Anda di halaman 1dari 23

Logo Poltekkes

Poltekkes Kemenkes Bengkulu

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS (PPN)


(MK KEPERAWATAN JIWA)

LAPORAN MANAJEMEN PELAYANAN


(MANAGEMENT OF SERVICE)
Di …………………………………

Disusun oleh:

Nama ………………
NIM 1206195640

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TA 2021/2022
Halaman persetujuan pembimbing
Kata Pengantar
Daftar Isi

Daftar Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Departemen Kesehatan Republik Indonesia memiliki visi untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri dalam memperoleh hidup sehat. Sehat
menurut WHO (2007) adalah keadaan sempurna baik fisik, mental maupun sosial
dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Kesehatan menurut UU No 36
Tahun 2009 adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun
ekonomis. Dengan demikian kesehatan bersifat holistik meliputi aspek bio
psiko sosio spiritual, bukan hanya terbebas dari penyakit fisik tetapi kualitas hidup
yang terdiri dari kesejahteraan dan kualitas hidup, sehingga kesehatan jiwa
merupakan bagian integral dari kesehatan.

Kesehatan jiwa menurut WHO (2001) adalah sebagai suatu kondisi sejahtera
dimana individu menyadari kemampuan yang dimilikinya, dapat mengatasi stress
dalam kehidupannya, dapat bekerja secara produktif, dan mempunyai kontribusi
dalam kehidupan bermasyarakat. Kesehatan jiwa menurut Departemen Kesehatan
(2003), adalah sebagai suatu kondisi mental yang sejahtera yang memungkinkan
hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian dari kualitas hidup seseorang
dengan memperhatikan semua segi kehidupannya. Kesehatan jiwa adalah keadaan
sejahtera ditandai dengan perasaan bahagia, keseimbangan, merasa puas,
pencapaian diri dan optimis (Stuart & Laraia, 2005). Maka dengan demikian
kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan dan keadaan sejahtera
yang ditandai dengan dapat menyadari kemampuan yang dimiliki, dapat
mengatasi stress, perasaan bahagia, merasa puas dan optimis sehingga seseorang
dapat hidup harmonis dan produktif.

Salah satu strategi yang dikembangkan adalah dengan menggerakkan dan


mengembangkan pola hidup sehat dengan memfasilitasi pelayanan kesehatan
yang mudah diperoleh masyarakat di berbagai daerah. Pelayanan kesehatan harus
meliputi seluruh aspek kebutuhan kesehatan masyarakat dimana salah satunya
pelayanan kesehatan jiwa masyarakat. Bentuk pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat harus memiliki proses manajemen pelayanan kesehatan yang baik
dengan tujuan memudahkan pencapaian visi tersebut diatas.

Bentuk pendekatan dalam penerapan manajemen pelayanan kesehatan jiwa di


komunitas (masyarakat) dikenal dengan Community Mental Health Nursing
(CMHN). Program CMHN dikembangkan pertama kali di propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD) saat propinsi tersebut mengalami bencana Tsunami pada
tahun 2004. Program ini dinyatakan sukses dalam mengatasi masalah kesehatan
jiwa masayarakat NAD. Oleh sebab itu program ini diikuti oleh berbagai daerah
di Indonesia, salah satunya Kabupaten Bogor Jawa Barat. Program CMHN yang
dikembangkan di Kabupaten Bogor telah dimulai sejak tahun 2006 yang
dikembangkan oleh Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia melalui
program pendidikan spesialis keperawatan jiwa dengan bekerjasama dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

Program CMHN diterapkan di Kabupaten Bogor di Puskesmas Merdeka yang


mendapatkan sambutan yang sangat baik dari masyarakat di wilayah kecamatan
ini. Dan sekarang Program CMHN akan dikembangkan di Puskesmas Kuala Lem
puing, dan daerah kelurahan pertama yang akan dikembangkan adalah wilayah R
W 01 beserta format yang lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka mahasiswa akan menguraikan hasil pelaksanaan


