Anda di halaman 1dari 62

PROPOSAL

GAMBARAN KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MENERAPKAN


PROTOKOL KESEHATAN SEBAGAI PENCEGAHAN COVID-19
DI DUSUN NANCUR DESA TENO MESE KECAMATAN ELAR
SELATAN KABUPATEN MANGGARAI TIMUR - NTT

Dibuat dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH :
ADRIANUS JEMATU
NPM : 1714201001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
TAHUN 2021

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROPOSAL
GAMBARAN KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MENERAPKAN
PROTOKOL KESEHATAN SEBAGAI PENCEGAHAN COVID-19
DI DUSUSN NANCUR DESA TENO MESE KECAMATAN ELAR
SELATAN KABUPATEN MANGGARAI TIMUR-NTT

Oleh :
ADRIANUS JEMATU
NIM: 1714201001

Telah Dikoreksi dan Disetujui Untuk Direkomendasikan Kepada Dewan Penguji


Pada Tanggal .... Januari 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Lusia Henny Mariati, M.Kep. Ns. Yuliana Suryati, S.Kep., M.Biomed.
NIDN: 0915058702 NIDN: 0812049003

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Ns. Olivia Suyen Ningsih, M.Kep.


NIDN: 0828048605

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

ii
PERPOSAL
GAMBARAN KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MENERAPKAN
PROTOKOL KESEHATAN SEBAGAI PENCEGAHAN COVID-19
DI DUSUN NANCUR DESA TENO MESE KECAMATAN ELAR
SELATAN KABUPATEN MANGGARAI TIMUR-NTT

Oleh :
ADRIANUS JEMATU
NIM: 17-14-2010-01

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal .... Januari 2022 dan
dinyatakan memenuhi syarat penguji I/Utama
Penguji I

Ns. Heribertus Handi, M.Kes.


NIDN: 0814088402
Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Lusia Henny Mariati, M.Kep. Ns. Yuliana Suryati, S.Kep., M.Biomed.
NIDN: 0915058702 NIDN: 0812049003
Mengetahui,
Ketua Program Studi

Ns. Olivia Suyen Ningsih, M.Kep.


NIDN: 0828048605
KATA PENGANTAR

iii
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
dengan judul “Gambaran kepatuhan masyrakat dalam menerapkan protokol
kesehatan sebagai pencegahan covi-19 di Dusun Nancur Desa Teno Mese
Kecamatan Elar Selatan– NTT’’
Penulis menyadari tanpa bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak, penulis tidak mampu menyelesaikan tulisan ini dengan baik. Oleh karena
itu dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang berlimpah kepada :
1. Prof. Dr. Yohanes Servatius Lon, MA, Rektor Universitas Katolik
Indonesia Santu Paulus Ruteng.
2. David Djerubu, S.Fil., MA, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Dan
Pertanian Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
3. Ns. Oliva Suyen Ningsih, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan dan Profesi Ners Santu Paulus Ruteng.
4. Ns. Lusia Henny Mariati, M.Kep., selaku pembimbing I yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Ns. Yuliana Surayati, S.Kep., M.Biomed., selaku pembimbing II yang
telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Ns. Heribertus Handi, M.Kes., selaku Penguji yang telah memberikan
bimbingan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Ns. Oliva Suyen Ningsih, M.Kep, selaku Penguji yang telah memberikan
bimbingan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan proposal ini.
8. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas
Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng yang telah membekali penulis
dengan segala ilmu pengetahuan yang sangat membantu penulis dalam
proses perkuliahan.
9. Kedua orang tua dengan penuh cinta dan kasih sayang melahirkan dan
membesarkan penulis, dan selalu mendoakan dan mendukung penulis
sehingga mampu menyelesaikan penulisan ini.

iv
10. Teman-teman seperjuangan sarjana keperawatan angkatan 2018 yang
telah memberikan Motivasi dan dukungan kepada penulis selama
menyelesaikan tulisan ini.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam bentuk apapun selama
perkuliahan dan penulisan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca untuk kesempurnaan tulisan ini. Akhirnya penulis berharap kiranya tulisan
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis

Adrianus jematu
17-14-2010-01

v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan penelitian....................................................................................................
D. Manfaat...................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................
A. Pengertian Covid....................................................................................................
B. Penanganan Covid.................................................................................................
C. Pengertian kepatuhan masyarakat..........................................................................
D. Pengertian perilaku................................................................................................
E. Masyarakat.............................................................................................................
F. Perilaku masyarakat...............................................................................................
G. Panduan pencegahan..............................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................................
A. Rencana penelitian.................................................................................................
B. Tempat dan waktu penelitian.................................................................................
C. Populasi dan sampel..............................................................................................
D. Metode pengumulandata........................................................................................
E. Instrumen penelitian..............................................................................................
F. Validitas dan Reabilitas alat ukur..........................................................................
G. Alur penelitian.......................................................................................................
H. Variabel penelitian.................................................................................................
I. Pengolahan dan analisis data.................................................................................
J. Etika penelitian......................................................................................................

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6. Kerangka Teori................................................................................................
Gambar 7. Kerangka Konsep............................................................................................

vii
DAFTAR TABEL
Gambar2.1Tabel penelitian terkait....................................................................................
Gambar 3.1 Tabel kategori tinggi rendanya reliabilitas....................................................

viii
DAFTAR SINGKATAN
WHO : world Health Organization
COV : Corona Virus
MERS : Midlle Eas Respiratory Syndrome
SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome
ARDS : Acute Respirator Distress Syndrome
OTG : Orang Tanpa Gejala
ODP : Orang dalam Pemantauan
PDP : Pasien dalam Pengawasan
SOR : Stimulus Organisme Respon

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa ada
kasus pneumonia di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina (Zhu et al.,
2020), tetapi etiologinya tidak diketahui (Sohrabi et al., 2020). Kasus-
kasus berkembang sangat cepat (Anderson, Heesterbeek, Klinkenberg,
& Hollingsworth, 2020), hingga 7 Januari 2020, pemerintah Cina
mengatakan bahwa pneumonia adalah tipe baru corona virus atau
Covid-19 (Li et al., 2020).
Dunia saat ini tengah waspada dengan penyebaran sebuah virus
yang dikenal dengan virus corona. Coron a virus (CoV) merupakan
bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu
hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS-CoV). Penyakit yang disebabkan virus corona, atau dikenal
dengan COVID-19, adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019
dan belum pernah diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya
(World Health Organization, 2020). Pandemi Covid-19 memiliki
dampak yang besar di berbagai sektor. Indonesia saat ini dihadapkan
pada situasi sulit terkait dengan penanganan dampak pandemi Covid-19.
Usaha-usaha yang dilakukan terkait dengan upaya dalam menekan
angka kematian penduduk yang terinfeksi virus Covid-19.
Pandemi COVID-19 (Corona virus Disease-2019) yang
disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory
Syndrome Corona virus-2) menjadi peristiwa yang mengancam
kesehatan masyarakat secara umum dan telah menarik perhatian dunia.
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO (World  Health Organization) telah
menetapkan  pandemi COVID-19 sebagai keadaan darurat kesehatan
masyarakat yang menjadi perhatian dunia internasional (Güner,

10
Hasanoğlu, & Aktas, 2020).
Pandemi Covid -19 masih melanda berbagai negara di dunia.
Berdsarkan data di laman worldmeters yang di kutip CNBC Indonesia,
sabtu (20/11/2021), kasus Covid -19 di dunia sudah mencapai 256. 878.
895. Dari jumlah itu, sebanyak 231.908.087 sembuh dan 5. 154. 062
meninggal. Ditinjau dari sisi negara, amerika serikat (AS) mencatatkan
kasus positif terbanyak, yaitu 48.492.731. Disusul India (34.495.506)
dan Brasil (22.003.317). Kasus positif Corona di Indonesia berangsur
melandai. Disiplin menjalankan protokol kesehatan tetap nomor satu.
Melansir data satgas Covid-19, hingga Rabu (24/11) ada tambahan 451
kasus baru yang terifeksi Corona di Indonesia. Sehingga total menjadi
4.254.443 kasus positif Corona.
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak
kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019,
kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus
2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-
2019 (COVID-19). Secara global hinga 4 November 2021, total kasus
konfirmasi Covid-19 di dunia adalah 247.968.227 kasus dengan
5.020.204 kematian (CFR 2,0%) di 204 negara transmisi negara.
Status Indonesia hingga 4 November 2021, Pemerintah
Republik Indonesia telah melaporkan 4.246.802 orang terkomfirmasi
positif Covid -19 dan ada 143.500 kematian ( CFR: 3,4) terkait Covid-
19 yang dilaporkan dan 4.091.938 pasien telah sembuh dari penyakit
tersebut. Selasa, 7 Desember 2021 jumlah pasien yang terkonfirmasi
covid-19 di Kabupaten Manggarai Timur, Khususnya di kecamatan Elar
Selatan sebanyak 119 warga yang positif covid-19 dari hasil
pemeriksaan Rapid Test Antigen. Dari data monitoring satuan tugas
pencegahan dan penanganan Covid-19 Jumaat, 17 Desember 2021
memperlihatkan penambahan 19 kasus positif, dan total kasus dalam 19
hari sebanayak 119 kasus terkonfirmasi positif. (BORONG,
KOMPAS.com 22 Desember 2021). Sementara itu dari hasil

