Dokter Pendamping :
dr. Deni Mahisa Purba
Disusun Oleh :
dr. Suyoslan Tambunan
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan mini
project Program Internsip Dokter Indonesia ini dengan semaksimal mungkin.
Laporan Mini Project ini dibuat sebagai persyaratan Penulis dalam mengikuti
Program Internsip Dokter Indonesia di UPTD Puskesmas Air teluk kiri Periode
September 2021 – Deseber 2021 dengan judul kasus “GAMBARAN ANGKA
KEJADIAN PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS AIR TELUK KIRI”.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
ikut membantu dalam kelancaran pembuatan mini project ini. Terimakasih
sebesar-besarnya Penulis ucapkan kepada dr. Deni Mahisa Purba selaku dokter
pendamping Internsip stase Puskesmas dan seluruh staf pegawai dan dokter
Puskesmas Air Teluk Kiri yang juga telah membantu dalam penulisan mini
project ini.
Penulis juga menyadari bahwa laporan mini project ini masih belum
sempurna dari segi isi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan laporan mini project ini. Semoga laporan mini project dapat
berguna bagi kita semua.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINI PROJECT DOKTER INTERNSIP
Disusun Oleh :
dr. Suyoslan Tambunan
telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program
Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Air Teluk Kiri, Kabupaten Asahan
Periode September- Desember 2021
Mengetahui,
Pendamping,
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
BAB V. PEMBAHASAN................................................................................16
Dapat dipakai sebagai alat ukur untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pengetahuan pengunjung Puskesmas Air teluk kiri tentang penyakit ISPA
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi
I. Definisi
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih
14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat
infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan
dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
II. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab
ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,
Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah
golongan Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus
dan lain-lain (Suhandayani, 2007)
III. Klasifikasi8
a. Bukan pneumonia/ISPA ringan .
Pasien dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi
napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah
kearah dalam, tidak ada gangguan tidur, nafsu makan menurun/anoreksia
serta suhu tubuh 37 0 b. sampai dengan < 38 0 C.
b. Pnemonia / ISPA sedang
Ditandai dengan adanya batuk, pilek, demam, kadang terjadi sesak napas,
dimana frekuensi napas cepat pada anak berusia dua bulan sampai < 1
tahun adalah > 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 sampai < 5 tahun adalah >
3
40 kali, kesulitan bernapas ditandai dengan adanya penggunaan otot bantu
pernapasan.
c. Pneumonia berat/ISPA berat
Gejala pneumonia/ISPA sedang ditambah dengan gejala panas tinggi (suhu tubuh
> 38oC), terdapat penggunaan otot bantu pernapasan, kadang disertai penurunan
kesadaran dan perubahan bunyi napas (stridor) (Widoyono, 2011).
Berdasarkan lokasi anatomi terkena infeksi, ISPA dibagi menjadi:
a. ISPA bagian atas
Yang termasuk ISPA bagian atas adalah nasofaringitis atau common cold,
faringitis akut, rhinitis akut, dan sinusitis akut.13
b. ISPA bagian bawah
Yang termasuk ISPA bagian bawah adalah bronkitis akut, bronkiolitis, dan
pneumonia
V. Manifestasi Klinis
Gejala ISPA dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Gejala ISPA Ringan
Seorang bayi/balita dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih
gejala-gejala berikut:
5
1) Batuk
2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara seperti pada
waktu berbicara atau menangis
3) Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung
4) Demam, dengan suhu badan lebih dari 37°C
VI. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ISPA dikembangkan melalui suatu Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS). Melalui MTBS ini msemua penderita ISPA langsung ditangani di
unit yang menemukan. Namun, bila kondisi bayi/balita sudah berada bayi/balita
sudah berada dalam pneumonia dalam pneumonia berat, sedangkan berat,
6
sedangkan peralatan tidak peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung
dirujuk ke unit dengan fasilitas yang lebih lengkap. Pengobatan ISPA dilaksanakan
berdasarkan klasifikasi rkan klasifikasi ISPA sebagaimana diuraikan secara ringkas
pada bagan berikut.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil adalah pasien yang berkunjung berobat di
Puskesmas Air Teluk Kiri saat penelitian ini dilakukan. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 418 orang.
