Anda di halaman 1dari 11

Nama : Satya Fitriananda PJP : Ir. Tri Heru Widarto, MSc.

NIM : G3401211070 Nama Asisten :


Kelompok : 20 1. Ridwan Putra Firmansyah (G84180030)
Hari/Tanggal : Jumat, 29 Oktober 2021 2. Demma Zilba Budiman (G34180012)
3. Tamara Muna Anisa (G34190087)
4. Diya Aghnia (G84170037)

PRODUK GMO DAN NON-GMO

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengidentifikasi produk-produk GMO yang belum dan sudah beredar di masyarakat, mengumpulkan
data dari produk-produk GMO dan modifikasi genetik yang telah dilakukan, dan mengetahui seberapa besar pengetahuan masyarakat
tentang produk GMO.
Hasil
Tabel 1 Informasi terkait produk GMO
No. Produk Peredaran Perubahan Karateristi Negara asal Produk Produk GMO dan Olahannya Referensi
GMO di genetik k GMO olahan dapat ditemukan di tempat anda
Indonesia perubahan (Ya/Tidak)
1 Beras Bt Ya IR72 dan Resisten China Nasi Ya Jurnal:
(cry1Ab, MH63 terhadap Datta
cry1Ac, dievaluasi di serangga
(2004)
cry1Ab+ sawah Bt hama
cry1Ac), Hibrida
cryIIA

2 Kentang Ya Gen RB dari Tahan Amerika Kentang Ya Jurnal:


Katahdi tanaman terhadap Serikat goreng Ambarwa
kentang penyakit ti et al.
kerabat liar hawar (2011)
(Solanum daun
bulbocastan (Phytopht
um) hora
infestans)
3 Jagung Ya Mepsps Toleran Amerika Kripik Ya Jurnal:
Herbisida Serikat jagung Estiati
glifosat dan
Herman
(2015)

Tabel 2 Wawancara masyarakat terkait produk GMO


Nomor Pertanyaan

a b c d e f g h i j k l m

1 Cak 45 Penjual Pedagang SMP Rumah Cilandak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Sudi tahun
2 Sheila 15 Pembeli Pelajar SMP Rumah Cilandak Ya, GMO Ya, Internet Ya, Ya Ya,
tahun semacam semangka dan USA dengan
produk- tanpa biji, media melihat
produk yang apel sosial label
sudah tahan yang
dimodifikasi. hama. ada di
produk.
3 Maryati 41 Pembeli Ibu rumah SMA Rumah Cilandak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
tahun tangga
4 Ahmad 20 Pembeli Mahasiswa SMA Online Kebayoran Ya, GMO Ya, susu, Internet Ya, Ya Ya,
Fairuz tahun Baru merupakan kentang, dan Amerika melihat
organisme apel. artikel. Serikat label di
yang material kemasa
genetiknya produk.
sudah
dimodifikasi
menggunakan
metode
genetik.
5 Kaylee 19 Pembeli Mahasiswa SMA Restoran Cilandak Ya, GMO itu Ya, Jurnal Ya, Tidak Tidak
tahun merupakan kedelai, dan USA
suatu cara jagung. artikel dan
memodifikai Jepang
organisme
yang mana
material
genetiknya
telah
didmodifikasi
dengan cara
rekayasa
genetik.
GMO sendiri
bertujuan
untuk
ketahanan
pangan dunia
6 Mukhlis 50 Penjual Pedagang SMA Warung Cilandak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
tahun
7 Wan 46 Pembeli PNS S1 Rumah Cilandak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
tahun
8 Nova 26 Pembeli Karyawan SMA Rumah Cilandak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
tahun
9 Sarini 50 Penjual Pedagang SD Rumah Cilandak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
tahun
10 Meidy 26 Pembeli Freelancer S1 Rumah Cilandak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
tahun
Pembahasan

Ada banyak produk GMO yang beredar di Indonesia, adapun tanaman yang telah dikembangkan di Indonesia sebagai produk
GMO di antaranya adalah padi, tebu, tomat, singkong, pepaya dan kentang (Rahayu 2015). Selain itu, lahan pertanian yang semakin
berkurang membuat ilmuwan harus berpikir keras untuk menemukan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari produk GMO yaitu meningkatnya derajat kesehatan manusia dengan
diproduksinya berbagai hormone manusia seperti insulin dan hormon pertumbuhan, tersedianya bahan makanan yang lebih melimpah,
tersedianya sumber energi terbaharui, proses industri yang lebih murah, dan berkurangnya polusi (Singh et al. 2006). Keuntungan
rekayasa genetika juga dapat meningkatkan efisiensi produksi, nilai tambah, dan membantu pelestarian lingkungan (Hariadi 2001).
Negara yang memiliki produk GMO yang paling banyak adalah Amerika Serikat. Data yang didapatkan dari hasil wawancara pun selaras
dan banyak didukung oleh jurnal yang praktikan temui. Banyaknya produk GMO di Amerika menurut Balya (2016), karena pemerintah
AS menganggap rekayasa genetik menjadi solusi terhadap kekuragan pangan karena dapat menghasilkan produk pertanian dengan
varietas unggul, seperti tanaman yang secara alaminya mudah terserang hama menjadi kebal hama, produksi rendah menjadi tinggi,
umur panen panjang menjadi tinggi. Dalam penelitian ini, sudah dilakukan survei terhadap narasumber melalui wawancara. Berikut
grafik dari masing-masing pertanyaan.
Usia
60

