu jalan.
Kemudian tanah di badan jalan diratakan dan dipadatkan. Sebaiknya tanah disiram dengan air agar
kadar air selama pemadatan benar-benar terjaga.

Bila pemadatan selesai dilakukan, perlu pengukuran ulang untuk memastikan ketinggian badan jalan
telah sesuai dengan standar yang berlaku. Jika ternyata ketinggian badan jalan belum tercapai atau
berlebihan, maka perlu dilakukan penyesuaian supaya diperoleh ketinggian yang benar-benar sesuai
dengan standar.

Pekerjaan Drainase

Drainase di jalan raya memegang peranan penting untuk menjaga daya tahan jalan. Sebab air bisa
merusak jalan dengan cara menyapu permukaan jalan atau yang disebut erosi dan mengurangi daya
dukung badan jalan. Karena itulah sangat penting membangun sistem drainase yang baik.

Sistem drainase pada jalan raya harus mendukung agar air bisa mengalir keluar dari permukaan
jalan, saluran pinggir jalan yang dapat menampung aliran air dari permukaan jalan, saluran air di sisi
luar jalan yang mampu menampung air agar tidak masuk ke ruas jalan, dan berupa gorong-gorong di
bawah ruas jalan yang mengalirkan air melintasi ruas jalan.

Selain saluran air yang baik, erosi di jalan raya juga bisa dicegah dengan mendirikan tanggul-tanggul
penahan air. Tanggul penahan air ini berfungsi mengurangi laju aliran air dan menahan lumpur-
lumpur. Perlu juga dibuat saluran pembuangan sehingga jalan memiliki kepastian pembuatan di luar
saluran-saluran yang terdapat di jalan.

Perkerasan Badan Jalan

Perkerasan badan jalan atau dikenal dengan istilah gravelling dilakukan untuk membuat lapisan
permukaan badan jalan yang kuat. Permukaan badan jalan yang kuat harus mampu menahan segala
cuaca, panas maupun hujan serta tak mengalami perubahan saat menerima beban. Selain itu,
permukaan badan jalan yang kuat akan membuat air sulit untuk masuk.

Perkerasan badan jalan ini dilakukan dengan memberi lapisan batuan alam. Adapun tingkat
ketebalannya antara 15cm sampai dengan 20cm sebelum tahap pemadatan. Material yang
digunakan dalam tahapan gravelling ini idealnya memiliki kandungan tiga material utama yakni batu,
pasir dan tanah liat dengan komposisi batu 35% sampai 65%, pasir 20% sampai 40%, dan tanah liat
10% sampai 25%.

Pekerjaan Pemadatan

Tahapan pemadatan menjadi salah satu tahapan penting untuk menjadikan tanah semakin kuat.
Pemadatan dilakukan untuk mengurangi volume lapisan tanah dan mendorong partikel tanah
semakin padat. Setidaknya terdapat empat metode dasar pemadatan yakni penumbukan lapisan
tanah secara mekanis ataupun secara manual, mesin roller, pemadatan dengan menggunakan
getaran, dan pemadatan alami.

Penumbuk atau pemukul tergolong sebagai alat pemadat yang murah dan mudah digunakan.
Kelemahannya, penggunaan alat ini membuat pekerjaan pemadatan berlangsung lebih lama. Alat

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
17 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
penumbuk ini terbuat dari tongkat pemegang dengan beton atau besi cor di bagian ujungnya. Alat ini
dioperasikan dengan cara diangkat dan dijatuhkan di permukaan tanah berulang-ulang sehingga
lapisan tanah benar-benar padat. Alat ini umumnya memiliki bobot antara 6 Kg sampai 8 Kg.

Sedangkan roller penggilas bisa menjangkau area pemadatan yang lebih luas dibandingkan alat
penumbuk atau pemukul. Roller penggilas ini ada yang memiliki drum ganda dan ada pula dengan
drum tunggal. Roller penggilas ini mampu menghasilkan pemadatan yang berkualitas baik dengan
bobot pemberat sampai dengan 1 ton atau bahkan lebih.

Sementara itu roller getar mempunyai kelebihan mampu memadatkan lebih dalam dibandingkan
dengan roller penggilas. Pada penggunaan alat ini perlu diperhatikan mengenai kestabilan
kecepatannya untuk mendapatkan hasil pemadatan yang baik. Efek getaran sepenuhnya bergantung
pada jenis material dan intensitas getaran.

Selain menggunaan alat-alat pemadatan tersebut, pemadatan juga bisa saja dilakukan secara alami.
Pemadatan alami dijalankan dengan membiarkan tanah dalam jangka waktu tertentu. Tanah
nantinya secara alami akan menjadi padat karena terguyur hujan dan dilintasi kendaraan.
Pemadatan seperti ini memang terbilang murah, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama.

Nah, sampai di sini tahapan pembangunan jalan telah menghasilkan lapisan pondasi bawah badan
jalan yang kuat sesuai perencanaan. Tetapi tahapan ini bukanlah tahapan yang terakhir. Masih ada
tahapan berikutnya yakni tahapan perkerasan jalan. Pada tahapan ini, dilakukan penghamparan
aspal yang sudah dicairkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan. Sesudah aspal dihamparkan
dengan ketebalan sesuai ketentuan, maka selanjutnya dilakukan tahapan pemadatan lagi dengan
menggunakan alat-alat bantu pemadatan. Setelah itu barulah diperoleh jalan yang siap untuk
digunakan sebagai perlintasan kendaraan. Demikianlah teknik pelaksanaan pembangunan jalan dari
awal hingga akhir.

https://amjununo.blogspot.com/2013/07/perencanaan-dan-pembangunan

2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
18 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai