A. PENDAHULUAN
Perpustakaan Madrasah merupakan perpustakaan yang dikelolah sepenuhnya oleh
Madrasah yang bersangkutan, dengan tujuan utama mendukung terlaksananya dan tercapainya
tujuan madrasah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Madrasah merupakan tempat
penyelenggaraan proses belajar mengajar, menanamkan dan, mengembangkan berbagai nilai,
ilmu pengetahuan, dan teknologi, keterampilan, seni, serta, wawasan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, perpustakaan Madrasah bukan hanya sekedar tempat
penyimpanan bahan pustaka (buku dan non buku),1 tetapi Institusi pengelola karya tulis, karya
cetak dan karya rekam secara profesional dengan sistem yg baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi bagi para pemustaka. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang perpustakaan nasional No. 43 Th 2007.
Pada hakekatnya, perpustakaan madrasah merupakan sistem pengelolaan sumber
informasi dengan ilmu perpustakaan oleh tenaga terdidik bagi para guru, siswa, maupun
karyawan. Dalam proses ini diperlukan sarana dan prasarana dengan menggunakan
teknologi untuk memperlancar pelayanan.
Secara konsepsional, perpustakaan madrasah mengemban visi pendidikan, yakni
sebagai sumber belajar mengajar untuk meningkatkan ketakwaan guru, siswa maupun
karyawan. Di samping itu, keberadaan perpustakaan madrasah diharapkan mampu
menanamkan keimanan kepada peserta didik dengan mengamalkan ajaran Islam
berdasarlkan al-Quran dan Sunnah nabi Muhammad SAW., memurnikan ajaran-ajaran
tauhid, dan menghindarkan diri dari bidah, takhayul, dan khurafat. Oleh karena itu, di
setiap perpustakaan masdrasah maupun sekolah-sekolah Islam diharapkan tersedia
Mushaf al-Quran dan terjemahnya, hadis-hadis shahih, sejarah Islam, maupun biografi
tokoh-tokoh Islam.
Perpustakaan sebagai lembaga p endidikan dan lembaga informasi akan memiliki kinerja yang
baik apabila ditunjang dengan manajemen yang memadai. Dengan adanya manajemen, seluruh
aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sehingga
seluruh elemen dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha memfungsikan diri sesuai dengan
1
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 2-3
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
2
2
Lasa HS, Manajemen Perpustakaan (yogyakarta: Gama Media, 2005),1-2
3
Sutarno Ns, Manajemen Perpustakaan (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), 5
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
3
organisasi, dalam hal ini yaitu Madrasah. Tentunya tujuan perpustakaan Madrasah harus
terlebih dahulu didefinisikan secara jelas, terutama dari segi operasional yang sesuai dengan
fungsi-fungsi manajemen yaitu :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam proses pengelolaan
perpustakaan madrasah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahap
perencanaan ini, yakni :
1). Menentukan tujuan perpustakaan madrasah
Dalam menentukan tujuan, pustakawan madrasah dapat bekerjasama dengan guru
untuk menentukan materi atau bahan-bahan yang sesuai dengan tingkat pendidikan,
ketrampilan yang dibutuhkan da n penyediaan bahan sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
2). Mengidentifikasi pemakai dan k ebutuhannya
Bahan-bahan dan sumber informasi yang ada di perpustakaan perlu untuk diatur sebaik
mungkin sehingga guru maupun s iswa dapat memperoleh informas i dan pengetahuan dengan
cepat, tepat, dan akurat. Kond isi ini bisa diwujudkan dengan memahami da n mengetahui siapa
saja yang memanfaatkan fasilit as perpustakaan dan apa yang m enjadi kebutuhan mereka.
b. Pengorganisasian (organizing)
Organizing merupakan aspek manajemen yang menyangkut penyusunan organisasi
manusia dan bahan /materi. Kegiatan ini meliput i :
1). Pengaturan layanan peminjaman yang efisien kepada pemustaka.
2). Menyediakan sistem yang efisie n mengenai pelayanan pemesanan koleksi.
3). Memberikan sistem yang fleksib el bagi siswa, baik perorangan maupun kelompok dan
guru dalam menggunakan fasilitas perpust akaan.
4). Menjalankan suatu sistem yang memungkinkan sumer-sumber informasi dalam bentuk
perangkat keras.
5). Mengawasi dan mengatur tugas b agi pustakawan dan staff.
c. Pelaksanaan (actuating)
Pustakawan harus mampu menata, mengatur pelaksanaan, dan menjalankan keputusan-
keputusan pimpinan sesuai dengan visi dan misi madrasah serta selalu melakukan
inprovisasi demi kenyamanan da n efisiensi pelayanan.
d. Pengendalian (controlling).
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
4
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
5
telah ditentukan. Manajemen adalah keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah d itentukan dengan cara menggera kkan orang-orang lain dalam
organisasi. Manusia merupakan unsur terpenting dalam proses administrasi karena
bertindak sebagai tenaga penggerak.
Karena organisasi merupakan ku mpulan manusia yang secara sadar ingin mencapai
tujuan bersama, maka organisasi bersifat dinamis dan berkembang. Jika organisasi tidak
berkembang, maka lama-kelamaan organisasi tersebut akan mati dan tidak menunjukkan
aktivitasnya sama sekali. Sebagai alat administrasi dan mana jemen, orgainsasi dapat ditinjau
dari dua segi, yakni :
1) Organisasi sebagai wadah
Sebagai wadah, organisasi meliki sifat yang relatif tetap dan pola dasar struktur
organisasi yang relatif permanen. Namun demikian bukan berarti bahwa organisasi
tersebut statis, organisasi harus bersifat dinamis. Dinamika ini menujukkan bahwa
sebagai wadah maka organisasi tersebut tumbuh dan berkembang. Suatu organisasi
yang baik bentuknya sederhana sesuai dengan tuntutan tugas pokok dan fungsi yang
menimbulkan beban kerja. Bila ada unit kerja di luar struktur seperti tim, panitia, dan
panitia ad-hoc, hal itu menunjukkan bahwa unit organisasi yang seharusn ya melembaga
tidak atau kurang mampu melaks anakan tugas kewajibannya.
2) Organisasi sebagai proses interaksi
Sebagai proses, organisasi menyoroti interaksi antara orang-orang di dalamnya.
Interaksi ini dapat menimbulkan hubungan formal dan informal. Hubungan formal
antara orang-orang dalam organisasi telah diatur dalam dasar hukum rincian susunan
organisasi serta hubungan yang bersifat hirarkis dan biasanya tergambar dalam bagart
struktur organisasi. Hubungan informal tidak diatur dan tidak terlihat dalam struktur
organisasi.
b. Unsur Organisasi
Beberapa ahli manajemen memandang bahwa unsur organisasi sangat penting
untuk mencapai tujuan. Adapun unsur organisasi adalah sebagai berikut.
1) Manusia artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia, jika adamanusia
yang bekerja sama, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin
2) Sasaran, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang dicapai secara
bersama-sama.
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
6
3) Tempat kedudukan artinya organisasi baru ada jika, ada tempat dan
kedudukannya secara tetap ataupun secara sementara.
4) Pekerjaan, artinya organisasi baru ada jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan
serta, adanya pembagian kerja secara jelas, apa dikerjakan siapa atau siapa.
mengerjakan apa.
5) Teknik, artinya organisasi baru ada jika terdapat unsur-unsur teknis.
6) Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan antara manusia yang
satu dengan yang lain sehingga tercipta organisasi.
7) Lingkungan, artinya organisasi baru ada jika ada lingkungan yang saling
mempengaruhi misalnya sistem kerjasama sosial.
c. Penyusunan Organisasi Perpustakaan
Perpustakaan adalah organisasi, berupa lembaga, atau unit keria yang bertugas
menghimpun koleksi pustaka dan menyediakannya bagi masyarakat untuk dimanfaatkan.
Lembaga merupakan organisasi yang otonom, sedang unit kerja merupakan organisasi di
dalam organisasi, sehingga memiliki lembaga induk. Tujuan perpustakaan sebagai
organisasi otonom agak berbeda dengan tujuan perpustakaan sebagai anak suatu organisasi
yang telah mempunyai tujuan tertentu. Tujuan perpustakaan yang terakhir ini mendukung
tujuan lembaga induknya.
eWalaupun ada beberapa, jenis perpustakaan seperti perpustakaan umum,
perpustakaan khusus, perpustakaan Madrasah, perpustakaan perguruan tinggi, dan
perpustakaan nasional secara umum tujuannya adalah sama. Namun setiap, jenis
perpustakaan mempunyai tujuan tertentu. Oleh sebab itu organisasi untuk tiap-tiap jenis
perpustakaan bisa berbeda, kar ena secara khusus tuiuannya tiap jenis perpustakaan tidak
sama.
