Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DEWITA PURNAMA ADEVI

NIM : 2107112812
PRODI (KELAS) : S1 – TEKNIK SIPIL (A)
UTS BUDAYA MELAYU

1. Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
Jawab : Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah artinya adalah bahwa adat harus
bersendikan kepada syariat Islam, yaitu didasarkan pada Al Qur’an dan Sunnah
atau secara singkatnya bisa dikatakan hukum berdasarkan hukum agama dan
hukum agama berdasarkan Alqur’an. Selain itu, segala perbuatan atau pekerjaan
hendaknya selalu mengingat aturan adat dan agama, jangan hendaknya
bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah agar
mengingatkan untuk tidak melakukan suatu perkara yang dapat merusak nilai-nilai
agama dan sebaiknya berlomba-lomba dalam hal kebaikan dan sekaligus
mencegah kemungkaran.
Pepatah itu lazim didengungkan sebagai falsafah kehidupan masyarakat Melayu di
Sumatera bagian timur. yaitu kawasan yang dulunya mendapat pengaruh dari
Kesultanan Melayu yang mulai berkembang pada abad ke-13. Salah satu kawasan
bekas peninggalan dari kejayaan Kesultanan Melayu adalah Riau.

2. Jelaskan perbedaan proto Melayu dan deutro melayu menggunakan bahasa Saudara!
Jawab : Proto Melayu merupakan ras Melayu yang memiliki kebudayaan asli dan datang
ke wilayah nusantara sebagai Melayu tua karena datang lebih dahulu dibanding
Deutro Melayu. Proto Melayu datang sekitar tahun 1500 SM. Sedangkan Deutro
Melayu merupakan ras Melayu yang datang sebagai gelombang kedua ke wilayah
nusantara sekitar tahun 400 SM. Mereka dianggap memiliki kebudayaan yang
relatif lebih maju dari Proto Melayu.

Jalur kedatangan Proto Melayu Barat adalah melalui 2 jalur. Yang pertama Jalur
Barat, yaitu dari semenanjung Melayu kemudian terus ke Sumatera dan
selanjutnya tersebar ke seluruh Indonesia, dan yang kedua dengan Jalur Timur,
yaitu melalui Filipina terus ke Sulawesi dan selanjutnya tersebar ke seluruh
Indonesia. Sedangkan jalur kedatangan pada Deutro Melayu adalah melalui jalur
Barat, yaitu dengan melewati Semenanjung Melayu kemudian lanjut ke Sumatera
dan selanjutnya tersebar ke seluruh Indonesia.

Bangsa Proto-Melayu memiliki kebudayaan setingkat lebih tinggi daripada Homo


Sapiens yang ditemukan di Indonesia. Kebudayaannya adalah batu muda atau
Neolitikum. Namun, pada Deutro Melayu kebudayaan mereka lebih maju lagi dari
Proto Melayu karena mereka sudah bisa membuat benda-benda logam
(Perunggu). Kepandaian ini pun lalu berkembang menjadi membuat besi. Hal ini
sering disebut sebagai “Kebudayaan Dong Son”.

Benda-benda hasil kebudayaan pada Proto Melayu adalah kapak persegi dan
kapak lonjong (walzembei dan kleinbei). Sedangkan pada Deutro Melayu benda-
benda hasil kebudayaannya adalah kapak corong atau kapak sepatu, nekara,
bejana perunggu, kebudayaanlogam, dan kebudayaan Megalhitikum

Ciri fisik bangsa Proto Melayu adalah rambutnya lurus, kulitnya kuning
kecoklatan, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang, dan bermata
sipit. Kemudian ciri fisik bangsa Deutro Melayu adalah rambut lurus, kulit sawo
matang, tinggi tubuh sedang (tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek), bentuk
mulut dan hidung sedang, dan tulang rahangnya lebih kecil dari Proto Melayu.

Keturunan suku pada bangsa Proto Melayu adalah suku Dayak, Toraja, dan Batak.
Sedangkan pada keturunan suku bangsa Deutro Melayu adalah suku Jawa,
Melayu, Bugis, dan Minang.

Untuk bahasa sendiri, pada zaman Deutro Melayu dulunya bahasa yang digunakan
itu sama, namun setelah menetap di tempat masing-masing mereka pun
mengembangkan bahasa tersendiri. Selanjutnya, bangsa Deutro Melayu inilah
yang berhasil mengembangkan peradaban serta kebudayaan yang lebih maju
daripada bangsa Proto Melayu. Namun, hingga sekarang bangsa Proto Melayu
masih bermasyarakat secara sederhana dan kurang bersentuhan dengan budaya
luar seperti India, islam, dan Eropa. Sedangan bangsa Deutro Melayu mampu
berbaur dengan kebudayaan Hindu, Budha, Islam, dan Barat.

Anda mungkin juga menyukai