Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

    A.    LATAR BELAKANG
            Selama ini banyak orang mengira balon hanya mengembang karena seseorang yang meniupnya. Namun, balon juga dapat
mengembang dengan adanya campuran cuka dan soda. Asam suka atau asam asetat adalah senyawa organic yang dikenal sebagai
pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Soda kue atau natrium bikarbonat bersifat basa lemah dan digunakan sebagai bahan
memasak dan untuk pengobatan seperti obat gastrointestinal.

    B.     RUMUSAN MASALAH
1.           Mengapa campuran larutan asam cuka dan soda kue dapat membuat balon mengembang sendiri     
        tanpa ditiup??
2.         Adakah pengaruh perbandingan soda kue dan cuka dalam jumlah yang berbeda terhadap    
        mengembangnya balon?

    C.    TUJUAN PENELITIAN
1.          Mengetahui hasil reaksi dari cuka dengan soda kue sehingga menyebabkan balon tertiup sendiri.
2.          Mengetahui pengaruh banyak sedikitnya soda kue dan cuka terhadap pengembangan balon.
  
    D.    HIPOTESIS
Campuran soda kue dan cuka dapat mengakibatkan balon mengembang dengan sendirinya          tanpa ditiup.

    E.     Variabel
1.            Variabel bebas   : soda kue, larutan cuka
2.            Variabel respon  : ukuran mengembangnya balon,
3.            Variabel kontrol : volume air, balon.

BAB II
LANDASAN TEORI

Balon adalah suatu benda yang terbuat dari karet yang dapat ditiup dan akan mengembang karena adanya tekanan gas. Balon
terbagi menjadi dua macam, yaitu balon mainan dan balon udara. Asam cuka atau asam asetat adalah senyawa kimia organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka seringkali ditulis dalam bentuk CH3COOH. Soda kue atau
natrium bikarbonat adalah senyawa yang larutannya dalam air bersifat basa lemah. Soda kue digunakan tidak hanya sebagai bahan
untuk memasak, tapi juga untuk pengobatan sebagai contoh obat gastrointestinal. Senyawa ini juga dibuat dalam tubuh kita. Senyawa
ini membantu menetralkan asam dalam tubuh kita, menetralkan asam lambung. Ada reaksi kimia satu zat atau lebih dapat diubah
menjadi zat baru. Sesuai dengan percobaan ini, asam cuka (CH3COOH) direaksikan dengan soda kue (NaHCO3) dan menghasilkan
gas CO2 berarti telah terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan terbentuknya gas dengan cara perubahan kimia, karena menghasilkan
jenis zat baru. Hal ini dibuktikan melalui pengamatan ketika dicampurkan antara asam cuka dan soda kue terjadinya buih, sehingga
balon yang tadinya kecil menjadi besar, karena disebabkan munculnya gas CO2 dari hasil reaksi tersebut.

BAB III
METODE PERCOBAAN

A.    ALAT :
1.      Botol
2.      Balon
3.      Corong

B.     BAHAN :
1.      Cuka
2.      Soda kue
3.      Air  

C.    LANGKAH KERJA :
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Mengisi air secukupnya hingga 3/4 botol.
3.      Masukkan larutan cuka dengan takaran yang berbeda.
4.      Aduk hingga merata.
5.      Masukkan soda kue ke dalam balon dengan takaran yang berbeda.
6.      Dengan tanpa menjatuhkan soda kue ke botol, pasang balon ke mulut botol dengan cara meregangkan mulut balon dan masukkan ke
dalam mulut botol.
7.      Masukkan soda kue yang di dalam balon ke botol dengan mengangkat dan mengoyang-goyangkan balon sehingga soda kue jatuh ke
dalam botol.
8.      Amati apa yang terjadi.

BAB IV
ANALISIS DATA
  
     A.    DATA PERCOBAAN

No Warna balon Banyak larutan cuka Jumlah takaran soda hasilnya

1 Biru 3 sendok 3 sendok Cepat mengembang

2 Merah 3 sendok 2 sendok Sedang


3 Kuning 2 sendok 3 sendok Agak lama mengembang

    B.     HASIL PENGAMATAN.
Ketika soda kue sudah dituangkan dan menyatu dengan cuka, terjadi gelembung-gelembung yang banyak pada botol sampai naik
ke balon. Gelembung-gelembung gas tersebut adalah gas karbondioksida. Hasil dari reaksi cuka dengan soda kue menghasilkan gas
karbondioksida yang dapat mendorong gas oksigen diatasnya sehingga lama kelamaan balon yang tadinya kecil akan berubah menjadi
lebih besar Dan pada waktu yang bersamaan balon pun mengalami perbesaran secara terus-menerus sampai sudah tidak ada
gelembung lagi.
Reaksi antara cuka dengan soda kue tersebut dapat menyebabkan balon membesar karena reaksi tersebut menghasilkan gas karbon
dioksida (CO2) yang membuat balon terisi udara. Campuran cuka dengan soda kue dapat dirumuskan sebagai berikut :
CH3COOH + NaHCO3 => CH3COONa + CO2 + H2O
Besar kecilnya balon yang mengembang juga bergantung pada besar kecil takaran soda kue dan cuka yang dicampurkan, semakin
besar takaran keduanya maka balon mengembung semakin besar dan atau sebaliknya.