Proses penyusunan organisasi perpustakaan dijabarkan menurut urutan sebagai
berikut:
1) Tujuan Perpustakaan
Perpustakaan secara umum bertujuan untuk melakukan layanan informasi
literer kepada, masyarakat. Tujuan khusus dibedakan oleh jenis
perpustakaannya karena setiap jenis perpustakaan melayani kelompok
masyarakat yang berbeda satu sama lain. Tujuan tersebut adalah sebagai
berikut:
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
7
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
8
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
9
Model 1
Struktur Organisai Perpustakaan Madrasah
Kepala Madrasah
Kepala
Dewan Guru Perpustakaan Tata Usaha
Perpustakaan
Garis Koordinasi
Garis Komando
Catatan:
1. Bila perpustakaan Madrasah memiliki kepala perpustakaan dikarenakan
kondisi Madrasah yang tidak memungkinkan, maka dapat diangkat guru
pustakawan yang akan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan operasional
perpustakaan
2. Antara bagian layanan tekrtis dan layanan pembaca dipisahkan untuk
menunjukkan bahwa kedua bagian tersebut memang secara substansi kegiatan
sangat berbeda. Pemisahan tersebut bukan berarti harus ada dua tenaga. Jika,
dipandang cukup hanya satu tenaga, maka bisa saja dilaksanakan. Bagian
layanan teknis bertanggungjawab mulai dari pengadaan bahan pustaka sampai
proses pembuatan katalog dan penyusunan kartu katalog. Bagian layanan
pembaca bertanggung jawab pada kegiatan layanan di semua lini layanan mulai
dari peminjaman buku, layanan referensi dan la yanan penelusuran informasi.
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
10
Model 2
Struktur Organisasi Perpustakaan Madrasah
Kepala Madrasah
Catatan:
1. Antara bagian layanan teknis dan bagian layanan pembaca dikerjakan secara
tidak terpisah.
2. Guru pustakawan atau petugas perpustakaan membawahi bagian layanan
teknis dan layanan pembaca. Guru pustakawan merangkap bagian tata usaha
perpustakaan.
3. Model ini sesuai untuk Madrasah yang kondisi minat baca mulai tumbuh dan
jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan belum begitu banyak.
JURNAL PERPUSTAKAAN MADRASAH , TAUN 1 - NOMOR 1 - APRIL 2007 ISSN 1978-9548
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
11
Model 3
Struktur Organisasi Perpustakaan Madrasah
Kepala Madrasah
Catatan:
1. Antara bagian tata usaha perpustakaan, bagian layanan teknis dan bagian
layanan pembaca dikerjakan secara tidak terpisah.
2. Guru pustawakan atau petugas perpustakaan merangkap petugas pada tiga
bagian yaitu bagian layanan teknis, bagian layanan pembaca, dan bagian tata
usaha perpustakaan.
3. Model ini biasanya cocok untuk Madrasah Ibtida'iyah yang pada umumnya
memiliki keterbatasan jumlah tenaga.
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
12
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
13
menggunakan secara efektif urutan komunikasi lisan dan tulisan, dan (g) kemampuan
memberikan umpan balik yang se suai dalam suasana yang sensitif (peka).
g. Percaya diri, yaitu. (a) kemampuan untuk merasa yakin akan potensi pribadi dan
penilaian, (b) kemampuan mendemonstrasikan perilaku tegas tanpa menggerakkan
permusuhan, (c) kemampuan menyusun dan menerima umpan balik dari kinerja
seseorang dan gaya manajemen, (d) kemampuan menyampaikan tantangan kepada yang
lain agar mental, sikap percaya diri mereka, dan (e) kemampuan menyampaikan umpan
balik untuk mengembangkan perc aya diri.
h. Pengembangan, yaitu (a) kemamp uan untuk secara. aktif menemukan cara mengembangkan.
pengetahuan pribadi, (b) kemampuan mendemonstrasikan suatu pengertian mengenai bentuk
pembelajaran diri dan yang lai n, (c) kemampuan secara aktif menatap peluang untuk menangan i
pertumbuhan dalam diri dan yang lain, (d) kemampuan untuk mernasuki pengembangan
kebutuhan, (e) kemampuan melak ukan rancangan, melaksanakan, dan mengevaluasi program
pengembangan, dan (f) kemampua n untuk mengimplementasikan ik lim yang kondusif dan positif
untuk pertumbuhan dan pengemba ngan organisasi.