11
pemeriksaan Swab PCR tidak mengalami perubahan, yakni 119 kasus
dengan rincian 45 orang sembuh, 19 masih dirujuk dan dirawat baik di
RSUD dr. Ben Mboi.
Berdsarkan Data Worldometers, info monitor Harian Covid-19
Kabupaten Manggarai Timur Sabtu, 28 Desember 2021 Total untuk
keseluruhan pasin terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Manggarai
Timur sebanyak 555 orang.
Data Harian (Dinkes) Covid-19 Kabupaten Manggarai Timur
hingga Kamis, 6 Januari 2022, total kasus konfirmasi positif Covid-19
sejak masuknya dikabupaten manggarai timur ada sejumlah 555 kasus
dengan rincian, Rapit Diagnostik Test (RDT) Antigen kasus konfirmasi
119 orang, sedangkan yang masi isolasi 79 orang, dan yang sembuh 405
orang dan meninggal 8 orang. RT-PCR dan TCM kasus konfirmasi 555
orang, dirawat/isolasi mandiri 79 orang, dan sembuh 405 orang, dan
pasien meninggal 8 orang di Kabupaten Manggarai Timur.
Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 termasuk gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan napas pendek.
Masa inkubasi rata- rata adalah 5-6 hari dengan masa inkubasi paling
lama 14 hari. Pada kasus yang parah, Covid-19 dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan dalam
sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami
kesulitan bernapas, dan sinar-X menunjukkan infiltrat pneumonia yang
luas di kedua paru-paru (Holshue et al., 2020). Gejala klinis pasien yang
berat dan kritis dengan Covid-19 cenderung mirip dengan gejala klinis
SARS dan MERS (Wang, Wang, Chen, & Qin, 2020).
Protokol kesehatan dalam penanggulangan Covid-19 terdiri dari
beberapa fase yaitu fase pencegahan, fase deteksi, dan fase respon (Dwi
Mardhia, Neri Kautsari, Lalu Ilham Syaputra, Wahyu Ramdhani, 2020).
Peran masyarakat dalam setiap fase sangat penting untuk menghindari
kemungkinan terjadinya penularan yang lebih banyak. Pemerintah telah

12
mengeluarkan pedoman tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi
penyebaran Covid-19. Upaya yang dapat dilakukan pada fase
pencegahan oleh setiap individu, salah satunya yaitu seperti
menggunakan masker (Kemenkes RI, 2020).
Upaya yang dilakukan pemerintah Manggarai Timur sesuai
dengan protokol yang telah di tetapkan dalam pelaksanaan kebijakan
physical distancing dan social distancing dengan menerapkan protokol
kesehatan yang berlaku dan gencar melakukan sosialiasi tentang
penerapan pola hidup sehat. Prakteknya berupa masyarakat menerapkan
physical distancing dengan melakukan beberapa cara seperti, tidak
meninggalkan rumah kecuali dalam kondisi yang sangat penting
misalnya untuk membeli kebutuhan pokok atau berobat, menyapa orang
lain dengan tidak berjabat tangan, rutin berolahraga, di rumah minimal
30 menit sehari untuk menjaga daya tahan tubuh, memanfaatkan
fasilitas elektronik yang tersedia dirumah agar tetap dapat bekerja atau
belajar dari rumah.
Pelaksanaan protokol kesehatan harus dilaksanakan oleh semua
masyarakat di Manggarai Timur. Berdasrkan hasil peneliti menunjukan
bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol:
memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan,
mengurangi mobilitas.
Hal ini kesadaran masyarakat masih berkurang sehingga, masih
banyak masyarakat yang memiliki kebiasaan, bergaul, berceritra,
berkerumun, dan jalan - jalan ke tempat yang ramai. (hal yang biasa
masyarakat lakukan). Hal tersebut menunjukan bahwa kebiasaan
masyarakat di Manggarai Timur masih dapat melanggar protokol
kesehatan yang sudah ditetapakan oleh pemerintah setempat.
Berdsarakan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui “Gambaran
kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan sebagai
pencegahan covid-19”

13
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Bagaiman tingkat kepatuhan masyarakat dalam
menerapkan protokol kesehatan sebagai pencegahan covid-19 di Dusun
Nancur Desa Teno Mese Kecamatan Elar Selatan Kabupaten
Manggarai Timur”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kepatuhan masyarakat dalam
menerapkan protokol kesehatan sebagai pencegahan Covid-19 di
Dusun Nancur Desa Teno Mese Kecamatan Elar Selatan Kabupaten
Manggarai Timur
2. Tujuan khusus
1. Mengetahui karakteristik responden di Dusun Nancur Desa
Teno Mese Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur
2. Mengetahui gambaran kepatuhan masyarakat di Dusun Nancur
Desa Teno Mese Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur
3. Mengetahui gambaran penerapan protokol kesehatan oleh
masyarakat di Dusun Nancur Desa Teno Mese Kecamatan Elar
Selatan Kabupaten Manggarai Timur
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sebagai pememberian informasi serta
pengembangan ilmuh atau teori bagi masyarakat atau mahasiswa dan
yang berhubungan dengan Gambaran kepatuhan masyarakat dalam
menerapakan protokol kesehatan sebagai pencegahan covid-19 di
Dusun Nancur Desa Teno Mese Kecamatan Elar Selatan.
2. Manfaat praktik

14
Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Dan Pertanian Santu Paulus
Ruteng Dapat dijadikan bahan referensi dan tambahan pustaka untuk
peneliti selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat di Dusun Nancur
a. Bagi Perawat
Menamba wawasan serta menjadi lebih aktif dalam
mengambil kebijakan pencegahan dan penularan terhadap
pencegahan Covid-19.
b. Bagi Peneliti
Menamba wawasan serta pengetahuan dalam melaksanankan
penelitian yang berksitan dengan Gambaran kepatuhan
masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan sebagai
proses pencegahan Covid-19.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber data
informasi dasar dalam melakukan penelitian tentang Gambaran
kepatuhan masyarakat dalam memenerapkan protokol
kesehatan sebagai pencegahan Covid-19 di Dusun Nancur Desa
Teno Kecamatan Elar Selatan.

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Covid-19

1. Pengertian Covid-19
Sejak awal Desember 2019, dunia telah menghadapi suatu
masalah yaitu kehadiran virus baru yang belum pernah dikenal
sebelumnya. Coronavirus atau disebut juga Covid-19 adalah virus
dengan gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, demam, sesak napas, dan
diduga berasal dari hewan. Meski terlihat sama dengan virus pada
umumnya, tetapi siapa sangka virus corona ini bisa berdampak besar di
semua sektor kehidupan (Amanda, 2020).
Sejatinya virus merupakan sebuah mikroorganisme, yaitu
organisme kecil yang hanya mampu dilihat melalui media mikroskopik.
Sebagai sebuah makhluk hidup, virus pun tentu mampu melakukan
evolusi sebagaimana makhluk hidup yang lain. Namun dalam sejarah
evolusi, makhluk hidup nyaris tidak pernah melakukan evolusi kecuali
ketika ia dihadapkan dengan kondisi tertentu yang mengharuskannya
untuk berevolusi. Mengingat sebelum menjangkit kepada manusia, virus
Covid-19 hanya berinangkan pada hewan seperti kelelawar, trenggiling,
dan sebagainya (Bima Jati & Putra, 2020).
Kasus virus corona muncul dan menyerang manusia pertama kali
di provinsi Wuhan, China.Awal kemunculannya diduga merupakan
penyakit pneumonia, dengan gejala serupa sakit flu pada
umumnya.Gejala tersebut di antaranya batuk, demam, letih, sesak napas,
dan tidak nafsu makan. Namun berbeda dengan influenza, virus corona
dapat berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih
parah dan gagal organ. Kondisi darurat ini terutama terjadi pada pasien
dengan masalah kesehatan sebelumnya.
Penularan virus corona yang sangat cepat inilah Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi

16
pada 11 Maret 2020. Status pandemi atau epidemi global menandakan
bahwa penyebaran Covid-19 berlangsung sangat cepat hingga hampir tak
ada negara di dunia yang dapat memastikan diri terhindar dari virus
corona (Widiyani dalam Mona, 2020).
Peningkatan jumlah kasus corona terjadi dalam waktu singkat dan
membutuhkan penanganan segera. Virus corona dapat dengan mudah
menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia. Virus ini dapat
menular secara mudah melalui kontak dengan penderita. Sayangnya
hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus
corona atau Covid-19 (Mona, 2020). Kasus pertama Covid-19 di
Indonesia diajukan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat setiap orang. Sejauh ini,
sampai penulis membuat makalah ini 57.770 kasus telah dikonfirmasi,
dan 25.595 telah dipulihkan namun 2.934 telah meninggal dunia. Dari
data ini, jumlah tertinggi adalah di Jawa Timur dengan jumlah yang
dikonfirmasi 12.321 kasus, 4.199 pulih dan 926 yang meninggal.
Kemudian disusul DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan. Di DKI Jakarta
11.637 kasus dikonfirmasi, pulih 6.680 dan meninggal 632, sementara di
Sulawesi Selatan dikonfirmasi kasus 5.214, pulih 1.891 dan meninggal
168 jiwa.
Pada awalnya pemerintah Indonesia terlihat lamban dalam
menangani penyebaran Virus Corona. Sementara negara-negara lain telah
memperhatikan untuk mencegah penyebaran Virus Corona, pemerintah
Indonesia sebaliknya memberikan insentif di sektor pariwisata untuk
menarik wisatawan asing untuk mengunjungi tujuan wisata di Indonesia
adalah kemampuan untuk mengarahkan, mempertahankan, dan
menyeleksi perhatian (Willy F. Maramis, 2009). Pusat konsentrasi
terletak pada area asosiasi prefrontalis di dalam otak (Guyton AC, 2006).
Menurut Nugroho (dalam Abdul Mukti, 2020) beberapa aspek penting
berkaitan dengan konsentrasi antara lain pemusatan pikiran, motivasi,
rasa kuatir, perasaan tertekan, gangguan pemikiran.

17
18
2. Gejala Terinfeksi Covid-19
Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan
keluarga besar Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika
menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory
Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Covid-19
sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan,
Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020 dalam Setiawan Rifqi,
2020). Karena itu, Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus
disease-2019 yang disingkat menjadi Covid-19. Covid-19 sejak
ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Gejala Covid-19 umumnya berupa
demam 38°C, batuk kering, dan sesak nafas serta dampak paling buruk
untuk manusia ialah kematian (Adib Rifqi Setiawan, 2020).
Covid-19 menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan yang
akan memicu munculnya pneumonia (infeksi saluran pernafasan yang
mengenai jaringan paru di paru-paru). Individu yang tidak menggunakan
masker usia tua dan memiliki penyakit lain yang menyertai (hipertensi,
diabetes melitus) menjadi individu yang rentan terkena. Gejala awal yaitu
panas badan, disertai batuk kering hingga akhirnya jatuh ke dalam
keadaan sesak yang lama - kelemaan akhirnya mengalami Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS) atau gagal nafas hingga
meninggal. Gejalanya begitu cepat tergantung dari tingkat imunitas
penderita (Yusufa Ibnu Sina Setiawan, 2020).
Gejala Covid-19 yang paling umum antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, sesak napas, dan batuk kering. Gejala-
gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
(Pane, 2020 dalam Windhiyana, 2020). Tenaga kesehatan berperan
penting dalam memberikan tanggap terhadap wabah Covid-19 dan

19
menjadi ditulang punggung pertahanan suatu negara untuk membatasi
atau menanggulangi penyebaran penyakit Covid-19 (Coronavirus
Disease 2019).
Covid-19 merupakan sebuah virus yang menyerang pernafasan
manusia (Kementerian Kesehatan, 2020). Covid-19 ini masih
berhubungan dengan penyebab SARS dan MERS yang sempat muncul
pada tahun 2019. Ketiga virus ini diketahui disebarkan oleh hewan
dan mampu menjangkit dari satu spesies ke spesies lainya termasuk
manusia. Penyebaran coronavirus dari hewan ke manusia sangat
jarang, tetapi hal ini yang terjadi pada Covid-19, SARS, dan MERS.
Manusia dapat tertular coronavirus melalui kontak langsung dengan
hewan yang terjangkit virus ini. Cara penyebarannya disebut transmisi
zoonosis. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pencegahan virus
ini menurut (Kementerian Dalam Negeri, 2020) yaitu melakukan
kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat
kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor,
menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut, terapkan etika batuk
atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas
bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah, pakailah
masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan
kebersihan tangan setelah membuang masker, menjaga jarak (minimal 1
m) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan.

20
3. Istilah-Istilah dalam Covid-19
Sesuai dengan pedoman kesiapsiagaan menghadapi Covid-19
yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ada beberapa
istilah dalam pengananan Covid-19, sebagai berikut (Kemenkes RI,
2020) :
a. OTG (Orang tanpa Gejala)
OTG adalah seseorang yang tidak bergejala tapi berisiko
telah tertular virus corona dari pasien Covid-19. Selain itu, OTG
memiliki kontak erat dengan kasus positif Covid-19. Kontak erat
adalah aktivitas berupa kontak fisik, berada dalam ruangan,
ataupun telah berkunjung, dalam radius satu meter dengan pasien
berstatus PDP atau positif Covid-19, dalam waktu 2 hari sebelum
kasus timbulnya gejala, hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
b. ODP (Orang dalam Pemantauan)
Pegawai yang mengalami gejala demam/ riwayat demam
tanpa pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke
wilayah/negara yang terjangkit, dalam waktu 14 hari dan tidak
memiliki satu atau lebih riwayat paparan (Riwayat kontak erat
dengan kasus konfirmasi Covid- 19; bekerja atau mengunjungi
fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi
Covid-19 di wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit), memiliki riwayat kontak dengan
penular sudah teridentifikasi di wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit)
c. PDP (Pasien dalam Pengawasan)
Pegawasan yang mengalami:
1) Demam (≥38°C) atau ada riwayat demam,
2) Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan, Pneumonia ringan hingga berat
berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran radiologis Perlu
waspada pada pegawai dengan gangguan sistem kekebalan

21
tubuh (immunocompromised) karena gejala dan tanda menjadi
tidak jelas dan disertai minimal satu kondisi sebagai berikut:
a) Memiliki riwayat perjalanan ke wilayah/negara yang
terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit) dalam
waktu 14 hari sebelum timbul gejala;
b) Merupakan pegawai atau karyawan yang bertugas pada
layanan kesehatan kantor yang sakit dengan gejala sama
setelah merawat pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) berat yang tidak diketahui penyebab/etiologi
penyakitnya, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau
riwayat bepergian;
c) Pegawai dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14
hari sebelum sakit, memiliki salah satu dari paparan berikut:
 Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi
Covid-19;
 Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang
berhubungan dengan pasien konfirmasi Covid-19 di
wilayah negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit);
1) Suspect: Diduga terkena virus karena sudah
menunjukan gejala dan pernah berkontak atau
bertemu dengan orang yg positif corona)
2) Positif: Setelah melalui cek lab dan prosedur lain
3) Lockdown: Mengunci masuk keluar dari suatu
wilayah, daerah, negara
4) Social Distancing: Menjauhi segala bentuk
perkumpulan, menjaga jarak antar manusia,
menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan
banyak orang.
5) Isolasi untuk yang sakit: Mengendalikan penyebaran
penyakit dengan membatasi perpindahan orang

22
(mencegah perpindahan penyakit dari orang yang
sakit)
6) Karantina untuk yang sehat: Mengendalikan
penyebaran penyakit dengan membatasi perpindahan
orang (mencegah perpindahan penyakit ke orang
yang sehat)
7) Pandemi: Penyebaran terjadi secara global. Menteri
Kesehatan telah menghapus beberapa istilah yang
pernah ada saat awal mula munculnya virus Covid-
19 yaitu seperti OTG, ODP, dan PDP. Penggantian
ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan
tentang pengendalian Covid-19 sejak tanggal 13 Juli
2020. Adapun istilah- istilah baru tersebut adalah
sebagai berikut (Kepmenkes, 2020):
1) Kasus Suspek Sebelumnya, kasus suspek ini lebih
dikenal dengan istilah Pasien Dalam Pengawasan
(PDP). Seseorang masuk ke dalam kriteria kasus
suspek apa bila:
a) Mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) dan dalam 14 hari terakhir memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di wilayah yang
terkonfirmasi adanya penularan Covid-19.
b) Salah satu gejala ISPA dan punya riwayat
kontak dekat dengan orang yang terkonfirmasi
Covid-19 atau masuk dalam kriteria kasus
probable selama 14 hari terakhir.
c) Mengidap ISPA berat atau pneumonia berat
yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
2) Kasus Konfirmasi
Seseorang masuk ke dalam kasus konfirmasi apabila hasil
pemeriksaan RT-PCR menunjukkan hasil positif terinfeksi virus

23
Covid-19. Kasus konfirmasi di bagi menjadi dua tipe, yakni kasus
konfirmasi dengan gejala (simptomatik) dan kasus konfirmasi tanpa
gejala (asimtomatik).
3) Kontak Erat
Jika seseorang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable
atau konfirmasi Covid-19, maka termasuk dalam kategori kontak
erat. Riwayat kontak yang dimaksud, yaitu:
a) Melakukan tatap muka atau berdekatan dengan kasus
probable atau kasus konfirmasi dalam radius satu meter
selama 15 menit atau lebih.
b) Bersentuhan fisik secara langsung, seperti berjabat tangan,
berpegangan tangan, berpelukan dan lain-lain dengan kasus
probable atau konfirmasi.
c) Memberikan perawatan untuk seseorang yang masuk
kategori kasus probable atau konfirmasi tanpa
menggunakan standar APD.
d) Situasi lain yang ditandai adanya kontak berdasarkan
penilaian risiko lokal yang telah ditetapkan.
4) Selesai Isolasi
Seseorang dinyatakan selesai isolasi apabila memenuhi salah satu
kriteria berikut:
a) Memiliki status kasus konfirmasi tanpa gejala
(asimtomatik) dan tidak melakukan pemeriksaan RT-PCR
lanjutan dan telah menjalani 10 hari isolasi mandiri
tambahan sejak pengambilan spesimen diagnosis
konfirmasi.
b) Memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi
dengan gejala (simptomatik) dan tidak melakukan
pemeriksaan RT-PCR lanjutan dihitung 10 hari sejak
tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah
tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan

24
pernapasan.
c) Memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi
dengan gejala (simptomatik) dan mendapatkan hasil
pemeriksaan RT-PCR lanjutan satu kali negatif, dengan
ditambah isolasi minimal 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
d) Kematian Kematian apabila seseorang dengan status
kasus konfirmasi atau probable Covid-19 yang
meninggal.
4. Pencegahan
1) Pencegahan Level Individu
a) Upaya Kebersihan Personal dan Rumah
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk
membantu mencegah COVID-19, yaitu menjaga kebersihan
diri/personal dan rumah dengan cara ( Kemenkes RI 2020) :
 Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air
setidaknya 20 detik atau menggunakan pembersih
tangan berbasis alkohol (hand sanitizer), serta mandi
atau mencuci muka jika memungkinkan, sesampainya
rumah atau di tempat bekerja, setelah membersihkan
kotoran hidung, batuk atau bersin dan ketika makan
atau mengantarkan makanan.
 Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan
tangan yang belum dicuci
 Jangan berjabat tangan
 Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang
memiliki gejala sakit
 Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas
bagian dalam atau dengan tisu lalu langsung buang tisu
ke tempat sampah dan segera cuci tangan
 Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah

25
setelah berpergian
 Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada
benda-benda yang sering disentuh dan pada permukaan
rumah dan perabot (meja, kursi, dan lain-lain), gagang
pintu, dan lain-lain.
b) Peningkatan Imunitas Diri dan Mengendalikan Komorbid
Dalam melawan penyakit COVID-19, menjaga sistem
imunitas diri merupakan hal yang penting, terutama untuk
mengendalikan penyakit penyerta (komorbid). Terdapat
beberapa hal yang dapat meningkatan imunitas diri pada orang
yang terpapar COVID-19 ( Kemenkes RI 2020 ) , yaitu sebagai
berikut :
 Konsumsi gizi seimbang
 Aktifitas fisik/senam ringan
 Istirahat cukup
 Suplemen vitamin
 Tidak merokok
 Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus,
hipertensi, kanker).
2) Pencegahan level masayarakat
a) Pembatasan Interaksi Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical
Contact/Physical Distancing dan Social Distancing).
Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu
penduduk dalam suatu wilayah. Pembatasan sosial ini
dilakukan oleh semua orang di wilayah yang diduga terinfeksi
penyakit. Pembatasan sosial berskala besar bertujuan untuk
mencegah meluasnya penyebaran penyakit di wilayah tertentu.
Pembatasan sosial berskala besar paling sedikit meliputi:
meliburkan sekolah dan tempat kerja; pembatasan kegiatan
keagamaan; dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau
fasilitas umum. Selain itu, pembatasan social juga dilakukan

26
dengan meminta masyarakat untuk mengurangi interaksi
sosialnya dengan tetap tinggal di dalam rumah maupun
pembatasan penggunaan transportasi publik ( Kemenkes
RI,2020 ).
Menurut ( Kemenkes RI,2020 ), Pembatasan sosial dalam
hal ini adalah jaga jarak fisik (physical distancing), yang dapat
dilakukan dengan cara :
 Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang
mengatur jarak minimal 1 meter, tidak bersalaman, tidak
berpelukan dan berciuman.
 Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta,
bus, dan angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari
jam sibuk ketika berpergian.
 Bekerja dari rumah (Work From Home), jika
memungkinkan dan kantor memberlakukan ini.
 Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas
umum.
 Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke
tempat-tempat wisata.
 Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk
berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda
kegiatan bersama. Hubungi mereka dengan telepon,
internet, dan media sosial.
 Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi
dokter atau fasilitas lainnya.
 Jika anda sakit, Dilarang mengunjungi orang tua/lanjut
usia. Jika anda tinggal satu rumah dengan mereka, maka
hindari interaksi langsung dengan mereka.
 Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri
di rumah.

