KAJIAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
masing-masing individu akan melihat objek yang sama dengan cara yang berbeda-
10
11
terhadap objek itu masih berlangsung dan secara bertahap memahami apa yang
2. Ciri-ciri rangsangan
diterimanya misalnya seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa
seniman.
mempersepsikan dunianya.
12
terhadap sesuatu hal. Misalnya seorang siswa akan mempunyai perhatian terhadap
suatu pelajaran apabila guru mengajar dengan menerapkan semua kompetensi dan
siswa akan lebih memperhatikan pelajaran dan hasil atau nilai yang akan
diperoleh siswa menjadi lebih bagus. Selain itu dengan pengalaman siswa dalam
memperoleh hasil yang dicapai juga akan memacu mereka untuk mendapatkan
hasil yang lebih bagus atau mempertahankan hasil yang telah didapatkanya.
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau guru dalam
dan tujuan, sedangkan performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak
13
hanya dapat diamati tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata. (E. Mulyasa,
2007:25).
1. Kompetensi Pedagogik
melakukan penilaian.
kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah
pemerintah.
dalam usia yang dialami anak. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan
3) Pengembangan kurikulum/silabus
4) Perancangan pembelajaran
direncanakan.
Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
dikembangkan.
yang dimiliki
2. Kompetensi Kepribadian
yang mantap, berahklak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi
peserta didik. Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,
seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun
masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu”
stabil, dan dewasa. Hal ini penting, karena banyak masalah pendidikan
yang disebabkan oleh faktor kepribadian guru yang kurang mantap, kurang
merusak citra dan martabat guru. Ujian berat bagi guru dalam hal
yang berbeda dengan orang lain. Guru yang mudah marah akan membuat
Peserta didik harus belajar disiplin, dan gurulah yang harus memulainya,
sebagai guru dia harus memiliki pribadi yang disiplin, arif dan berwibawa.
Hal ini penting, karena masih sering kita menyaksikan dan mendengar
sikap moral yang baik. Oleh karena itu, sekaranglah saatnya kita membina
disiplin peserta didik dengan pribadi guru yang disiplin, arif dan
Dalam beberapa hal guru harus bisa menjadi teladan, tetapi jangan sampai
hal tersebut menjadikan guru tidak memiliki kebebasan sama sekali. Guru
kelemahan dan kekurangan. Guru yang baik adalah guru yang sadar diri,
4) Berakhlak Mulia
peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki
latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat
warna masa depan masyarakat Indonesia, serta harga dirinya dimata dunia.
19
3. Kompetensi Sosial
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan
dan Dosen No.14 Tahun 2005 Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,
Tahun 2008 tentang Guru merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
4. Kompetensi Profesional
dirinya sebagai guru profesional. Dalam berbagai sumber yang membahas tentang
kompetensi guru, secara umum dapat di identifikasi dan disarikan tentang ruang
peserta didik;
tanggung jawabnya;
(RPP)
yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran.
Proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru
21
dan siswa di dalam situasi tertentu. Mengajar atau lebih spesifik lagi
melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan
dapat terjadi begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar itu
Sebagian besar materi pengajaran yang digunakan oleh guru adalah barang
jadi yang ada di sekolah, atau yang dengan mudah diperoleh dari sumber-
sumber lain. Bila guru harus memilih diantara bahan-bahan yang tersedia
ada hubungan fungsional, dimana bahan yang satu menjadi dasar untuk
prosedur ini hendaknya dibatasi terutama pada alat-alat yang secara khusus
memudahkan bahan atau materi yang harus dipelajari peserta didik. Alat-
penilaian yang bukan hanya mengukur aspek negatif siswa akan tetapi
sikap dan keterampilan, maka alat penilaian yang dapat digunakan adalah
23
tes dan non-tes. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif dan
Teknik Tes atau sering juga disebut sistem testing merupakan usaha
Untuk menyajikan satu unit bahasan yang terdiri dari beberapa topik
tersedia.
mengajar juga merupakan aktivitas untuk mempengaruhi anak didik dalam satu
situasi yang memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa, siswa dan
Peserta Didik.
yang sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan yang diraih oleh
keputusan penting mengenai pencapaian tujuan pengajaran. Oleh karena itu, guru
25
peserta didik.
Kompetensi guru dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu guru
pelatihan, etos kerja, dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal yang dapat
lingkungan kerja, sarana dan prasarana, gaji, lingkungan sosial, dan sebagainya.
dalam mengajar. Oleh karena itu untuk meningkatkan kompetensi guru perlu
Latar belakang pendidikan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kesesuaian antara
bidang ilmu yang ditempuh dengan bidang tugas dan jenjang pendidikan.
