Anda di halaman 1dari 3

Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik

Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik dapat diwujudkan dalam
tahapan proses perumusan kebijakan. Dan berikut ini bentuk-bentuk pastisipasi masyaraat tersebut.

1. Tahap pengidentifikasian dan pengagendaan masalah

Masyarakat dapat berpartisipasi dengan cara menyampaikan/menyalurkan aspirasi atau kebutuhan dan
juga masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat kepada pemerintah. Mereka juga bisa
menyampaikan opini atau masukan tentang masalah tersebut.

Penyampaian masalah maupun cara pemecahannya bisa disampaikan langsung melalui media massa
atau pada saat kunjungan pejabat pemerintah ataupun anggota.

2. Tahap perumusan (formulasi) rancangan kebijakan

Pada tahap ini, masyarakat dapat memberikan opini, masukan, maupun mengkritik rancangan kebijakan
tersebut apabila masih belum memadai untuk menyelesaikan masalah mereka.

3. Tahap pelaksanaan kebijakan

Partisipasi masyarakat dapat ditunjukan dengan mendukung dan melaksanakan kebijakan dengan
konsekuensi dan sepenuh hati. Sikap proaktif masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan sangan
diharapkan agar masalah yang dihadapi dapat segera terselesaikan. Tanpa dukungan masyarakat,
kebijakan publik yang baik pun tidak akan mampu menyelesaikan masalah.

Patisipasi masyarakat akan bermanfaat unutk membentuk perilaku atau budaya demokrasi, memberi
pelajaran membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran hukum, membentuk manusia yang bermoral
dan berakhlak mulia, membentuk masyarakat madani, yaitu masayarakat yang memiliki sukarela, tidak
menggantungkan diri kepada orang lain sera mengembangkan diri untuk memperbaiki keadaan.

Tidak aktifnya masayarakat dalam kebijakan publik dikarenakan adanya dua faktor, yaitu faktor internal
dan juga faktor eksternal, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor internal penyebab tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan kebijakan publik
Masyarakat masih terbiasa pada pola lama, yaitu peraturan-peraturan tanpa partisipasi warga. Warga
tinggal menerima dan melaksanakan saja.

Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk berpartisipasi

Masyarakat tidak tahu prosedur partisipasi

Rendahnya sanksi hukum di kalangan masyarakat

Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggar kebijakan publik

Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik

Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik

2, Faktor eksternal penyebab tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan kebijakan publik

Tidak dibukanya kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi

Masih adanya anggapan sentralistik yang tidak sesuai dengan otonomi daerah

Adanya anggapan bahwa partisipasi masyarakat akan memperlambat pembuatan kebijakan publik

Kebijakan publik yang dibuat kadang-kadang belum menyentuh kepentingan masyarakat secara langsung

Kesempatan berpartisipasi belum banyak diketahui masyarakat

Hukum belum ditegakkan secara adil

Tidak memihak kepentingan rakyat

Dampak negatif tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan kebijakan publik

Rendahnya efektifitas kebijakan publik

Tidak memenuhi hak-hak rakyat secara menyeluruh

Menyebabkan rendahnya kualitas kebijakan yang dihasilkan

Tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat

Tidak sejalan/bertentangan nilai-nilai budaya masyarakat


Timbulnya gejolak dalam masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas nasional, terhambatnya
pelaksanaan pembangunan nasional, semakin tertinggal dari bangsa lain

Merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan kemungkinan terjadinya anarkisme


dalam masyarakat sangat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai