NIM : 07011382025183
MK : Kebijakan Publik
Agenda setting adalah tahap penting dalam proses pembuatan kebijakan publik. Proses ini
akan menentukan apakah masalah akan dianggap sebagai masalah oleh pemerintah atau tidak.
Proses penyusunan agenda kebijakan menurut Anderson (Widodo 2013:53) secara runtut terdiri
atas :
1. Privat Problem
Masalah-masalah yang mempunyai akibat yang terbatas , yaitu hanya menyangkut
kepada satu orang atau pribadi dan kelompok kecil yang terlibat secara langsung .
2. Public Problem
Masalah-masalah yang mempunyai akibat yang luas, termasuk akibat-akibat yang
mengenai orang-orang yang tidak terlibat secara langsung.
3. Issues
Perbedaan pendapat masyarakat tentang solusi dalam mengenai masalah masyarakat
4. Institusional Agenda
Serangkaian isu yang secara tegas membutuhkan pertimbangan yang aktif dan serius dari
pembuat keputusan yang sah.
5. Systematic Agenda
Isu yang dirasakan oleh semua warga masyarakat politik yang patut mendapat perhatian
publik dan isu berada dalam kewenangan pemerintah.
1. Let it Happen
- Pemerintah cenderung berperan sebagai pihak yang pasif dalam
penyusunanagenda pemerintah
- Pemerintah hanya berusaha untuk menjaga saluran informasi komunikasi dan
penyelesaian masalah publik berjalan secara alami, tanpa intervensi aktif dari
policymaker
- Kondisi ini terjadi juga karena pembuat kebijakan tak mampu menjangkau
individu atau kelompok yang terkena akibat dari suatu masalah karena terlalu
kompleks dan luasnya ruang lingkup masalah tersebut
Kasus prita mulyasari , ibu muda yang dipelajara karena mengeluhkan pelayanan sebuah
institusi melalui email sebuah mailist. Media masa mengeksposnya dan mendapat dukungan
dan simpati bermunculan untuk pembebasannya . Sampai diadakannya aksi solidaritas koin
peduli prita dalam rangka membantu prita dalam memperoleh uang untuk bayar denda
kepada rumah sakit omni internasional
Aktor yang berperan dalam agenda setting
Menurut Anderson (Winarno 2012:126) terdapat dua kelompok aktor-aktor atau pemeran
yang terlibat dalam perumusan kebijakan , yakni para pemeran serta resmi (official actors)
dan para pemeran serta tidak resmi (unofficial actors).
a. Official actors
Aktor yg terlibat karena diberi tanggungjawab oleh undang-undang dan atau peraturan
lainnya, sehingga mereka mempunyai legalitas untuk membuat dan memaksakan
pelaksanaan suatu kebijakan.