27
 Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di
rumah.

b) Menerapkan Etika Batuk dan Bersin.


Menerapkan etika batuk dan bersin meliputi ( Kemenkes
RI,2020 ) :
 Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin
gunakan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah
dan segera cuci tangan.
 Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan
lengan atas bagian dalam.
5. Penanganan Covid-19
a. Jika Merasa Sehat
Jika Anda merasa tidak sehat dengan kriteria (Kemenkes RI,
2020):
1) Demam 38 derajat Celcius, dan
2) Batuk/pilek
Istirahatlah yang cukup di rumah dan bila perlu minum Bila
keluhan berlanjut, atau disertai dengan kesulitan bernafas (sesak
atau nafas cepat), segera berobat ke fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes). Pada saat berobat ke fasyankes, Anda
harus lakukan tindakan berikut:
a) Gunakan masker
b) Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin
yang benar dengan cara menutup mulut dan hidung dengan
tisu atau punggung lengan
c) Usahakan tidak menggunakan transportasi massal Tenaga
kesehatan (nakes) di fasyankes akan melakukan screening

28
suspect Covid-19
3) Jika memenuhi kriteria suspect Covid-19, maka Anda akan
dirujuk ke salah satu rumah sakit (RS) rujukan yang siap untuk
penanganan Covid-19.
4) Jika tidak memenuhi kriteria suspect Covid-19, maka Anda akan
dirawat inap atau rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan
dokter fasyankes.
5) Jika anda memenuhi kriteria suspect Covid-19 akan diantar ke
RS rujukan menggunakan ambulan fasyankes didampingi oleh
nakes yang menggunakan alat pelindung diri (APD).
6) Di RS rujukan, akan dilakukan pengambilan spesimen untuk
pemeriksaan laboratorium dan dirawat di ruang isolasi.
7) Spesimen akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta. Hasil pemeriksaan
pertama akan keluar dalam 24 jam setelah spesimen diterima.
a. Jika hasilnya positif,
Maka anda akan dinyatakan sebagai penderita Covid-
19.
Sampel akan di ambil setiap hari
Anda akan dikeluarkan dari ruang isolasi jika
pemeriksaan sampel 2 (dua) kali berturut-turut
hasilnya negatif
b. Jika hasilnya negatif, Anda akan dirawat sesuai dengan
penyebab penyakit.
d. Jika Sehat, namun (Kemenkes RI, 2020) :
a) Ada riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke negara
terjangkit Covid- 19, atau
b) Merasa pernah kontak dengan penderita Covid-19,
hubungi Hotline Center Corona untuk mendapat petunjuk
lebih lanjut di nomor berikut: 119 ext 9.

29
B. Pengertian Kepatuhan masyrakat
Kepatuhan berasal dari kata “obedience” dalam bahasa Inggris.
Obedience berasal dari bahasa Latin yaitu “obedire” yang berarti untuk
mendengar terhadap. Makna dari obedience adalah mematuhi. Dengan
demikian, kepatuhan dapat diartikan patuh dengan perintah atau aturan
(Sarbaini, 2012).
Kepatuhan berasal dari kata patuh Menurut Hartono, kepatuhan adalah
perubahan sikap dan tingkah laku seseorang untuk mengikuti permintaan atau
perintah orang lain. Seseorang dikatakan patuh terhadap orang lain apabila
orang tersebut dapat mempercayai, menerima, dan melakukan sesuatu
permintaan atau perintah orang lain (Rifa Juniartika, Rina Mariana, 2012).
Kepatuhan merupakan kecendrungan dan kerelaan seseorang untuk
memenuhi dan menerima permintaan, baik yang berasal dari seseorang
pemimpin atau yang bersifat mutlak sebagai sebuah tata tertib atau perintah
(McKendry dalam Diah Krisnatuti, Tin Herawati, 2011). Sarbaini
mendefinisikan bahwa: “Kepatuhan adalah berupa perilaku, tindakan,
kebiasaan dan kerelaan untuk mematuhi kebijakan, hukum, regulasi,
ketentuan, peraturan, perintah, dan larangan yang ditentukan”. Berdasarkan
pendapat Sarbaini bahwa kepatuhan dilihat dari segi orang yang mematuhi
artinya adanya kesediaan individu untuk mematuhi hukum. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Watson (Sarbaini, 2012) mengatakan bahwa: “Kepatuhan
memang secara otomatis bermakna mematuhi peraturan-peraturan, hokum -
hukum, regulasi-regulasi dan kebijakan” (Zulkarnain, Hasyim, & Nurmalisa,
2014).
Neufelt (2004) menjelaskan arti kepatuhan sebagai kemauan
mematuhi sesuatu dengan takluk tunduk. Pelanggaran terhadap peraturan
kerap terjadi di masyarakat akibat dari kurang puasnya salah satu pihak
dengan peraturan tersebut (Kusumadewi, S., Hardjajani, T., & Priyatama,
2012). Kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya: minum obat, mematuhi
diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan
kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan setiap

30
aspek anjuran hingga mematuhi rencana (Barbara Kozier, Glenora Erb,
Audrey Berman, 2010).
Herbert Kelman (dalam Tondok, 2012) mendefinisikan kepatuhan
sebagai perilaku mengikuti permintaan otoritas meskipun individu secara
personal individu tidak setuju dengan permintaan tersebut. Ketidak hadiran
figur otoritas akan menyebabkan individu cenderung untuk melanggar
permintaan tersebut. Individu berperilaku patuh guna mendapatkan reaksi
yang menyenangkan atau pun menghindari hukuman sebagai konsekuensi
perilaku yang dilakukannya. Yunita dan Erna (dalam (Febrina Sanderi,
Marjohan, 2013) menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan serangkaian
perilaku seseorang dalam melaksanakan atau mentaati tata tertib yang berlaku
atas dasar rasa hormat dan kesadaran diri sendiri. Melihat pengertian
kepatuhan tersebut, maka di dalam kepatuhan terdapat unsur-unsur sebagai
berikut:
1) Menerima norma/nilai-nilai. Seseorang dikatakan patuh apabila yang
bersangkutan menerima baik kehadiran norma-norma/nilai-nilai dari
suatu peraturan meskipun peraturan tertulis.
2) Penerapan norma – norma/nilai - nilai itu dalam kehidupan seseorang
dikatakan patuh jika norma-norma atau nilai-nilai dari suatu peraturan
diwujudkan dalam perbuatan, bila norma atau nilai itu
dilaksanakannya maka dapat dikatakan bahwa ia patuh.
Kepatuhan dibagi dalam tiga bentuk perilaku yaitu (Sarwono,
Sarlito, 2011):
a. Konformitas (conformity) yaitu masyarakat mengubah sikap dan
tingkahlakunya agar sesuai dengan cara melakukan tindakan
yang sesuai dan diterima dengan tuntutan sosial.
b. Penerimaan (compliance) yaitu masyarakat melakukan sesuatu
atas permintaan orang lain yang diakui otoritasnya.
c. Ketaatan (obedience) yaitu masyarakat melakukan tingkahlaku
atas perintah orang lain. Seseorang mentaati dan mematuhi
permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu

31
karena ada unsur power factor - faktor yang Mempengaruhi
kepatuhan masyarakat factor - faktor yang mempengaruhi
kepatuhan diantaranya (Kamidah, 2015) :
3) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan,
pendengar, pencium, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

4) Motivasi
Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk berperilaku semakin baik motivasi maka semakin
baik pula kondisi internal manusia seperti keinginan dan harapan yang
mendorong individu untuk berperilaku agar mencapai tujuan yang
dikehendakinya (Widya Budiarni, 2012).
5) Dukungan keluarga
Upaya yang dilakukan dengan mengikutkan peran serta keluarga
adalah sebagai faktor dasar penting yang ada dalam membantu
mewujudkan dan menaati peraturan yang ada. Thomas Blass (dalam
Wilujeng, 2010) dalam wacana pada eksperimen yang dilakukan oleh
Milgram menguraikan bahwa ada tiga hal yang nantinya bisa
mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang. Faktor-faktor ini ada yang
bisa berpengaruh pada setiap keadaan namun ada juga berpengaruh
pada situasi yang bersifat kuat dan ambigu saja.
a) Kepribadian Kepribadian adalah faktor internal yang dimiliki
masing - masing individu dalam masyarakat. Faktor ini akan
berperan kuat mempengaruhi intensitas kepatuhan ketika berada
pada situasi yang lemah dan pilihan-pilihan yang ambigu dan
mengandung banyak hal. Faktor tergantung pada dimanakah
individu tumbuh dan peranan pendidikan yang diterima.

