Anda di halaman 1dari 36

MODEL TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA) UNTUK

MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN


(MODEL OF TRAINING NEEDS ANALYSIS ( TNA)
TO IDENTIFY TRAINING REQUIREMENT)

Anita Kristina
Fakultas Ekonomi UniversitasTruojoyo
Raya Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan
Email : anita_amanda-ali@yahoo. Com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun model TNA yang ditujukan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. TNA disusun untuk menjawab kesenjangan
skill sales pada PT. Hisamitsu Pharma Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kesenjangan skill merupakan persoalan utama dan harus diselesaikan
dengan menyusun pelatihan, yang terlebih dahulu disusun melalui TNA. Hasil
TNA menunjukkan bahwa model terdiri dari input, proses, dan output. Analisis
proses menemukan kesenjangan skill. Analisis output menemukan pengembangan
model pelatihan, yaitu melalui kebutuhan pelatihan dan tidak melalui pelatihan.

Kata Kunci : model, TNA, kesenjangan skill

Abstract

The aim of this research is to compile the model of Training Needs Analysis (
TNA) which is needed to identify the training requirement in order to overcome
the skill gap in PT Hisamitsu Pharma Indonesia-Sidoarjo. The result of this
research indicates that the skill gap is fundamental problem and become the main
problem which must be finished .The final result of TNA is shown in a model of
concept of a system that is consist of input, process, and output. Process of
analysis finds the discrepancy and cause from the problem of skill gap. The
output of development of this training model is the training needs and non
training needs.

Key Words : Model , Training Needs Analysis ( TNA), Skill Gap.

PENDAHULUAN efisien. Salah satunya dengan


pelatihan (training). Karena pelatihan
Perubahan yang paling penting yang diyakini sebagai sarana perubahan
dapat dilakukan oleh perusahaan untuk untuk meningkatkan skill, knowledge
mengimbangi perubahan iklim bisnis dan ability. Perubahan yang mendasar
adalah dengan menambah kompetensi- adalah perubahan skill karena skill
kompetensi inti yang dimiliki oleh merupakan kebutuhan dasar seseorang
karyawannya, untuk itu diperlukan untuk melakukan pekerjaannya
sebuah investasi yang efektif dan dengan professional dan sesuai
dengan yang diharapkan oleh knowledge yang ada di benak para
perusahaan. Sedangkan knowledge karyawannya.
merupakan sesuatu konstruk yang
tidak dapat dilihat sebelum dilekatkan Dalam pemasaran produk PT.
pada tindakan sehingga terjadi Hisamitsu Pharma Indonesia Sidoarjo
perubahan knowledge, ability akan bekerja sama dengan agen resmi yaitu
merubah skill yang ada.Permasalahan PT. Rodamas dan PT. Merapi Utama
yang paling penting diantara ketiga Prima. Pihak perusahaan selalu
komponen kompetensi tersebut adalah berkoordinasi dengan pihak agen
terletak pada skill. Dan isu penting untuk mencari solusi agar dapat
dalam permasalahan skill adalah mencapai target, sebulan minimal 2
terjadinya kesenjangan skill (gap). kali. Pemasaran produk dilakukan
dengan kunjungan ke agen-agen
Kesenjangan skill (gap) terjadi pada untuk minta order dan perusahaan
saat skill/kecakapan individu karyawan membantu agen menjual produk
pada komponen-komponen tugasnya melalui tim sales force dengan
tidak sesuai dengan yang diharapkan wilayah pemasaran Jawa Timur dan
oleh perusahaan. Perusahaan Bali. Target sales force dalam
mempunyai level standart yang harus membantu PT. Rodamas sebesar 50%
dipunyai seorang karyawan sesuai dan membantu agen lain sebesar 50%
dengan pekerjaan masing-masing untuk masing-masing wilayah, tetapi
karyawan. Seperti juga pada PT. untuk tahun 2004 target tersebut tidak
Hisamitsu Pharma Indonesia sebagai terpenuhi, mereka hanya bisa
salah satu perusahaan farmasi terbesar mencapai target sebesar 30% (data
di Indonesia. Perusahaan tersebut intern perusahaan). Kinerja yang
adalah perusahaan modal asing (PMA) ditunjukkan sales tidak memenuhi
dengan prosentase modal untuk Jepang target yang diharapkan dan
sebesar 75 % dan Indonesia sebesar 25 peningkatan kinerja dibutuhkan skill
% dan terletak di Jakarta sebagai yang mampu menutup defisiensi
marketing Head Office juga di Sidoarjo kinerja yang ada sehingga di dalam
sebagai Head Office And Factory. defisiensi kinerja terdapat degradasi
skill.
PT. Hisamitsu Pharma Indonesia di
Sidoarjo mempunyai 400 karyawan, Sales bertugas untuk membantu
210 karyawan inti (tetap) dan penjualan stock PT. Rodamas dan
selebihnya adalah karyawan lepas. beberapa agen lain juga
Perusahaan tidak membedakan antara memperkenalkan produk-produk baru
karyawan inti dan karyawan lepas ke pelanggan dan konsumen, tetapi
dalam hal perbaikan skill karena sales belum mampu menjual stock
perusahaan mengganggap mereka barang tersebut dengan sempurna,
adalah aset yang penting diantara aset- hanya menjual sekitar 30% (2004)
aset yang lain. Perusahaan tidak mau sehingga sales tidak bisa mengurangi
kehilangan orang-orang inti dan stock barang dari agen-agen. Hal
terlebih kompetensi inti mereka, karena tersebut menunjukkan bahwa sales
perusahaan telah membekali mereka dituntut untuk mengetahui
dengan berbagai pelatihan untuk perkembangan dari inovasi produk
meningkatkan skill mereka apalagi dan pembaharuan-pembaharuan yang
perusahaan tidak mau kehilangan dilakukan oleh perusahaan, penawaran
harga baru sehingga mereka dituntut perusahaan. Beberapa kondisi yang
untuk memiliki skill baru, karena telah diuraikan sebelumnya
inovasi tersebut terjadi sangat cepat, menciptakan kesenjangan skill di PT.
bisa terjadi dalam dua bulan sekali, jika Hisamitsu Pharma Indonesia Sidoarjo,
produk yang akan ditawarkan selalu menurut manajer perusahaan
bertambah, hal ini merupakan kesulitan defisiensi kinerja tersebut merupakan
terbesar karena seorang sales harus permasalahan yang harus diselesaikan.
menguasai satu persatu produk yang ia Persoalannya kini adalah bagaimana
jual. Dan seorang karyawan sales perusahaan dapat memilah secara
adalah seseorang yang paling tahu selektif sejumlah fenomena dan faktor
tentang informasi yang sangat berharga tersebut. Maka disinilah dibutuhkan
tentang perubahan-perubahan produk sebuah model analisis kebutuhan
dan kepada siapa ia harus menjual, pelatihan/ training needs analysis
keragaman produk menimbulkan (TNA) karena peran TNA sangat
kesulitan baru karena karyawan dibutuhkan disini. Model yang
tersebut harus berusaha untuk terbentuk adalah model TNA jenis
mendapatkan informasi terbaru dari reaktif karena defisiensi kinerja dan
masing-masing produk dan mereka degradasi skill telah menjadi
mampu menjual sesuai dengan target fenomena yang terjadi pada PT.
yang ditentukan perusahaan. Tidak Hisatmitsu Pharma Indonesia di
terpenuhinya target disebabkan adanya Sidoarjo dan penyusunan TNA
kesenjangan skill sales dalam menjual sebelumnya tidak pernah dilakukan
produknya. karena TNA telah disusun oleh
perusahaan pusat yang ada di Jepang
Beberapa kondisi yang telah diuraikan sehingga diperlukan sebuah model
sebelumnya, membuat karyawan sales TNA baru untuk perusahaan yang ada
untuk maju lebih cepat secepat di Sidoarjo karena perusahaan tersebut
kemajuan produk dan kemajuan mempunyai tanggungjawab untuk
perusahaan. PT. Hisamitsu Pharma distribusi produk dengan wilayah
Indonesia di Sidoarjo telah berupaya pemasaran Jawa Timur-Bali.
untuk memperbaiki mutu produk,
memajukan perusahaan dengan Dalam hal tersebut TNA diakui
memperluas pasar. Keberhasilan sebagai suatu model yang dirancang
perluasan pasar ada ditangan para sales, untuk menentukan the causes yang
mereka adalah orang pertama yang telah memunculkan gejala (symptoms)
mengetahui produk perusahaan dapat tersebut. Makna dari TNA adalah
diterima atau tidak oleh konsumen dan menguji atau mendiagnosa sistem
apa yang diharapkan oleh pelanggan. pelatihan (Irianto, 2001: 29), masalah
Pembaharuan dan inovasi produk yang yang diuji oleh TNA yang sering kali
dilakukan perusahaan adalah salah satu merujuk pada persepsi defisiensi
cara untuk memperbaiki mutu dan kinerja yang timbul manakala terdapat
memperluas pasar. Inovasi produk perbedaan (gap) antara kinerja yang
menciptakan kesenjangan antara skill diharapkan dengan yang ada pada
yang sebelumnya dimiliki karyawan karyawan, dan juga bisa pada gap
dengan skill yang seharusnya dimiliki antara skill yang diharapkan dengan
karyawan dan skill tersebut dapat skill yang dipunyai oleh karyawan.
diharapkan mampu mengimbangi Kesenjangan tersebut terjadi karena
perubahan inovasi yang dilakukan adanya tuntutan lingkungan bisnis
yang ada dan perluasan pasar. Sehingga
perlu disusun model Teknik Penentuan Informan

Penelitian ini adalah sebuah penelitian


deskriptif kualitatif dan membutuhkan
Perumusan Masalah informan untuk mencari fakta
terhadap fenomena yang terjadi.
Bagaimana model Training Needs Informan adalah orang-dalam pada
Analysis (TNA) untuk latar penelitian dan dimanfaatkan
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk memberikan informasi tentang
dalam rangka mengatasi kesenjangan situasi dan kondisi latar penelitian,
skill di PT. Hisamitsu Pharma jadi ia harus mempunyai banyak
Indonesia Sidoarjo? pengalaman tentang latar penelitian
(Moleong, 1996: 132).

Tujuan Penelitian Untuk penentuan informan dapat


dilakukan dengan cara melalui
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk keterangan orang yang berwewenang,
menyusun model Training Needs baik secara informal maupun informal
Analysis (TNA) yang diperlukan untuk (pemimpin), melalui wawancara
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan pendahuluan yang dilakukan oleh
dalam rangka mengatasi kesenjangan peneliti. Dalam hal tertentu informan
skill di PT. Hisamitsu Pharma perlu direkrut seperlunya dan diberi
Indonesia METODE PENELITIAN tahu tentang maksud dan tujuan
penelitian jika hal ini mungkin
Rancangan Penyusunan Model diperlukan (Moleong, 1996:133).
Sehingga dari pendapat tersebut maka
Rancangan dalam penyusunan model dalam penelitian ini yang menjadi
ini dilakukan dengan paradigma sistem informan adalah 4 orang yaitu manajer
(input, proses, output). Penyusunan HRD (Human Resouces
Training Needs Analysis dalam analisis Development), manajer marketing,
kebutuhan, yaitu dengan asisten manajer marketing dan
mendokumentasikan permasalahan, supervisor senior. Adanya informan-
identifikasi masalah, merencanakan informan tersebut diharapkan dapat
kebutuhan analisis, melakukan analisis membantu peneliti agar secepatnya
kebutuhan, dan melaporkan hasil dan tetap seteliti mungkin dapat
temuan akhir. Pelaporan hasil temuan membenamkan peneliti dalam konteks
didiskusikan bersama dengan manajer penelitian dan informasi yang
HRD, manajer Marketing, Asisten terjaring adalah sebuah fakta.
manajer marketing dan supervisor.
Hasil diskusi tersebut menjadi Teknik Pengumpulan Data
generalisasi dan konsep untuk Jenis Dan Sumber Data
membuat/menyusun sebuah model
Training Needs Analysis yang sesuai Jenis data dalam penelitian ini adalah
dan diharapkan model tersebut data primer dan sekunder. Sunber data
memberikan solusi yang tepat untuk pada penelitian ini adalah:
mengatasi kesenjangan skill yang 1. Data primer yang diperoleh dari
terjadi. wawancara dan diskusi.
2. Data Sekunder yang diperoleh dari komprehensif, data yang terkumpul
data intern perusahaan/ data yang akurat.
sudah diolah sebelumnya dan studi
kepustakaan. Instrumen
Instrumen yang dipakai dalam
Cara Pengumpulan Data penelitian ini adalah dengan
menyediakan instrument dari setiap
Pengumpulan data dilakukan dengan: analisis yang dilakukan. Dengan
membuat sebuah kuesioner yang
1. Interview terbuka. Instrument ini dibuat untuk
Cara ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh
mengumpulkan data kebutuhan dari hasil pertanyaan-pertanyaan yang
pelatihan (TNA). Dan informasi mengindikasikan adanya
tentang interview ditujukan pada permasalahan skill.
informasi mengenai kebutuhan
pelatihan (TNA) dan dikonsentrasikan Teknik Pengolahan dan Analisis
pada pengumpulan informasi tentang Data
kebutuhan pelatihan (TNA) yang
diperoleh dari pihak-pihak yang Cara Pengolahan Data
terkait.Interview yang dilakukan Pengolahan data dimulai dari
bersifat interaktif dan komunikasi yang pengumpulan data yang sudah
dilakukan secara verbal dalam konteks terkumpul, kemudian menginvestigasi
pembicaraan secara langsung dan data data mana yang merupakan
yang terkumpul digunakan sebagai permasalahan pokok Editing
bahan diskusi selanjutnya. dilakukan untuk kejelasan data dan
memastikan bahwa semua pertanyaan
2. Diskusi terjawab semua. Data yang terkumpul
Cara pengumpulan data dengan dianalisis baik secara organisasional,
mendiskusikan temuan-temuan yang job dan personal (analisis skill needed
diperoleh guna merencanakan tahapan- dan analisis actual skill)
tahapan selanjutnya yang dapat
dilakukan. Diskusi dengan pihak-pihak Analisis Data
yang terkait dengan permasalahan ini, Data yang sudah diolah kemudian
dari diskusi ini akan diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif
keterangan-keterangan/pendapat- dan diawali dengan proses klasifikasi
pendapat yang berkaitan dengan skill data agar tercapai konsistensi.
yang dibutuhkan ataupun skill yang Kemudian hasilnya didiskusikan
dimiliki karyawan dan digunakan untuk bersama manajer yang terkait atau
menemukan alternative dan cara pihak-pihak yang berhubungan
pemecahan masalah kesenjangan skill langsung dengan permasalahan
tersebut dan berhubungan dengan penelitian ini, diskusi ini dilakukan
model TNA yang diperlukan. Dalam untuk memperoleh kualitas analisis.
diskusi tersebut juga diperoleh Analisis data dilakukan dengan
informasi tentang apa yang sedang mencakup proses reduksi dan
terjadi (keadaan sebenarnya), sehingga generalisasi data dan hasil temuan
dapat diperoleh sebuah keuntungan semuanya disusun kedalam sebuah
yaitu data yang dikumpulkan model pengembangan training needs
analysis (TNA).
Manajer Human Resources
Development (personnel & general)

mengikuti perkembangan mulai awal


para sales, mengakui bahwa sejak
awal ( proses Seleksi) mereka
ANALISIS DAN PEMBAHASAN adalah orang-orang terbaik yang
terpilih dari beberapa orang pelamar
Deskripsi Analisis Data Skill Needed dan manajer HRD mempunyai
keyakinan bahwa orang-orang terpilih
Data untuk melakukan analisis skill ini akan membawa keberuntungan
needed diperoleh dari analisis untuk perusahaan. Dengan proses
organisasional yang didalamnya seleksi yang ketat, manajer HRD dan
terdapat beberapa bagian yaitu: Supervisor mengetahui dengan benar
organisasi, Sistem Sumber Daya bahwa tujuan dari sales bekerja adalah
Manusia, job design, sistem untuk meningkatkan omzet penjualan
penggajian, kinerja dan prosedur kerja. sehingga meningkatkan juga kapasitas
produksi. Hal tersebut dilihat
Data yang diperoleh menunjukkan perkembangan awal mereka bekerja,
bahwa sebenarnya perusahaan sales berusaha untuk memenuhi target
membutuhkan seorang karyawan sales yang sudah ditetapkan perusahaan,
yang bekerja sesuai dengan visi misi meskipun masih dibawah target yaitu
perusahaan yaitu meningkatkan 30% dengan target sebenarnya adalah
penjualan, meningkatkan kualitas dan 50% untuk menjual produk agen resmi
memuaskan pelanggan terhadap produk (PT. Rodamas dan PT. Merapi Utama
perusahaan. Sales mengetahui visi misi Prima) dan jenis produk karena
tersebut karena pada waktu awal selama menjalani training awal, hal itu
sebelum mereka bekerja terdapat semua sudah dikenakan oleh manaer
beberapa training awal, training awal HRD dan marketing melalui training
tersebut diadakan seperti sebuah mengenai product knowledge/
pertemuan, semua sales dikumpulkan pengetahuan produk.
dalam sebuah ruangan, diberi
pengarahan tentang jenis edan Selanjutnya dari data mengenai
procedural kerj aserta diberitahukan Sistem Sumber Daya Manusia
bahwa visi edan misi perusahan adalah (SISDM) menunjukkan bahwa
untuk meningkatkan penjualan, kualitas organisasi/perusahaan menginginkan
dan memuaskan pelanggan terhadap seseorang yang mengisi posisi sales
produk. Dengan adanya training awal ini adalah seseorang yang memenuhi
tersebut perusahaan mempunyai kriteria yaitu mempunyai pengetahuan
keinginan untuk menamakan visi dan yang luas, mempunyai kemampuan
misi mereka dengan visi misi menjual, mempunyai kemampuan
perusahaan sehingga diharapkan berkomunikasi dengan pihak luar,
mereka dapat bekerja secara focus dapat bekerja dengan kelompok, bisa
bahwa merek adiperkerjakan untuk mencapai target penjualan sehingga
meningkatkan penjualan dan kualitas dibutuhkan seseorang yang pekerja
produk serta memuaskan pelanggan keras, ulet, menmpunyai motivasi
terhadap produk. tinggi dan mempunyai semangat
menjual. Manajer HRD sebagai
informan yang mengetahui dengan dari berapa banyak produk yang telah
benar mengenai masalah SISDM ini dijual. Menurut informan (manajer
menyatakan bahwa jika sales tersebut HRD), sales mengetahui sistem
menjual sesuai target/ melampaui target penggajian tersebut karena pada awal
maka sales tersebut berhak untuk naik training perusahaan sudah
level atau memberitahukan segala kewajiban dan
memperoleh poin tertentu untuk pemberian upah/insentif untuk sales.
memperbaiki tingkatan, ataupun status Perusahaan sudah melakukan
yang semula menjadi karyawan kontrak kewajibannya dengan baik yaitu
bisa menjadi karyawan tetap dan bisa memberikan upah dan insentif sudah
untuk menambah kontrak kerja lagi sesuai dengan besarnya kontribusi
karena perusahaan hanya mau mereka dalam menjual, semakin
memperkerjaan sales ynag bisa menjual bnayak sales menjual produk maka
sesuai target dan sebelumnya mereka semakin banyak pula insentif yang
diberikan kesempatan untuk menjual diterimanya dan begitu juga
pada satu tahun pertama mereka sebaliknya jika sales menjual jauh
bekerja. dibawah target/ kurang dari target
maka ia hanya menerima besarnya
Dalam hal penerimaan insentif, insentif hanya dari besarnya jumlah
masing-masing sales menerima tidak produk yang berhasil ia jual.
dalam jumlah yang sama tergantung

Tabel 1. Deskripsi Pekerjaan dan Ketrampilan yang Dibutuhkan.


(Table1. Job Description and Skill Needed)

Job title : sales Specific Duty : mendukung semua


aktivitas
penjualan/
melakukan
penjualan dan
promosi
Task (tugas) Subtask (sub tugas) Skill needed
 Mencapai tujuan penjualan  Menjual  Kemampua
sesuai target produk n menjual
 Skill
komunikas
i
 Skill
mempenga
ruhi orang
secara
 Memperkenalkan/memprom  Mempromosik persuasive
osikan produk baru an produk  Mengetahu
kepada i produk
pelanggan. (product
knowledge
)
 Dapat
memahami
produk
sendiri/pes
aing
 Pemahama
n tentang
beberapa
program
produk
 Memonitor setiap hasil yang dijual
kerjanya  Membuat  Kemmapua
laporan n untuk
harian, menilai
mingguan, dan kualitas
bulanan kerja
Sumber: hasil deskripsi data skill needed

Deskripsi Analisis Data Actual Skill produk yang baru tersebut sehingga
dibutuhkan skill yang lebih baik untuk
Data actual skill dianalisis melalui dapat memahami karakter, jenis danm
analisis data yang berasal dari analisis kualitas produk. Pada saat ini skill
person dan analisis tugas. Anmalisis ini yang sales punyai kurang memenuhi
bertujuan untuk mengetahui level skill skill yang dibutuhkan. Dan tentu saja
yang ditunjukkan oleh sales saat kondisi tersebut tidak seperti harapan
sekarang, apakah sudah sesuai dengan perusahaan.
dengan yang dibutuhkan oleh
perusahaan/organisasi atau belum dan Inovasi produk membuat sales harus
untuk menemukan apa yang sudah lebih bekerja keras danm mempunyai
dilakukan oleh sales dan kinerja ynag pemahaman yang lebioh banyak
ditunjukkan. karena sebelumnya mereka
memahami hanya beberapa produk
Data yang terkumpul menunjukkan saja tetapi adanya inovasi maka
bahwa skill yang ditunjukkan oleh sales mereka dituntut untuk lebih
untuk saat ini dinilai manajer marketing memahami produk barunya.
kurang. Penilaian ini berdasarkan data Penguasaan sales terhadap proiduk-
terakhir dari perusahaan menunjukkan produk baru kurang, karena
seseorang sales mmapu menjual hanya kemmapuan mereka menjual tidak
30%. Sebenarnya perusahaan sebaik pada saat menjual produk-
mengharusnya seseorang yang mengisi produk lama, mereka membutuhkan
posisi sales ini adalah seseorang ynag waktu untuk beradaptasi , mengenal
mempunyai skill mampu menjual, produk baru. Sales memulai
mempunyai pengetahuan produk yang pekerjaannya dengan dibantu oleh
baru dan mempunyai pemahaman yang supervisor, mereka mengawalinya
baik mengenai produk yang dengan melakukan survey pasar.
dikeluarkan oleh perusahaan , karena Bersama-sama dengan supervisor
inovasi perusahaan ynag cepat, sales melakukan survey pasar, hal ini
sangat kesulitan didalam menguasai diadakan untuk sekaligus melakukan
research market dan memperkenalkan ada di agen-agen tersebut, agen resmi
produk perusahaan secara langsung nyang ditunjuk oleh perusahaan
kepada masyarakat dan hal ini berlaku adalah PT. Rodamas dan PT. Merapi
untuk semua sales. Supervisor Utama Prima, sehingga jika terdapat
membuat jadwal kerja setiap hari untuk komplin maka komplin tersebut
sales tersebut dan dibagikan setiap hari tertuju pada agen-agen tersebut dan
sebelum sales memulai bekerja. tentu saja komplin tersebut juga
tanggungjawab saoles karena
Sales mengethaui semua komplin dari sebenarnya pelanggan komplin atas
pelangggan melallui agen-agen di kerja mereka. Komplin bisa juga
masing-masing area. Agen-agen dijumpai sendiri oleh sales pada saat
tersebut menjadi tempat yang bisa bekerja karena sales yang bertransaksi
dihubungi oleh pelanggan sehingga langsung dengan pelanggan.
apabila terdapat komplin maka agenlah Kebanyakan komplin yang diterima
yang mengetahui komplin tersebut. yaitu ketidakpuasan pelanggan
Menurut supervisor bahwa sales terhdapa cara kerja sales yang tidak
bekerja membantu agen-agen yang mengenal produk dan perkembangan
sudah ditunjuk oleh perusahaan dan produk baru
mererka menjualkan stock barang yang

Tabel 2. Tugas, Keterampilan yang dibutuhkan, Keterampilan Aktual, dan


Kesenjangan Keterampilan.
(Table2. Task, Skill Needed, Actual Skill dan Skill Gap)
Task (tugas) Skill needed Actual Skill Skill Gap
1.melakukan -skill berkomunikasi -skill komunikasi tidak -tidak terpenuhinya
transaksi (menjual persuasive persuasive skill komunikasi
dengan pelanggan) persuasive
-listening skill -listening skill kurang -listening skill sales
-belum bisa memahami tidak sesuai dengan
-kemampuan produk dengan skill needed
memahami sempurna -skill memahami
produk(produk produk tidak
knowledge) -masih terdapat terpenuh
-skill dalam kesulitan memahami
memahami pelanggan pel;anggan dan area
dan area

2.Mempromosikan -skill komunikasi -komunikasi promosi -skill produk


produk baru kurang knowledge yang
-skill product ditunjukkan sales
-skill product knowledge kurang tidak sesuai skill
knolwdge needed

3. Menyelesaikan -kemampuan dalam -skill menyelesaikan -kemampuan


beberapa komplin proses menyelesaikan konflik kurang menyelesaikan
dari pelanggan konflik -dibutuhukan listening konflik tidak sesuai
skill yang lebih baik -tidak terpenuhinya
-listening skill -pemahaman tentang listening skill
tipe-tipe pekerjaan dan needed
area kurang
4. Mengorganisir dan -skill memahami -skill perencanaan -pemahaman tipe-
membuat prioritas tentang tipe-tipe penjualan kurang tipe pekerjaan tidak
tugas bersama pekerjaan dan terpenuhi oleh
supervisor beberapa area -tidak terdapat proses actual skill
penjualan feedback yang baik -actual skill tidak
-skill dalam -listening skill kurang memenuhi skill
perencanaan -pemahaman area kerja needed
penjualan kurang -skill feedback tidak
5.Mengevaluasi -skill tentang proses -koordinasi dalam terpenuhi
semua pekerjaan feedback kelompok kurang
yang berhubungan -listening skill tidak
dengan kinerja -listening skill terpenuhi

6. Melakukan survey -pemahaman -skill pemahaman


market dan mengenai area kerja area kerja tidak
melakukan penjualan terpenuhi oleh
koordinasi dengan -bekerja dalam actual skill
supervisor kelompok

Sumber: hasil deskripsi data actual skill


Source: Result of Actual Skill Data PEMBAHASAN
Description
Analisis Kebutuhan (Training
Needs Analysis)
Skill Gap (Kesenjangan Skill)
Penyusunan training needs analysis
Skill gap terjadi jika skill yang diakui sebagai model yang dirancang
diharapkan tidak sesuai dengan skill untuk menentukan the causes yang
yang ada. tabel 5.2 menunjukkan skill telah memunculkan gejala-gejala yang
gap terjadi di devisi sales, dimana menyebabkan sebuah permasalahan.
masing-masing skill needed tidak Jika dilihat dari hasil analisis bab 5
terp[enuhi oleh actual skill. Dalam maka yang menjadi kasusnya adalah
melakukan transaksi / menjual dengan defisiensi kinerja dan memunculkan
pelanggan, skill gap terjadi karena skill gejala adanya degradasi skill yaitu
standart yang harus dipenuhi sales skill needed tidak terpenuhi dengan
adalah skill berkomunikasi persuasive actual skill.
tetapi actual skill yang ditunjukkan
adalah kurang. Skill needed yang Training Needs Analysis (TNA)
menjadi skill standart yaitu skill disusun dengan melalui langkah-
berkomunikasi, listening skill, langkah :
kemampuan memahami produk,
memahami pelanggan dan area, skill 1. Dokumentasi Masalah
menyelesaikan konflik dan bekerja
dengan tim/kelompok tidak terpenuhi Dokumentasi masalah dilakukan
oleh actual skill yang ditunjukkan sales. untuk menemukan sebanyak mungkin
permasalahan sehingga akhirnya dapat
dibuat sebuah pertimbangan di dalam
memutuskan tentang berbagai
persoalan. Permasalahan pokoknya Merencanakan kebutuhan analisis
yaitu adanya skill gap sehingga kinerja dilakukan setelah investigasi masalah,
penjualan mengalami defisiensi, persoalan skill gap ini merupakan
penjualan tidak memenuhi target, sa;les persoalan yang penting oleh sebab itu
hanya dapat memenuhi 30% penjualan perlu direncanakan sebuah kebutuhan
sedangkan target sebenarnya adalah analisis untuk menganalisis kebutuhan
505 untuk masing-masing agen (50% pelatihan yang diperlukan.
untuk agen resmi dan 50% untuk agen
lain). Informasi permasalahan tersebut Analisis sudah dilakukan melalui
diperoleh dari analisis dari beberapa analisis organisasional, analisis
hasil interview dengan pihak-pihak jabatan dan analisis personal. Analisis
terkait (manajer HRD, manajer organisasional dilakukan dengan
marketing, assisten manajer marketing mengidentifikasi bagaimana pelatihan
dan supervisor) mengganggap bahwa dapat dieksploitasi sedemikian rupa
persoalan tersebut adalah persoalan untuk mwencapai tujuan perusahaan.
yang penting dan munculnya persoalan Analisis ini memahami bahwa
tersebut disebabakan karena sesungguihnya yang dibutuhkan oleh
pemahaman sales tentang produk baru perusahaan adalah sales ynag
kurang, pe4rsoalan tersebut terjadi jika memiliki skill komunikasi, listening
sales diharapkan pada produk-produk skill, skill mempenagruhi orang lain
baru dan dampak dari persoalan secara persuasive, skill meamhami
tersebut adalah dapat mempengaruhi kuali6tas, jenis, dan program-program
volume penjualan padahal perusahaan produk, skill pemahaman tentang
mempunyai visi misi untuk produk knowledge, menilai kualitas
meningkatkan penjualan produk, kerja.
meningkatkan kualitas produk dan
memuaskan pelanggan terhadap Analisis jabatan (job analysis)
produk. dikaitkan dengan kebutuhan terhadap
pekewrjaan tertentu dalam organisasi
2. Investigasi Masalah dan dapat digunakan sebagai
informasi tentang substansi utama
Setelah melakukan dokumentasi pekerjaan tersebut dan selanjutnya
masalah maka langkah selanjutnya dikembangklan sebagai standart
adalah menginvestigasi segala kinerja. analisis jabatan yang
kemungkinan yang menjadi penyebab ditenukan bahwa sales membutuhkan
dan hasil dari investigasi skill komuniaksi, listening skill,
mengindikasikan bahwa sales tidak menguasai produk baru, skill
mempunyai peamhaman yang baik memahami tipe-tipe pekerjaan dan
mengenai produk, teradpat skill gap, area, skill perencanaan penjualan dan
sales tidak mempunyai skill yang dapat skill dalam proses feed back serta
memenuhi skill yang dibutuhkan untuk efektivitas dalam bekerja. Semua skill
dapat melakukan tugas-tugas sales tersebut digunakan untuk melakukan
dengan sempurna. pekerjaan sale4s dalam sebuah
substansi dalam mealkukan pekerjaan
3. Merencanakan Kebutuhan sales yaitu diantaranya adalah
Analisis menyelesaikan beberapa komplin dari
pelanggan, mengorganisasi dan
membuat prioritas tugas bersama
supervisor, mempromosikan produk dan supervisor senior. Diskusi
baru, melakukan survey market dan dilakukan untuk memperoleh fakta
melakukan koordinasi dan diskusi, yang sebenarnya agar persoalan
mengecek/mengevaluasi semua sebenarnya dapat diatasi dengan cara
pekerjaan yang berhubungan dengan yang tepat. Diskusi dilakukan melalui
kinerja. 3 tahap yaitu tahap pertama diskusi
dilakukan untuk mengidentifikasikan
Analisis personal dilakukan dengan permasalahan, tahap kedua yaitu
menilai sejauh mana kinerja yang telah untuk membahas hasil analisis data
dicapai oleh sales. analisis tersebut dari beberapa data yang sudah
menunnjukkan bahwa selama ini terkumpul dan tahap akhir yaitu
ternayata skill yang ditunjukkan oleh membuat kesimpulan bahwa
sales tidak memenuhi skill yang kesenjangan skill merupakan
dibutuhkan untuk mengisi pekerjaan permasalahan yang harus diselesaikan
pada posisi sales. kinerja mereka dan menemukan konsep model TNA
ditunjukkan dengan ketidak mampuan untuk mengidentifikasikan
mereka memahami produk baru kebutuhan/tidak akan pelatihan.
sehingga volume penjualan tidak
memenuhi target, sales tidak 6. Analisis data
memnpunyai skill komunikasi yang
baik, ditunjukkan dengan amsih Analisis adta dilakukan sesuai teknik
terdapat komplin dari pelanggan, sales analisis yang telah dilakukan dan
tidak mempunyai kemnampuan di dengan metode pelaporan yang
dalam merencanakan penjualan dan diguankan secara umum.
area karena sales masih mempunyai
kesulitan di dalam menerima area 7. Pelaporan Temuan
penjualan.
Tahapan ioni adalah tahapan terakhir
4. Pemilihan Teknik Analisis dari tahapan TNA, tahapan ini
menemukan bahwa dari beberapa
Teknik analisis dilakukan dengan proses yang telah dilakukan terdapat
melakukan teknik needs assessment peramsalahan yang harus diselesaikan
yaitu mencakup optimal (menagnalisis yaitu meningkatkan skill yang tidak
data skill yang seharusnya dimiliki/ terpenuhi oleh sales. fenomena ynag
skill needed), actual skill (menganalisis terjadi adalah degradasi skill
data skill yang dimiliki saat ini/actual menyebabkan defisiensi kinerja
skill), feeling (menganalisis pendapat penjualan.
yang disampaikan oleh beberapa
manajer dan supervisor) dan causes Temuan dari beberapa analisis yaitu:
(menganalisis data tentang alasan- teradpat defisiensi skill sehingga
alasan mengapa dipelukan sebuah kebutuhan training menjadi bukti dari
pelatihan atau tidak). alasan-alasan yang spesifik menjadi
persoalan pokok, abgaimanapun
5. Melakukan Analisis kondisi-kondisi yang ada
mengidinkasikan tidak terdapat
Analisis dilakukan dengan melakukan feedback yang baik antara koordinasi
diskusi dengan manajer HRD, manajer yang tiap hari dilakukan supervisor
marketing, asistem manajer marketing dengan sales untuk meningkatkan
penjualan, salah satu tugas sales adalah ynag lebih baik. kondisi ini membuat
mengecek/ mengevaluasi semua sales tidak mempunyai kemampuan
pekerjaan yang berhubungan dengan komuniaksi dalam bertransaksi
kinerja tetapi tidak terdapat sehingga tidak dapat melakukan
pemahaman/kemampuan sales proses transaksi dengan sempurna
mengenai proses feedback dari karena di dalam proses transaksi
koordinasi tersebut padahal tersebut sales dituntut untuk
perusahaamn berharap dengan memberikan semua inforamsi tentang
koordinasi dan diadakan diskusi, dari produknya kepada pelanggan.
pengecekan tugas tersebut diharapkan
sales dapat bekerja saat merecall hal- Temuan selanjutnya adalah sales tidak
hal penting yang berhubungan dengan memenuhi skill mendengar (listening
kinerjanya. skill), ditunjukkan dengan masih
terdapat komplin dari pelanggan dan
Tidak terpenuhinya target penjualan komplin tersebut ditujukan pelanggan
disebabkan juga akrena tidak pada agen-agen meskipun sebenarnya
terpenuhinya skill komunikasi sales komplin-komplin tersebut ditujukan
dalam bertransaksi dengan pelanggan. kepada sales dan sales tidak diberi
Proses transasksi kebanyakan kesemaptan menyelesaikan sendiri
dilakukan dengan sebuah tim/kelompok komplin tersebut dan supervisor masih
dan supervisor memberikan kemudahan harus memberitahu sales tentang
pada setiap sales yang mearsa kesalahan-kesalahan mereka padahal
keberatan dalam sebuah aaea/wilayah menyelesaikan komplin adalah salah
penjualan maka supervisor berdiskusi satu tugas sales. jika dilihat dari
dan bisa saja sales tersebut diganti dan temuan ini. Berikut tabel
atau mungkin digabungkan daolam tim menunjukkan penyusunan training
yang terdiri dari sales lain yang needs analysis (TNA) yaitu:
mempunyai kemampuan komunikasi

Tabel 3. Penyusunan Analisis Kebutuhan Pelatihan


(Table3. Reconstruction of Training Needs Analysis)
N Langkah-langkah Uraian
o
1 Dokumentasi Masalah Defisiensi kinerja penjualan karena sales tidak
dapat memenuhi target penjualan
2 Investigasi Masalah Terdapat kesenjangan skill (skill gap), tidak
terpenuhinya skill needed atas actual skill
3 Merencanakan kebutuhan Analisis dilakukan:
Analisis 1.Analisis organisasional: mengindikasikan
skill yang dibutuhkan perusahaan, yaitu
skill komunikasi, listening skill, skill
product knowledge (kualitas, jenis dan
program), skill pemahaman terahdap area
dan pekerjaan, skill menilai kulaitas kerja
2.Analisis jabatan: menganalisis kebutuhan
terhadap pekerjaan dalam perusahaan.
Untuk posisi sales dibutuhkan: skill
komunikasi, listening skill, product
knowledge, skill pemahaman pekerjaan
dan area, skill perencanaan penjualan, skill
proses feedback, dan skill tentang
efektivitas pekerjaan.
3.Analisis Person: mengindikasikan bahwa
skill yang ditunjukkan sales kurang dalam
berkomunikasi, listening, product
knowledge, perencanaan penjualan, proses
feedback dan tidak efektif dalam
melakukan pekerjaan.
4 Pemilihan Teknik Teknik needs assessment:
Analisis 1.optimal (menganalisis skill needed)
2.actual (menganalisis actual skill)
3.feeling (menganalisis beberapa pendapat
manajer dan supervisor)
4.causes (menganalisis tentang alasan-alasan
sehingga diperlukan sebuah pelatihan)
5 Melakukan analisis Melakukan diskusi dengan manajer dan supervisor
6 Analisis data Melakukan analisis sesuai dengan teknik analisis
7 Pelaporan temuan Temuan:
1.terdapat defisiensi skill
2.tidak terdapat proses feedback yang efektif
3.tidak terpenuhinya skill komunikasi yang
persuasive
4.tidak terpenuhinya listening skill
5.product knowledge kurang
Sumber: hasil diskusi semua analisis data
Source: Discussion result from all of data analysis

Training needs yaitu meliputi: adalah menyelesaikan beberapa


komplin dari pelanggan. Peningkatan
1. Pelatihan Meningkatkan effective kemampuan dalam mendengar
listening tersebut bukan saja dalam mengahdapi
komplin pelanggan tetapi juga
Selama ini PT. Hisamitsu Pharma dibutuhkan pada saat kerja tim,
Indonesia Sidoarjo bekerjasama dengan memahami setiap teguran dari
PT. Rodamas dan PT. Merapi Utama supervisor dan kritikan dari teman
Prima sebagai agen resmi penjualan sales yang lain.
produk, apabila terdapat komplin maka
pelangga memberitahukan komplinnya 2. Pelatihan Meningkatkan Skill
tersebut kepada agen padahal nantinya Komunikasi
agen akan memberritahukan supervisor,
kemudian supervisor mengevaluasi Pelatihan untuk meningkatkan
hasil kerja sales dari lapporan komplin- kemampuan komunikasi dibutuhkan
komplin tersebut. Tanggungjawab atas sales, karena tugas sales yang utama
adanya komplin tetap diserahkan pada adalah menjual stok produk beberapa
sales karena tugas sales salah satunya agen dengan target 50% untuk agen
resmi dan 50% untuk agen lain. Skill karena penjualan adalah sesuatu yang
komunikasi yang ditunjukkan saat ini dinamis. Pengetahuan sales dapat
kurang, sales kurang bisa menyakinkan membantu pelanggan/calon pembeli
orang lain untuk tertarik dan membeli untuk mengetahui informasi produk
produknya. Komunikasi yang efektif dengan benar. Kalaupun diperlukan
dan persuasive dibutuhkan untuk sales harus membuat sebuah katalog
menyakinkan calon pembeli atau yang berisi tentang mencatat semua
pelanggan dengan apa yang informasi tentang produk dan
diinformasikan agar mereka tertarik perusahaan. Keuntungan adanya
dan membeli. Kemampuan komunikasi katalog yaitu sales dapat mengetahui
sales tidak didukung dengan setiap catatan-catatan mengenai semua
kemampuan sales memahami dan informasi produk dan perkembangan
mengikuti cepatnya inovasi produk, perusahaan, data-data tersebut sangat
sales hanya bekerja tergantung pada penting untuk sales dan diperlukan
schedule dan himbauan supervisor, dalam mempresentasikan produknya
sales hendaknya mempunyai inisiatif keapada calon pembeli dan pelanggan,
dan kreatif dalam menjual. apalagi mengenai produk baru. Data-
data tersebut digunakan sebagai
3. Pelatihan Kemampuan informasi dan informasi tersebut
Pemahaman Efective Feedback sebagai senjata sales dalam menjual,
dengan semua data tersebut sales bisa
Pelatihan ini dibutuhkan karen asales berbicara dengan data yang konkret,
kurang biwsa memahami feedback jadi tidak menagtakan hal-hal yang
(umpan balik) dari setiap koordinasi, umum dan kabur, serta tidak dengan
diskusi dan bahkan training non formal kata-kata kosong tak berarti.
yang suidah dilakukan bersama
supervisor, padahal setiap awal jam 5. Pelatihan yang Berhubungan
kerja dan akhir jam kerja supervisor dengan Personable
mengevaluasi setiap hasil kerja sales,
hal ini diumaksudkan agar setiap Selain pelatihan yang dibutuhkan
evaluasi menjadi evaluasi diri para untuk meningkatkan skill, pelatihan
sales dan sales tidak melakukan yang lain adalah untuk pelatihan yang
kesalahan yang sama. berhubungan dengan personalitas.
Kepribadian membuat sales lebih
4. Pelatihan Pemahaman Product percaya diri tinggi dan menumbuhkan
Knowledge semangat bekerja. Motivasi juga
sangat diperlukan sales dalam
Mengenai segala karakteristik, jenis menyelesaikan tugas-tugasnya.
produk dan program-program produk Motivasi diindikasikan dapat
tersebut. Dengan pelatihan ini menumbuhkan keberanian dalam
diharapkan sales nantinya bisa menjadi bertindak (menjual, berbicara, dan
orang yang serba tahu, serba bisa dan mengambil keputusan),
serba terbuka dengan segala menumbuhkan rasa percaya diri yang
pembaharuan-pembaharuan tidak hanya tinggi dan kreatif. Rasa percaya diri
tentang produk tetapi juga tentang dibutuhkan pada saat sales harus
perkembangan terakhir perusahan. dapat/ mantap tanpa ragu
Sales harus bisa maju secepat menjelaskan/memberikan informasi
kemajuan produk dan perusahaan produk pada calon pembeli/pelangan
sehingga membuat pelanggan/calon dengan kata lain sales
pembeli yakin apa yang diinformasikan diikutsertakan/dilibatkan dalam
sales betul dan mereka akan tertarik pembautan sistem penilaian
untuk membeli produk tersebut. kinerja.
3. Untuk menyelesaikan
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi permasalahan yang berhubungan
oleh perusahaan sebagai alngkah dalam dengan motivasi, mungkin
menyelesaikan kesenjangan skill selain perusahaan lebih memperhatikan
melakukan pelatihan (non training reward, bonus yang lebih jelas dan
needs), yaitu: obyektif. Kejelasan atas insentif
dibutuhkan agar sales mempunyai
1. untuk memfokuskan tujuan sales motivasi dalam meningkatkan
yang berhubungan dengan aspek- kemampuan menjual.
aspek peningkatan kinerja 4. Manajer marketing dan supervisor
penjualan, maka perusahaan harus membuat buku kerja yang
embuat konsep tersendiri untuk terstandarisasi agar sales lebih
mempertemukan kembali visi-misi tahu apa yang harus ia lakukan,
dan tujuan perusahaan dengan visi terdapat program kerja yang jelas,
misi dan tujuan sales bekerja, bukan saja hanya mendapat jadwal
meskipun pada awalnya adalah tapi sales mempunyai buku kerja
sales dan perusahaan mempunyai dan semua mengetahui standar
visi misi dan tujuan yang sama, kerja yang harus mereka lakukan,
misalnya perusahaan dengan dengan demikian kerja mereka
diwakili oleh manajer dan lebih terkontrol dan terdapat
supervisor setiap kali mengawali kepastian langkah kerja mereka.
kerja harus mengucapkan yel-yel
semangat agar sales selalu ingat Persaingan saat sekarang denagn
bahwa tujuan mereka bekerja berbagai macam perusahaan yang
adalah menjual produk dan tujuan berproduksi barang yang sama,
itu diawali pada awal kerja. membuat kesulitan sales dalam
2. Perusahaan hendaknya membuat menembus pelanggan/calon pembeli.
sistem penialian kinerja formal Saingan-saingan muncul dengan
dimana salah satu bagian manajer produk yang kelihatannya sama,
denagn supervisor mendiskusikan dengan harga lebih rendah, dan
pengembangan kinerja dengan merebut pasaran, sales akan terjepit
sales. diskusi ini dilakukan dalam dalam persaingan ini dan bisa saja ia
membahas setiap perkembangan mengangkat tangan dan menaytakan
kinerja bukan hanya evaluasi kalah atau bisa juga ia mengambil
bulanan, aklapun tiap hari, tindakan positif untuk mealwan
mingguan, dan bulanan digunakan keakcauan tersebut. Hal ini membuat
untuk mengevaluasi kinerja sales lebih memiliki skill yang baik
penjualan tetapi lebih dari itu dan lebih personable.
perusahaan membuat sistem
penilaian kinerja yang formal/resmi KESIMPULAN DAN SARAN
dan tiap 3 bulan sekali didiskusikan
dengan sales, apakah penilaian Kesimpulan
tersebut perlu ditambah Hasil penelitian ini adalah telah
standarisasinya atau tidak atau menemukan sebuah model Training
Needs Analysis (TNA) dalam sebuah dalam jenis TNA reaktif yaitu sebagai
sistem dan model TNA ini termasuk berikut:

