Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “TERAPI MODALITAS: TERAPI KOGNITIF” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1. KONSEP TERAPI MODALITAS............................................................3
2.1.1. Pengertian...........................................................................................3
2.1.2. Tujuan................................................................................................3
2.1.3. Manfaat..............................................................................................3
2.1.4. Sasaran...............................................................................................4
2.1.5. Jenis-jenis...........................................................................................4
2.2. TERAPI KOGNITIF.................................................................................4
2.2.1. Pengertian...........................................................................................4
2.2.2. Tujuan................................................................................................5
2.2.3. Manfaat..............................................................................................6
2.2.4. Tahap pelaksanaan.............................................................................7
2.3. IMPLIKASI...............................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1. Kesimpulan................................................................................................9
3.2. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
aktivitas fisik, seorang lansia biasanya akan mengalami keterbatasan dalam
melakukan aktivitas sehingga cenderung kurang beraktivitas juga tidak adanya
program kegiatan bagi lansia yang berada di lingkungan sekitar (Hilda
fauziah, 2012). Salah satu cara untuk mengoptimalkan fungsi kognitif lansia
adalah dengan menggunakan terapi modalitas. Terapi modalitas merupakan
suatu bentuk psikoterapi suportif berupa aktivitas-aktivitas yang
membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif dan edukasional untuk
penyesuaian diri dengan lingkungan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik
dan mental pasien.
Proses penuaan dapat menurunkan kemampuan kognitif dan kepikunan.
Masalah kesehatan kronis dan penurunan kognitif serta memori. Sehingga
perlu untuk ditingkatkan dengan cara terapi kognitif.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Terapi modalitas merupakan suatu bentuk psikoterapi suportif berupa
aktivitas-aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara manual,
kreatif dan edukasional untuk penyesuaian diri dengan lingkungan dan
meningkatkan derajat kesehatan fisik dan mental pasien. Terapi modalitas
bertujuan mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi dan atau
mengupayakan kompensasi/adaptasi untuk aktifitas sehari-hari,
produktivitas dan luang waktu melalui pelatihan, remediasi stimulasi dan
fasilitasi. Terapi modalitas meningkatkan kemampuan individu untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari
2.1.4. Sasaran
Terapi modalitas diperuntukkan bagi seseorang yang termasuk
dalam rentang adaptif sampai dengan maladaptif. Terutama bagi lansia
yang memang sejalan dengan usia mengalami berbagai penurunan fungsi
tubuh.
2.1.5. Jenis-jenis
Jenis kegiatan terapi modalitas yaitu menurut Maryam (2008) :
a. Psikodrama Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia.
Tema dapat dipilih sesuai dengan masalah lansia
b. Terapi aktivitas kelompok (TAK) Terdiri atas 7-10 orang.
Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi,
bertukar pengalaman, mengubah perilaku. Untuk terlaksananya
terapi ini dibutuhkan leader, co-leader, dan fasilitator. Misalnya
cerdas cermat, tebak gambar, dan lain-lain.
c. Terapi musik Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga
meningkatkan gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu.
d. Terapi berkebun Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan,
dan memanfaatkan waktu luang.
e. Terapi dengan binatang Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih
sayang dan mengisi hari-hari sepinya dengan bermain bersama
binatang.
4
2.2.1. Pengertian
Terapi kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan
terstruktur, aktif, direktif dan berjangkan waktu singkat, untuk
menghadapi berbagai hambatan dalam kepribadian, misalnya ansietas atau
depresi (Gunarsa, 2007). Terapi kognitif dikembangkan oleh Aaron Beck.
Melalui terapi ini individu diajarkan/ dilatih untuk mengontrol distorsi
pikiran/gagasan/ide dengan benar – benar mempertimbangkan factor
dalam berkembangnya dan menetapnya gangguan mood. (Townsend,
2005).
Terapi kognitif menjelaskan bahwa bukan suatu peristiwa yang
menyebabkan kecemasan dan tanggapan maladaptif melainkan harapan
masyarakat, penilaian, dan interpretasi dari peristiwa. Sugesti bahwa
perilaku maladaptif dapat diubah oleh berhubungan langsung dengan
pikiran dan keyakinan orang (Stuart, 2009).
Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap
yang mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. Proses yang diterapkan
adalah membantu mempertimbangkan stressor dan kemudian dilanjutkan
dengan mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan yang tidak akurat
tentang stressor tersebut. Gangguan perilaku terjadi akibat klien
mengalami pola keyakinan dan berfikir yang tidak akurat. Untuk itu salah
satu memodifikasi perilaku adalah dengan mengubah pola berfikir dan
keyakinan tersebut. Fokus auhan adalah membantu klien untuk reevaluasi
ide, nilai yang diyakini, harapan-harapan, dan kemudian dilanjutkan
dengan menyusun perubahan kognitif.
2.2.2. Tujuan
Menurut Setyoadi (2011) beberapa mekanisme koping dengan
menggunakan terapi kognitif adalah sebagai berikut:
a. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan
menentang keakuratan kognisi negative klien.
b. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap uji realitas.
c. Memodifikasi proses pemikiran yang salah
5
d. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal
asumsi yang maladaptive, pikiran yang mengannggu secara
otomatis, serta proses pikir tidak logis yang dibesar-besarkan.
e. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan.
f. Membantu menargetkan proses berpikir serta perilaku yang
menyebabkan dan mempertahankan panik atau kecemasan.
g. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu
perilaku gangguan obsesif kompulsif dan selanjutnya mencegah
responsnya.
h. Membantu individu mempelajari respons rileksasi, membentuk
hirarki situasi fobia, dan kemudian secara bertahap dihadapkan
pada situasinya sambil tetap mempertahankan respons rileksasi.
i. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang
berhasil bertahan hidup dan bukan sebagai korban.
j. Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi
system keyakinan yang salah.
k. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan
latihan praktik untuk meningkatkan aktivitas sosialnnya.
l. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan
internal.