32
b) Kepercayaan Suatu perilaku yang ditampilkan masyarakat
kebanyakan berdasarkan keyakinan yang dianut, Sikap loyalitas
pada keyakinannya akan mempengaruhi pengambilan
keputusannya, masyarakat akan lebih mudah mematuhi norma
sosial yang di doktrinkan oleh kepercayaan yang dianut. Perilaku
patuh berdasarkan kepercayaan juga disebabkan adanya
penghargaan dan hukuman yang berat pada kehidupan setelah
mati.
c) Lingkungan. Nilai-nilai yang tumbuh dalam suatu lingkungan
nantinya juga akan mempengaruhi proses internalisasi yang
dilakukan masyarakat. Lingkungan yang kondusif dan
komunikatif akan mampu membuat masyarakat belajar tentang
arti suatu norma sosial dan kemudian menginternalisasikan dalam
dirinya dan ditampilkan lewat perilaku. Lingkungan yang
cenderung otoriter akan membuat masyarakat mengalami proses
internalisasi dengan keterpaksaan. Dalam merumuskan faktor
yang mempengaruhi para ahli berbeda pendapat.
Menurut Taylor, kepatuhan atau ketaatan seseorang terhadap
otoritas atau norma sosial dapat terbentuk dengan adanya enam
faktor di antaranya (Umami, 2010):
a. Informasi.
Merupakan faktor utama dalam pengaruh sosial.
Seseorang terkadang ingin melakukan sesuatu yang tidak
ingin mereka lakukan hanya setelah kepada mereka diberikan
sejumlah informasi, seseorang sering memengaruhi orang
lain dengan memberikan mereka informasi atau argumen
yang logis tentang tindakan yang seharusnya mereka lakukan.
b. Imbalan.
Salah satu basis kekuasaan adalah kemampuan untuk
memberi hasil positif bagi orang lain, membantu orang lain
mendapatkan tujuan yang diinginkan atau menawarkan

33
imbalan yang bermanfaat. Beberapa imbalan bersifat sangat
personal, seperti senyum persetujuan dari teman, Imbalan
lainnya seperti uang adalah impersonal.
c. Keahlian.
Pengetahuan khusus, training, dan ketrampilan juga
dapat menjadi sumber kekuasaan. Seseorang tunduk pada ahli
dan mengikuti nasehatnya karena mereka percaya bahwa
pengetahuan penguasa akan membantu kita mencapai tujuan
kita.
d. Kekuasaan rujukan
Basis pengaruh dengan relevansi pada relasi personal
atau kelompok adalah kekuasaan rujukan. Kekuasaan ini eksis
ketika seseorang mengidentifikasi atau ingin menjalin
hubungan dengan kelompok atau orang lain. Seseorang
mungkin bersedia meniru perilaku mereka atau melakukan
apa yang mereka minta karena ingin sama dengan mereka atau
menjalin hubungan baik dengan mereka.
e. Otoritas yang sah
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah
bahwa seseorang memiliki otoritas yang sah dalam situasi itu,
sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
f. Paksaan
Dapat berupa paksaan fisik sampai ancaman hukuman
atau tanda ketidak setujuan. Misalnya, setelah gagal
menyakinkan anak untuk tidur siang, si bapak mungkin
secara paksa memasukkan anak ke dalam kamar, lalu ia
keluar dan mengunci pintu.
Ada empat faktor yang merupakan dasar kepatuhan
seseorang terhadap nilai tertentu, yaitu (Graham dalam
Normasari, Sarbaini, 2013) :
a. Normativist, biasanya kepatuhan pada norma-

34
norma hukum.
Selanjutnya dikatakan bahwa kepatuhan ini
terdapat dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Kepatuhan terhadap nilai atau norma itu sendiri;
2. Kepatuhan pada proses tanpa memperdulikan normanya
sendiri;
3. Kepatuhan pada hasilnya atau tujuan yang
diharapkannya dari peraturan itu.
b. Integralist, yaitu kepatuhan yang didasarkan pada
kesadaran dan pertimbangan - pertimbangan yang
rasional.
c. Fenomenalist, yaitu kepatuhan berdasarkan suara hati
atau sekedar basa-basi.
d. Hedonist, yaitu kepatuhan berdasarkan kepentingan diri
sendiri.
Menurut Feuer Stein ada beberapa faktor yang mendukung
sikap patuh, diantaranya (Faktul, 2009) :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia
meningkatkan kepribadian atau proses perubahan perilaku
menuju kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia
dengan jalan membina dan mengembangkan potensi
kepribadiannya, yang berupa rohani (cipta, rasa, karsa) dan
jasmani. Domain pendidikan dapat diukur dari (Notoatmodjo,
2003) :
1. Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan
(knowledge).
2. Sikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang
diberikan (attitude).
3. Praktek atau tindakan sehubungan dengan materi
pendidikan yang diberikan.

35
b. Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri
kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan.
Pasien yang mandiri harus dilibatkan secara aktif dalam
program pengobatan.
c. Modifikasi faktor lingkungan dan social
Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman
sangat penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk
membantu memahami kepatuhan terhadap program.
d. Perubahan model terapi Program dapat dibuat sesederhana
mungkin.
e. Meningkatkan interaksi.
f. Suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik.
C. Aspek-Aspek Kepatuhan Masyarakat
Persoalan kepatuhan dalam realitasnya ditentukan oleh tiga aspek,
yaitu (Sarbaini, 2012) :
a) Pemegang Otoritas
Status yang tinggi dari figur yang memiliki otoritas memberikan
pengaruh penting terhadap perilaku kepatuhan pada masyarakat.
b) Kondisi yang terjadi
Terbatasnya peluang untuk tidak patuh dan meningkatnya situasi yang
menuntut kepatuhan.
c) Orang yang mematuhi
Kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan karena ia mengetahui
bahwa hal itu benar dan penting untuk dilakukan.

D. Masyrakat
1. Pengertian Masyrakat
Masyarakat merupakan wadah untuk membentuk kepribadian diri
setiap kelompok manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Selain itu masyarakat adalah kelompok manusia yang tinggal

36
menetap dalam suatu wilayah yang tidak terlalu jelas batas-batasnya,
berinteraksi menurut kesamaan pola tertentu, diikat oleh suatu harapan
dan kepentingan yang sama, keberadaannya berlangsung terus-menerus,
dengan suatu rasa identitas yang sama.
Dalam bahasa ingris masyarakat disebut society, yang berasal dari
kata Latin “socius” yang berarti: teman atau kawan. Kata masyarakat
berasal dari bahasa Arab “syirk” sama-sama menunjuk pada apa yang
kita maksud dengan kata masyarakat, yakni sekelompok orang yang
saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu proses pergaulan, yang
berlangsung secara berkesinambungan. Pergaulan ini terjadi karena
adanya nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan prosedur serta harapan
dan keinginan yang merupakan kebutuhan bersama. Hal- hal yang
disebut terakhir inilah merupakan tali pengikat bagi sekelompok orang
yang disebut masyarakat (Antonius Atosokhi Gea dkk, 2003 : 30-31).
Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai konsep
masyarakat adalah sebagai berikut :
Menurut Horton dalam M. Zaini Hasan dkk, (1996: 12-13)
mengatakan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif
mandiri, yang hidup bersama-sama dalam waktu relatif lama mendiami
kawasan tertentu, memiliki kebudayaan relatif lama, serta melakukan
aktivitas yang cukup lama pada kelompok tersebut. Lebih lanjut Horton
dalam M. Zaini Hasan dkk, (1996 : 247) mengatakan bahwa masyarakat
adalah sekelompok orang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu, yang
memiliki pembagian kerja yang berfungsi khusus dan saling tergantung
(interdependent), dan memiliki sistem sosial budaya yang mengatur
kegiatan para anggota, yang memiliki kesadaran akan kesatuan dan
perasaan memiliki, serta mampu untuk bertindak dengan cara yang
teratur.
Menurut Bouman dalam M. Zaini Hasan dkk, (1996: 12)
mengatakan bahwa “masyarakat adalah pergaulan hidup yang akrab

37
antara manusia, dipersatukan dengan cara tertentu oleh hasrat-hasrat
kemasyarakatan mereka”.
Menurut Maclver dalam Harsojo, (1999: 127) mengatakan
masyarakat adalah “satu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas
dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan
pembagian sosial lain, sistem dan pengawasan tingkah laku manusia dan
kebebasan”.
Menurut Banks, Clegg dan Stewart dalam M. Zaini Hasan dkk,
(1996 : 79) mengatakan bahwa “masyarakat adalah suatu kelompok
hidup manusia disuatu wilayah tertentu, yang telah berlangsung dari
generasi ke generasi, dan sedikit banyak independen (self sufficient)
terhadap kelompok hidup lainnya”.
Menurut Koentjaraningrat dalam Usman Pelly dkk, (1994:29)
mengemukakan masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinu, dan yang terikat oleh rasa identitas bersama. Lebih lanjut
Koentjaraningrat (2002:144) mendefinisikan masyarakat adalah memang
sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah,
saling “berinteraksi”.
Menurut Kingsley Davis dalam Soerjono Soekanto, (1982:266)
mengatakan masyarakat adalah “sistem hubungan dalam arti hubungan
antara organisasi organisasi, dan bukan hubungan antar sel-sel”.
Menurut Emile Durkheim dalam Soleman B. Taneko, (1984: 11)
bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara
mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-
anggotanya.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis mengambil suatu
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat adalah
sekelompok manusia yang hidup bersama-sama untuk mendiami wilayah
tertentu dan saling bergaul serta mempunyai kebudayaan dan memiliki
pembagian kerja, dalam waktu relatif lama, saling tergantung

38
(interdependent), memiliki sistem sosial budaya yang mengatur kegiatan
para anggota serta memiliki kesadaran akan kesatuan dan perasaan
memiliki, mampu untuk bertindak dengan cara yang teratur dan bekerja
sama dalam melakukan aktivitas yang cukup lama pada kelompok
tersebut Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada
beberapa unsur yang mencakup.
Adapun unsur-unsur tersebut adalah:
1) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama;
2) Bercampur untuk waktu yang cukup lama;
3) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;
4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
Menurut Emile Durkheim dalam Djuretnaa Imam Muhni, (1994:
29-31) keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari
pada prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan
sosial. Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam
bermasyarakat. Masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi
kehidupan bersama antar manusia.
Dari beberap penjelasan para ahli di atas, penulis mengambil
sebuah kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat adalah
sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dalam suatu wilayah
tertentu dan saling bekerja sama, memiliki pembagian kerja sehingga
mereka dapat berorganisasi serta mempunyai kebiasaan-kebiasaan,
tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
E. Perilaku Masyrakat
Perilaku masyarakat selalu berubah-rubah seiring dengan kemajuan
budaya dan perbedaan, maka saat ini diperlukan tindakan meneliti sebagai
pijakan pemerintah, pengusaha, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
masyarakat, akademis, dan sebagainya, dalam berfikir dan bertindak untuk
masyarakat. Perilaku konsumen termasuk diantara deretan perilaku yang