Praktek Profesi Ners Keperawatan Jiwa di unit komunitas ini dalam sebuah
bentuk laporan praktek keperawatan jiwa sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan praktek Profesi Ners mahasiswa di RW 01 Kelurahan Kuala Lempuin
g Kota Bengkulu

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan umum
Menerapkan teori dan konsep Praktek Profesi Ners Keperawatan Jiwa
profesional dengan pendekatan CMHN serta manajemen kasus umum dengan
menerapkan terapi-terapi generalis, melaksanakan peran pendidik dan peran
peneliti di area komunitas khususnya di wilayah RW 01 Kelurahan Kuala Le
mpuing Kota Bengkulu.

1.2.2 Tujuan khusus


Setelah menyelesaikan Praktek Profesi Ners Keperawatan Jiwa ini, mahasiswa
mampu:
a. Mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan sebagai pembaharu
dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa dengan mengembangkan
program CMHN di wilayah RW 01 Kelurahan Kuala Lempuing Kota Ben
gkulu
b. Mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan manajerial khususnya
dalam melaksanakan peran sebagai perawat CMHN dalam memberikan
pelayanan kesehatan jiwa di wilayah RW 01 Kelurahan Kuala Lempuing
Kota Bengkulu.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Puskesmas Merdeka, pada praktik PPN Jiwa ini mahasiswa dapat
membantu dalam menyelesaikan masalah bersifat teknis operasional dari
suatu aspek manajemen pelayanan dan managemen kasus keperawatan jiwa,
sehingga diharapkan dapat membantu Puskesmas dalam meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan jiwa yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan untuk masyarakat di wilayah RW 01 Kelurahan Kuala
Lempuing Kota Bengkulu
1.3.2 Bagi Kelurahan Ciwaringin, terutama pada periode PPN ini, mahasiswa
dapat bekerjasama dengan aparat atau petugas kelurahan dengan segenap
perangkat desanya dalam meningkatkan status kesehatan jiwa masyarakat di
kesembilan RW khususnya di wilayah RW 01 Kelurahan Kuala Lempuing
Kota Bengkulu
1.3.3 Bagi mahasiswa, kegiatan praktek PPN ini dapat meningkatkan kemampuan
dalam menerapkan manajemen pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
melalui pendekatan CMHN, melakukan manajemen kasus spesialis terkait
masalah mental umum dengan menerapkan terapi-terapi spesialis, dan
meningkatkan kemampuan dalam melakukan kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya (perawat CMHN dan staf PKM Merdeka, serta pihak
Kelurahan Ciwaringin), serta meningkatkan kemampuan membimbing
mahasiswa dan kemampuan mempelajari fenomena dalam ruang lingkup
pelayanan dan asuhan keperawatan dengan tujuan untuk dapat melakukan
penelitian dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa di
masyarakat
1.3.4 Bagi Program PPN Keperawatan Jiwa, kegiatan ini berguna untuk
peningkatan kualitas belajar mengajar yang melibatkan mahasiswa secara
aktif dalam menerapkan kegiatan praktik keperawatan jiwa profesional
secara nyata di tatanan unit pelayanan kesehatan jiwa masyarakat. Selain
itu, praktik PPN ini juga merupakan salah satu kesempatan sosialisasi
Program Pendidikan Ners terhadap masyarakat.
BAB II
KONSEP MANAJEMEN PELAYANAN CMHN

Bab ini menguraikan mengenai pelaksanaan manajemen Community Mental


Health Nursing (CMHN).

