Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS

NORMATIVE THEORY

Dosen :
DIMAS AKHSIN AZHAR

Disusun oleh :
Muhamad Nirpan Hadiansyah – 45200001

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


MATA KULIAH KOMUNIKASI MASSA
UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Sekitar tahun 1950-an merupakan awal perkembangan teori akuntansi


yang kemudian menghasilkan teori akuntansi normatif. Teori normatif adalah
tentang bagaimana akuntansi dipraktekkan. Sering disebut juga sebagai Teori
Apriori (bersifat deduktif) karena bukan hasil dari penelitian empiris dan berjalan
dari sebab ke akibat. Sistem deduktif sering disamakan dengan normatif. Metoda
deduktif pada dasarnya tertutup, memiliki sistem non-empirik, dan kesimpulannya
didasarkan secara ketat pada premis.
Selama era yellow journalism, banyak kru profesional media yang tidak
peduli pada akurasi, obyektivitas, dan sensitivitas publik. Fenomena ini membuat
para pekerja di industri media bertekad untuk mengembalikan nama baik mereka
sekaligus mengembalikan profesionalisme yang luntur pada awal abad ke 20. Hal
inilah yang kemudian mendorong kemunculan Teori Tanggungjawab Sosial,
yakni sebuah teori normatif yang menggantikan tanggung jawab industri dan
publik dari kebebasan penuh media dengan pengawasan secara eksternal. Teori
Normatif Media lahir dari dua kubu yang saling berseberangan, yakni kubu
liertarian dan kubu otoritarian.
1. Libertarian Radikal
- Dalam libertarianisme, publik yang baik dan rasional maka keberadaan
media tidak perlu diatur
- Merupakan penganut first amandement absolutist. Mereka yang percaya
dalam arti ketat bahwa media harus benar-benar tidak diatur atau bebas.
2. Otoritarian
- Menempatkan segala bentuk komunikasi di bawah kontrol elite pemerintah
atau pihak yang memiliki otoritas.
- Kontrol dirasa perlu untuk menjaga dan mempertahankan ketertiban sosial.
Asal Mula Libertarianisme. Libertarianisme modern, diusung dari Eropa
pada abad ke 16. Sebuah era ketika aristokrasi feodal mempraktikkan kekuasaan
sewenang-wenang terhadap kehidupan banyak orang. Akhirnya berbagai gerakan
sosial dan politis mengemuka, salah satunya yang paling terkenal adalah
Reformasi Protestan, yang menuntut lebih banyak kebebasan bagi individu
terhadap kehidupan dan pemikiran mereka sendiri. Libertarianisme muncul
sebagai lawan dari teori ototriter, sebuah ide yang menempatkan segala bentuk
komunikasi di bawah kontrol elite pemerintah, atau pihak yang memiliki otoritas.
Dalam Aeropagitica, sebuah selebaran penganut lebertarianisme yang
diterbitkan pada tahun 1644, John Milto menyatakan bahwa argumen yang jujur
akan selalu menang dalam melawan kebohongan dan penipuan dalam sebuah
debat yang baik dan adil. Ide tersebut kemudian menjadi bagian dari prinsip
menemukan sendiri kebenaran (self righting) yang kemudian dijadikan landasan
bagi professional media kontemporer untuk memelihara kebebasan media. Abad
18, penganut libertarian mulai ragu dengan paham yg dianutnya karena pada
kenyataannya kebenaran tidak mudah ditemukan. Thomas Jefferson menjadi salah
satu orang yang mengubah keyakinannya dari kebebasan pers melalui
penelitiannya yang disebut demokratik self government.
Menurut Jefferson, kebenaran adalah sesuatu yang besar, dan akan menjadi
lebih kuat bila dibiarkan sendiri, merupakan hal yang layak dan cukup untuk
melawan kekeliruan, serta tidak takut terhadap konflik, kecuali oleh campur
tangan manusia yang merampas senjata alaminya, yaitu argumen dan debat bebas.
Teori Pasar Ide Lahir dari keyakinan penganut libertarian bahwa semua ide harus
disampaikan kepada publik dan kemudian publik lah yang akan memilih ide
terbaik dari pasar itu. Teori Tanggungjawab Sosial Menekankan kebutuhan akan
pers independen yang mengwasi institusi sosial lainnya terta memberikan laporan
yang obyektif dan akurat. Ciri menonjol dari teori ini adalah: media harus
bertanggung jawabuntuk menjaga komunitas besar agar produktif dan kreatif.
Dengan kata lain, media harus mengutamakan keragaman kultural.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori normatif dihasilkan melalui proses semi penelitian tanpa adanya
pengujian terhadap teori akuntansi yang telah dikemukakan, apakah dapat
menjelaskan praktik akuntansi yang telah berlaku atau tidak. Hipotesis yang ada
dalam teori ini adalah mengenai bagaimana akuntansi dipraktikkan, dan
cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi. Teori akuntansi
normatif terfokus pada preskripsi (norma) dan tidak dimaksudkan untuk
pengembangan teori, yang diarahkan untuk menjelaskan dan menjawab
pertanyaan tentang apa dan bagaimana seharusnya dilakukan oleh akuntan.
Teori normatif memiliki masa keemasannya selama satu dekade sekitar
tahun 1950-1960, dimana semua lebih tertarik pada apa yang seharusnya bukan
apa yang dipraktekkan sekarang. Pada periode ini teori normatif lebih
berkonsentrasi pada penciptaan laba sesungguhnya dan pengambilan keputusan.
Kelompok yang mendominasi periode normatif adalah para kritikus biaya
akutansi historis dan kelompok pendukung kerangka konseptual. Teori normatif
memberikan pedoman apa yang seharusnya dilakukan berdasarkan pertimbangan
nilai (value judgment) yang bersifat subjektif.
Periode normatif merupakan periode yang penuh dengan perdebatan di
antara para pakar akutansi mengenai sudut pandang pendekatan yang ideal pada
penentuan aturan dan kaidah pengukuran dan pelaporan informasi akuntansi.
Selama periode ini, perdebatan yang muncul didominasi oleh perdebatan tentang
pengukuran nilai yang diterapkan pada pencatatan dan pelaporan informasi
akuntansi. Teori normatif ini berkonsentrasi pada;
1. Penciptaan True Income (Laba Sesungguhnya)
Yaitu mengenai adanya pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva
dan laba, namun tidak ada yang mencapai kesepakatan.
2. Decision Usefulness (Pengambilan Keputusan)
Pendekatan ini menganggap tujuan dasar akuntansi adalah membantu proses
pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang
relevan atau bermanfaat. Pendekatan ini berpendapat bahwa semua pemakai
memiliki kebutuhan yang sama terhadap data akuntansi.
Teori normatif didasarkan pada ekonomi klasik tentang laba dan
kemakmuran atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Konsep ini
juga didasarkan pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau nilai
pasar dari aktiva. Teori normatif ini didasarkan pada anggapan bahwa:
a. Akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran.
b. Laba dan nilai dapat diukur secara tepat.
c. Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
d. Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi).
e. Ada beberapa pengukur laba yang unik.
Pendukung teori normatif biasanya menggambarkan sistem akuntansi
sebagai sesuatu yang ideal dan merekomendasikan penggantian sistem akuntansi
cost historis dan pemakaian teori normatif oleh semua pihak. Dapat dikatakan
bahwa hasil akhir dari teori akuntansi normatif adalah suatu pernyataan atau
proposisi yang mengharuskan atau mewajibkan dalam praktik akuntansi. Sebagai
contoh, teori akuntansi normatif akan menghasilkan pernyataan bahwa aset tetap
harus dinilai, dicatat dan dilaporkan dalam neraca atas dasar biaya historis.
Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam penelitian
akuntansi karena pendekatan normatif tidak dapat menghasilkan teori akuntansi
yang siap dipakai dalam praktik sehari-hari. Hal ini mengakibatkan munculnya
anjuran untuk memahami secara deskriptif fungsi sistem akuntansi didalam
praktik nyata. Teori akuntansi tidak cukup hanya bersifat normatif tetapi harus
bisa diuji kebenarannya.
Salah satu teori yang dirumuskan pada periode normatif yaitu konsep
pengukuran nilai dengan menggunakan biaya historis. Biaya historis sebagai
teknik pengukuran aset dan kewajiban menyatakan bahwa nilai aset dan
kewajiban dihitung dan dilaporkan berdasarkan acquisition price-nya, termasuk
seluruh biaya yang dikeluarkan sampai aset berada di lokasi dan siap digunakan
dalam proses produksi. Konsep pengukuran dengan biaya historis dikatakan lebih
andal (reliable), karena nilai yang digunakan berasal dari transaksi yang sudah
terealisasi, sehingga membatasi judgement dari pihak manajemen, dan
menghasilkan earnings number yang bukan berasal dari teknik.
Namun konsep ini memiliki kelemahan yaitu adanya kemungkinan
perubahan nilai aset perusahaan, baik mengalami kenaikan atau penurunan nilai.
Sedangkan menurut biaya historis, nilai asset adalah tetap. Hal ini mengakibatkan
nilai aset yang tercatat pada neraca tidak sesuai, dan tidak bisa memberikan
masukan bagi manajemen mengenai kinerja perusahaan. Yang kemudian
mengakibatkan anggapan jika pengukuran dengan biaya historis tidak relevan.

Contoh Kasus :
1. Kasus Ojek Vs Gojek
Keberadaan ojek online seperti Go-Jek dan GrabBike semakin
banyak di Jakarta. Kemunculan mereka justru membuat ojek konvensional
berang karena dianggap mengambil rejeki mereka.
Di berbagai daerah, kontra terhadap ojek online pun bermunculan.
Bahkan, ojek konvensional tak segan memasang spanduk penolakan.
Melihat hal itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau
Ahok, menilai, masyarakat harus mendapat penjelasan sebaik mungkin
tentang keberadaan ojek online ini. Sehingga tidak ada salah paham dan
saling melukai."Saya kira mesti sampaikan saja bahwa niat Go-Jek itu
bukan mau menyusahkan ojek konvensional. Justru sekarang sama saja.
Sama kayak kita tawarkan Kopamilet dan Kopaja dengan sistem rupiah per
kilometer. Awalnya mereka memang menolak. Setelah kami jelaskan
akhirnya mereka mengerti. Daripada ngetem, cari-cari penumpang kenapa
tidak ikut kami rupiah per kilometer," kata Ahok di Balaikota,
Konsep itu sama dengan yang dilakukan para ojek online. Mereka
tidak perlu pusing mencari penumpang, karena sudah ada yang mencari para
tukang ojek melalui aplikasi yang telah diunduh.
"Contohnya kamu naik ojek dari sini ke Ancol. Habis antar ke Ancol
pasti kamu pulangnya kosong enggak bawa penumpang. Soalnya kamu
enggak tahu di Ancol itu siapa yang mau pesan ojek. Jadi dengan Go-Jek.
Kamu sambil jalan lalu tahu ternyata di sekitar Ancol ada orang yang butuh
ojek. Langsung kamu bisa jawab permintaan ojek itu dan jemput," tutur
Ahok.
Sebenarnya ojek online ini mirip dengan sistem taksi yang sudah ada
di Jakarta. Mereka menggunakan radio untuk saling berkomunikasi dan
mendapatkan penumpang.
"Nah ini sebagian orang enggak paham. Suruh aja testimoni tukang
ojek," pungkas Ahok

2. Kasus Penganggaran Hibah Diusut Kejari, PMI Gianyar

Dugaan salah penganggaran hibah di tubuh Palang Merah Indonesia


(PMI) Gianyar tidak membuat organisasi yang identik darah itu
menghentikan pelayanan. Kepala Markas PMI Gianyar Made Gede
Lokayasa, tidak bisa berkomentar soal penyidikan yang dilakukan
Kejaksaan Negeri (Kejari) Gianyar. “Itu bukan kewenangan kami. Itu di
tingkat pengurus,” ujar Made Gede Lokayasa kemarin. Namun, dia
mengakui, jika pengurus PMI Gianyar dibekukan sejak 10 Desember. sudah
dibekukan sejak 10 Desember,” jelas Made Gede Lokayasa. Mulai dari
Ketua PMI, Cokorda Wisnu Partawa, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara
dan para anggota dibekukan.
Selama dibekukan, PMK Gianyar di-back-up oleh PMI Provinsi
Bali. Sehingga, pelayanan kepada masyarakat, tetap berjalan normal.
“Pelayanan kami tetap berjalan. Kami tetap harus bekerja, apalagi kami di
pelayanan jenazah,” terangnya. Menurutnya, selama pandemi Covid-19 ini,
banyak jenazah yang harus ditangani. “Selama pandemi covid-19 ini banyak
jenazah kita tangani,” ungkapnya. Pihaknya juga mengakui, jika nomor
Handphone (HP) Ketua yang dibekukan, Cokorda Wisnu Partawa tidak
aktif. “Ya, nomernya memang tidak aktif,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kejari Gianyar mengendus dugaan
kesalahan anggaran di tubuh PMI Gianyar.
Hasil penyidikan sejak 11 Desember 2020, Kejari melihat ada
kesalahan penganggaran hibah pada 2017, 2018 dan 2019. Nilai kerugian,
ditaksir hampir setengah miliar. Kasi Pidana Khusus Kejari Gianyar, Putu
Gede Darmawan didampingi Kasi Intel, Gede Ancana belum bisa
memberitahu siapa yang terlibat. Karena belum ada tersangka. Yang jelas,
dari gambaran awal, terendus dugaan pelanggaran. “Perbuatan melawan
hukum sudah ditemukan. Itu terkait dana hibah dari 2017 sampai 2019,”
jelasnya. Pihaknya membeberkan, PMI Gianyar mendapat hibah rutin dari
Pemerintah Gianyar setiap tahun. Jumlah hibah yang digontor pemerintah
nilainya beragam.
Pada 2017 mendapat hibah Rp 1,2 miliar. Kemudian di anggaran
induk  2018, mendapat Rp 1,2 miliar. Ditambah di anggaran perubahan
2018 sebesar Rp 790 juta. Kemudian pada tahun 2019 memperoleh Rp 1,2
miliar. “Ada penggunaan dana hibah diduga di luar RKA (Rancangan
Kegiatan dan Anggaran) yang diajukan tanpa melalui prosedur RKA
semestinya. Padahal, kegiatan sudah dianggarkan oleh organisasi itu,”
jelasnya. Pihaknya merinci, ada pembayaran alat habis pakai berupa Reagen
(alat laboratorium). “Pembayaran ini (Reagen) sudah ada dianggarkan di
Unit Transfusi Darah. Sistem pembayaran berhutang, tapi ditutupi dengan
hibah,” terangnya.
Pembayaran alat yang dialihkan ke hibah menyebabkan dana hibah
tak terserap sesuai peruntukan. “(Idealnya) Kalau dana hibah tak terserap,
sebaiknya kembalikan ke kas daerah,” ungkapnya.
Atas kejanggalan tersebut, Kejari pun telah memanggil sejumlah
pihak. “Saksi diminta keterangan 22 orang. Masih pengembangan,”
terangnya. Mengenai kerugian negara yang disebabkan, pihaknya belum
bisa memastikan. Namun diperkirakan nilainya mencapai Rp 500 juta.
“Kerugian negara, masih proses hitung. Kami koordinasi dengan BPKP
(Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan),” pungkasnya.
3. Kasus Panjat Pinang
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengimbau masyarakat tidak
menggelar lomba panjat pinang pada perayaan HUT ke-75 RI, 17 Agustus
2020 besok. Sebab, menurut Tito, panjat pinang berpotensi menularkan
Covid-19. "Mau 17 Agustus orang mau panjat pinang entar tertular, jangan,"
kata Tito saat menghadiri acara Gerakan 2 Juta Masker di Depok, Jawa
Barat, Kamis (13/8/2020), dipantau melalui YouTube Kemendagri. Baca
juga: UPDATE: Bertambah 2.098, Total Ada 132.816 Kasus Covid-19 di
Indonesia Jika ada yang hendak menggelar perlombaan untuk memeriahkan
