Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN USAHA

PETERNAKAN SAPI PERAH

Disusun Oleh :

ABDUL RAHMAN BASID


1813060028
REGULER II J/S SEMESTER VI
PERENCANAAN DAN USAHA PETERNAKAN

UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN
SUMATERA UTARA

1
URAIAN SINGKAT MENGENAI USAHA

Nama Pemohon : ABDUL RAHMAN BASID

Alamat Rumah : Dusun Sukamulia Nagori Pinang Ratus


Kec. Jorlanghataran Kab. Simalungun

Jenis Usaha : Peternakan Sapi Perah

Uraian Jasa : Melayani Penjualan Susu Sapi, Daging dan Bakalan

Alasan Pendirian : 1. Meningkatkan pendapatan ekonomi


2. Melayani kebutuhan sapi
3. Melatih jiwa kewirausahaan

Bentuk Usaha : Perusahaan Perseorangan

Nama Usaha : UD. AGAR MAJU

Alamat Lokasi : Dusun Sukamulia Nagori Pinang Ratus


Kec. Jorlanghataran Kab. Simalungun

2
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat mengerjakan Makalah tentang Sapi
Perah.

Tujuan pembuatan Makalah ini ialah sebagai Tugas Mata Kuliah


Perencanaan dan Usaha Peternakan Fakultas Peternakan Sains dan Teknologi
Universitas Panca Budi untuk tambahan nilai akhir.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Bapak Ir. H.
Ahmad Rifai Lubis, M.MA yang telah memberikan Tugas Makalah ini.

Saya sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya
dukungan dan saran maupun kritik dari pembaca sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Sukamulia, 4 Juni 2021


Penulis

ABDUL RAHMAN BASID

3
DAFTAR ISI

COVER/SAMPUL DEPAN ……………………………………….. 1


URAIAN SINGKAT MENGENAI USAHA……………………….. 2
KATA PENGANTAR ………………………………………. 3
DAFTAR ISI ………………………………………. 4
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….. 5
1.1 Latar belakang masalah ……………………………….. 5
1.2 Rumusan masalah ……………………………….. 6
1.3 Tujuan ……………………………….. 6
1.4 Manfaat ……………………………….. 6
1.5 Visi dan misi ……………………………….. 6
BAB II PEMBAHASAN ……………………………….. 7
2.1 Peranakan Frisien Holstein (PFH) atau Sapi Grati ……….. 7
2.2 Potensi susu ………………………………… 7
2.3 Lokasi usaha ………………………………… 9
2.4 Populasi ternak sapi perah ………………………………… 9
2.5 Produktifitas sapi perah …………………………………. 9
2.6 Pakan ternak ………………………………… 9
2.7 Aktifitas pemerahan ………………………………… 10
2.8 Pencegahan penyakit ………………………………… 10
2.9 Perkawinan …………………………………. 10
BAB III ANALISIS PETERNAKAN SAPI PERAH……………… 11
3.1 Analisis pasar …………………………………. 11
3.2 Keuangan …………………………………. 11
3.3 Rencana investasi bisnis plan sapi perah …………………. 12
3.4 Proyek laba dan rugi …………………………………. 12
BAB IV PENUTUP ……………………………....... 14
4.1 Kesimpulan ……………………………….. 14
4.2 Saran ……………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………….. 15

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerahan susu di Indonesia dimulai sejak abad 17 yakni bersamaan


dengan masuknya Belanda di Indonesia. Pada saat itulah didatangkan sapi-sapi
perah ke Indonesia, guna memenuhi kebutuhan air susu karena air susu
merupakan salah satu bahan makan yang lezat, mudah dicerna dan bernilai gizi
tinggi. Sampai saat ini pun perkembang sapi perah semakin meningkat, membaik
dan meluas hingga ke kota-kota kecil (Aak, 1974).
Sapi merupakan hewan yang menghasilkan daging, susu, tenaga kerja dan
kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia,
95% kebutuhan susi dan 85% kebutuhan kulit (Prasetya, 2012). Sapi berasal dari
famili Bovidae, seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika
(Syncherus), dan anoa. Sapi perah merupakan jenis sapi yang khusus dipelihara
untuk diambil susunya (Prasetya, 2012).
Jenis-jenis sapi perah terbagi atas dua yaitu sapi perah sub tropis dan sapi
perah tropis. Sapi perah sub tropis antara lain Frisien Holstein (FH), jersey,
guenrsey, brownswiss, ayshire. Sapi tropis yaitu sapi sahiwal, red shundi, gir,
ongole, peranakan Frisien Holstein (PFH),
Usaha peternakan sapi perah juga relavan dengan upaya pelestarian
sumber daya lahann fdan pemamnfaatan limbah pertanian/perkebunan sebagai
pakan trenak. Dalam tinjauan makaro, pengembanagn usaha ternak sapi perah
juga salah satu upaya dalam penghematan devisa negara. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan
Peternak, usaha peternakan dikelompokkan dari sektor hulu hingga sektor hilir.
Sektor hulu berkaitan dengan sarana dan prasarana produksi peternakan seperti:
pembibitan, industri pakan, obat-obatan, inseminasi buatan. Sedangkan sektor
hilir yaitu kegiatan yang mengolah dan memperdagangkan hasil usaha ternak.