2.1 Konsep Manajemen Community Mental Health Nursing (CMHN)


Manajemen adalah proses pelaksanaan kerja yang dilakukan melalui orang
(Gillies, 2000). Manajemen keperawatan adalah pendekatan sistem yang
menjelaskan sebagai suatu proses yang sejajar dan menunjang proses
keperawatan. Proses manajemen keperawatan selaras proses keperawatan meliputi
tahapan pengumpulan data (pengkajian), diagnosa atau identifikasi masalah
kesehatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Adanya keselarasan
antara proses manajemen keperawatan dengan proses asuhan keperawatan
diharapkan keduanya saling menopang dalam mewujudkan pelayanan
keperawatan yang professional.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang


ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkannya, sehingga manajemen
pelayanan keperawatan yang adekuat perlu diterapkan dalam mewujudkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas. Pelayanan keperawatan untuk
masyarakat dimulai dari tatanan pelayanan kesehatan paling bawah yang mudah
dijangkau oleh masyarakat yaitu Puskesmas. Program manajemen pelayanan
keperawatan khususnya keperawatan jiwa dikelola dalam sebuah bentuk program
Community Mental Health Nursing (CMHN) yang telah dikembangkan
sebelumnya di kelurahan Sindang Barat, Bubulak dan Balumbang jaya yang juga
merupakan wilayah binaan Puskesmas Merdeka dimana salah satu bentuk
unggulannya adalah mewujudkan ‘RW Siaga Sehat Jiwa.’

Tujuan dari Community Mental Health Nursing (CMHN) yaitu memberikan


pelayanan, konsultasi dan edukasi, informasi mengenai prinsip-prinsip kesehatan
jiwa kepada para agen komunitas lainnya, menurunkan angka risiko terjadinya
gangguan jiwa, dan meningkatkan penerimaan komunitas terhadap praktek
kesehatan jiwa melalui edukasi (Stuart & Laraia, 2005). Konsep manajemen
Community Mental Health Nursing (CMHN) yang dikembangkan saat ini
diadaptasi dari modul yang dikembangkan oleh FIK UI dan WHO (2006) dimana
terdapat 4 pilar, yaitu: Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang
dilakukan oleh banyak orang sehingga ilmu manajemen perlu diterapkan dalam
bentuk manajemen Keperawatan. Kelurahan Siaga Sehat Jiwa yang
dikembangkan menggambarkan pendekatan manajemen dalam menerapkan upaya
pelayanan kesehatan jiwa bagi seluruh masyarakat yang bermukim di Kelurahan
tersebut.

Pilar-pilar pelayanan professional kesehatan jiwa yang terdiri dari manajemen


keperawatan jiwa, pemberdayaan kader kesehatan jiwa, kemitraan lintas sektor
dan program serta manajemen kasus akan akan dijelaskan secara rinci dibawah
ini mulai dari pengkajian, rencana, pelaksanaan, evaluasi, kendala dan rencana
tindak lanjut. Program intervensi penanganan masalah gangguan jiwa berdasarkan
paradigma sehat yang dicanangkan Departemen Kesehatan lebih menekankan
pada upaya pencegahan (preventif) dan promotif, namun upaya ini tidak akan
tercapai bila hanya dilakukan di rumah sakit. Saat ini penanganan kesehatan jiwa
telah mengalami pergeseran dari hospital based menjadi community based.

Community Mental Health Nursing (CMHN) memberikan perawatan dengan


metode yang efektif dalam merespon kebutuhan kesehatan jiwa individu, keluarga
atau kelompok. Konsep dari community mental health ditujukan kepada kesehatan
jiwa secara kolektif bagi semua orang yang tinggal dimasyarakat (Mohr, 2006).
Tujuan dari Community Mental Health Nursing (CMHN) yaitu memberikan
pelayanan, konsultasi dan edukasi, informasi mengenai prinsip-prinsip kesehatan
jiwa kepada para agen komunitas lainnya, menurunkan angka risiko terjadinya
gangguan jiwa, dan meningkatkan penerimaan komunitas terhadap praktek
kesehatan jiwa melalui edukasi (Stuart & Laraia, 2005). Konsep manajemen
Community Mental Health Nursing (CMHN) yang dikembangkan saat ini
diadaptasi dari modul yang dikembangkan oleh FIK UI dan WHO (2006) dimana
terdapat 4 pilar . Pendekatan manajemen pelayanan kesehatan jiwa komunitas,
merupakan pilar pertama pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi
manajemen yang terdiri dari: perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling).