Untuk profesi guru sebaiknya juga berasal dari lembaga pendidikan tenaga
Sedangkan guru guru yang bukan berlatar belakang dari pendidikan keguruan
2) Pengalaman Mengajar
Apabila dalam mengajar seorang guru menemukan hal-hal yang baru, dan hal-
hal yang baru dipahaminya, maka guru tersebut akan memperoleh pengalaman
kerjanya. Pengalaman mengajar guru dapat diukur dari jumlah tahun lamanya
3) Etos Kerja
Dalam kamus umum Bahasa Insonesia etos kerja diartikan sebagai semangat
kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
kerja dan faktor diri seseorang. Seorang guru yang mempunyai etos kerja yang
terhadap keberhasilan kerjanya. Guru yang memiliki etos kerja yang tinggi
oleh Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau
mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu : Tahap Persiapan; adalah
berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-
bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit
bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap
konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan
now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”. Tahap Verifikasi; adalah
28
tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah
mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi
kepada anak didik di sekolah yang dituntut harus memiliki gagasan baru yang
guru adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru maupun
universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas
ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnnya tidak ada
menciptakan sesuatu.
Untuk disebut orang yang kreatif, maka perlu diketahui tentang ciri-ciri
untuk melakukan berbagai hal, (3) selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban.
jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, (2) dapat melihat suatu masalah
dari sudut pandang yang berbeda-beda, (3) mencari banyak alternatif atau
arah yang berbeda-beda, (4) mampu mengubah cara pendekatan atau cara
pemikiran.
1) Rasa ingin tahu yaitu (1) selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak,
dan situasi, (4) peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/ meneliti.
masalah yang sulit, (2) merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit,
meskipun belum tentu benar, (2) tidak takut gagal atau mendapat kritik,
sedang berkembang.
menerima ide-ide baru yang muncul dari dirinya sendiri atau yang dikemukakan
berguna.
31
(2) Ingin tahu; (3) Mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan; (4)
Menyibukkan diri terus menerus dengan kerjanya; (5) Intuitif; (6) Ulet; (7) Tidak
guru yang kreatif cirinya adalah : punya rasa ingin tahu yang dimanfaatkan
dimiliki, sikap dan minat yang positif dan tinggi terhadap bidang pekerjaan yang
bersifat positif bagi para guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Perbedaan status yang tidak terlalu tajam di antara personil sekolah sehingga
pelaksanaan tugas
hasil belajar.
dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Ia sendiri adalah seorang kreator
dan motivator, yang berada di pusat proses pendidikan. Akibat dari fungsi ini,
guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani
peserta didik sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif
dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa
33
apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan
sebelumnya dan apa yang dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang.
proses belajar mengajar tidak terlepas dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi karena guru yang baik harus mampu berperan sebagai planner,
Dari uraian di atas jelas bahwa dalam proses belajar mengajar diperlukan
guru-guru yang profesional dan paling tidak memiliki tiga kemampuan yaitu
aktif dan kreatif serta fungsional dan pada akhirnya harus memiliki kemampuan
kemampuan ini diharapkan guru lebih kreatif dalam proses belajar mengajarnya.
Ada beberapa syarat untuk menjadi guru yang kreatif sebagaimana yang
dan model belajar mengajar, bijaksana dan kreatif mencari berbagai cara,
penelitian.
3. menjalin hubungan sosial, antara lain : suka dan pandai bergaul dengan anak
guru yang kreatif, sehingga mampu mendorong siswa belajar secara aktif dalam
kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mencakup cara guru dalam
merencanakan PBM, cara guru dalam pelaksanaan PBM dan cara guru dalam
mengadakan evaluasi.
evaluasi tidak hanya sekedar ingatan atau pemahaman saja. Disamping itu
35
(2) Memilih buku pendamping bagi siswa selain buku paket yang ada yang
(3) Memilih metode mengajar yang baik yang selalu menyesuaikan dengan
materi pelajaran maupun kondisi siswa yang ada. Metode yang digunakan
(4) Menciptakan media atau alat peraga yang sesuai dan menarik minat siswa.