5
1.2 Rumusan masalah

1. Masyarakat diharapkan lebih mengkonsumsi susu murni dibandingkan


dengan susu olahan?
2. Bagaimana mahasiswa dapat lebih mengetahui jenis species sapi?
3. Bagaimana mahasiswa lebih mengenal tentang kehidupan sapi?

1.3 Tujuan

Tujuan perencanaan usaha ternak sapi perah untuk mengetahui proses


yang akan dihadapi dalam membuat bisnis usaha ternak.

1.4 Manfaat

Manfaat dari membuat perencanaan usaha adalah untuk mengetahui


bagaimana alur yang akan dilakukan untuk mencapai suatu hasil yang maksimal
sehingga bisnis yang dilakukan memperoleh profit yang maksimal.

1.5 Visi dan Misi

Visi dan misi rencana usaha ternak sapi perah:

1. Melalui pola kemitraan anatara manajemen, investor, dan petani ternak


diharapkan dapat terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi para petani ternak
dapat tercapai
2. Memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki masyarakat seoptimal dan
seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha ternak sapi perah
3. Meningkatkan populasi dan reproduksi ternak dalam upaya pemenuhan
kebutuhan produksi ternak

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peranakan Frisien Holstein (PFH) atau Sapi Grati

Sapi ini banyak dijumpai di daerah Jawa Timur. Sapi ini persilangan


antara pejantan Frisien Hosltein (FH) dengan sapi betina lokal dari jenis jawa dan
madura. Sapi PFH memiliki karakteristik tubuh agak besar dengan daya adaptasi
terhadap iklim tropis yang baik. Produktivitas susu sapi ini berkisar 2500-3000
liter per laktasi.

2.2 Potensi susu


Pada dasarnya antara persediaan susu dan permintaan susu terjadi
kesenjangan yang cukup besar. Berdasarkan kondisi tersebut usaha peternakan
sapi perah untuk menghasilkan susu segar sangat prospektif. Susu yang
dikonsumsi masyarakat umumnya berupa susu hasil olahan. Hal ini disebabkan
sebagian masyarakat belum terbiasa minum susu dalam keadaan segar.
Kebiasaan masyarakat Indonesai untuk minum susu sebaiknya
ditingkatkan. Dengan cara ini peluang usaha peternakan sapi perah yang
menghasilkan susu segar bisa lebih menggairahkan. Dibandingkan usaha
peternakan lainnya, maka keuntungan-keuntungan peternakan sapi perah adalah:
1. Peternakan sapi perah adalah usaha yang tetap.
Produksi susu dalam suatu peternakan sapi perah tidak banyak bervariasi
dari tahun ke tahun dibandingkan dengan hasil pertanian lainnya.

7
2. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi protein hewani
dan kalori.
Presentase efisiensi sapi perah dalam mengubah pakan menjadi protein
sebesar 33,6 persen dan kalori sebesar 25,8 persen. Parameter lain bahwa
sapi perah lebih efisien dari sapi pedaging adalah produksi susu yang
dihasilkan oleh sapi perah rata-rata 4.500 liter per tahun yang
menyediakan zat-zat makanan bagi manusia, hal ini setara dengan protein
dan kalori dari dua ekor sapi pedaging yang beratnya masing-masing 500
kg.
3. Jaminan pendapatan yang tetap
Petani penghasil palawija dan sayur mayur mendapatkan hasil secara
musiman, peternakan sapi pedaging mendapatkan hasil setahun sekali,
sedangkan peternakan sapi perah memperoleh pendapatan dua minggu
sekali atau sebulan sekali secara tetap sepanjang tahun.
4. Penggunaan tenaga kerja yang tetap
Usaha peternakan sapi perah menggunakan tenaga kerja secara terus
menerus sepanjang tahun, tidak ada waktu menganggur sehingga dapat
memilih pekerja yang baik dan mengurangi pengangguran serta
menambah pendapatan seseorang.
5. Sapi perah dapat menggunakan berbagai jenis hijauan yang tersedia atau
sisa-sisa hasil pertanian, misalnya rumput, dedak, bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah, ampas tahu, ampas bir dan ampas kecap.
6. Kesuburan tanah dapat dipertahankan.
Dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk maka fertilisasi dan
kondisi fisik tanah dapat dipertahankan. Pupuk kandang sapi perah lebih
baik nilainya daripada pupuk kandang sapi potong karena pakan utama
sapi perah banyak menggunakan pakan hijauan.

8
2.3 Lokasi usaha
Lokasi usaha peternakan sapi perah memiliki keuntungan dan kerugian.
Keuntungan berlokasi di lokasi saat ini adalah kedekatan dengan pakan, kedekatan
dan kepastian dengan pasar, ketersediaan fasilitas dan kemudahan transportasi.
Namun, kelemahan lokasi peternakan sapi perah saat ini adalah kandang sapi yang
berada di daerah perumahan penduduk. Selama ini kandang dibangun
bersebelahan dengan rumah peternak dan penduduk lainnya sehingga banyak
penduduk lain yang mengeluhkan bau tidak sedap dari kotoran sapi.

2.4 Populasi Ternak Sapi Perah


Bangsa sapi yang dipelihara oleh para peternak di Kecamatan Jorlang
Hataran Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara adalah peranakan Fries
Holland (FH) dengan warna bulu hitam putih.

2.5 Produktivitas Sapi Perah


Hasil produksi susu secara rata-rata adalah 8 liter/ekor/hari dengan rataan
3 ekor sapi perah. Pada pengusahaan sapi perah dilokasi penelitian, sapi perah
yang digunakan adalah sapi perah yang berumur dua tahun sehingga pada tahun
pertama produksi susu sudah optimal. Namun kadang kala produksi susu dapat
mencapai 10 liter/ekor/hari untuk produksi tertinggi dan 5 liter per ekor/hari pada
produksi terendah.

2.6 Pakan Ternak


Jenis pakan yang diberikan oleh peternak dilokasi penelitian yaitu pakan
hijauan, konsentrat, dan ampas tahu. Jenis pakan hijauan terdiri dari rumput gajah
(Pennisetum Purpureum), rumput raja (Pennisetum Purputhypoides) dan rumput
lapang yang diberikan kepada ternak secara subtitusi sesuai dengan ketersediaan
rumput. Para peternak mendapatkan rumput dari lahan yang ada disekitar
pemukiman warga.

9
2.7 Aktivitas Pemerahan
Aktivitas pemerahan susu dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan
sore hari. Waktu pemerahan untuk pagi hari dimulai pada pukul 06.00 WIB dan
sore hari pada pukul 15.00 WIB. Untuk memerah satu ekor sapi hingga
menghasilkan susu yang maksimal jumlahnya dibutuhkan waktu sekitar 5-7
menit.

2.8 Pencegahan Penyakit


Pencegahan penyakit dilakukan dengan cara memandikan sapi secara rutin
dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari bersamaan dengan membersihkan kandang
dan pemeriksaan kesehatan.

2.9 Perkawinan
Pada peternakan sapi perah di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten
Simalungun perkawinan dilakukan secara alami dan dengan bantuan Inseminasi
Buatan (IB). Setiap tahunnya, seekor sapi betina minimal melakukan satu kali IB
dengan biaya IB Rp. 150.000 per IB.

10
BAB III
ANALISIS PETERNAKAN SAPI PERAH

3.1 Analisis Pasar


a) Potensi dari penjualan susu sapi umumnya diperkotaan yang memiliki
ekonomi menengah keatas.
b) Produksi susu sapi perseorangan adalah benar-benar asli dan murni.
c) Dalam usaha ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan masyarakat dan
pasien rumah sakit pasca operasi.
d) Peluang peningkatan susu sapi sangat besar, namun kekurangannya adalah
modal yang paling besar dalam proses ini.
e) Produk ikutan dalam susu sapi yaitu keju, yogurt, susu rasa-rasa, dan lain
sebagainya.

3.2 Keuangan
a) Jumlah sapi yang siap produksi adalah 3 ekor yang tiap-tiap sapi adalah
saat laktasi kedua.
b) Sapi dipelihara dalam jangka waktu yang relatif lama yaitu sampai laktasi
kelima (dalam analisisi ini kita hanya menghitung selama 2 bulan
produksi).
c) Harga tiap ekor sapi sampai ketempat peternakan disini rata-rata
Rp.24.000.000 (termasuk biaya transportasi dari pulau Jawa ke Sumatera).
d) Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang panjang 3,5 meter (termasuk
80 cm bak pakan di dalamnya) dan lebar 1,5 meter. Jadi, jika 3 ekor luas
kandang seluruhnya panjang 3,5 meter dan lebar seluruhnya 4,5 meter.
Sehingga total biaya kandang keseluruhan Rp. 5.000.000 (karena sebagian
bahan memanfaatkan yang ada di pedesaan).
e) Dengan masa pakai kandang 10 tahun sehingga penyusutan Rp.50.000
/tahun untuk penyisipan lantai kandang.
f) Target per ekor susu sapi minimal 8 liter sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pasar, kebutuhan pasar per hari rata-rata 25 liter.

11
g) Setiap ekor sapi menghasilkan rata-rata 9 liter per hari.
h) Total pendapatan dari 3 ekor sapi rata-rata 25 liter.
i) 25 liter x Rp.24.000 = Rp.600.000.
60 hari x Rp.600.000 = Rp.36.000.000
j) Setiap hari 3 ternak sapi menghasilkan kotoran ± 40 kg kotoran. Penjualan
kotoran setiap bulan bisa mencapai 30 karung dengan harga Rp.15.000 per
karung dan berat ± 30 kg per karung dan total penjualan setiap bulan 30 x
Rp.15.000 = Rp.450.000 per bulan. Jadi jika 2 bulan dapat
menghasilkan Rp.900.000 untuk penjualan kotoran sapi.

3.3 Rencana investasi bisnis plan sapi perah


Harga/Unit
No Uraian Jumlah Unit Volume
(Rp)
1 Pembuatan kandang 3 1 1.670.000
2 Peralatan Bulan 1 20.000
3 Sapi perah produksi 9 liter 3 24.000
1.900
4 Konsentrat Kg (2kg/ekor/ 2.800
hari)
5 Hijauan - - Milik pribadi
6 Obat-obatan 1 3 16.700

3.4 Proyek laba dan rugi


No Investasi Satuan Jumlah (Rp)
Biaya tetap
1 Penyusutan kandang 50.000
2 Penyusutan peralatan 20.000
Biaya variable
1 Pembelian pakan konsentrat  1.900/kg 504.000
(2.800/ekor)

12
 8.400/3 ekor/hari)
2 Pembelian sapi 24.000.000 x 3 72.000.000
3 Pembelian obat-obatan 50.000
4 Pegawai 1.200.000 2.400.000
Biaya lain-lain
1 Listrik 60.000
2 Selang 5.000/meter 25.000
3 Air 10.000/bulan 20.000
4 Transportasi 15.000/hari 900.000
Total biaya produksi 76.029.000

No Penerimaan Total (Rp)

1 Penjualan susu/60 hari 36.000.000

2 Penjualan kotoran/60 hari 900.000

3 Total penerimaan 36.900.000

4 Keuntungan -

Keterangan :

Belum ada keuntungan karena jangka waktu analisis sapi perah dalam jangka
waktu yang relatif singkat

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Analisis kelayakan financial menunjukkan bahwa pengusaha sapi perah


menghasilkan produk susu dan kemasan yang menarik.
b. Pengusaha sapi perah dan pemanfaatan kotoran untuk menambah
pendapatan.

4.2 Saran

a. Peternak sebaiknya mulai melakukan pembukuan usaha yang meliputi


data penjualan, data pengeluaran usaha dan data produksi agar diketahui
secara pasti angka penjualan, pemasukan dan pengeluaran dari
perusahaan. Selain itu para peternak juga mulai membuat struktur
organisasi yang jelas dalam melakukan peternakan sapi perah.
b. Usaha peternakan sapi perah tidak hanya menghasilkan susu melainkan
daging dan anak sapi serta limbahnya pun dapat dimanfaatkan untuk
menjadi pupuk organic.
c. Peternak sapi perah sebaiknya mengatur kuantitas dan kualitas pakan
yang diberikan kepada sapi sehingga produksi susu lebih stabil.
d. Peternakan sapi perah sangat berpotensi besar dalam pengembangan
energy alternative, sehingga kedepannya perlu mengembangkan usaha ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sudono. 2002. Ilmu Produksi Ternak Perah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suryani 2007. Bioenergi Sebagai Energi Alternatif. Jakarta: PT. Gramedia Pusaka
Utama.

15

Anda mungkin juga menyukai