2.2.3. Manfaat
Secara umum manfaat dari terapi kognitif pada lansia adalah:
a. Menurunkan cemas
b. Tehnik relaksasi
c. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan
memodifikasi respon perilaku.
d. Systematic desenzatization, untuk menurunkan perilaku yang
berhubungan dengan stimulus spesifik.
6
kondisi depresi sebelum dan sesudah pemberian terapi kognitif dan
pelaksanaan senam latih otak (p-value 0,000).
Widodo et al., (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
”Pengaruh Terapi Kognitif terhadap Perubahan Kondisi Depresi Pasien
Gagal Ginjal Kronik”, mendapatkan hasil adanya perbedaan yang
bermakna kondisi depresi sebelum dan sesudah pemberian terapi kognitif
(p-value 0,000). Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian
Kristyaningsih, Tjahjanti., (2009) yang berjudul “Pengaruh Terapi
Kognitif terhadap Perubahan Harga Diri dan Kondisi Depresi Pasien
Gagal Ginjal Kronik di Ruang Haemodialisa RSUP Fatmawati” dengan p-
value 0,000. Sejalan dengan ini penelitian Nathalia dan Elvira (2021)
terapi kognitif memiliki pengaruh yang cukup bermakna dalamperubahan
tingkat atau kondisi depresi klien lansia dengan hasil p-value 0.001
(p>0.05).
7
Terapi kognitif berkeyakinan bahwa gangguan perilaku terjadi
akibat pola keyakinan dan berfikir klien yang tidak akurat. Untuk itu salah
satu prinsip terapi ini adalah modifikasi perilaku adalah dengan mengubah
pola berfikir dan keyakinan tersebut. Fokus auhan adalah membantu klien
untuk mengevaluasi kembali ide, nila yang diyakini serta harapan dan
kemudian dilanjutkan dengan menyusun perubahan kognitif (Nurhalimah,
2016).
Tahap pelaksanaan terapi kognitif meliputi:
a. Sesi 1: Mengungkapkan pikiran otomatis
b. Sesi 2 : Mengungkapkan alasan
c. Sesi 3 : Tanggapan terhadap pikiran otomatis
d. Sesi 4 : Menuliskan pikiran otomatis
e. Sesi 5 : Penyelesaian masalah
f. Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat
buku harian
2.3. IMPLIKASI
Kemunduran fungsi intelektual sejalan dengan usia bukan tidak dapat
dihindarkan. Sebenarnya terdapat perbedaan penampilan individu. Walaupun
derajat tertentu dari ketidakpastian seperti pada penyebab suatu penyimpangan
pada berfungsinya kognitif, hal yang paling penting adalah bahwa situasi tidak
permanen dan dengan mudah dapat diubah dengan menggunakan tehnik
latihan yang sederhana dan tidak mahal. Oleh karena itu, terapi kognitif
memiliki banyak manfaat bagi seseorang terutama lansia.
Upaya untuk mencegah terjadinya gangguan kognitif dianjurkan pada
lansia yaitu agar tetap melatih otak yaitu dengan cara banyak membaca,
terlibat kegiatan dengan mengasah otak seperti mengisi crossword puzzle, dan
beberapa aktivitas berkaitan kerja otak lainnya. Aktivitas kehidupan yang
berkurang mengakibatkan semakin bertambahnya ketidakmampuan tubuh
dalam melakukan berbagai hal. Bagian tubuh salah satunya yang mengalami
penurunan kemampuan yaitu pada otak. Terapi Puzzle atau terapi kognitif
lainnya dapat merangsang bagian otak yaitu di oksipital temporal, lobus
8
parietal, lobus midfrontal, lobus frontal, hipokampus, dan korteks entrohinal
(Ningsih, 2016). Sehingga, petugas kesehatan salah satunya adalah perawat
dapat menerapkan terapi modalitas jenis kognitif ini. Sehingga diharapkan
dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Terapi kognitif adalah suatu bentuk psikoterapi yang dapat melatih klien
untuk mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada
saat klien mengalami kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan
dapat bertindak lebih produktif. Banyak sekali manfaat yang dirasakan ketika
seseorang terutama lansia melakukan terapi kognitif. Terapi kognitif
berprinsip bahwa pikiran pasien akan mempengaruhi mood. Sehingga melalui
terapi kognitif pasien akan dilatih mengubah cara menafsirkan dan
memandang segala sesuatu pada saat pasien mengalami kekecewaan atau
gangguan mood sehingga pasien merasa lebih baik dan bertindak lebih
produktif (Prasetya
3.2. Saran
Makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bagi pembaca,
sehingga dapat memberikan dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan
pembaca tentang terapi modalitas dan kognitif.
10
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Statistik Penduduk Lanjut Usia. (Survey Sosial
Ekonomi Nasional). Jakarta : Badan Pusat Statistik
Nathalia, V., & Elvira, M. (2021). Terapi Kognitif Menurunkan Depresi Pada
Lansia. Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal), 7(2), 87–91.
https://doi.org/10.33653/jkp.v7i2.476
Stuart, dan Laraia. 2009, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 7 ed.
Mosby Koswara. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco
11
Widodo, Siti Lestari, E. C. S. (2013). Pengaruh Terapi Kognitif Terhadap
Perubahan Kondisi Depresi Pasien Gagal Ginjal Kronik. November, 2
Nomor 2, 93–99
12