yang lebih menarik dibandingkan dengan alat peraga yang dibeli dari toko
Persepsi yang baik akan membawa siswa memasuki materi pokok atau inti
metode dan teknik mengajar. Guru yang kreatif akan memprioritaskan metode
dan teknik yang mendukung berkembangnya kreativitas. Dalam hal ini pula,
siswa dalam suasana belajar aktif. Dalam hal ini guru harus memperhatikan
melakukan eksperimen. Dalam hal ini ide-ide dari para siswa tetap dihargai
meskipun idenya itu tidak tepat. Yang penting setiap anak diberi keberanian
imajinasinya. Seandainya tidak ada satupun cara yang sesuai atau memadai
yang dikemukakan oleh para siswa, maka guru boleh membimbing cara-cara
barang bekas dalam kegiatan belajar. Mengajar sangat dianjurkan, guru yang
pada pemberian teknik bertanya kepada siswa, agar pelaksanaan proses belajar
demikian, didalam kegiatan belajar mengajar seorang guru yang kreatif tidak
akan cepat memberi penilaian terhadap ide-ide atau pertanyaan dan jawaban
anak didiknya meskipun kelihatan aneh atau tidak biasa. Hal ini sangat
dari segi kognitif, penilaian yang menyangkut perilaku siswa (afektif), dan
masing siswa yang nantinya akan bersamaan dalam penentuan akhir dari
dan masalah sosial yang secara nyata terjadi di masyarakat. Pembelajaran IPS
Ekonomi bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan para siswa dengan berbagai
fakta dan materi yang harus dihafalnya, melainkan untuk membina mental yang
mengkaji dan mencari jalan keluar dari masalah sosial yang dialami.
Pelajaraan IPS Ekonomi adalah salah satu sub bidang studi atau
matapelajaran dari Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah dilaksanakan sampai saat
ini, baik di pendidikan dasar maupun pada perguruan tinggi, tidak hanya
mengkaji gejala dan masalah sosial yang tentu saja bobotnya yang sesuai dengan
memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terbatas, sedangkan alat pemenuhan hidup
persoalan pribadi dan ikut berpartisipasi sosial (bekerjasama dengan orang lain)
(i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang
bahwa belajar merupakan suatu perilaku individu dari kegiatan yang kompleks
untuk memperoleh perubahan dan hasil belajar yang dilakukan melalui interaksi
inteleknya.
terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhan. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa
2. Keaktifan
itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita
amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik berupa
3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
mengalami, belajar tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Dalam belajar
4. Pengulangan
Menurut teori daya belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia
5. Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk
tersebut. Bahan belajar yang telah diolah secara tuntas oleh guru sehingga
ditekankan oleh teori belajar Operant Conditoning dari B.F Skinner yang
mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong
anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant
yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena
takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat. Di sini nilai buruk
dan rasa takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih
7. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang
sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
pembelajaran.
43
yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau
proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. William H.
kepada siswa agar terjadi proses belajar. Pembelajaran menurut Dimyati dan
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
berikut:
2. Cara guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir agar
(Humanistik)
44
Ada 8 prinsip pembelajaran yang digali dari teori kognitif Brunner dan
proses transfer.
pembelajaran humanistik.
siswa
dilakukan secara integral. Hal itu dapat dijelaskan bahwa belajar yang berhasil
adalah bila anak dalam melakukan belajar berlangsung secara intensif dan optimal
merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan
pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip atau teori
1. Pendekatan Konsep
2. Pendekatan Proses
kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu
pendidik lainnya agar siswa mencapai tujuan dan menguasai bahan belajar
3. Pendekatan Kontekstual
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
Tingkah laku individu pada dasarnya dikontrol oleh stimulus dan respon yang
respon siswa yang dipandang paling tepat terhadap jawaban dari stimulus.
1. Metode Ceramah
informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham
siswa.
49
materi tersebut. Metode tanya jawab akan menjadi efektif bila materi yang
menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi.
3. Metode Diskusi
siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan
metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan
recitation)
4. Metode Demonstrasi
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
50
benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan
penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik
Metode pemberian tugas adalah cara peyajian bahan pelajaran di mana guru
8. Metode Karyawisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih
dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan
bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu
terjadi karena usaha. Perubahan tingkah laku tersebut diharapkan sesuai dengan
tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya, sebab tujuan adalah rumusan
hasil atau prestasi yang diharapkan dari individu yang belajar menyelesaikan atau
anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan menurut Hamalik (2003) hasil-
hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar tampak dalam suatu prestasi yang
diberikan oleh siswa. Setiap prestasi yang tepat merupakan suatu pernyataan
tergantung dari bidang yang didalamnya siswa menunjukkan prestasi belajar. Pada
7) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga menjadi
laboratorium belajar.
53
Di samping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari
segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan
dalam menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk
1) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran tampak
2) Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran dapat
3) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan
4) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh siswa adalah akibat
Prestasi belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi dari berbagai
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut. Berkaitan dengan
Faktor stimulasi belajar yaitu segala hal diluar individu untuk mengadakan
Setiap bahan pelajaran mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda dan hal
yang tanpa arti bagi individu akan sukar dikenali akibatnya tak ada
masing individu tidak sama. Tugas yang terlalu ringan akan mudah
pendek distribusi waktu untuk berlatih maka akan semakin efektif latihan
tersebut.
kegiatan praktek. Drill berlaku bagi kegiatan yang bersifat abstraksi seperti
dalam belajar.
pelajaran.