    C.    ANALISIS HASIL PENGAMATAN.


Ternyata dari hasil praktikum reaksi cuka dan soda kue terjadi peristiwa oksidasi karena terjadi pengikatan gas dan menimbulkan
reaksi. Jumlah takaran soda kue dan cuka akan berpengaruh pada mengembangnya balon.

     D.    KESIMPULAN.
Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa dari reaksi antara cuka dengan soda kue tersebut
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang membuat balon menjadi membesar karena terisi udara. Dan cairan tersebut menjadi
dingin karena turunnya suhu udara. Semakin besar jumlah soda kue dan cuka yang di gunakan, semakin cepat balon itu mengembang.
Dan yang paling berpengaruh terhadap mengembang balon adalah larutan cuka. Akan tetapi lebih baik jika jumlah takaran keduanya
sama.
Laju reaksi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Proses perkaratan pada besi merupakan salah satu reaksi dengan laju reaksi lambat.

Pembakaran kayu merupakan salah satu reaksi dengan laju reaksi cepat.

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan waktu .Besaran laju


reaksi dilihat dari ukuran cepat lambatnya suatu reaksi kimia. Laju reaksi mempunyai satuan M/s
(Molar per detik).[1] laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan bahwa banyaknya reaksi kimia yang
berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang
dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia lambat yang dapat
berlangsung selama beberapa tahun, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh
reaksi yang cepat. Pada sebagian besar reaksi, laju reaksi akan semakin berkurang seiring dengan
berlangsungnya reaksi. Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang disebut kinetika kimia.

Daftar isi

 1Definisi formal
 2Faktor yang mempengaruhi laju reaksi
o 2.1Orde reaksi
o 2.2Luas permukaan sentuh
o 2.3Suhu
o 2.4Katalis
o 2.5Molaritas
o 2.6Konsentrasi
 3Persamaan laju reaksi
 4Referensi

Definisi formal[sunting | sunting sumber]


Laju reaksi didefinisikan sebagai proses berubahnya konsentrasi per satuan waktu. Laju reaksi
memiliki konstanta yang sangat bergantung pada suhu reaksi. [2]
Sebuah reaksi kimia dapat ditulis menggunakan rumus:
Dari reaksi kimia tersebut, dapat diketahui a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi, dan A, B, C, dan D
adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Laju reaksi dalam suatu sistem tertutup dinyatakan
menggunakan rumus
dengan [A], [B], [C], dan [D] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut. Melalui rumus tersebut,
diketahui bahwa laju reaksi memiliki satuan mol/L/s.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi[sunting | sunting sumber]


Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Orde reaksi[sunting | sunting sumber]
Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi
komponen tersebut dalam hukum laju. Konsentrasi merupakan salah satu faktor yang dapat
mempercepat laju reaksi.[3]
Luas permukaan sentuh[sunting | sunting sumber]
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting, sehingga menyebabkan laju
reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka
semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu,
maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan
itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Suhu[sunting | sunting sumber]
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang
berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak,
sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar.
Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi
semakin kecil.
Suhu merupakan properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari
panas dan dingin.
Katalis[sunting | sunting sumber]
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi
tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih
cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya
terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih
rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi
yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh
sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana
pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat
menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan
katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk
suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu
proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana
C melambangkan katalisnya:

 Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh
reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi:

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-


Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis
yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amonia menggunakan besi
biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan
produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.
Molaritas[sunting | sunting sumber]
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.
Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat,
maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang
rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.
Konsentrasi[sunting | sunting sumber]
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan maka
dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin
tinggi konsentrasi, maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia, dengan
demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan
reaksi meningkat. Jadi semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.
[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi[sunting | sunting sumber]


Untuk reaksi kimia sebagai berikut:
hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah

dengan:

 V = Laju reaksi
 k = Konstanta laju reaksi
 m = Orde reaksi zat A
 n = Orde reaksi zat B
Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Suarsa, I. W. (2017). Teori Tumbukan Pada Laju Reaksi Kimia (PDF). Denpasar: Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udaya. hlm. 1.
2. ^ Purba, E. dan Khairunisa, A. C. (2012). "Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk
Penyerapan Gas CO2 Menggunakan Mikroalga Tetraselmis Chuii". Rekayasa Proses. 6 (1): 8.
3. ^ Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (2004). Laju Reaksi (PDF). Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan Direktoran Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional. hlm. 11.
Kategori: 
 Kimia fisik

*Judul percobaan =

*Dasar Teori = Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk dalam suatu satuan waktu. Laju reaksi
adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar hasil reaksi dalam satuan
waktu. Salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi zat. Konsentrasi menyatakan pengaruh
kepekatan atau zat yang berperan dalam proses reaksi. Semakin besar konsentrasi, maka laju reaksi akan semakin cepat.