39
sangat cepat berubah, karena ia berkaitan dengan keseharian masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya.
Perilaku masyrakat merupakan perbuatan atau tindakan dan
perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat
oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Seorang konsumen
berperilaku memutuskan berapa jumlah masing-masing barang yang akan
dibeli dalam berbagai situasi baik perilaku konsumen nonmuslim maupun
konsumen muslim. Islam ialah agama yang sempurna, yang mengatur seluruh
perilaku manusia dalam segenap kehidupannya. Islam mengatur bagaimana
manusia seharusnya melakukan kegiatan-kegiatan ekonominya. Allah telah
menetapkan batasbatas tertentu terhadap perilaku manusia sehingga
menguntungkan individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya.
F. Kerangka teori

Faktor Faktor Pemungkin Faktor Penguat


predisposisi Fasilitas Perilaku Tokoh
Pengetahuan Pendidikan/ Masyrakat Petugas
Sikap Umur Informasi Kesehatan Komitmen
Pendidikan Kesehatan Pemerintah

Kepatuhan Masyarakat

 Penerimaan
 Penerapan
 Pengetahuan
 Motivasi
 Dukungan keluarga

Protokol Kesehatan
Antara Lain:

 Memakai
40 masker
 Mencuci tangan
 Menjaga jarak
 Menghindari kerumunan
 Mengurangi aktifitas di
G. Kerangka konsep
Gamabaran

Kepatuhan
menjalankan prokes

 Mencuci tangan
 Memakaki masker
 Menghindari kerumunan
 Menjaga jarak
 Mengurangi aktifitas di luar rumah

Keterangan :

: Variabel yang di teliti

41
Tabel Penelitian terkait 2.1
No Judul Nama Metode Variabel Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian/Tahun Penelitian Penelitian
1. Protokol Nova Nurwinda Metode yang Variabel Hasil kegiatan
Kesehatan Sari, Dewi Digunakan bebas : menunjukkan ada
Covid-19 : Yuliana, Adalah Upaya Peningkatan
Sebagai Upaya Radella Pendidikan pencegahan pengetahuan peserta
Pencegahan Hervidea, kesehatan dan covid-19 tentang covid-19 dan
Covid-19 Di Annisa Demonstrasi Variabel protokol kesehatan
Area Kerja Agata/2020 Melalui terikat : covid-19 di area kerja.
Pada aplikasi zoom. Pengetahuan
Karyawan Tentang
Perkantoran Di covid-19 dan
Bandar Protokol
Lampung Kesehatan
covid-19
2. Tingkat Ika Purnamasari, Penelitian ini Variabel Berdasarkan hasil
Pengetahuan Anisa Ell merupakan bebas : penelitian ini,
Dan Perilaku Raharyani/2020 penelitian Pengetahuan menunjukkan bahwa
Masyarakat kuantitatif dan perilaku pengetahuan masyarakat
Kabupaten dengan desain masyarakat Kabupaten Wonosobo
Wonosobo analitik Variabel tentang Covid 19 berada
Tentang Covid korelasi. terikat : pada kategori tinggi dan
-19 Tentang perilaku masyarakat
covid-19 tentang pencegahan dan
penularan Covid-
19 pada kategori baik.
3. Determinan Wiranti, Ayun Metode yang Variabel Hasil yang didapatkan
Kepatuhan Sriatmi, Wulan dipakai yaitu bebas : yaitu kepatuhan PSBB
Masyarakat Kusumastuti/ 2020 metode Kepatuhan semakin meningkat pada
Kota Depok kuantitatif dan masyarakat responden perempuan

42
Terhadap potong lintang. Variabel dengan tingkat pendidikan
Kebijakan terikat : lebih tinggi, pengetahuan
Pembatasan Kebijakan baik, dan sikap yang
Sosial pembatasan mendukung terhadap
Berskala Besar sosial kebijakan PSBB.
Dalam berskala
Pencegahan besar dalam
Covid-19 pencegahan
Covid-19

4. Sikap dan Saiful Mujani & Studi sikap dan Variabel Hasilnya adalah perilaku
Perilaku Deni Irvani/2020 perilaku publik bebas : Sikap dan sikap pada kebijakan
Warga atas berbagai dan perilaku tersebut berhubungan
terhadap kebijakan warga dengan latar belakang
Kebijakan biasa Variabel perilaku politik,
Penanganan bersandar pada terikat : kepercayaan
Wabah Covid- survei opini Kebijakan pada kemampuan
19 publik. penanganan pemerintah menangani
Covid-19 Covid-19, status
pekerjaan, pendapatan,
pendidikan, agama,
dan gender.
5. Hubungan Albeth Wahyu Metode yang Variabel Hasil didapati bahwa
Tingkat Saputra, Idauli digunakan bebas : tingkat pengetahuan
Pengetahuan Simbolon/2020 dalam Pengetahuan mahasiswa berasrama
Tentang penelitian ini tentang tentang Covid-19
Covid19 adalah Covid-19 termasuk dalam kategori
Terhadap penelitian Variabel baik dengan nilai rata-rata
Kepatuhan deskriptif terikat : 80.77. Tingkat kepatuhan
Program korelasi Kepatuhan mahasiswa berada pada
Lockdown dengan desain program kategori tinggi dengan

43
Untuk cross sectional lockdown nilai rata-rata 70.6. Nilai
Mengurangi (potong rhitung 0,31
Penyebaran lintang). lebih besar dari nilai rtabel
Covid-19 Di 0,2423 dan nilai
Kalangan signifikansi (p-value)
Mahasiswa adalah 0,805 lebih besar
Berasrama dari nilai alpha 0,05.
Universitas Dengan demikian dapat
Advent disimpulkan bahwa
Indonesia hubungan antara kedua
variable adalah positif
dalam kategori
hubungan yang lemah atau
tidak signifikan.

44
6. Pengetahuan, Albeth Penelitian ini Variabel Penelitian menunjukkan
Sikap Dan Wahyu menggunakan bebas : 83% memiliki
Keterampilan Saputra, analisis Pengetahuan, pengetahuan yang baik,
Masyarakat Idauli deskriptif, sikap dan 70,7% sikap yang baik
Dalam Simbolon/20 mendistribusik keterampilan dan 70,3% keterampilan
Pencegahan 20 an pertanyaan Masyarakat yang baik dalam
Covid-19 tertutup dalam Variabel pencegahan covid-19.
Di Provinsi kuesioner online terikat :
Dki Jakarta secara acak ke 5 Pencegahan
Kota di Provinsi covid-19
DKI Jakarta
melalui jaringan
media
sosial.
7. Hubungan Devi Survei deskriptif Variabel Terdapat hubungan
Antara Pramita metode bebas : antara pengetahuan
Pengetahuan Sari, Nabila kuantitatif Pengetahuan masyarakat dengan
Masyarakat Sholihah dengan masyarakat kepatuhan menggunakan
dengan ‘Atiqoh/202 pendekatan cross dan variabel masker sebagai upaya
Kepatuhan 0 sectional study terikat : pencegahan penyakit
Penggunaan Kepatuhan Covid-19. Dibuktikan
Masker menggunaka n dengan uji Chi-Square
Sebagai masker menggunakan fisher
Upaya exact yang memberikan
Pencegahan nilai p=0,004 (<0,05)
Penyakit dan
Covid-19 di X2 Hitung = 15,331 >
Ngronggah. X2 Tabel 3,841.

45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau
deskriptif keadaan secara obyektif dengan data yang dipaparkan dalam
bentuk angka – angka (Notoatmodjo,2010:75)

B. Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Dusun Nancur Desa Teno Mese
Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur pemilihan lokasi ini
didasari atas pertimbangan bahwa persoalan - persoalan yang diteliti ada di
lokasi ini. Waktu penelitian ini mulai dari.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan subjek atau objek yang berada pada suatu
wilaya dan memenuhi suatu syarat-syarat tertentu yang berkaitan
dengan suatu masalah penelitian (Riduwan, 2012). Populasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang aktif dalam
mematuhi pertokol keshatan di Dusun Nancur Desa Teno Mese,
Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur dengan jumlah
300 (tiga ratus), yaitu masyarakat yang berusia 20-60 tahun.
2. Sampel
a. Cara pemilihan Sampel
Sampel adalah sebagian atau yang mewakili populasi yang
diteliti (Budiarto, 2015). Sampel adalah bagian dari populasi yang
akan di nilai/karekteristiknya kita ukur dan yang nanti kita pakai
untuk menduga karesteristik dari populasi (Sabri, 2014). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel di antara

46
populasi sesuai dengan yang di kehendaki peneliti (tujuan/masalah
dan penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karekteristik populasi yang di kenanal sebelumnya (Nursalam,
2013).
b. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dinilai atau
karakteristiknysa kita ukur dan yang nantinya kita pakai untuk
menduga karakteristik dari populasi (Anniswah, 2016). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah orang masyrakat di Dusun
Nancur Desa Teno Mese, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten
Manggarai Timur. Besar suatu sampel dapat ditentukan dengan
menggunakan Rumus SLOVIN sebagai berikut:
N
n=
1+ N (α 2)
Keterangan :
N = Besarnya populasi
n = Besarnya s ampel
α = tingkat signifikan (0,05)
Maka jumlah sampel yang diinginkan sebagai berikut :
N
n= 2
1+ n(α )
300
N=
1+ 300(0,052 )
150
n=
1+(300 X 0.0025)
300
n=
1,375
n = 218 orang
Berdasarakan perhitungan menurut rumus SLOVIN di atas
diperoleh jumlah sampel yang akan dijadikan responden adalah
218 orang.