50

40

30

20

10

0
Cak Sudi Sheila Maryati Ahmad Fairuz Kaylee Mukhlis Wan Nova Sarini Meidy

Gambar 1. Grafik usia responden

Peran
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Pembeli Penjual

Gambar 2. Grafik peran responden


Pekerjaan
4

0
Pedagang Pelajar IRT Mahasiswa Karyawan PNS Freelancer

Gambar 3. Grafik pekerjaan responden

Pendidikan Terakhir
6
5
4
3
2
1
0
SD SMP SMA S1

Gambar 4. Grafik pendidikan terakhir responden


Tempat Wawancara
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Rumah Restoran Online Warung

Gambar 5. Grafik tempat wawancara dengan responden

Pengetahuan Mengenai GMO


8
7
6
5
4
3
2
1
0
Mengetahui Tidak mengetahui

Gambar 6. Grafik pengetahuan responden mengenai GMO


Sumber Informasi GMO
8

0
Internet Media Sosial Jurnal Artikel Tidak mengetahui

Gambar 7. Grafik sumber informasi GMO

Negara Yang Banyak Menghasilkan GMO


8
7
6
5
4
3
2
1
0
Amerika Serikat Jepang Tidak mengetahui

Gambar 8. Grafik negara yang banyak menghasilkan GMO


Hasil dari wawancara yang penulis dapatkan ialah produk GMO cukup mudah ditemui namun seringkali sulit dikenali oleh para
pembeli maupun penjual, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang beredar di masyarakat. Diakui bahwa GMO telah
menguasai pasar dunia, karena telah memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Peningkatan permintaan pasar akan GMO yang
terus melonjak setiap tahun yang diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tidak terkontrol, serta didukung dengan lahan
pertanian yang semakin menyempit memaksa ilmuwan menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Harianto dan Sosiawan
2008). Dari hasil data yang praktikan peroleh, hanya ada 3 dari 10 responden saja yang mengetahui dan mengerti mengenai GMO.
Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui mengenai produk GMO yang ada di Indonesia. Ketidaktahuan masyarakat Indonesia
diakibatkan produk GMO yang berada di pasar atau supermarket tidak menggunakan label dalam produknya. Para pembeli banyak
mengira produk pangan yang mereka beli jika tidak ada label “organik” berarti produk pangannya termasuk kategori produk konvesional.
Selain dari kecerobohan dan ketidaktelitian pembeli, banyak juga para penjual produk GMO yang tidak menjelaskan jenis produk yang
mereka jual. Perbedaan dan perbandingan produk organik pada umumnya lebih mahal daripada produk transgenik. Mahal nya produk
organik dikarenakan biaya 30% 70% NEGARA YANG BANYAK MENGHASILKAN GMO Amerika Serikat Tidak tahu perawatan
dan profitabilitasnya yang dikeluarkan oleh petani untuk produknya. Misalnya, satu kilo salad polos berharga $ 2 dan organik $ 3. Harga
makanan organik dikatakan 25% hingga 50% lebih tinggi dari harga produk transgenic yang berada di pasar (Mahrus 2014). Penting
bagi masyarakat dalam negeri dan negara lain untuk mengetahui perbedaan antara produk GMO dan non-GMO, cara pertama adalah
memperhatikan label kemasan. Produk organic ditandai dengan “100% Organik”, “Organik”, atau “Dibuat dengan bahan-bahan
organik”. Cara kedua yang sering digunakan oleh masyarakat adalah melihat tampilannya, produk GMO lebih terlihat berwarna dan
sehat dibanding organik, karena pada umumnya konsumen menilai kualitas suatu produk dari tampilannya, namun hal ini nampaknya
bukan merupakan hal yang penting bagi konsumen yang memiliki minat yang tinggi terhadap produk organik (Harianto dan Sosiawan
2008).

Simpulan

Berbagai produk GMO ada yang belum tersebar merata di wilayah Indonesia, tetapi tidak sedikit produk GMO yang sudah
beredar di masyarakat. Kehadiran teknologi rekayasa genetika menjadi salah satu cara agar dapat mengatasi kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, mayoritas masyarakat kurang mengetahui tentang produk GMO
karena kurangnya informasi dan sumber-sumber terkait tentang produk GMO.
Daftar Pustaka
Ambarwati AD, Herman M, Purwito A, Sofiari E, Aswidinnoor H. 2011. Kajian Pendahuluan: perpindahan gen dari tanaman kentang
transgenik katahdin RB ke tanaman kentang nontransgenik. Jurnal Biologi Indonesia. 7(2): 277-287.
Balya F. 2016. Politik pangan: hegemoni komoditas pertanian genetically modified organisms Amerika Serikat di dunia tahun 2011-
2014. Journal of International Relations. 2(4): 190.
Datta SK. 2004. Rice biotechnology: a need for developing countries. AgBioForum. 7(1&2): 31-35.
Estiati A, Herman M. 2015. Regulasi keamanan hayati produk rekayasa genetik di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian. 13(2):
129-146.
Hariadi A. 2001. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Kesehatan. Jakarta (ID): BPHN-Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
Harianto NYS, Sosiawan RF. 2008. Persepsi konsumen terhadap makanan organik di Surabaya. Jurnal Manajemen Perhotelan. 4(1):
18-27.
Mahrus. 2014. Kontroversi produk rekayasa genetika yang dikonsumsi masyarakat. Jurnal Biologi Tropis. 14(2): 109-110.
Rahayu T. 2015. Indonesia agricultural biotechnology annual. Indonesia.
Singh OV, Ghai S, Paul D, Jain RK. 2006. Genetically modified crops: success, safety assessment, and public concern. Appl
Microbiol Biotechnol. 71(5): 598-607.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai