Makalah Perencanaan Usaha Ternak Sapi Perah
Makalah Perencanaan Usaha Ternak Sapi Perah
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN
SUMATERA UTARA
1
URAIAN SINGKAT MENGENAI USAHA
2
KATA PENGANTAR
Rasa syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat mengerjakan Makalah tentang Sapi
Perah.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Bapak Ir. H.
Ahmad Rifai Lubis, M.MA yang telah memberikan Tugas Makalah ini.
Saya sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya
dukungan dan saran maupun kritik dari pembaca sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
2. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi protein hewani
dan kalori.
Presentase efisiensi sapi perah dalam mengubah pakan menjadi protein
sebesar 33,6 persen dan kalori sebesar 25,8 persen. Parameter lain bahwa
sapi perah lebih efisien dari sapi pedaging adalah produksi susu yang
dihasilkan oleh sapi perah rata-rata 4.500 liter per tahun yang
menyediakan zat-zat makanan bagi manusia, hal ini setara dengan protein
dan kalori dari dua ekor sapi pedaging yang beratnya masing-masing 500
kg.
3. Jaminan pendapatan yang tetap
Petani penghasil palawija dan sayur mayur mendapatkan hasil secara
musiman, peternakan sapi pedaging mendapatkan hasil setahun sekali,
sedangkan peternakan sapi perah memperoleh pendapatan dua minggu
sekali atau sebulan sekali secara tetap sepanjang tahun.
4. Penggunaan tenaga kerja yang tetap
Usaha peternakan sapi perah menggunakan tenaga kerja secara terus
menerus sepanjang tahun, tidak ada waktu menganggur sehingga dapat
memilih pekerja yang baik dan mengurangi pengangguran serta
menambah pendapatan seseorang.
5. Sapi perah dapat menggunakan berbagai jenis hijauan yang tersedia atau
sisa-sisa hasil pertanian, misalnya rumput, dedak, bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah, ampas tahu, ampas bir dan ampas kecap.
6. Kesuburan tanah dapat dipertahankan.
Dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk maka fertilisasi dan
kondisi fisik tanah dapat dipertahankan. Pupuk kandang sapi perah lebih
baik nilainya daripada pupuk kandang sapi potong karena pakan utama
sapi perah banyak menggunakan pakan hijauan.
8
2.3 Lokasi usaha
Lokasi usaha peternakan sapi perah memiliki keuntungan dan kerugian.
Keuntungan berlokasi di lokasi saat ini adalah kedekatan dengan pakan, kedekatan
dan kepastian dengan pasar, ketersediaan fasilitas dan kemudahan transportasi.
Namun, kelemahan lokasi peternakan sapi perah saat ini adalah kandang sapi yang
berada di daerah perumahan penduduk. Selama ini kandang dibangun
bersebelahan dengan rumah peternak dan penduduk lainnya sehingga banyak
penduduk lain yang mengeluhkan bau tidak sedap dari kotoran sapi.
9
2.7 Aktivitas Pemerahan
Aktivitas pemerahan susu dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan
sore hari. Waktu pemerahan untuk pagi hari dimulai pada pukul 06.00 WIB dan
sore hari pada pukul 15.00 WIB. Untuk memerah satu ekor sapi hingga
menghasilkan susu yang maksimal jumlahnya dibutuhkan waktu sekitar 5-7
menit.
2.9 Perkawinan
Pada peternakan sapi perah di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten
Simalungun perkawinan dilakukan secara alami dan dengan bantuan Inseminasi
Buatan (IB). Setiap tahunnya, seekor sapi betina minimal melakukan satu kali IB
dengan biaya IB Rp. 150.000 per IB.
10
BAB III
ANALISIS PETERNAKAN SAPI PERAH
3.2 Keuangan
a) Jumlah sapi yang siap produksi adalah 3 ekor yang tiap-tiap sapi adalah
saat laktasi kedua.
b) Sapi dipelihara dalam jangka waktu yang relatif lama yaitu sampai laktasi
kelima (dalam analisisi ini kita hanya menghitung selama 2 bulan
produksi).
c) Harga tiap ekor sapi sampai ketempat peternakan disini rata-rata
Rp.24.000.000 (termasuk biaya transportasi dari pulau Jawa ke Sumatera).
d) Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang panjang 3,5 meter (termasuk
80 cm bak pakan di dalamnya) dan lebar 1,5 meter. Jadi, jika 3 ekor luas
kandang seluruhnya panjang 3,5 meter dan lebar seluruhnya 4,5 meter.
Sehingga total biaya kandang keseluruhan Rp. 5.000.000 (karena sebagian
bahan memanfaatkan yang ada di pedesaan).
e) Dengan masa pakai kandang 10 tahun sehingga penyusutan Rp.50.000
/tahun untuk penyisipan lantai kandang.
f) Target per ekor susu sapi minimal 8 liter sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pasar, kebutuhan pasar per hari rata-rata 25 liter.
11
g) Setiap ekor sapi menghasilkan rata-rata 9 liter per hari.
h) Total pendapatan dari 3 ekor sapi rata-rata 25 liter.
i) 25 liter x Rp.24.000 = Rp.600.000.
60 hari x Rp.600.000 = Rp.36.000.000
j) Setiap hari 3 ternak sapi menghasilkan kotoran ± 40 kg kotoran. Penjualan
kotoran setiap bulan bisa mencapai 30 karung dengan harga Rp.15.000 per
karung dan berat ± 30 kg per karung dan total penjualan setiap bulan 30 x
Rp.15.000 = Rp.450.000 per bulan. Jadi jika 2 bulan dapat
menghasilkan Rp.900.000 untuk penjualan kotoran sapi.
12
8.400/3 ekor/hari)
2 Pembelian sapi 24.000.000 x 3 72.000.000
3 Pembelian obat-obatan 50.000
4 Pegawai 1.200.000 2.400.000
Biaya lain-lain
1 Listrik 60.000
2 Selang 5.000/meter 25.000
3 Air 10.000/bulan 20.000
4 Transportasi 15.000/hari 900.000
Total biaya produksi 76.029.000
4 Keuntungan -
Keterangan :
Belum ada keuntungan karena jangka waktu analisis sapi perah dalam jangka
waktu yang relatif singkat
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Sudono. 2002. Ilmu Produksi Ternak Perah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suryani 2007. Bioenergi Sebagai Energi Alternatif. Jakarta: PT. Gramedia Pusaka
Utama.
15