INPUT PROSES OUTPUT

Analisis
organisasional
(meliputi analisis
organisasi, job
design, SISDM,
TRIGGER sistem penggajian, Training needs
(Pemicu kejadian) kinerja dan Mengidentifika
-defisiensi kinerja prosedur kerja) si skill needed-
-degradasi skill yaitu actual skill Non training need
skill needed tidak sehingga skill
terpenuhi oleh actual gap menjadi
Analisis tugas
skill permasalahan
(meliputi analisis
pokok
skillGambar
needed)7.1.

Analisis Personal
(meliputi analisis
actual skill)

Gambar 1. Model Analisis Kebutuhan Pelatihan


Figure 1. Model Training Needs Analysis

yaitu hanya sebatas penemuan


Saran model tanpa adanya analisis
biaya dan design pelatihan.
Berdasarkan hasil penelitian yang Diharapkan untuk penelitian
diperoleh maka dapat diajukan selanjutnya memasukan
beberapa saran sebagai berikut: analisis biaya dan design
1. keterbatasan penelitian ini terletak pelatihan merupakan fase
pada fenomena permasalahan skill selanjutnya untuk melakukan
yang terjadi pada sales. diharapkan pelatihan.
untuk penelitian selanjutnya agar 3. model hasil dari penelitian ini
dapat mempeluas permasalahan diharapkan dapat
pada knowledge dan attitude serta diimplementasikan dan menajdi
tidak hanya pada sales tetapi bisa masukan bagi kebijakan
diperluas untuk unit-unit kerja yang perusahaan yang berhubungan
lain karena di dalam permasalahan dengan perbaikan skill
defisiensi kinerja terdapat juga pada karyawan (sales).
permasalahan knowledge, skill dan 4. Hasil dari penelitian ini juga
attitude. diharapkan dapat
2. Keterbatasan pada penelitian ini mengembangkan teori-teori
juga terletak pada temuan akhir dalam Ilmu Pengembangan
Sumber Daya Manusia
khususnya minat studi industri Kumarian Press: west
bisnis, terutama yang berkaitan Hartford City.
dengan model sistem pelatihan.
Moleong, Lexy. 1996. Metodologi
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kualitatif.
Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Remaja Rosda karya .
Penelitian Kualitatif : Bandung.
aktualisasi Metodologis Ke
Arah Ragam Varian Nazir, M. 1988. Metodologi
Komteporer. PT. Raya Penelitian. Ghalia
Grafindo Persada. Jakarta. Indonesia. Jakarta.

Irianto, Jusuf. 2001. Prinsip-prinsip Sofo, Francesco. Terjemahan Jusuf


Dasar Manajemen Pelatihan Irianto. 2003.
: Dari Analisis Kebutuhan Pengembangan Sumber
Sampai Evaluasi Program Daya manusia. Airlangga
Pelatihan. Insan Cendekia. University Press. Surabaya.
Surabaya.
Simarmata, DJ, A. 1983. Operation
Lynton, R.P. & Pareek, U. 1990. Research: Sebuah
Training For Development, Pengantar. PT. Gramedia.
Jakarta.
Penyusunan Model Training Needs Analysis (TNA)
Setelah dilakukan analisis kebutuhan selanjutnya adalah menyusun
temuan-temuan dari analisis tersebut ke dalam sebuah model. Model training
needs analysis ini diyakini sebagai model yang dapat memberikan solusi terhadap
kesenjangan skill yang terjadi di PT. Hisamitsu Pharma Indonesia Sidoarjo.
Model TNA ini termasuk ke dalam model TNA Jenis reaktif karena fenomena
yang ada adalah terjadinya defisiensi kinerja dan terjadi kesenjangan skill dimana
skill needed tidak terpenuhi oleh actual skill. Karena TNA adalah sebuah proses
awal dari sebuah pelatihan maka temuan akhir dari model ini diharapkan dapat
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan (training needs) atau tidak dibutuhkan
sebuah pelatihan (non training needs).
Model TNA reaktif ini menggunakan paradigma sebuah sistem karena
TNA itu sendiri merupakan sebuah proses analisis sederhana untuk
mengidentifiaksi akan kebutuhan pelatihan atau tidak sehingga penyusunan model
TNA melalui beberapa langkah-langkah sebuah sistem sebagai berikut:
1. Trigger
Trigger (pemicu kejadian ) yaitu diperoleh dari hasil temuan TNA yang
sudah dilakukan bahwa terjadi defisiensi kinerja dan degradasi skill yang
ditunjukkan adanya skill gap yaitu tidak terpenuhinya skill needed atas actual skill
sales. Analisis yang sudah dilakukan dan atas beberapa temuan yang dihasilkan
maka actual skill yang ditunjukkan adalah lebih kecil daripada skill yang
diharapkan dari setiap tugas (task ) yang harus dilakukan sales.

2. Input
Input atau masukan dari model ini yaitu diperolehnya beberapa
data/informasi yang diperoleh dari 3 analisis yaitu
a. Analisis organisasional
Analisis ini berhubungan dengan kebutuhan organisasi/perusahaan secara
keseluruhan diikuti dengan identifikasi bagaimana pelatihan dapat dieksploitasi
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Dari analisi ini diperoleh
bahwa skill yang dibutuhkan perusahaan untuk posisi sales yaitu skill komunikasi,
listening skill, skill product knowledge, skill pemahaman tentang pelanggan dan
area.
b. Analisis Jabatan/ tugas
Proses analisis tugas ini telah dilakukan pada pengelolahan data dan pada
analisis kebutuhan TNA telah ditemukan bahwa untuk posisi sales dibutuhkan
skill komunikasi, listening skill, product knowledge, skill pemahaman pekerjaan
dan area, skill perencanaan penjualan, skill proses feedback dan skill tentang
efektivitas pekerjaan.
c. Analisis Personal
Analisis ini digunakan untuk menemukan skill yang dipunyai oleh sales
secara perseorangan dan sesuai dengan analisis kebutuhan (TNA) maka analisis
personal ini ditemukan bahwa skill sales kurang dalam berkomunikasi, listening,
product knowledge, perencanaan penjualan, proses feedback dan tidak efektifnya
dalam melakukan pekerjaan.

3. Proses
Temuan dari analisis TNA yang telah disusun dalam tabel 6.1 menemukan
bahwa persoalan tersebut disebabkan karena sales tidak mempunyai kemampuan
dalam komunikasi, kemampuan feedback setiap koordinasi dengan supervisor,
sales tidak mampu memahami setiap teguran (listening skill kurang), skill
terhadap product knowledge terlebih apda produk baru kurang dan untuk
memenuhi kesenjangan skill tersebut dibutuhkan juga sebuah personable yang
cakap dalam melakukan penjualan. Manajer menganggap bahwa hal tersebut
menjadi permasalahan pokok yang harus diatasi karena permasalahan skill gap
dapat menyebabkan defisiensi kinerja.
4. Output
Output dari proses dan beberapa input yaitu training needs dan non
training needs. Permasalahan pokok yang ada adalah tidak terpenuhinya skill
needed akan actual skill. Temuan-temuan dalam TNA yang ada mengindikasikan
bahwa terdapat beberapa persoalan yang harus diselesaikan dengan training tetapi
ada juga persoalan yang tidak diselesaikan dengan training. Training needs yaitu
meliputi:
1. Pelatihan Meningkatkan Efective Listening
Kebutuhan pelatihan effective listening diberikan untuk meningkatkan
kemampuan sales dalam mendengar, memahami teguran orang lain atau komplin
pelanggan. Dan dalam proses tersebut di dalamnya teradpat proses menyelesaikan
masalah dengan baik, sales diharapkan bisa menjadi pendengar yang efektif
sehingga bisa menginformasikan semua komplin menjadi informasi untuk
perusahaan.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini adalah telah menemukan sebuah model Training Needs
Analysis (TNA) dalam sebuah sistem dan model TNA ini termasuk dalam jenis
TNA reaktif yaitu sebagai berikut :
INPUT PROSES OUTPUT

Analisis
organisasional
(meliputi analisis
TRIGGER organisasional, job Trainings
(pemicu kejadian) design, SISDM, Mengidentifika Needs
-defisiensi kinerja Analisis
sistem Tugas
penggajian, si skill needed-
-degradasi skill (meliputi analisis
kinerja dan actual skill
yaitu skill needed skill needed)
prosedur kerja) sehingga skill
tidak terpenuhi gap menjadi
oleh actual skill permasalahan
Non Trainings
pokok
Analisis Personal Needs
(meliputi analisis
actual skill )

Gambar 7.1.
Model Training Needs Analysis

Gambar 7.1. merupakan model TNA reaktif, model tersebut terdiri dari
trigger (pemicu kejadian) yaitu ditunjukkan dengan defisiensi kinerja dan
degradasi skill. Input terdiri dari analisis organisasional (analisis organissai, job
design, SISDM, sistem penggajian, kinerja, prosedur kerja), analisis tugas yaitu
analisis skill needed dan analisis personal untuk menemukan actual skill, proses:
mengidentifikasikan penyebab skill gap dan outputnya : training needs dan non
training needs. 81

7.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Keterbatasan penelitian ini terletak pada fenomena permasalahan skill
yang terjadi pada sales. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar
dapat memperluas permasalahan pada knowledge dan attitude serta tidak
hanya pada sales saja tetapi bisa diperluas untuk unit-unit kerja yang lain
karena di dalam permasalahan defisiensi kinerja terdapat juga pada
permasalahan knowledge, skill dan attitude.
2. Keterbatasan pada penelitian ini juga terletak pada temuan akhir yaitu
hanya sebatas penemuan model tanpa adanya anlisis biaya dan design
pelatihan. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya memasukkan analisis
biaya dan design pelatihan yang cocok karena analisis biaya dan design
pelatihan merupakan fase selanjutnya untuk melakukan pelatihan.
3. Model hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan dan
menjadi masukan bagi kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan
perbaikan skill karyawan (sales).
4. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat mengembangkan teori-teori
dalam Ilmu Pengembangan Sumber Daya Manusia khususnya minat studi
industri bisnis, terutama yang berkaitan dengan model sistem pelatihan.

6.1. Analisis Kebutuhan (Training Needs Analysis)


Tabel 6.1. Bab 5 Tabel 5.1. 72 73 74 75
76 77 78 79 80 Tabel 6.1. Tabel 5.1.

DAFTAR PUSTAKA

Blanchard NP, Thacker JW. 2004. Effective Training : System, Strategies, and
Practices. Second Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey.
Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi
Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. PT. Raya
Grafindo Persada. Jakarta.

Cushway B. 1994. Human Resources Management: Planning, Analysis,


Performance & Reward, Kogan Page Ltd. UK.

Dharma, Surya. 2002. Paradigma Baru MSDM: Pengembangan Sumber Daya


Manusia Berbasis Kompetensi. PT. Amara Books. Yogyakarta.

Gregory, Richard. 1987. The Oxford Companion to The Mind. Oxford


University: Oxford

Halim, Abdul. 2004. Training and Profesional Development. Gradute Training


Institute: Bangladesh.

Irianto, Jusuf. 2001. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan: Dari


Analisis Kebutuhan Sampai Evaluasi Program Pelatihan. Insan
Cendekia. Surabaya.

Lincoln YS & Egon. 1985. Naturalistic Inquiry. Sage Publication. Beverly Hills.

Lynton, R.P, & Pareek, U.1990. Training for Development., Kumarian


Press:West Hartford City.

Moleong, Lexy. 1996. Metodologi Peneltian Kualitatif. Remaja Rosda karya.


Bandung.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2003. Perencanaan dan Pengembangan SDM.


PT. Refika Aditama. Bandung.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Sanchez R, Aime H and Howard T. 1996. Towards the Theory and Practice of
Competence-based Competition. In: Sanchez R, Heene A and Howard
T (eds). Dynamics of Competence-Based Competition ; Theory and
Practice in The New Strategic Management. Elsevier. Oxford.

Sofo, Francesco. Terjemahan Jusuf Irianto. 2003. Pengembangan Sumber Daya


Manusia. Airlangga University Press. Surabaya.

Simarmata, DJ, A. 1983. Operation Research: Sebuah Pengantar. PT.


Gramedia. Jakarta.

Schuller, RS & Jackson, SE. 1990. Human Resources Management Positioning


For The 21th Century. Six edition. West Publishing Company.
Steward, Thomas A. 1997. Intelectual Capital: The New Wealth of
Organization. Double Day.

Siauw, Vincent. 2002. Strategic Talent Management. National HRD


Conference. Jakarta.

Tovey, MD. 1997. Training in Australia: Design, Delivery, Evaluation &


Management. Prectice Hall. Sidney.

Anda mungkin juga menyukai