HUT RI, kata Tito, pelaksanaannya harus dengan protokol kesehatan
pencegahan Covid-19. Misalnya, dalam lomba makan kerupuk, kerupuk
harus digantung berjauhan satu dengan yang lain. Peserta lomba juga
hendaknya membawa kerupuk dari rumah masing-masing. Harus dipastikan
pula, panitia lomba yang menggantung kerupuk bebas Covid-19. "Tapi
kalau jaga jarak ada, dan kerupuknya ditaruh sama satu orang yang enggak
tahu siapa, kalau yang taruh positif, kena (Covid-19) semua takutnya kena,"
ujar Tito. Menurut Tito, penting untuk memastikan perayaan HUT RI ke-75
tak menyebabkan terjadinya penyebaran virus corona. Baca juga: Mendagri
Sebut Tak Mudah Kendalikan Covid-19 di Depok, Ini Alasannya Sementara
itu, sejumlah daerah telah mengeluarkan larangan mengenai pelaksanaan
lomba perayaan HUT RI ke-75. Hal ini akibat belum berakhirnya pandemi
Covid-19. Larangan ini salah satunya diterbitkan oleh Wali Kota Depok
Mohammad Idris. "Perlombaan ataupun kegiatan perayaan puncak HUT RI
yang mengumpulkan banyak orang secara tatap muka langsung tidak
diperbolehkan,” kata Idris melalui Surat Edaran
No003.1/377-HUK/Promentasi. Surat edaran tersebut merupakan turunan
dari beleid serupa yang diterbitkan Mensesneg dan Gubernur Jawa Barat
tentang peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia di tengah situasi Covid-
19. Meskipun demikian, dalam rangka menyemarakkan peringatan 17
Agustus, Idris mengizinkan masyarakat tetap melakukan dekorasi.
4. Studi Kasus Konten Instagram Carousel
Buat apa aja sih si Instagram Carousel ini?
Terdapat beberapa studi kasus instagram carousel yang menarik untuk
dibahas:
Untuk Konten Produk
Menggunakan konten instagram carousel sangat cocok untuk promosi
konten produk.
Terutama jika produkmu memiliki beberapa hal seperti berikut:
 Warna yang berbeda
 Ukuran yang berbeda
 Desain yang berbeda
Seperti yang dilakukan brand Matoa, dia mempresentasikan produk dengan
warna yang berbeda menggunakan fitur Instagram Carousel.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan;
 Jangan untuk memposting produk yang tidak relevan dengan produk awal
Jika melihat produk diatas, yaitu jam tangan. Masih termasuk “oke” jika
memasukkan produk baju, celana, dan sepatu. Tetapi dengan satu catatan.
Yaitu, kamu harus membuat suatu campaign. Semisal;
Outfit of the day ala Matoa!
Slide 1: Foto outfit of the day-nya.
Slide 2: Foto produk jam.
Slide 3: Foto produk baju.
Slide 4: Foto produk celana.
atau seperti bisa juga dengan IKEA Indonesia lakukan:
IKEA Indonesia membuat campaign tentang “solusi dekorasi kamar anak”.
Dengan memanfaatkan Instagram carousel, IKEA memberikan katalog
produknya yang dapat memberikan solusi terhadap dekorasi kamar anak.
Well done IKEA Indonesia!
Untuk Konten Kiriman Pembaca
Lagi-lagi brand IKEA Indonesia ini memberikan studi kasus yang menarik
untuk dibahas.
IKEA Indonesia membuat campaign dengan mengajak audiensnya
mengirimkan problem ruangannya, dan diberikan solusi dari pihak IKEA.
Memanfaatkan Instagram carousel untuk memberikan solusi atas masalah
ruangan audiens-nya dengan mereferensikan produknya sendiri adalah ide
yang sangat cerdik.
Selain itu, pada akhir carousel, memberikan katalog produk yang
terintegrasi dengan Instagram Shopping.
Konten jenis ini bisa dikatakan sangat perfect.
 Konten yang memberikan solusi terbukti memiliki engagement yang baik,
terbukti dengan mendapat 4,3rb likes dan 110 komentar dari rata-rata akun
IKEA Indonesia 3,3rb likes dan 70 komentar.
 Konten ini juga konten jualan, dengan integrasi si Instagram Shopping..
Artinya, konten instagram ini tidak hanya memberikan edukasi namun juga
sanggup menjual.
Untuk Konten “Before and After”
Konten before-after ini dapat digunakan untuk mengedukasi kepada
konsumen tentang manfaat sebelum dan sesudah menggunakan produk yang
kamu punya.

5. Efek dan Feedback Komunikasi


1).      Efek /Pengaruh
Semua pengaruh komunikasi yang dilakukan secara terencana
mempunyai tujuan, yakni memengaruhi khalayak atau penerima.
Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan (Stuart dalam cangara 2008 : 11).
Dalam pernyataan tersebut terlihat bahwa efek mempunyai tujuan
yang mempengaruhi komunikan setelah atau sebelum menerima pesan.
Pengaruh tersebut bisa mencangkup banyak hal, tergantung dari
komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan. Komunikasi
bersifat efektif apabila pesan tersebut menimbulkan efek, efek tersebut
berupa perhatian yang selanjutnya menjadi berupa tata kelakuan atau
tingkah laku sesuai dengan pesan yang disampaikan.
Pengaruh dapat dikatakan mengena jika perubahan (P) yang terjadi
pada penerima sama dengan tujuan (T) yang di inginkan oleh
komunkator (P=T), atau seperti rumus yang dibuat oleh Jamias (1989),
yakni pengaruh (P) sangat ditentukan oleh sumber, pesan, media, dan
penerima (P=S/P/M/P) (Cangara 2008:165).
Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan
komunikator dalam diri komunikannya. Efek komunikasi dapat kita
bedakan atas efek kognitif (pengetahuan), afektif  (sikap), dan konatif
(tingkah laku) (Vardiansyah 2004:110).
Efek kognitif yaitu efek yang pertama timbul yang bertujuan
memberikan pesan sehingga para komunikan menjadi tahu tentang pesan
yang disampaikan kepadanya bisa berupa perubahan persepsi atau
perubahan pendapat
2).      Feedback/Umpan Balik
Umpan balik dapat kita maknai sebagai jawaban komunikan atas
pesan komunikator yang disampaikan kepadanya.dalam komunikasi yang
dinamis, sebagai mana diutarakan, komunikator dan komunikan terus-
menerus saling bertukar peran. Karenanya, umpan balik pada dasarnya
adalan pesan juga, yakni ketika komunikan berperan sebagai
komunikator-2 (Vardiansyah 2004:27). Namun perlu diketauhi bahwa
umpan balik memiliki konsekuensi yang dapat mematahkan kreativitas
komunikator jika hal itu bertendensi negatif, sebaliknya bisa juga
mendorong komunikator untuk lebih maju dan lebih baik, jika umpan
balik bersifat positif. Oleh karena itu dalam memberi umpan balik kepada
komunkator, penerima perlu mawas diri dengan penuh kebijakan
sehingga bisa tetap menjadi mitra yang baik dalam hubungan antar
manusia (Cangara 2008:198-169).
Dari uraian di atas diperoleh bahwa umpan balik adalah jawaban
yang dikemukakan oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan
oleh komunikator, baik secara verbal maupun nonverbal. Umpan balik
juga mempunyai konsekuensi baik negative maupun positif. Oleh karna
itu, seorang komunikan harus mawas dalam berucap dan berperilaku.
Tanpa adanya feedback, seorang komunikator tidak akan
mengetahui tanggapan dari komunikannya, feedback mengandung
pemahaman seorang komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh
komunikator itu dilaksanakan atau tidak. Feedback dapat memberi
manfaat pada seorang pemberi pesan berupa informasi, saran yang
didapat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga dapat
memperjelas suatu persepsi.
DAFTAR PUSAKA

- Filsafat Teori Akuntansi, Muhammad Al Amin, Unimma Press, 12 Juni 2018.


- Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 6, Nomor 1, Jenny Sihombing, Maret 2012
- Baran, Stanley J. (2010). Teori Komunikasi Massa: Dasaar, Pergolakan, dan
Masa Depan. Jakarta: Salemba Humanika
- Andvig JC, Fjeldtad OH, Amundsen I, Sissener T, Søreide T. (2000). Research
on Corruption: A Policy Oriented Survey. [NORAD] Norwegian Agency for
Development Co-operation.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendagri Imbau Warga
Tak Gelar Panjat Pinang karena Berpotensi Tularkan Covid-19", Klik untuk
baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/08/13/15471211/mendagri-imbau-
warga-tak-gelar-panjat-pinang-karena-berpotensi-tularkan?page=all.
http://hashinarh.blogspot.com//efek-dan-feedback-komunikasi.html
INFOGRAFIS NORMATIVE THEORY

Anda mungkin juga menyukai