7) Kondisi-kondisi insentif
adalah tidak sama. Oleh karena itu ada tiga cara belajar yang bisa
3. Faktor individual
fungsi fisiologisnya. Anak yang lebih tua akan lebih mudah menyelesaikan
57
waktunya untuk saat yang lebih lama, lebih memiliki koordinasi gerak dan
ingatan yang lebih baik dari pada anak yang lebih muda.
3) Kematangan
4) Pengalaman sebelumnya
5) Kapasitas mental
Orang yang belajar membutuhkan kondisi fisik yang sehat. Orang yang
badannya sakit karena kelelahan dan karena hal lain tidak akan dapat
dengan baik jika ia mengalami sakit ingatan, frustasi, putus asa, sehingga
8) Motivasi
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Dalam evaluasi
evaluasi. Dalam evaluasi tentang prestasi belajar maka subyek evaluasinya adalah
guru. evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,
yang tidak bisa diabaikan oleh seorang guru maupun guru. Evaluasi bukanlah
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
lebih efektif dan efisien. Alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi.
dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat
tersebut elevator menggunakan cara atau teknik, dan oleh karena itu dikenal
dengan teknik evaluasi. Ada dua teknik evaluasi yaitu teknik nontes dan teknik
dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya tiga
macam teknik tes, yaitu 1) tes diagnostik, 2) tes formatif, 3) tes sumatif.
60
Menurut Arikunto (2003:24-25) ada satu prinsip umum dan penting dalam
kegiatan evaluasi, yaitu adanya hubungan erat tiga komponen, yaitu antara tujuan
tujuan
KBM evaluasi
disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan
mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan,
tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan
tujuan sudah tercapai. Denngan makna demikian maka anak panah berasal dari
evaluasi menuju ke tujuan. Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam
Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan
bahwa evaluasi hasil belajar hanya dilakukan dengan tes tertulis, menekankan
memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita
Analisis soal terutama dapat dilakukan untuk tes objektif. Hal ini tidak berarti
bahwa tes uraian tidak dapat dianalisis, akan tetapi memang dalam menganalisis
butir tes uraian, belum ada pedoman secara standar. Kegunaan analisis soal antara
lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik,
dan soal yang jelek. Dalam analisis soal dapat diperoleh informasi tentang
mengetahui sebuah soal dikatakan baik maka harus digunakan analisis soal yaitu
1. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
dengan P = 0,20. sebaliknya soal dengan P = 0,30 lebih sukar daripada soal
B
P=
JS
Di mana:
P = indeks kesukaran
2. Daya Pembeda
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00
samapai 1,00, tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif
Ba Bb
D= − =Pa−Pb
Ja Jb
Di mana:
Ba
Bb Ja = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
Bb
Pa Jb = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Pola jawaban yang dimaksud di sini adalah distribusi test dalam hal
menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pola jawaban
d, c, atau d atau yang tidak memilih pilihan manapun. Dalam istilah evaluasi
disebut omit (O). Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh
daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami
Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS (Studi
analisis Product Moment, linier berganda, uji asumsi klasik. Adapun hasil
prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisa egresi liner
menghasilkan koefisien sebesar 0,415 dan nilai t hitung sebesar 2,521 dengan
guru, samakin tinggi pula prestasi kinerja guru, begitu juga semakin kurang
2. Anik Amah, Pada tahun 2005 dengan judul “Pengaruh Peran Serta Orang Tua
sampel dan satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
dengan cara perhitungan statistik ditemukan (t hitung 4,403 > t tabel 1,672 dan
t 0,006<0,05).
3. Khusnul Khotimah, Pada tahun 2007 dengan judul “ Pengaruh kreativitas guru
dalam proses belajar mengajar dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar mata
sebesar 13,84%.
proses belajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah
kompetensi guru. Secara garis besar yang menjadi indikator dari faktor
Ekonomi siswa SMP Negeri 4 Tulungagung. Adapun yang menjadi indikator dari
kreativitas guru dalam proses pembelajaran adalah cara guru dalam merencanakan
proses pembelajaran, cara guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dan cara
66
X1
3
Y
X2 2
Keterangan:
X1 : kompetensi guru
X2 : kreativitas guru
Garis 3: pengaruh kompetensi dan kreativitas guru terhadap hasil belajar siswa