47
c. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
Menurut Nursalam (2013), dalam menentukan kriteria
sampel sangat membantu penulis untuk mengurangi bias hasil
dari penelitian khususnya variabel yang kita teliti. Kriteria
sampel dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Kriteria Inklusi:
1) Masyarakat di Dusun Nancur Desa Teno Mese,
Kecamatan Elar Selatan
2) Berusia 20–60 tahun
b) Kriteria Ekslusi:
1) Tidak bersedia menjadi subjek penelitian
2) Tidak hadir saat proses pengambilan data
3) Menderita sakit parah
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Persiapan pengumpulan data dilakukan dengan prosedur administrasi
yang berlaku yaitu mendapat izin dari Prodi Studi Sarjana Keperawatan
dan wilaya Dusun Nancur Desa Teno Mese, Kecamatan Elar Selatan
Kabupaten Manggarai Timur.
b) Setelah memperoleh izin dari Ketua Wilaya di Dusun Nancur Desa
Teno Mese, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur,
penulis meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam
penelitian dengan cara menanda tangani lembar persetujuan responden
yang telah disediakan, Kemudian membagikan kuesioner kepada
responden dan menjelaskan cara pengisian untuk masing -masing
pernyataan.
c) Memperoleh surat keterangan telah selesai melakukan penelitian dari
kepala kepala desa.

48
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat – alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmojo,2010:153) Dalam penelitian ini instrumen
penelitian atau alat yang di gunakan untuk pengambilan data adalah:
1. Kuesioner
Adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai
suatu maslah yang umumnya menyangkut kepentingan umum atau
banyak orang(Notoatmojo 201:154)
Konsioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsioner yang
bersifat langsung dan pertanyaan tertutup artinya pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yaitu benar dan salah (Arikunto, 2010:115)
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 12 pertanyaan – pertanyaan
favorable (pertanyaan positif) sebanyak 12 pertanyaan dan unfavorable
(pertanyaan negative) sebanyak 12 pertanyaan.
2. Kriteria peneliaan
Kuesioner dalam penelitian ini adalah konsioner tertutup, yang
berbentuk pertanyaan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan
pilihan jawaban dan responden diminta memiliki salah satu jawaban
tersebut .

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur


1. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat itu benar untuk
mengukur kevalitan suatu instrumen yang di ukur. Semakin tinggi
kevalitan maka instrumen semakin valid (Arikunto, 2010: 211). Sedangkan
menurut (Azwa, 2008: 5) validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukuranya.
Dalam penelitian ini skala diuji validitasnya dengan menggunakan
teknik analisis product moment angkakadar dari Pearson, yaitu dengan
mendeklamasikan antara skor yang di peroleh pada masing-masing item

49
dengan skor alat ukur. Skor total ialah nilai yang diperoleh dari hasil
penjumlahan semua skor item korelasi antara skor item dengan skor total
haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu, maka derajat
korelasi dapat dicari dengan menghitung nilai koefisien korelasi pearson.
Keterangan :
rxy = Product Moment Correlation
∑ x =Jumlah skor item
∑ y=Jumlah skor total
n = Jumlah responden
Setelah diperoleh harga rxy di konsultasikan harga kritik product
moment. Jika harga rxy > r tabel atau secara lebih mudah bila nilai P-
value < 0,05. Uji validitas ini dilakukan di Dusun Nancur Desa Teno
Mese Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan dan untuk menguji
reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alpa Croncbach.
Reliabilitas digunakan untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut dapat
dipercaya sebagai alat ukur penelitian. Untuk menguji reliabilitas dapat
dilakukan dengan Alpha Cronbach.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan dan untuk menguji
reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alpa Croncbach.
Reliabilitas digunakan untuk mengetahui bahwa Kuesioner tersebut dapat
dipercaya sebagai alat ukur penelitian.
Untuk menguji reliabilitas dapat dilakukan dengan Alpha
Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

r11 = α = ( k−1
k
) [1−∑ 2]
01

Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen

50
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
B2 = jumlah variasi butir
α2 = varian total
Kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki alpha minimal 0,7
sehingga untuk mengetahui sebuah kuesioner dikatakan reliabel atau
tidak, tinggal melihat besarnya nilai Alpha. Perhitungan reliabilitas
kuesioner dengan menggunakan program SPSS versi 22.00. Metode
Alpha Cronbach di ukur berdasarkan 0-1 apabila skala tersebut
dikelompokkan dalam kelas dengan range yang sama, maka ukuran ke
validitas alpha dapat dipersentasikan sebagai berikut:
Tabel 3.1. Kategori Tinggi Rendahnya Reliabilitas (suilo, 2013)
Alpha Tingkat reliabilitas
0,00 – 0,20 Hampir tidak ada korelasi (alat tes tidak valid)
>0,20 – 0,40 Korelasi rendah (validitas rendah)
>0,40 – 0,60 Korelasi sedang (validitas sedang)
>0,60 – 0,80 Korelasi tinggi (validitas tinggi)
>0,80 – 1,00 Korelasi sempurna (validitas sempurna)

Angket atau kuesioner dikatakan reliabel apa bila nilai r hitung >
dibanding dengan nilai r hitung selanjutnya untuk dapat diputuskan
instrumen tersebut reliabel atau tidak harga tersebut dikonsultasikan
dengan harga r tabel. Jika r hitung > dari r tabel, maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat
dipergunakan untuk penelitian (sugiyono 2015). Setelah dilakukan
analisis didapatkan hasil r hitung dan r tabel maka dapat disimpulkan
bawah instrumen tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk
penelitian.

51
G. Alur Penelitian
Penelitian ini memiliki alur sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
1) Memilih lahan penelitian
2) Mengurus surat pengambilan data awal untuk melakukan studi
pendahuluan di Dusun Nancur Desa Teno Mese, Kecamatan Elar
Selatan, Kabupaten Manggarai Timur Memilih subjek penelitian
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
3) Menyusun proposal penelitian.
4) Mengadakan seminar proposal penelitian.
5) Perbaikan hasil seminar proposal penelitian.
b. Tahap pelaksanaan
1) Permohonan izin penelitian
Peneliti mengurus kelengkapan surat ijin penelitian kepada
masyarakat Dusun Nancur Desa Teno Mese, Kecamatan Elar
Selatan, Kabupaten Manggarai Timur.
2) Informed consent dan pembagian kuesioner
Peneliti memberikan penjelasan penelitian dan membagi
kuesioner kepada responden.
3) Pengolahan data dan Analisa data
Peneliti melakukan pengolahan data dan analisa data setelah
semua data terkumpul.
4) Penarikan kesimpulan
Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah di
laksanakan.
5) Tahap Akhir
Menyusun laporan penelitian, Penyajian data hasil penelitian,
ujian skripsi, perbaikan hasil ujian skripsi.

52
H. Variabel Penelitian
1. Variabel independen (variabel bebas).
Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang
mempengaruhi sehingga terjadinya variabel dependen. Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel bebas adalah Gambaran prilaku masyrakat.
2. Variabel dependen (variabel terikat).
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Dalam penelitian ini, yang menjadi faktor dependen
adalah Perilaku Masyrakat dalam mematuhi pertokol kesehatan.
3. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 3.2: defenisi operasional Gambaran perilaku masyrakat dalam mematuhi


pertokol kesehatan sebagai pencegahan Covid 19 di Dusun Nancur Desa Teno Mes,
Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur.
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Penelitian
1. Kepatuhan Kemampuan dari Mengunakan Jumlah skor Nomimal
masyarakat masyarakat dalam kunsioner dengan 12 maksimal 20, dan
dalam menjawab pertanyaan pertanyaan dengan minimal 5,
menerapkan tentang kepatuhan penilaian: selanjutnya
protokol protokol kesehatan. 1. Sangat tidak dikategorikan
kesehatan. setuju : 1 menjadi:
2. Tidak setuju : 2  Sangat
3. kurang setuju : 3 setuju ,bila
4. Setuju : 4 responden yang
5. Sangat setuju : 5 di peroleh 75-
100 % atau
jumlah jawaban
10-12.
 Setuju , bila

53
responden yang
di peroleh 45-
74% atau jumlah
jawaban 6-9
 kurang setuju,
bila responden
yang di peroleh <
44% atau jumlah
jawaban kurang
dari 6.

I. Pengolahan dan Analisa Data


a. Pengolahan Data
Menurut Budiarto (2015), setelah di lakukan pengumpulan data, maka
selanjutnya data tersebut diolah dengan cara :
1) Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul dari
hasil kuesioner.
2) Coding, yaitu memberi kode pada lembar kuesioner secara angka
atau kode tertentu sehingga lebih mudah dan sederhana. Pengkodean
yang akan di berikan sebagai berikut :
Inisial responden :
Tanggal :
Usia : ........... tahun
Jenis kelamin : ( ) laki – laki
( ) Perempuan
Pendidikan terakhir : ( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) Pendidikan Tinggi
Pekerjaan : ( ) Belum/tidak berkerja
( ) Mengurus rumah tangga

54
( ) Pelajar/mahasiswa
( ) Pegawai Negeri
( ) Pegawai Swasta
( ) Wiraswasta
Dusun : ( ) Nacur
( ) Lengor
( ) Naju
( ) Riton

3) Entry, yaitu memasukan data dari kuesioner ke dalam program


komputer untuk di lakukan analisis lebih lanjut.
4) Tabulating, yaitu setelah data tersebut masuk ke dalam program
komputer kemudian di rekap dan di susun dalam bentuk tabel untuk
di presentasikan.
b. Analisa Data
Data yang telah di olah harus di analisis yang bertujuan
memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah di rumuskan dalam
tujuan penelitian serta pembuktian dalam hipotesis dan memperoleh
gambaran secara umum dari hasil penelitian. Dalam menganalisis data
penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan skala pengukuran ordinal
dimana skala ordinal merupakan himpunan yang berdasarkan urutan dan
rangking dalam penilaian. Analisis data penelitian ini menggunakan
univariat yaitu distribusi frekuensi (Nursalam, 2013).

