Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hemiliona Danu Vita

NPM : 1910801040
Rombel : 01
UAS Budidaya Pakan Alami
1. Faktor yang menyebabkan kegagalan artemia yakni Salinitas media yang
digunakan terlalu rendah atau terlalu tinggi. Salinitas media yang terlalu rendah
atau terlalu tinggi mengakibatkan penetasan kista artemia tidak merata bahkan
bisa tidak terjadi penetasan. Menurut penelitian, salinitas yang optimal untuk
penetasan kista artemi yakni 30 ppt. Selain salinitas, yang menyebabkan
kegagalan penetasan artemia yakni kurangnya kadar Oksigen Terlarut yang
rendah, pH yang kurang tepat dan Cahaya yang kurang. Menurut penelitian PpH
yang tepat untuk penetasan artemia berkisar 8-9, apabila pH kurang dari 5 dan
lebih dari 10 dapat membunuh kista artemia. Sedangkan untuk jumlah oksigen
terlarut minimal 3mg/L dan Cahaya dibutuhkan guna membantu proses
penetasan.
2. Cacing darah belum banyak dibudidayakan karena proses pembudidaya nya
yang susah, hal ini diakibatkan cacing darah sensitive terhadap kualitas air.
Apabila kualitas air yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan cacing
darah maka cacing darah tidak tumbuh optimal bahkan mengalami kematian.
Kualitas air yang dibutuhkan cacing darah untuk tumbuh yakni suhu berkisar
24˚C – 29˚C, Kandungan DO berkisar 4-8 mg/L, pH antara 6-8 Serta kedalaman
dan kandungan bahan organik yang terkandung didalam media tersebut.
Produksi cacing darah dominan disektor alam, karena cacing darah belum dapat
dibudidayakan dengan alasan yang telah dipaparkan. Sehingga untuk produksi
cacing darah sendiri lebih dominan melalui penangkapan di alam.
3. Kendala yang sering dihadapi pembudidaya maggot yakni untuk petani pemula
kendalanya berada pada teknis pembudidaya maggot dimana harus mengetahui
siklus hidup manggot yang benar. Sedangkan pada petani yang sudah dapat
membudidayakan maggot kendalanya berada pada kekurangan pakan maggot,
karena semakin banyak maggot yang dibudayakan maka semakin banyak pakan
yang diperlukan. Selain itu, kendala secara umum yakni media pertumbuhan
maggot yang basah dan menimbulkan bau, suhu media yang kurang tepat
seperti terlalu panas dapat mengakibatkan kematian maggot, banyaknya papupa
belum menjadi pupa telah mati sebelum penetasan.
4. Hal ini sering terjadi karena penggunaan saringan pada proses pemindahan
larva moina ke dalam tempat budidaya, menggunakan ukuran saringan yang
tidak sesuai dengan ukuran moina. Atau dapat dikatakan saringan yang
digunakan yang seharusnya menggunakan ukuran A namun malah
menggunakan ukuran B yang lebih besar dari ukuran moina. Sehingga dalam
proses penyaringan tersebut organisme competitor ikut masuk kedalam wadah
pemeliharaan.
5. Langkah budidaya cacing sutra meliputi
a. Persiapan kolam
Kolam yang digunakan berupa kolam terpal, nampan atau bak penampung
lainnya. Namun yang paling baik yakni menggunakan kolam terpal karena
lebih banyak menampung cacing sutra dibandingkan media lainnya. Kolam
dibersihkan menggunakan air, kemudian dikeringkan. Setelah kering kolam
siap digunakan dengan memerhatikan parameter pH yang digunakan 6 -7
dan suhu berkisar 24˚C – 27˚C.
b. Membuat media cacing sutra dikolam
Dimulai dari menyiapkan lumpur sawah yang steril dan terbebas dari
sampah, kemudian lumpur sawah dimasukkan ke dalam kolam dengan
ketinggian kurang lebih 10cm. Siapkan pupuk kandang halus sebanyak 3 kg
tergantung besarnya media, kemudian dimasukkan ke kolam bersama
lumpur sawah. Setelah itu kolam dialiri air dan didiamkan selama 3 hari dan
siap digunakan untuk penebaran bibit.
c. Penebaran bibit
Langkahnya mematikan alat filter yang terdapat pada kolam, lakukan
aklimatisasi bibit selama 30 menit. Lalu masukkan cacing kedalam kolam.
d. Perawatan cacing sutra
Perawatan dilakukan dengan menjaga sirkulasi media, dimana kadar DO
minimal 1,16 ppm, suhu berkisar 24-27˚C tidak kurang dan tidak lebih.
Filter yang digunakan menyala selama 24 jam. Perawatan lainnya yakni
menjaga cacing tanah dari hama dan penyakit dengan cara memberikan
suplemen organic, Pemberian pakan dilakukan setelah 1 minggu penebaran.
e. Panen Cacing Sutra
Panen pertama dapat dilakukan setelah 70 hari penebaran bibit, dan setelah
itu dapat memanen dalam dua minggu sekali.
6. Perbedaan Daphnia dan Moina sp
Pembeda Moina sp. Daphnia sp.
Klasifikasi Moina ialah kelompok Daphnia termasuk ke
udang retnik yang dalam plankton air
termasuk ke dalam
filum crustacean dan
sub ordo cladocera.

Ukuran Ukuran moina berkisar Ukuran Daphnia


500-1000 mikron berkisar 1000-5000
mikron.
Bentuk Bentuk Moina Bentuk tubuhnya pipih
membulat

7. Karena cacing sutra hidupnya selain bergantung pada kualitas medianya, cacing
sutra juga bergantung pada kandungan bahan organic yang ada di lumpur
tersebut. Sehingga jika cacing tanah sudah terlepas dari lumpur akan mudah
mati karena kekurangan bahan organic.

Anda mungkin juga menyukai