Pilar kedua manajemen pemberdayaan kader kesehatan jiwa di desa siaga sehat
jiwa yang berfokus kepada penghargaan bagi kader karena melaui manajemen
SDM yang baik maka kader akan mendapatkan kompensasi berupa penghargaan
(compensatory reward) sesuai dengan apa yang telah dikerjakan. Manajemen
pemberdayaan kader kesehatan jiwa di desa siaga sehat jiwa berfokus kepada
rekruitmen, seleksi, orientasi, evaluasi/penilaian kinerja dan pengembangan kader.

Pilar ketiga kemitraan lintas sektor dan lintas program. Kemitraan dalam
pelayanan kesehatan di komunitas merupakan bentuk strategi kemitraan lintas
program dan sector yang terintegrasi atas prinsip kesetaraan, keterpaduan,
kesepakatan dan keterbukaan (Depkes RI, 2000). Bentuk pelaksanaan kemitraan
berupa komunikasi yaitu berupa media tukar informasi yang diperlukan oleh
semua sector agar terjadi koordinasi dan kerjasama yang efektif dalam mencapai
tujuan. Kemitraan dapat dilakukan di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan tingkat
Kelurahan.

Pilar keempat yaitu manajemen kasus kesehatan jiwa di desa siaga sehat jiwa.
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat CMHN bertanggung jawab
memberikan asuahan keperawatan jiwa komunitas kepada kelompok keluarga
sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan kelompok kliendan keluarga gangguan
jiwa. Dalam melakukan asuhan keperatan perawat CMHN dibantu oleh kader
kesehatan jiwa. Perawat memberikan asuhan keperawatan pada klienyang masih
memerlukan perawatan total (total care) dan perawatan parsial (parsial care).
Kader kesehatan jiwa bertangung jawab untuk memantau perkembangan
klienyang mandiri (self care).

Pemberian asuhan keperawatan oleh perawat CMHN dibagi dalam pendekatan


individual dengan menggunakan manajemen kasus, pendekatan kelompok dengan
menggunakan pendidikan kesehatan, terapi aktifitas kelompok dan terapi
rehabilitasi.

2.2 Manajemen Pelayanan CMHN di Kelurahan Ciwaringin


Pelayanan manajemen CMHN di wilayah nBogor telah dimulai tahun 2006 yang
dikembangkan oleh Mahasiswa Angkatan I Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Dinas kesehatan Kota Bogor yang
membawahi beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor, yaitu Kecamatan Bogor
Barat, Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Selatan, Bogor Utara dan Tanah Sereal
menetapkan Kelurahan Sindang Barang Kecamatan Bogor Barat sebagai
kelurahan pertama yang dicanangkan sebagai Kelurahan Siaga sehat Jiwa dengan
telah terbentuknya 9 RW siaga sehat Jiwa di Kelurahan Sindang Barang. Tahun
2008 dikembangkan lagi Kelurahan Bubulak yang berada di kecamatan Bogor
Barat sebagai Kelurahan Siaga Sehat Jiwa kedua setelah Sindang barang di
Kecamatan Bogor Barat. Tahun 2009 Puskesmas Sindang Barang
mengembangkan program CMHN di wilayah baru yaitu Kelurahan Balumbang
Jaya yang masih merupakan wilayah binaan Puskesmas Sindang Barang. Tahun
2010 dikembangkan Program CMHN di Puskesmas Bogor Timur dan untuk
tahap pertama ini dikembangkan diKelurahan Katulampa. Saat ini FIK UI bekerja
sama dengan Puskesmas Merdeka akan mengembangkan program CMHN di
wilayah baru yaitu di kelurahan Ciwaringin.