9
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode total sampling
dimana semua populasi yang sedang ada saat penelitian dilakukan akan menjadi sampel
a. Kriteria Inklusi
Semua pasien yang menderita hipertensi di Puskesmas Air Teluk Kiri periode Januari-
Desember 2020
b. Kriteria Eksklusi
2.1. Pasien dengan diagnosis bukan hipertensi
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN
11
sebanyak 5584 orang dan perempuan sebanyak 5996 orang dengan sex ratio 93.13 artinya dari
100 orang perempuan terdapat lelaki 9 orang.(14)
Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Air Teluk Kiri adalah sebagai berikut : (14)
No Jabatan Jumlah
1 Kepala Puskesmas 1
2 Kepala Tata Usaha 1
3 Dokter Umum / Dokter Gigi 2
4 Kesehatan Masyarakat 2
5 Nutrisionis 1
6 Bidan 9
7 Perawat 6
8 Farmasi 1
9 Analis Kesehatan 1
10 Tenaga Administrasi 1
11 Kesehatan Lingkungan 2
12 Bidan Magang 3
Jumlah 30
Berikut ini adalah sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas Air Teluk Kiri :
(14)
TAHUN 2020
1000 925
900
800
700
600 571
500
400
302
300 233
200 169
110
100 57 51 41 26
0
I
PA HT IA IK RG DM UT RE IS U
IS PS AT E U L
DI
A I LIT PA
R
PE M AL M S
TB
DY
S RE N
GGA TO
N
. RO
ENY
P
Gambar 4.2. Grafik Sepuluh Penyakit Terbesar Puskesmas Air Teluk Kiri Tahun
2020(14)
4.6. Hasil Penelitian
4.6.1. Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah pasien yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebesar 925 pasien yang
merupakan pasien terdiagnosa ispa yang mengunjungi Puskesmas Air Teluk Kiri. Jumlah
Pasien yang terpilih adalah laki-laki dengan persentase 41 % yaitu sebanyak 380 orang
13
sedangkan perempuan dengan persentase 59 % yaitu sebanyak 545 orang seperti yang
dilampirkan pada tabel 4.1.
70
59 %
60
50
41 %
40
30
20
10
0
Laki-Laki Perempuan
350 37
33
300
250
200
150
11
100
19
50
0
balita anak Remaja dewasa
15
BAB V
PEMBAHASAN
Sampel penelitian ini adalah semua pengunjung atau pasien yang terdiagnosa ispa
berobat di Puskesmas Air Teluk Kiri. Penelitian ini dilaksanakan selama kurun waktu 1
minggu, yaitu dari tanggal 04 November 2021 sampai tanggal 11 November 2021 dengan
menggunakan data pasien ispaperiode Januari-Desember 2020 di Puskesmas Air Teluk Kiri
dan sampel penelitian ini berjumlah 925 orang.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian dan dengan didasari teori-teori,
maka pembahasan hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
16
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Air teluk kiri didapatkan Jumlah
responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebesar 925 Pasien yang merupakan
pasien yang mengunjungi Air Teluk Kiri. Berdasarkan tabel 4.1. Jumlah responden yang
terpilih adalah laki-laki dengan persentase 41 % yaitu sebanyak 380 orang sedangkan
perempuan dengan persentase 59 % yaitu sebanyak 545 orang.
Berdasarkan tabel 4.3, mayoritas pasien berada dalam kelompok umur balita dan anak
anak dengan jumlah responden 330 dan 310 orang dan persentase sebanyak 37 % dan 33%.
Terdapat perbandingan yang signifikan dengan kelompok umur remaja dan dewasa dimana
jumlah pasien masing masing 108 dan 157 dengan mempupunyai persentase responden yang
paling kecil yaitu hanya masing masing dengan 11% dan19% . hal ini dikarenakan system
imunitas anak yang masih lemah dan organ pernapasan anak yang belum mencapai
kematangan sempurna sehingga apabila terpajan factor resiko aan lebih rentan terkena
penyakit ISPA
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka saran yang dapat diberikan oleh
Peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Air
Teluk Kiri tentang penyakit ispa
2. Bagi Peneliti Berikutnya
17
Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini tentang
gambaran pengetahuan masyarakat tentang penyakit Ispa
DAFTAR PUSTAKA
18
10. Rustam, Musfardi. Hubungan Hubungan Pemberian Pemberian ASI Eksklusif
Eksklusif terhadap terhadap Kejadian Kejadian ISPA pa ISPA pada Bayi da Bayi usia 6-12
B usia 6 12 Bulan di ulan di Kabupaten Kabupaten Kampar, Provinsi Kampar, Provinsi
Riau. Jakarta:
FKM UI, 2010.
11. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Lingkungan. Pedoman Pengendalian
Pengendalian Infeksi Infeksi Saluran Saluran Pernapasan Pernapasan Akut. Jakarta:
KementerianKesehatan RI, 2012.
12. Puskesmas Tegal Selatan . Laporan Tahuna Laporan Tahunan Puskesmas n Puskesmas.
2016
13. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC, 2003.
14. Muttaqin. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: EGC, 2008.
15. Mirshahi, Seema et al. Prevalence of Exclusive Breastfeeding in Bangladesh
and Its Association with Diarrhoea and Acute Respiratory Infection. J Health
Popul Nutr, 25(2): 105-294, 2007.
16. Erlien. Penyakit Saluran Pernapasan. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka, 2008.
17. Elyana, Mei dan Elyana, Mei dan Chandra, Ayu. Chandra, Ayu. Hubungan Frekuensi
ISPA deng Hubungan Frekuensi ISPA dengan Status Gizi Balita. Journal of Nutrition and
Health, 1(1), 2014.
18. Layuk, R., Noer, N., Wahiduddin. Faktor yang Berhubu Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian ISPA pada Balita di Lembang Lembang Batu Sura’. 2013. Diambil pada
tanggal 10
Januari 2016 dari Januari 2016 dari http://repository.unhas.ac.id/ha
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4279 ndle/123456789/4279.
19