i. Empati, yaitu (a) kemampuan mengungkapkan kesadaran tentang kebutuhan kelompok dan
kebutuhan seorang anggota, (b) kemampuan mendengarkan dan berkomunikasi dalam
suasana yang konstruktif, dan (c) kemampuan menyatakan hal yang sensitif untuk
mempengaruhi keputusan bagi yang lain.
j. Toleransi terhadap stres, yaitu (a) kemampuan menyatakan perilaku yang sesuai dalam
keadaan stres, (b) kemampuan mendemonstrasikan ketabahan/ule t dalam situasi tekanan, (c)
kemampuan menyisakan secara efektif suatu tingkat pekedaan, (d) kemampuan memehhara
keseimbangan antara beberapa prioritas, dan (e) kemampuan memperhitungkan tingkatan
dari stres orang lain.
Keterampilan kepemimpinan dalam manajemen perpustakaan Madrasah
sebagaimana diungkapkan di atas merupakan cakupan yang luas untuk dipenuhi. Oleh karena
itu diperlukan pendidikan, latihan, dan pengalaman untuk memantapkan keterampilan
memimpin perpustakaan Madrasah. Di samping pengetahuan dan pengalaman, maka latihan-
latihan kepemimpinan dan manajemen perpustakaan Madrasah juga sangat diperlukan.
2. Fasilitas dan Sumber Daya Manusia
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) begitu pesat,
perpustakaan Madrasah dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perkernbangan IPTEK
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
14
tersebut, dalam arti pengelolaan perpustakaan memanfaatkan teknologi dewasa ini, misalnya
memanfaatkan komputerisasi. Begitu juga dalam ilmu pengetahuan hendaknya koleksi bahan
pustaka (buku dan non buku) perpustakaan Madrasah dapat memenuhi kebutuhan pemakai
baik siswa maupun guru sesuai dengan tuntutan kurikulum yang dipergunaka n Madrasah. Hal
ini mengingat fungsi perpustakaan Madrasah adalah mendukung terlaksananya dan
tercapainya tujuan Madrasah dan tujuan pendidikan pada umumnya sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya, maka hendaknya perpustakaan Madrasah selalu diusahakan untuk
mengembangkan fasilitas dan sumber daya manusia dalam pengelolaan perpustakaan secara
memadai dan optimal.
a. Peran Fasilitas
Fasilitas mempunyai peranan penting untuk menjembatani aktivitas ke arah
dengan hasil/produktivitas yang ingin dicapai. Fasilitas yang lengkap, serta
didukung tenaga yang profesional, maka tujuan dan fungsi perpustakaan Madrasah
dapat dicapai.
Fasilitas dalam arti segenap kebutuhan yang dipergunakan untu k
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam usaha kerjasama manusia. Biasanya
faktor manusia atau orang tidak dimasukkan dalam pengertian fasilitas. Adapun
yang dimaksud dengan fasilitas adalah alat-alat, benda-benda, uang, ruang tempat,
metode, serta peralatan apapun lainnya.
Jadi inti dan fasilitas segenap kebutuhan yang mendukung kegiatan dalam
rangka mencapai tujuan perpustakaan Madrasah. Selain itu perlu diperhatikan
berkaitan dengan semangat kerja bagi karyawan, seperti ruang tempat kerja,
adanya ruangan dan peralatan kerja yang lengkap atau memadai. Sehingga dapat
memungkinkan untuk menata rak-rak buku, dan dapat menempatkan buku-buku
atau bahan pustaka lainnya sesuai dengan klasifikasi menurut sistem atau pedoman
tertentu dan dapat memberikan motivasi tersendiri bagi karyawan dalam
menjalankan tugasnya. Di samping itu mempunyai daya dorong tersendiri bagi
pengguna/pemakai jasa, perpustakaan untuk mengetahui lebih jauh tentang
koleksi-koleksi yang ada diperpustakaan Madrasah.
b. Peran Sumber Daya Manusia
Dalam pengelolaan perpustakaan Madrasah, selain tersedianya fasilitas
tersebut. Juga faktor sumber daya manusia sangat menentukan dalam pengelolaan
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
15
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
16
membuat rencana, anggaran dan mengajukannya kepada lembaga induknya, atau lembaga
lain yang berkewajiban memberi anggaran kepada perpustakaan.