J. Etika Penelitian
Etika penelitian yang saat ini diberlakukan pada berbagai studi pada
dasarnya menggunakan pendekatan deontologi (deontology approach). Pada
pendekatan ini, prinsip etika diterapkan pada seluruh proses penelitian serta
menghasilkan kerangka kerja umum dan universal sebagai pedoman
pelaksanaan penelitian. Dengan pendekatan ini penulis mendapatkan petunjuk

55
tentang membuat perencanaan riset yang terhindar dari kejadian yang secara
potensial merugikan partisipan, dengan menerapkan strategi yang tepat.
Berdasarkan pendekatan deontologi, terdapat empat prinsip dalam penelitian
kesehatan yaitu: prinsip menghargai otonomi partisipan (respect for
autonomy), prinsip mengutamakan keadilan (promotion of justice), memastikan
kemanfaatan (ensuring beneficence), dan ) memastikan tidak terjadi kecelakaan
(ensuring maleficence) (Nursalam 2013).
1. Respect to autonomy
Prinsip ini menjelaskan bahwa dalam melakukan riset kesehatan,
peneliti harus menghargai kebebasan atau independensi responden dalam
mengambil keputusan. Berdasarkan The Belmont Report, prinsip ini
mengandung dua pandangan yaitu: 1) Individu harus dianggap sebagai
orang yang memiliki otonomi; dan 2) Orang dengan otonomi rendah
harus mendapatkan perlidungan. Strategi yang dilakukan untuk
menjamin otonomi responden adalah dengan memberikan inform consent
sebelum dilakukan pengumpulan data, memberikan hak kepada
partisipan untuk mundur dari penelitian, dan tidak ada pemaksaan dari
peneliti.
Inform consent terdiri dari Tiga komponen kunci yakni informasi,
komprehensif, dan kesukarelaan. Inform consent merupakan proses untuk
mendapatkan persetujuan dari partisipan yang akan terlibat dalam
penelitian dengan memberikan informasi tentang studi yang dilakukan
dan potensi kerugian serta manfaat yang akan didapat secara
komprehensif sehingga secara sukarela bersedia mengikuti. Masih
banyak peneliti menganggap bahwa pengisian inform consent merupakan
kegiatan yang dijalankan secara formalitas saja. Padahal pengisian
inform consent merupakan aspek yang sangat serius yang harus
dijalankan dalam penelitian. Kesulitan dalam pengisian inform consent
adalah menentukan apakah partisipan memiliki kemampuan untuk
memutuskan sesuatu. Umumnya peneliti menggunakan batasan Usia

56
yaitu 16 Tahun sebagai tolok ukur seseorang dapat memutuskan secara
mandiri.
2. Promotion of justice
Prinsip keadilan berkaitan dengan kesetaraan (equality) dan
keadilan (fairness) dalam memperoleh resiko dan manfaat penelitian,
serta memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan diperlakukan secara
adil dan setara dalam penelitian. Terkait dengan penelitian, terdapat tiga
jenis keadilan yang didapat partisipan, yaitu:
a) Keadilan berkaitan dengan perolehan sumber daya (distributive
justice)
b) Keadilan berkaitan dengan hak individu (right-based justice)
c) Keadilan berkaitan dengan penghormatan kesamaan dalam hukum
(legal justice).
3. Ensuring beneficence
Prinsip ini menyatakan bahwa penelitian yang dijalankan akan
memberikan sesuatu yang berguna bagi partisipan dan bagi komunitas
yang terdampak. Penelitian bukan sekedar menghasilkan data yang
diperoleh dari partisipan, namun juga memberi manfaat baik secara
langsung dan tidak langsung bagi partisipan. Dalam prinsip beneficence
terdapat dua aturan umum yaitu jangan membahayakan atau merugikan
partisipan; dan maksimumkan manfaat dan minimumkan kerugian.
Sehingga peneliti sebaiknya menilai risiko dan manfaat yang akan
diperoleh partisipan dalam penelitian yang hasilnya harus
dikomunikasikan kepada partisipan penelitian. Pengertian risiko disini
adalah kemungkinan kerugian yang terjadi dan kejadian kecelakaan yang
mungkin terjadi seperti kecelakaan dari sisi psikologis, fisik, hukum,
sosial dan ekonomi.
4. Ensuring maleficence
Prinsip ini menyatakan bahwa penulis harus mencegah terjadinya
kecelakaan atau hal-hal yang tidak diharapkan dalam penelitian baik
secara fisik atau psikologis bagi partisipan. Untuk itu perlu dilakukan

57
pengukuran risiko dalam perencanaan penelitian. Terdapat dua konsep
yang dijalankan untuk memastikan bahwa penelitian memiliki resiko
yang rendah bagi partisipan yaitu anonymity dan confidentiality. Kedua
konsep ini merupakan prinsip privacy dalam riset, yaitu melindungi
informasi partisipan dalam penelitian .
a) Konsep anonim (anonymity concept). Konsep ini menyatakan
bahwa peneliti sebaiknya menghilangkan seluruh informasi yang
berkaitan dengan identitas responden saat menyampaikan hasil
penelitian dan menampilkan data, seperti nama repsonden dan
karakteristik lainnya.Proses ini disebut dengan de-
identification.Dengan penerapan anonim maka akan terjamin
kerahasiaan dalam penelitian.
b) Konsep kerahasiaan (confidentiality concept Konsep ini
menyatakan bahwa peneliti sebaiknya memastikan data tersaji
secara anonim, agar privasi partisipan terjaga serta data-data yang
berkaitan dengan partisipan seperti alamat dan lainnya tersimpan
dengan aman.

58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharisimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Anwar S. 2018. Sikap Manusia : Teori dan Pengukuran. Jakarta: Pustaka Pelajar
Nursalam (2017) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
4t h edn. Jakarta Selemba Medika
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2020, Tentang Novel Corona Virus,
accesed 18 mei 2020, available from www. Kemkes. go. id
Mona N 2020. Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Minimalisasi Efek
Contagious ( Kasus Penebaran Virus Corona di Indonesia) jurnal Sosial
Humaniora Terapan, 2 (2). Voncuver Mona N. Konsep Dalam Jaringan
Sosial Untuk Minimlisasi Efek Kontagious Penyebaran Virus Corona di
Indonesia). Jurnal Sosial Humaniora Terpapar. 2020 Apr 7;2(2)
Noatomodjo, Soekidjo.2003 Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cipta
Kepmenkes RI (2020) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK. 01.07/MENKES/ 382/2020 TENTANG
PROTOKOL KESEHATAN BAGI MASYARAKAT DI TEMPAT DAN
FASILITAS UMUM DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).
Rifa Juniartika, Rina Mariana, K. N. (2012). Kepatuhan Terhadap Peraturan
Sekolah Pada Siswa Di SMK XX Padang, (973), 78-103
Sohrabi, C., Alsafi, z..,O’Neill, N., Khan, M., Kerwan, A., Al-Jabir, A.,(2020).
World Health Organization declaras global emergenci: A review of the

59
2019 novel coronavirus (COVID-19). International Journal of Surgery,
76
Sarbaini. (2012). Pengembangan Model Pembinaan Kepatuhan Peserta Didik
Terhadap Norma Ketertiban Sebagai Upaya Menyiapkan Warga Negara
Demokrasi di Sekolah. Surabaya: Univeristas Pendidikan Indonesia,
(Disertasi tidak diterbitkan).
Sarwono, Sarlit, E. A. M. (2011). Psikologis Sosisal. Jakarta Salemba Humanika.
Wang, Y,. Wang , Y., Chen, Y., & Quin, Q. (2020).Unique epidemiologikal and
clinical features of the emerging 2019 novel coronavirus pneumonia
(COVID-19) implicate special contorl measures. Jurnal of medical
virology, 92(6), 568-576, Retrievet from
https://doi.org/10.1002/jmv.25748
World Health Organization. (2020). Coronavirus Disease Coronavirus Disease
Coronavirus Disease situation Report World Health Organization
Organization, 19(may), 1-17 Retrived from https://covid19.who.i nt/
Yanti B,. Mulyadi E., Wahiduddin, Novika R. G. H., Arin Y. M. D., Martani N.
S., Nawan.(2020). Community knowledge, sosial distancing policy as a
means of preventing transmission of covid-19 in indonesia. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia, 8(1), 4-14,
Zhu, N., Zhang, D., Wang, W., Li, x., Yang, B,. Song, J., ..Tan W. (2020). A
novel coro navirus from patients with pneumonia in China, 2019, New
england journal of medicine, 382( 8), 727-733. Retrieved from
https//do.org/ 10.1056/ NEJMoa2001017
Windhiyana, E. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran
Online Di Perguruan Tinggi Kristen Di Indonesia Prespektif ilmu
Pendidikan, 34(!), 1-8. Retrievetd from https:doi.org/10.21009/pip.341.1
Willy F. Maramis (2009). Catatan Ilmu Kedoktean Jiwa (2nd ed.) Surabaya:
Airlangga Universitiy Press.
Yusufa Ibnu Sina Stiawan. (2020). Penetapan Karantina Wilaya Menurut
Legal Positiv sme. Universitas Muhamadiyah Malang.

60
Wilujeng, A. P. (2010). Efektifitas pelatihan Berfikir Positif Terhadap Kepatuhan
Pada Aturan Santri Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. Retrieved
From Malang:
Suilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santos, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H.,.. Yunihastuti, E. (2020) Coronavirus diseases 2019:
tinjauan literatur treding, jurnal penyakit Dalam Indonesi, 7 (I),

KUESIONER KEPATUHAN PROTOKOL KESEHATAN

Jawaban
No Pertanyaan
STS TS KS S SS
( sangat ( Tidak ( kurang ( Setuju) ( Sangat
tidak setuju ) Setuju ) setuju ) Setuju)
1 Saya mencuci tangan
mengunakan air dan sabun
secara rutin
2 Saya mengunakan masker
saat berada di luar rumah
3 Saya menutup mulut dan
hidung ketika bersin
menggunakan lengan atau
tisu
4 Saya menghindari keramain
5 Saya menghindari kontak
fisik ketika berinteraksi
6 Saya menghindari menyentu
wajah
7 Saya mengggunakan

61
handsanitaiser ketika berada
di luar
8 Saya membatasi diri
menggunakan transpotasi
publik
9 Saya senantiasa berada di
rumah kecuali untuk
memenuhi kebutuhan dasar
10 Saya membersihkan rumah
secara rutin menggunakan
cairan desifektan
11 Saya hanya mengkonsumsi
makanan yang matang
12 Saya memperbanyak
konsumsi buah dan sayur.

62

Anda mungkin juga menyukai