Disusun oleh :
ANISA BELLA
NIM : 1910211320118
KELAS : D
FAKULTAS HUKUM
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan saya kesehatan dan
kesempatan sehingga saya bisa menyelesaikan makalah saya dengan baik.
Dalam membuat makalah ini saya mendapat bantuan dari berbagai sumber referensi
dan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kemudian terima kasih kepada dosen pengampu yaitu ibu Lena Hanifah,S.H.,L.LM. yang
telah memberikan saya arahan yang jelas sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna dan memiliki kekurangan, baik dari segi tata bahasa, penyusunan,
dan lain sebagainya. Untuk itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dan
memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian
bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga. Pada umumnya
pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan
pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati
suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi
pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan
hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Pendidikan orang tua terhadap anak -
anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap
anak-anak, dan yang diterimanya dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati,
pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap
anak-anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula.
Keluarga juga wahana (tempat) untuk mendidik anak untuk pandai,
berpengalaman, berpengetahuan, berperilaku dengan baik. Bilamana kedua
orang tua dalam keluarga, memahami dengan baik kewajiban dan tanggung
jawab sebagai orang tua. Orang tua (ayah dan ibu) tidak hanya sekedar
membangun silaturrahmi dan melakukan berbagai tujuan berkeluarga seperti
tujuan reproduksi, meneruskan keturunan, menjalin kasih sayang dan lain
sebagainya, yang lebih terpenting bagi dari tugas keluarga adalah
menciptakan suasana dalam keluarga proses pendidikan yang berkelanjutan
(continius progress) guna melahirkan generasi penerus (keturunan) yang cerdas
dan berakhlak (berbudi pekerti yang baik), baik dimata orang tua, dan
masyarakat. Pondasi dan dasar-dasar yang kuat adalah awal pendidikan dalam
keluarga merupakan dasar yang kokoh dalam menapaki kehidupan yang
lebih berat dan luas bagi perjalanan anak-anak manusia berikutnya. Maka
2
tepatlah apa yang digambarkan Allah SWT dalam kitab suci Al Qur’an.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan
digunakan oleh orang tua berkaitan dengan pandangan mengenai tugas yang harus
yaitu cara yang digunakan oleh orang tua atau keluarga dalam menjalankan tugas
anak baik dari aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Selain itu peran orang tua
4
merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
serta sebagai kepala keluarga; 2) ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga,
anak, fungsi afeksi, fungsi edukatif, fungsi religius, fungsi protektif, fungsi
rekreatif, fungsi ekonomis, dan fungsi status sosial”. Sedangkan menurut Hadi
(2016:7-9) “fungsi keluarga terdiri dari fungsi biologis, fungsi edukatif, fungsi
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Jika pelaku dari kecelakaan lalu lintas ini merupakan seorang anak dibawah
umur, maka terhadap kerugian yang diderita Korban dapat dimintakan
pertanggungjawabannya terhadap orang tua dari si anak, seperti diatur didalam
Pasal 1367 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW), yaitu: “Orang tua dan
wali bertanggung jawab tentang kerugian, yang disebabkan oleh anak-anak belum
dewasa, yang tinggal pada mereka dan terhadap siapa mereka melakukan
kekuasaan orang tua atau wali”
Dengan kata lain, yang dapat dimintakan pertanggungjawaban atas kerugian
adalah orang tua kandung/wali dari si anak, ataupun orang dewasa yang tinggal
bersama anak tersebut. Adapun bentuk kerugian yang dapat dimintakan
merupakan kerugian Perdata yang disebabkan kecelakaan lalu litas, seperti : biaya
pengobatan, biaya ganti rugi kerusakan sepeda motor, sedangkan kerugian dalam
bentuk pidana hanya bisa dijalani oleh si anak, sesuai dengan prinsip hukum
pidana yaitu Siapa yang melakukan tindak pidana, dia yang harus bertanggung
jawab, atau dengan kata lain suatu pemidanaan tidak bisa dialihkan kepada pihak
lain, namun karena pelakunya adalah anak, maka yang akan digunakan ialah
proses sesuai undang-undang No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Melihat
tindak pidana yang dilakukan oleh anak tersebut tidak cukup hanya
pertanggungjawan ganti kerugian saja yang dibebankan kepada orang tua,
dibutuhkan pertangungjawaban orang tua terhadap tindak pidana yang dilakukan
oleh anaknya, karena pada dasarnya anak sebaiknya tidak boleh dihukum. Melihat
karena kelalaian orang tualah sianak melakukan tindak pidana.
Pasal 45 KUHP, mendefinisikan anak yang belum dewasa apabila belum berumur
16 (enam belas) tahun. Oleh karena itu, apabila ia tersangkut dalam perkara
pidana hakim boleh memerintahkan supaya si tersalah itu dikembalikan kepada
orang tuanya; walinya atau pemeliharanya dengan tidak dikenakan suatu
hukuman. Atau memerintahkannya supaya diserahkan kepada pemerintah dengan
tidak dikenakan sesuatu hukuman. Ketentuan pasal 35, 46 dan 47 KUHP ini sudah
dihapuskan dengan lahirnya Undang-undang No. 3 Tahun 1997.
Jika pengawasan dari orang tua dan keluarga terhadap anak lemah, maka hal ini
dapat menjadi salah satu penyebab anak melakukan tindakan kriminal, sehingga
akan berakibat tingginya angka kriminalitas pada anak.
7
B. TANGGUNG JAWAB TANPA KESALAHAN
a. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
para ahli memberikan berbagai sudut pandang tentang pengertian pendidikan
keluarga. Misalnya Mansur, mendefinisikan pendidikan keluarga adalah proses
pemberian nilai-nilai positif bagi tumbuh kembangnya anak sebagai fondasi
pendidikan selanjutnya. Selain itu, Abdullah juga mendefinisikan pendidikan
keluarga adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua berupa pembiasaan
dan improvisasi untuk membantu perkembangan pribadi anak. Pendapat lain yang
dikemukakan oleh anNahlawi, Hasan Langgulung memberi batasan terhadap
pengertian pendidikan keluarga sebagai usaha yang dilakukan oleh ayah dan ibu
sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk memberikan nilai-nilai, akhlak,
keteladanan dan kefitrahan.
keluarga tidak hanya menyediakan kebutuhan dasar fisik anak, berupa pakaian,
makanan dan minuman, serta tempat tinggal yang layak. Akan tetapi, keluarga
dituntut untuk menyediakan dan memfasilitasi ketersediaan dasar-dasar kebaikan,
berupa perilaku, etika, sopan santun dan pembentukan karakter anak yang santun
dan berakhlak baik sebagai fitrah manusia yang hakiki. pendidikan keluarga
memberikan warisan nilai-nilai yang berkaitan dengan aspek kepribadian anak.
Tugas akhir pendidikan keluarga tercermin dari sikap, perilaku dan kepribadian
personality) anak dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan. Peranan Orang
Tua Dalam Pendidikan Anak Berupa Pendidikan Agama Pada Keluarga
Pendidikan agama adalah penanaman iman kedalam jiwa anak, dan untuk
pelaksanaan hal itu secara maksimal hanya dapat dilaksanakan dalam lingkungan
rumah tangga. Orang tua berperan dalam membimbing dan mengarahkan anak-
anak mereka untuk lebih mendalami makna keimanan. Peranan orang tua dalam
pendidikan agama berupa memberikan tauladan yang baik tentang kekuatan iman
kepada Allah pada keluarga. Peranan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Berupa
Pendidikan Sosial Pada Keluarga Pendidikan sosial adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk mendidik anak agar dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan
bersama. Untuk hidup bersama dengan orang lain dalam masyarakat, anak harus
dapat menyusaikan diri dengan masyarakat di sekitarnya. Dalam hal ini peranan
orang tua sangat diperlukan dalam mendidik anak dalam lingkungan. Dalam
8
memberikan contoh tingkah laku sosial berdasarkan prinsi-prinsip agama berupa
mengajarkan anak bertingkah laku yang sopan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 30 tahun 2017 tentang
Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan.
Keluarga memiliki peran strategis dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan memerlukan sinergi antara
satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.
Sehingga Kementrian perlu perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan.
9
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1982);
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 101);
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 tentang
Komite Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 211
10
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah lembaga yang utama dan pertama bagi proses
awal pendidikan anak-anak untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki seorang anak ke arah pengembangan kepribadian diri
yang positif dan baik.
Perbedaan antara tanggung jawab dengan kesalahan dan tanggung jawab tanpa
kesalahan ialah tanggung jawab dengan kesalahan itu seperti anak yang
melakukan kesalahan dan dihukum atas perbuatannya tetapi jika anak itu
dibawah umur maka orang tuannya lah yang dapat diminta pertanggung
jawaban sedangkan tanggung jawab tanpa kesalahan ialah tanggung jawab
secara mutlak atas anaknya sejak lahir seperti pendidikan anak yang sudah
dijelaskan dimakalah.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil di atas, maka saran untuk Orangtua agar lebih
aktif dalam mencari tahu dan memahami tentang bagaimana mengembangkan
perkembangan anak usia dini secara optimal sehingga anak dapat menjadi
individu dengan kreatifitas yang tinggi dan mempunyai sikap atau perilaku
yang baik.serta jika ingin memberikan alat transportasi seperti kendaraan
setelah umurnya sudah cukup dan memiliki sim.
11
DAFTAR PUSTAKA :
Nadwa | Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8, Nomor 2, Oktober 2014
ISSN 1979-1739 © 2014 Nadwa | IAIN Walisongo
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/nadwa
12