Kelurahan Ciwaringin terdiri dari 12 RW dimana dalam praktek Residensi 1 ini,


mahasiswa Spesialis Keperawatan Jiwa hanya mengelola 9 RW, yaitu RW 03, 04,
05, 06, 07, 08, 09, 11, dan 12 sebagai awal pengembangan program CMHN di
Kelurahan Ciwaringin. Praktek PPN Jiwa ini hanya berlangsung selama 3 (tiga)
minggu, yaitu tanggal 06-25 Oktober 2021. Langkah pertama yang dilakukan
oleh mahasiswa residensi dalam manajemen pelayanan CMHN adalah melakukan
pengkajian. Kegiatan pengkajian dalam manajemen keperawatan CMHN lebih
komplek dibandingkan dengan langkah pengkajian dalam proses keperawatan.
Pengumpulan informasi tidak hanya terfokus pada data pasien, keluarga dan
masyarakat tetapi juga meliputi lembaga, masyarakat, tenaga kerja dan faktor
lingkungan. Informasi tentang batasan-batasan formal yang diperoleh selama
tahap pengumpulan data akan menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambil
pada tahap perencanaan. Pengkajian diawali dari pihak Puskesmas, dan
pengkajian khususnya warga serta perangkat desa di RW 01 Kelurahan Kuala Le
mpuing Kota Bengkulu.

2.3 Manajemen Pelayanan CMHN di RWRW 01 Kelurahan Kuala Lempuing Kota B


engkulu
1. Gambaran Umum (Profil) Wilayah RW 01 Kelurahan Kuala Lempuing Kota
Bengkulu
RW 07 Kelurahan in terdiri dari 5 RT dengan jumlah KK 305 KK.
Berdasarkan hasil pengkajian awal yang dilakukan oleh Kader Kesehatan
Jiwa saat mereka melakukan praktek Deteksi Dini dalam Kegiatan
Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa didapat data bahwa dari jumlah penduduk
di RW 01 memiliki beragam status kesehatan jiwa yang dikelompokkan
dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu orang merupakan kelompok sehat jiwa
dari berbagai golongan tingkat tumbuh kembang, orang merupakan
kelompok yang berisiko mengalami gangguan jiwa (memiliki masalah
psikososial terkait dengan masalah kesehatan fisik, proses tumbuh
kembang dan factor lainnya) dan orang warga yang memiliki masalah
gangguan jiwa.
Penduduk RW 01 mayoritas beragama Islam, tingkat pendidikan rata-rata
tamat SMA dan memiliki pekerjaan. Perangkat RW 01 sangat terbuka dan
kooperatif dengan praktik mahasiswa spesialis keperawatan jiwa, sehingga
saat penyajian hasil pengkajian awal atau yang dikenal dengan
Musyawarah Mufakat Desa (MMD) I mereka dapat menerima data yang
dikumpulkan oleh mahasiswa residensi yang bekerjasama dengan
mahasiswa dan mereka menyambut baik rencana pembentukan RW Siaga
Sehat Jiwa.
Fasilitas umum yang tersedia di wilayah RW 01 adalah Fasilitas umum :
lapangan olahraga (volley dan tenis meja), fasilitas ibadah : masjid, sarana
kesehatan : posyandu kenanga, PAUD : 1, SD dan SMP 1.
BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN

Peran mahasiswa sebagai manajer dalam pelayanan keperawatan merupakan salah


satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat jiwa. Pada praktik ini,
mahasiswa mendapat kesempatan berpraktik di unit komunitas selama 3 minggu
(06-25 Oktober 2021). Pelaksanaan kemampuan manajerial mahasiswa pada
tatanan komunitas yang dilaksanakan pada praktik ini berpedoman pada
manajemen pelayanan yang dikembangkan dalam bentuk pilar-pilar dalam
CMHN yang terdiri atas 4 pilar utama.

3.1 Pengkajian kegiatan CMHN di RW 07


Pengkajian kegiatan CMHN di tingkat RW dilakukan pada ketua RW, ketua RT,
kader kesehatan yang sudah ada (kader posyandu dan kader lansia). Pengkajian
CMHN di RW 01 mengacu kepada pilar CMHN hal ini akan diuraikan sebagai
berikut:
a. Pilar I (Manajemen Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas)
RW siaga sehat jiwa dan kader belum terbentuk sehingga belum ada kegiatan
CMHN yang dilakukan di RW 01
1) Fungsi Perencanaan: visi, misi, filosofi, rencana kerja bulanan dan tahunan
belum ada
2) Fungsi Pengorganisasian: struktur organisasi kader kesehatan jiwa belum
ada, daftar keluarga di desa siaga sehat jiwa, daftar keluarga sehat, risiko,
dan gangguan belum ada, namun kader telah memiliki dokumentasi daftar
warga yang mengalami resiko dan gangguan
3) Fungsi Pengarahan: belum terbentuk RW siaga sehat jiwa sehingga belum
ada ada kader kesehatan jiwa, sehingga belum ada rencana rapat rutin
dengan perawat CMHN, belum ada supervisi keluarga, iklim motivasi,
kolaborasi dan pendelegasian dari perawat CMHN.
b. Pilar II : Pemberdayaan Masyarakat
Wawancara: Berdasarkan keterangan perawat CMHN Puskesmas di wilayah
Kelurahan Lempuing, khususnya di RW 01 Kelurahan Kuala Lempuing Kota Ben
gkulu belum pernah dilakukan proses rekruitmen Kader Kesehatan Jiwa (KKJ)

c. Pilar III (Kemitraan Lintas Sektoral dan Lintas Program)


1) Kemitraan lintas sektoral : Belum ada kerjasama yang dilakukan pihak
Puskesmas Merdeka dengan kader, kelompok pengajian (Majelis Taklim),
organisasi remaja mesjid, dan kelompok ibu PKK dalam menangani
kesehatan jiwa di RW 01. Belum pernah dilakukan pencarian kasus pasien
yang berisiko mengalami masalah kesehatan jiwa di RW 01 dan proses
rujukan pasien gangguan jiwa pada perawat CMHN
2) Kemitraan lintas program : Belum ada kerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya, seperti bidan desa dalam penemuan kasus risiko masalah
psikososial dan gangguan jiwa di RW 01. Kader kesehatan jiwa belum
ada sehingga belum ada koordinasi dengan kader kesehatan jiwa dalam
melaksanakan kegiatan CMHN di RW 01

d. Pilar IV (Manajemen Kasus Kesehatan Jiwa Komunitas) yang meliputi


Asuhan Keperawatan Jiwa, Pendidikan Kesehatan Jiwa, TAK, dan
Rehabilitasi
1) Asuhan keperawatan jiwa : Perawat CMHN belum melaksanakan asuhan
keperawatan gangguan jiwa dan melakukan home viset ke RW 01. Belum
terlaksananya asuhan keperawatan psikososial dan diagnosa keperawatan
sehat oleh perawat CMHN di RW 01
2) Memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok sehat, risiko dan
gangguan jiwa : Perawat CMHN belum melaksanakan pendidikan
kesehatan pada kelompok gangguan. Belum melaksanakan pendidikan
kesehatan pada kelompok sehat dan risiko masalah psikososial di RW 01
3) Memberikan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) kelompok pasien
gangguan jiwa : Perawat CMHN belum melaksanakan terapi aktifitas
kelompok (TAK) pada kelompok pasien gangguan jiwa di RW 01
4) Melakukan rehabilitasi pada pasien gangguan jiwa : Perawat CMHN
belum melakukan rehabilitasi pada pasien gangguan jiwa di RW 01

3.2 Perencanaan kegiatan CMHN di RW 01 Kelurahan Kuala Lempuing


Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa dengan mempertimbangkan alokasi
waktu praktek yang berlangsung hanya selama 3minggu, maka mahasiswa
perencanakan beberapa kegiatan CMHN di RW 01 dengan uraian sebagai berikut:
a. Kegiatan Musyawarah Mufakat Desa (MMD) yang bertujuan
menyampaikan hasil pengkajian sementara mahasiswa yang dilakukan
bersama-sama dengan praktik mahasiswa Ners, yang akan dilaksanakan
pada 09 Oktober 2021
b. Kegiatan Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa yang direncakan berlangsung
selama 2 (dua) hari, yaitu tanggal 10 – 12 Oktober 2021
c. Kegiatan Deteksi Dini keluarga yang direncanakan akan dilaksanakan
selama 4 hari yaitu tanggal 18 – 21 Oktober 2021
d. Menjelaskan cara membuat Rencana bulanan kepada Kader Kesehatan
Jiwa yang telah dilatih pada tanggal 21 Oktober 2021
e. Melatih Kader Kesehatan Jiwa melakukan penggerakan dan memberikan
penyuluhan kesehatan kepada warga yang mengalami masalah
psikososial pada tanggal 22 Oktober 2021

3.3 Pelaksanaan
Kegiatan MMD 1 yang dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Oktober 2021 dan
berlangsung lancar selama kurang lebih 2 jam telah menghasilkan beberapa
kesepakatan yaitu :
a. Pembentukan RW Siaga Sehat Jiwa
b. Telah ditunjuk 16 orang Calon Kader Kesehatan Jiwa yang terdiri dari
kader kesehatan, perangkat desa dan beberapa warga, yang akan
mengikuti Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) pada tanggal 17 dan 18
Oktober 2021
c. Akan membentuk pengurus yang akan terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat RW 01 dan juga merupakan pengurus RW Siaga RW 01
d. Akan menyusun visi, misi, filosofi dan program kerja KKJ
Kader yang mengikuti Kegiatan Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa yang
dilaksanakan di Kelurahan lempuing pada gelombang I (pertama), yaitu pada
tanggal 17 Oktober 2021 berjumlah 6 orang.

3.4 Pembahasan
3.4.1 Hasil
Berdasarkan kegiatan pengembangan CMHN yang sudah dilakukan, maka hasil
pencapaiannya adalah sebagai berikut:
a. RW 01 Kelurahan lempuing sudah menjadi RW Siaga Sehat Jiwa, karena
sudah memiliki 6 Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) yang telah dilatih
b. Keenam KKJ sudah memiliki kemampuan deteksi dini sebagai langkah
awal dalam pelaksanaan peran KKJ di RW 01
c. Struktur organisasi Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) di RW 01 sudah
terbentuk dengan Ketua Ibu Inu
Sudah ada daftar penduduk sehat (diklasifikasikan dalam umur), risiko dan
gangguan jiwa.

3.4.2 Hambatan
Secara umum tidak ada kendala yang berarti dalam pembentukan RW Siaga Sehat
Jiwa di RW 01. Hal ini dipengaruhi oleh dukungan yang optimal dari Puskesmas
Lempuing, Lurah beserta staf Kelurahan, pengurus RW dan RT, tokoh agama
serta masyarakat RW 01. Belum optimalnya pengembangan RW Siaga Sehat Jiwa
dikarenakan waktu praktik yang relatif pendek, sehingga tidak banyak kegiatan
yang dapat dilaksanakan. Namun RW 01 masih mempunyai peluang untuk
dikembangkan mengingat RW ini masih akan digunakan untuk praktik mata
kuliah yang lain; keperawatan komunitas STr atau lainnya.

