Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

LAPORAN KETERAMPILAN ISOMER POSISI ATAU


RANTAI SENYAWA ORGANIK (ETER)

Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Pelajaran Kimia Kelas XII

Disusun Oleh :

Alifah Alyana Farades (5)


Hana Zahirah (15)
Naia Puspa Salsafadilah (27)
Putri Syfa Nadia (30)
Sanggita Salsabila SW (33)

Kelas XII MIPA 5

SMA NEGERI 1 CIKARANG


PUSAT TAHUN PELAJARAN
2021/2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isi nya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mencari referensi
materi senyawa organik.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu meyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.
Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin

Cikarang, 7 Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang ...............................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................5
A. Pengertian Senyawa Eter ...............................................................................................................5

B. Tata Nama Senyawa Eter ..............................................................................................................5

C. Keisomeran Eter ............................................................................................................................6


BAB III PENUTUP ....................................................................................................................................7
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eter adalah suatu zat yang digunakan sebagai anestesi (obat bius). Eter ditemukan oleh ahli
kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun1275. Lulius menamai eter
“sweet vitriol”. Eter pertama kali disintesis oleh Valerius Cordus, ilmuan dari Jerman pada
tahun 1640. Kemudian seorang ilmuan Bernama W.G. Frobenius mengubah nama “sweet
vitriol” menjadi eter pada tahun 1730.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Eter?
2. Bagaimana tata nama Eter?
3. Bagaimana keisomeran pada Eter?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Eter
2. Mengetahui tata nama Eter
3. Mengetahui keisomeran pada Eter

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Senyawa Eter

Senyawa eter (alkoksi alkana) merupakan turunan alkana yang satu atau lebih atom
H nya digantikan oleh gugus alkoksi. Secara umum rumus senyawa eter dapat dituliskan
sebagai berikut

CnH2n+2O atau R – O – R’. ; dimana – O – = alkil

B. Tata Nama Senyawa Eter

Tata cara penamaan senyawa haloalkana menurut aturan IUPAC adalah sebagai
berikut :

4. Gugus fungsi eter (—O—) tidak ikut dalam rantai utama, sama seperti alkohol (—
OH)

5. Gugus fungsi eter harus mendapatkan nomor paling kecil dalam rantai utama

6. Panjang rantai utama harus yang terpanjang

7. Dalam eter, strukturnya adalah R—OR ; dengan OR adalah gugus eter

8. Dalam penamaan IUPAC, gugus induk (eter) harus disebutkan terlebih dahulu baru
cabangnya, berbeda dengan alkohol. Jadi, cabangnya harus diberi kata “oksi”, untuk
melambang oksigen si eter. Contoh, metoksi (met “oksi”)

9. Jika gugus eter mendapatkan nomor di tengah-tengah tetapi ada cabang lain di rantai
utama, maka cabang lain tersebut harus mendapatkan nomor terkecil
10. Cara penulisan nama alkil, jika terdapat dua atau lebih gugus alkil, cukup tulis satu
kali gugus alkil dengan diberi awalan. Misalkan di, jika memiliki dua gugus alkil
(di=2, tri=3, tetra=4, penta=5).

11. Alkil ditulis dengan menurut urutan pada alfabet. Misal ada gugus metil dan etil.
Secara alfabet, e lebih dahulu dibanding m. Maka ditulis etil terlebih dahulu lalu metil,
etil-metil.

Tata nama trivial dengan penamaan alkil eter, yaitu nama kedua gugus alkil disebut
terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan kata eter. Penyebutan alkil diurutkan sesuai
abjad.

5
C. Keisomeran Eter

Nama Isomer Rumus Molekul Struktur

Dimetil eter

Etil metil eter

Etil propil eter

Dipropil eter

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan
R dapat berupa alkil maupun aril.[1] Contoh senyawa eter yang paling umum adalah
pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat
umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan
gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.

7
DAFTAR PUSTAKA
http://sidfirman82.blogspot.com/2015/07/makalah-eter.html

https://tambahpinter.com/senyawa-eter/

https://www.nafiun.com/2013/09/pengertian-eter-sifat-kegunaan-isomer-
sintesis.html

https://docplayer.info/39995557-Alkohol-dan-eter-tim-dosen-kimia-dasar-ii-
kimia-organik.html

Anda mungkin juga menyukai