Rincian penggunaan anggaran perpustakaan pada umumnya. dikelompokkan
dalam beberapa bagian seperti:
a. Operasional perpustakaan seperti pembayaran telepon, listrik, air.
b. Pengadaan alat kantor.
c. Pengadaan dan pengolahan bahan pustaka.
d. Pemeliharaan bahan pustaka.
e. Penyebaran informasi.
f. Pemasaran dan promosi jasa perpustakaan.
g. Perjalan dinas (studi banding, pelatihan atau seminar).
h. Perbaikan dan perawatan gedung.
i. Perbaikan dan perawatan alat.
D. KENDALA MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MADRASAH
Pada umumnya, perpustakaan Madrasah di Indonesia masih mengalami berbagai hambatan,
sehingga belum bisa berjalan sebagaimana mestinya. Hambataa tersebut berasal dan dua aspek.
Pertama, adalah aspek strutural, dalam arti keberadaan perpustakaan Madrasah kurang
memperoleh perhatian dari pihak manajemen Madrasah. Kedua, adalah aspek teknis, artinya
keberadaan perpustakaan Madrasah belurn ditunjang aspek-aspek bersifat teknis yang sangat
dibutuhkan oleh perpustakaan Madrasah seperti tenaga, dana, serta sarana dan prasarana. Berikut
ini beberapa kendala yang dialami Madrasah dalam melaksanakan pengelolaan perpustakaan
Madrasah sebagai berikut:
1. Minimnya dana operasional untuk perpustakaan Madrasah. Secara umum memang dana
menjadi persoalan hampir di semua instansi
2. Terbatasnya sumber daya manusia yang mampu mengelola perpustakaan Madrasah serta
mempunyai visi pengembangan ya ng baik
3. Kepedulian pihak manajemen Madrasah terhadap pengembangan perpustakaan yang masih
rendah
4. Terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberadaan
perpustakaan Madrasah.
5. Kebijakan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional tentang perpustakaan
Madrasah belum menjadi titik perhatian. Perpustakaan Madrasah masih dianggap sebagai
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
17
sarana pelengkap untuk kegiatan belajar siswa bukan sebagai jantungnya Madrasah untuk
menggerakan proses kegiatan be lajar.
6. Belum diaturnya atau sulitnya diatur dalam kurikulum. tentang jam khusus bagi siswa untuk
berbagai kegiatan pemanfaatkan dan atau kegiatan di perpustakaan Madrasah. Tidak adanya
jam khusus penggunaan perpustakaan yang terintegrasi dengan kurikulum, sehingga fungsi
perpustakaan Madrasah seakan-akan hanya sebagai bursa peminjaman buku bagi siswanya
pada jam istirahat Madrasah. Siswa tidak pernah punya waktu untuk berlama-lama di
perpustakaan Madrasah, karena memang tidak ada alokasi waktu secara khusus untuk
kegiatan itu
E. KESIMPULAN
1. Secara umum pengertian manajemen adalah pengendalian dan pemanfaatan semua
faktor dan sumber daya, yang menurut suatu perencanaan (planning) diperlukan untuk
mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan kerja tertentu.
2. Manajemen perpustakaan Madrasah pada dasarnya tidak lepas dari fungsi-fungsi manajemen
itu sendiri yaitu, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling) yang jika diterapkan dengan baik akan tercapai tujuan
dari lembaga tersebut.
3. Perpustakaan Madrasah masih banyak mengalami berbagai hambatan, sehingga belum
bisa berjalan sebagaimana mestinya. Hambatan tersebut disebabkan dua aspek.
Pertama, aspek struktural, dalam arti keberadaan perpustakaan madrasah masih
kurang memperoleh perhatian dari pihak manajemen/pimpinan. Kedua, aspek teknis,
artinya keberadaan perpustakaan madrasah belum ditunjang aspek-aspek bersifat
teknis yang sangat dibutuhkan oleh perpustakaan, seperti tenaga/SDM yang memadai,
dana, serta sarana dan prasarana.
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.
18
Bahan Bacaan
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja perpu stakaan Sekolah. Jakarta : Grasindo, 2001.
HS. Lasa, Petunjuk Praktis Pengelolaan Perpustakaan Masjid dan Lembaga Islamiyah.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004.
Ibnu Ahmad, Shaleh. Penyelenggaraan Perpus takaan Sekolah. : Jakarta : Hidakarya Agung, 1999.
Sutarno. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Bogor : Grafika Mardi Yuana, 2004
Undang-Undang RI No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta : Tamita Utama, 209
Makalah ini disampaikan pada Pembinaan Pustakawan Madrasah Aliyah se-Jawa Timur yang
diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010.