Balon adalah suatu benda yang terbuat dari karet yang dapat ditiup dan akan mengembang karena adanya tekanan gas.
Balon terbagi menjadi dua macam, yaitu balon mainan dan balon udara. Asam cuka atau asam asetat adalah senyawa
kimia organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka seringkali ditulis dalam
bentuk CH3COOH. Soda kue atau natrium bikarbonat adalah senyawa yang larutannya dalam air bersifat basa lemah.
Soda kue digunakan tidak hanya sebagai bahan untuk memasak, tapi juga untuk pengobatan sebagai contoh obat
gastrointestinal. Senyawa ini juga dibuat dalam tubuh kita. Senyawa ini membantu menetralkan asam dalam tubuh kita,
menetralkan asam lambung. Ada reaksi kimia satu zat atau lebih dapat diubah menjadi zat baru. Sesuai dengan
percobaan ini, asam cuka (CH3COOH) direaksikan dengan soda kue (NaHCO3) dan menghasilkan gas CO2 berarti telah
terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan terbentuknya gas dengan cara perubahan kimia, karena menghasilkan jenis zat
baru. Hal ini dibuktikan melalui pengamatan ketika dicampurkan antara asam cuka dan soda kue terjadinya buih,
sehingga balon yang tadinya kecil menjadi besar, karena disebabkan munculnya gas CO2 dari hasil reaksi tersebut.

*Tujuan = Mengetahui hasil reaksi dari cuka dengan soda kue sehingga menyebabkan balon tertiup sendiri. ;
Mengetahui pengaruh banyak sedikitnya soda kue dan cuka terhadap pengembangan balon.

*Alat dan Bahan = Alat (Botol aqua bekas ukuran 300 mL yang bermulut kecil sebanyak 3 buah , Sendok , Balon 3 buah ,
Stopwatch pada HP) ; Bahan (Asam cuka , Baking soda/soda kue)

*Cara Kerja =

1. Siapkan botol dan beri label botol seperti botol 1, 2, 3

2. Tuangkan 50 mL asam cuka ke dalam masing-masing botol

3. Isilah baking soda ke dalam balon 1 sebanyak ½ sendok teh; balon 2 sebanyak 1 sendok teh; balon 3 sebanyak 2
sendok teh. Kemudian sisihkan 3 balon tersebut

4. Rekatkan mulut balon kedalam mulut botol (jangan sampai baking soda di dalam balon masuk ke dalam botol)
sehingga bagian yang berisi baking soda tetap berada di dalam balon

5. Siapkan stopwatch pada HP. Kemudian jatuhkan baking soda sehingga bereaksi dengan asam cuka

6. Catat waktunya dan hentikan waktunya jika balon sudah mengembang sempurna dan baking soda
telah habis bereaksi

7. Catat dan amati perubahan yang terjadi

*Hasil dan Pembahasan =

Botol Perlakuan Waktu Balon Mengembang


1 Baking soda ½ sendok teh + asam cuka 50 mL

2 Baking soda 1 sendok teh + asam cuka 50 mL

3 Baking soda 2 sendok teh + asam cuka 50 mL

*Variabel bebas : Asam cuka, baking soda/soda kue ; Variabel kontrol : Botol, balon, takaran baking soda/soda kue,
takaran asam cuka ; Variabel terikat : Waktu balon mengembang

*Reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut adalah : Reaksi antara cuka dengan soda kue tersebut dapat
menyebabkan balon mengembang, karena reaksi tersebut menghasilkan gas karbon dioksida (CO 2) yang membuat balon
terisi udara. Campuran cuka dengan soda kue dapat dirumuskan sebagai berikut : CH3COOH + NaHCO3 => CH3COONa +
CO2

*Gas yang dihasilkan dari reaksi tersebut sehingga dapat mengembangkan balon adalah gas karbon dioksida (CO2)
*Analisa terkait perbedaan waktu reaksi yang terjadi dalam percobaan tersebut yakni besar kecilnya balon yang
mengembang juga bergantung pada banyak dan sedikitnya takaran asam cuka dan baking soda (konsentrasi zat) yang
dicampurkan. Semakin banyak takaran keduanya maka balon mengembang semakin besar serta semakin cepat waktu
mengembangnya. Dan sebaliknya, semakin sedikit takaran keduanya maka balon mengembang tidak terlalu besar serta
waktunya tidak secepat yang takaran keduanya banyak.

*Kesimpulan = Dari hasil praktikum laju reaksi asam cuka dan baking soda terjadi peristiwa oksidasi karena terjadi
pengikatan gas dan menimbulkan laju reaksi. Jumlah takaran asam cuka dan baking soda (konsentrasi zat) akan
berpengaruh pada mengembangnya balon (laju reaksi). Reaksi antara asam cuka dengan baking soda tersebut
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang membuat balon menjadi membesar karena terisi udara. Dan cairan
tersebut menjadi dingin karena turunnya suhu udara. Semakin besar jumlah asam cuka dan baking soda yang di
gunakan, semakin cepat balon itu mengembang. Dan yang paling berpengaruh terhadap mengembang balon adalah
asam cuka. Akan tetapi lebih baik jika jumlah takaran keduanya sama.

Anda mungkin juga menyukai