3.4.3 Rencana Tindak Lanjut


a. Diperlukan bimbingan secara berkala dari perawat CMHN di Puskesmas
agar secara kognitif dan psikomotor kemampuan kader kesehatan jiwa
meningkat. Role model dari perawat CMHN dalam penyusunanan
rencana bulanan sangat diperlukan oleh kader.
b. Untuk penyempurnaan penyusunan struktur organisasi di RW Siaga
Sehat Jiwa, penyusunan daftar keluarga sehat, risiko dan gangguan jiwa
yang disusun oleh kader kesehatan jiwa maka diperlukan bimbingan
secara berkala dari perawat CMHN di Puskesmas agar secara kognitif
dan psikomotor kemampuan kader kesehatan jiwa meningkat. Role model
dari perawat CMHN dalam penyusunanan daftar keluarga sehat, risiko
dan gangguan jiwa sangat diperlukan oleh kader.
c. Perlu pendampingan dan supervisi kader kesehatn jiwa dalam melakukan
deteksi keluarga sehat, risiko dan gangguan dari perawat CMHN. Role
model dari perawat CMHN dalam melakukan deteksi keluarga sehat,
risiko dan gangguan jiwa sangat diperlukan oleh kader.
d. Perlunya keterlibatan perawat CMHN dalam melakukan penyuluhan
kesehatan jiwa. Adanya informasi yang jelas tentang kegiatan kesehatan
jiwa di masing-masing RW, dan telah disepakati oleh perawat
penanggung jawab program kesehatan jiwa masyarakat.
e. Kader Kesehatan Jiwa : mempertahankan motivasi keluarga yang
memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa dalam melakukan
kegiatan kelompok swabantu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan
Dalam melakukan kegiatan CMHN di RW 01 Kelurahan Lempuing, mahasiswa
residensi telah bekerjasama dengan rekan residensi lainnya dan mahasiswa baik
dalam melakukan pengkajian, membuat perencanaan kegiatan CMHN yang akan
dilakukan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan CMHN di unit komunitas.
Kegiatan ini dilakukan dalam rentang waktu 20 hari praktek PPN Jiwa, yaitu
tanggal 13-24 Oktober 2021. Berdasarkan hasil evaluasi akhir berupa observasi
terhadap kinerja Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) RW 01 Kelurahan Lempuing
memiliki kemampuan KKJ dalam melakukan Deteksi Dini, penggerakan, dan
latihan pembudayaan untuk memberikan penyuluhan kesehatan. Disamping
melakukan kegiatan CMHN, dalam praktik ini mahasiswa juga melakukan
kegiatan berperan manajerial, yaitu dengan melakukan peran perawat CMHN
bersama mahasiswa Ners. Hasil evaluasi akhir dari kegiatan ini adalah mahasiswa
belum memiliki kemampuan Perawat CMHN.

4.2 Rekomendasi
Berdasarkan pengalaman selama praktik residensi, maka mahasiswa
merekomendasikan beberapa hal untuk dijadikan pertimbangan dan dasar
menyusun pelaksanaan CMHN berikutnya dikelurahan maupun di Puskesmas
Lempuing.
1. Perawat CMHN Puskesmas
a. Melanjutkan bimbingan, membuat jadual supervisi, monitoring dan
evaluasi terhadap kegiatan CMHN di RW 01
b. Meningkatkan kemampuan Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) melalui kegiatan
membudayakan kemampuan KKJ.
c. Meningkatkan peran sebagai role model bagi pelaksanaan kegiatan CMHN
di RW 01 Kelurahan Lempuing
2. Mahasiswa Ners
Selalu terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan diri dalam menerapkan
manajemen pelayanan keperawatan berdasarkan CMHN, manajemen kasus
Keperawatan jiwa, melaksanakan peran sebagai Pendidik dengan lebih baik di
praktik yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, D.A. (1994). Nursing Management a system approach. Philadelphia :


W.B Saunders

Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. 8th ed. Missouri : Mosby Inc.
DAFTAR LAMPIRAN

1. Baseline diri dalam menjalankan peran manajer keperawatan (CMHN)

2. Perencanaan dalam melakukan kegiatan Manager Keperawatan (CMHN)

3. Logbook Manager Keperawatan (CMHN)

4. Pre Planning dan Laporan setiap Kegiatan di Komunitas (termasuk Lokmin 1


dan 2).

Anda mungkin juga menyukai